Investor Dolar kini mengantisipasi rilis NFP dan indeks manufaktur ISM yang biasanya berdampak tinggi. Sementara itu, Bitcoin dkk masih bullish selepas rilis GDP AS pekan lalu.
Selamat pagi para pencari profit! Memasuki pekan baru di awal bulan Agustus, sorotan pasar forex tertuju pada rilis data ketenagakerjaan AS (NFP) yang biasanya berdampak tinggi. USD/CAD saat ini terlihat masih lesu, sejumlah kripto papan atas melanjutkan penguatan, harga emas rawan terkoreksi, sementara pasar saham AS tampak gemilang di penutupan pasar sebelumnya.
Bagaimana ulasan lengkap di setiap market? Mari kita bedah satu per satu.
Forex
Penurunan Dolar AS pekan lalu memang cukup signifikan, terutama pada pair USD/CAD yang minggu ini cukup menarik untuk disimak. Sementara itu, akankah euforia kenaikan inflasi Zona Euro mampu menopang penguatan EUR/USD hingga pekan ini?
Fundamental
- USD/CAD terdepresiasi 2 minggu berturut-turut menyusul laporan GDP AS yang terjebak di zona negatif.
- Kondisi tersebut bisa menekan Greenback karena akan mendorong The Fed untuk meredam laju kenaikan suku bunga.
- Terlepas dari kekhawatiran tersebut, laporan NFP akhir pekan ini masih berpeluang meyakinkan FOMC untuk menaikkan suku bunga 75 bps pada bulan September.
- Pasalnya, lapangan kerja baru di AS diproyeksi bertambah 250,000.
- Di lain pihak, rebound ketenagakerjaan Kanada bisa mempengaruhi sentimen pergerakan USD/CAD juga.
- Memanfaatkan pelemahan Dolar, Euro tengah menguat dan berhasil melampaui 1.0200 pada akhir pekan lalu.
- Inflasi Zona Euro meningkat lebih tinggi dari ekspektasi dalam basis tahunan, yakni dari 8.6% menjadi 8.9%.
- Kenaikan inflasi tersebut diekspektasikan dapat mendorong ECB untuk menegaskan komitmen kebijakan moneter ketat dalam beberapa waktu ke depan.
Teknikal
- Menurut analis DailyFX, USD/CAD terdampar di Low bulanan baru, tepatnya di sekitar 1.2789.
- Secara teknikal, pair ini telah membentuk serangkaian Lower High dan Lower Low pasca pengumuman kebijakan The Fed yang dinilai kurang hawkish.
- EUR/USD kini menghadapi resistance 1.0304 dan 1.0390.
- Kenny Fisher dari MarketPulse berpendapat bahwa 1.0191 bisa menjadi support terdekat, namun posisinya rentan ditembus.
- Untuk itu, analis tersebut lebih memposisikan 1.0105 sebagai level support berikutnya.
Kripto
Bitcoin mulai bergerak ke zona hijau di tengah ekonomi AS yang sedang mengalami resesi. Hal tersebut dapat dilihat dari candle bulanan BTC. Selain itu, altcoin XRP juga merilis laporan positif yang menjadi sinyal bullish dalam waktu dekat.
Fundamental
- Jajaran cryptocurrency terkemuka melonjak hampir 18% pada bulan Juli setelah mengalami koreksi brutal sebesar 56% pada kuartal kedua.
- Investor telah memperhitungkan potensi terjadinya pertumbuhan negatif pada kondisi resesi ekonomi AS.
- Berdasarakan laporan kuartal kedua, Ripple menyebutkan telah berhasil meningkatkan penjualan XRP sekitar 50%.
- Penjualan tersebut dikaitkan dengan lonjakan permintaan untuk layanan On-Demand Liquidity (ODL).
- Volume permintaan layanan ODL Ripple mencatat pertumbuhan 800% dari tahun ke tahun berkat berbagai kemitraan yang membantu mempercepat permintaan.
