Di tengah penantian pengumuman suku bunga The Fed, buyer Euro masih ragu mendorong kenaikan harga. Sementara itu, teknikal Bitcoin sudah mengindikasikan bullish meski latar fundamentalnya meragukan.
Selamat pagi, para pencari profit! Kenaikan suku bunga The Fed sebesar 75 bps sudah hampir pasti terjadi, tetapi bukan berarti pasar tak harap-harap cemas mengantisipasi pengumuman tersebut. Kenaikan EUR/USD tertahan, dua kripto terpopuler (ETH dan BTC) masih dalam mode tunggu, emas terkonsolidasi, dan saham-saham menunjukkan sentimen beragam. Yuk simak ulasannya satu per satu.
Forex
Setelah minggu lalu Dolar AS reli melawan Yen Jepang, hari ini USD/JPY tampak naik tipis. Di sisi lain, EUR/USD masih terus berada di kondisi sideways. Simak rekap pasar USD/JPY dan EUR/USD berikut ini:
Fundamental
- Mengawali minggu ini, EUR/USD tampak flat di sekitar 1.0200-an setelah mendapat sedikit dorongan dari pengumuman hawkish Bank Sentral Eropa.
- Presiden Christine Lagarde mengatakan bahwa ECB siap untuk menaikkan suku bunga selama diperlukan untuk mengendalikan inflasi.
- Pembuata kebijakan ECB lainnya, Martins Kazaks, juga mensinyalkan jika bank sentral kemungkinan "belum selesai" dengan kenaikan suku bunga besar, sehingga masih membuka peluang untuk rate hike 50 bps lagi.
- USD/JPY memperbarui Low intraday di level 136.30 selama jam pertama pembukaan sesi Tokyo pada hari ini.
- BoJ sepakat tentang perlunya mempertahankan suku bunga super rendah untuk mendukung ekonomi yang rapuh dan memastikan kenaikan inflasi serta upah.
- Bank sentral Jepang juga menyoroti kenaikan harga komoditas yang berkontribusi menekan kondisi perekonomian saat ini.
Teknikal
- EUR/USD terus bergerak sideways karena pasar sedang berada di tengah 2 target penting: level terendah 2017 dan angka psikologis 1.0000.
- Semakin lama pasar berada di kondisi sideways pada level harga ini, kemungkinan terjadinya breakout ke atas maupun ke bawah menjadi 50:50.
- USD/JPY menghentikan serangkaian Lower Highs dan Lows di minggu lalu setelah bertahan di atas level terendah bulanan (134.70)
- Nilai tukar USD/JPY dapat terus menunjukkan trend bullish karena SMA 50 (133.68) mensinyalkan pergerakan positif.
- Menurut David Song dari Dailyfx, kurangnya momentum untuk menembus support 135.30 dapat mendorong USD/JPY kembali ke atas level 137.40 hingga 137.80.
Kripto
Bitcoin dan Ethereum mengalami pergerakan ekstrem karena menunggu pengumuman FOMC. Sebagai dampaknya, ETH dan BTC dalam keadaan wait and see.
Fundamental
- Market kripto sedang menantikan hasil rapat FOMC berikutnya.
- The Fed diperkirakan akan menerapkan kenaikan suku bunga 75 basis poin dalam upaya mengekang inflasi AS yang mencapai 9.1% di bulan lalu.
- Kenaikan suku bunga cenderung berdampak negatif karena kebanyakan investor kripto akan menjual kepemilikan aset mereka untuk mengambil keuntungan.
- Harga Ethereum kembali volatile karena dipengaruhi 2 faktor fundamental yang saling berlawanan, yaitu: transisi Ethereum ke Proof-of-Stake dan kondisi ekonomi global yang masih suram.
- Euforia seputar potensi perpindahan Ethereum ke Proof-of-Stake pada bulan September membuat harganya melonjak 45%.
- Sebaliknya, hambatan ekonomi makro dari sikap hawkish The Fed menjadi penghambat reli Ethereum untuk naik lebih jauh.
- Bitcoin juga mengalami hambatan yang sama seperti: kenaikan suku bunga AS, inflasi, serta runtuhnya beberapa perusahaan pemegang kripto tinggi seperti Three Arrows Capital, Terra, dll.