Teknikal
- Jelang penutupan candlestick bulanan, pergerakan harga Bitcoin terlihat bagus secara teknikal.
- Analis Financial Insane mencermati jika Bitcoin bertahan di sekitar area Moving Average 50 (MA 50) Monthly.
- Sekitar 3.67 juta alamat telah membeli 2.47 juta BTC di harga rata-rata $20,650.
- Jika candle ditutup di bawah area support $20,650, hal tersebut akan menimbulkan kepanikan investor dan memicu penurunan masif.
- Secara teknikal, XRP perlu bertahan di area support $0.37. Jika XRP gagal bertahan di atas zona ini, ada potensi penurunan hingga ke $0.34.
Emas
Harga emas mulai tertekan setelah mengalami penguatan tiga hari perdagangan beruntun. Minat pasar terhadap aset safe haven ini berkurang menjelang rilis data ketenagakerjaan AS akhir pekan nanti.
Fundamental
- Harga emas di pasar spot sempat menguat hingga level $1768 pada 29 Juli lalu. Saat ini, XAU/USD mengalami penurunan dan diperdagangkan di sekitar $1763.
- Minat pasar terhadap emas berkurang setelah rilis data Core PCE Price Index AS dan pidato Presiden The Fed Minneapolis, Niel Kashkari. Ia menyiratkan jika masih ada peluang kenaikan suku bunga sebesar 0.5%.
- Berita seputar Tiongkok menjadi sorotan utama awal minggu ini, namun perhatian pasar masih lebih tertuju pada perilisan data PMI Manufaktur ISM dan NFP AS.
Teknikal
- Indikator RSI (14) pada chart H4 XAU/USD menunjukkan bahwa harga telah overbought dan membuatnya harus pullback setelah gagal menembus resistance dinamis SMA 200.
- Namun, penembusan garis tren di sekitar $1746 dan adanya garis support mingguan di $1727 membuat seller kesulitan menekan XAU/USD lebih lanjut.
- XAU/USD butuh validasi penembusan SMA 200 hingga mendekati level $1785, untuk bisa menguji Fibonaccai Retracement 61.8% di $1805.
- Secara keseluruhan, tim analis FXStreet memproyeksikan XAU/USD akan mengalami pelemahan. Namun, seller tetap harus berhati-hati sebelum harga berhasil menembus support kuat di $1727.
Saham
Dari pasar saham Amerika Serikat, S&P 500 berhasil mencapai tingkat penguatan tertinggi sejak November 2020. Sementara itu, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) justru menunjukkan pelemahan akibat beberapa sektor saham yang turun cukup drastis seperti kesehatan, barang baku, teknologi, dll.
Saham AS
- S&P 500 melonjak sebesar 4.3%, penguatan bulanan tertinggi sejak November 2020.
- Penguatan ini ikut didukung keputusan trader untuk berinvestasi di saham berisiko setelah The Fed menaikkan suku bunga sebanyak 75 basis poin.
- Sementara itu, pendapatan dari beberapa perusahaan AS menunjukkan hasil beragam.
- Amazon dan Apple menunjukkan hasil yang jauh melebihi ekspektasi, tetapi tidak demikian dengan perusahaan yang lebih kecil.
Saham Indonesia
- IHSG memasuki zona merah di akhir pekan lalu.
- Mengutip Bursa Efek Indonesia (BEI), IHSG terkoreksi sebanyak 0.08% ke level 6951 di level penutupan.
- Turunnya harga IHSG diakibatkan 11 sektor BEI yang turun cukup drastis.
- Sektor kesehatan terpantau turun paling tajam sebanyak 2.66%, kemudian diikuti oleh sektor barang baku yang anjlok 1.18%.
- Selain itu, sektor barang konsumen primer, teknologi, serta transportasi juga menunjukkan kemunduran.
Untuk mendalami ilmu trading di masing-masing pasar, Anda juga bisa belajar di kumpulan artikel Inbizia.