Teknikal
- Analisa PostyXBT melihat ada potensi pada jangka pendek dengan munculnya pola retracement terbalik dan swing harga di dalam Ascending Channel Pattern. Hal tersebut mengindikasikan bahwa ETH bisa berpotensi menyentuh $1,700 di akhir bulan Juli bila polanya terkonfirmasi.
- Namun, Indikator RSI menunjukkan perbedaan yang mencolok yaitu munculnya bearish divergence. Jika ETH kembali ditutup di bawah area support EMA 50 H4 di harga $1500 dan garis Fibonacci sekitar $1475, maka ada potensi penurunan kembali.
- Berdasarkan Indikator RSI mingguan, BTC berada di area "oversold" setelah turun di bawah garis 30 pada 13 Juni. Ini adalah pertama kalinya BTC tergelincir ke wilayah oversold sejak Desember 2018. Namun, harga Bitcoin sejatinya telah rebound sejak 18 Juni.
Emas
Kekhawatiran resesi global masih mendominasi sentimen investor di pasar. Namun, potensi kenaikan suku bunga acuan yang akan dirilis The Fed minggu ini cenderung membatasi pergerakan harga emas.
Fundamental
- Harga emas di pasar spot turun dari level tertinggi awal minggu ini, yaitu $1736.23 per troy ons menjadi di sekitar $1718 saat penutupan pasar.
- Volatilitas emas menjadi terbatas dengan sentimen pasar yang berubah-ubah dan ekspektasi kenaikan suku bunga acuan USD.
- Sentimen pasar masih memburuk dan didominasi oleh kekhawatiran resesi global.
- Indeks USD berusaha mempertahankan penguatan, namun belum mampu kembali ke level tertinggi sebelumnya.
Teknikal
- Pada chart daily, XAU/USD masih terbilang bearish dengan resistance dinamis (SMA 20) di sekitar $1745.
- Indikator RSI telah menunjukkan penurunan mendekati oversold.
- Pada chart H4, XAU/USD masih di bawah SMA 100, namun tampak mulai bergerak di atas SMA 20.
- Indikator Momentum H4 tengah menuju kenaikan di atas garis tengahnya, sementara untuk sinyal RSI berpotensi menembus ke bawah level 50.
- Analis FXStreet, Valeria Bednarik, memperkirakan jika breakout di bawah harga $1697.50 akan kembali memperkuat sentimen penurunan emas.
- Level-level support ada di 1710.10, 1697.50, dan 1689.90
- Level-level resistance diperkirakan ada di 1727.20, 1736.70, dan 1745.33
Saham
Secara garis besar, pasar saham AS menunjukkan sentimen beragam karena antisipasi jelang FOMC bulan Juli. Di sisi lain, Indeks Harga Saham Gabungan mulai memasuki jalur merah. Akan tetapi, analis meyakini bahwa prospek kinerja saham Indonesia masih cukup baik berkat dukungan beberapa faktor.
Saham AS
- S&P 500 menguat sebesar 0.13% ke 3966 berkat penguatan solid harga minyak dan gas alam.
- Sementara itu, NASDAQ 100 tergelincir turun sebanyak 0.55% ke 12,328 akibat reli yield obligasi AS.
- Jatuhnya saham beberapa perusahaan IT seperti Nvidia, Meta Platforms, dan Adobe turut menjadi penyebab kemerosotan NASDAQ 100.
Saham Indonesia
- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 0.41% ke level 6858.41.
- Menurut Analis Phillip Sekuritas, Helen, pasar saat ini tengah menantikan rilis kinerja keuangan kuartal kedua.
- Helen juga meyakini bahwa Bursa Indonesia masih layak untuk diperhatikan karena didukung oleh beberapa faktor.
- Beberapa diantaranya adalah data ekonomi yang masih positif berkat tingginya harga komoditas, pertumbuhan kinerja emiten, dan pulihnya aktivitas ekonomi.
Untuk mendalami ilmu trading di masing-masing pasar, Anda juga bisa belajar di kumpulan artikel Inbizia.