Kisruh di China yang memicu sentimen risk-off di awal pekan kini mulai reda. Outlook suku bunga AS kembali menjadi headline menjelang pidato Powell dini hari esok.
Selamat pagi, para pencari profit! Pasar mulai stabil setelah sempat dikejutkan oleh aksi rusuh yang menentang kebijakan Zero COVID di China. Dalam waktu dekat, pidato Jerome Powell akan menjadi perhatian utama karena sentimen pasar kembali dipengaruhi oleh prospek kenaikan suku bunga The Fed.
Bagaimana ulasan lengkap di setiap market? Mari kita bedah satu per satu.
Forex
Merespon rilis data inflasi Australia, AUD/JPY tampak melemah tipis di sekitar 92.75. Selanjutnya, fokus trader akan tertuju pada pidato Powell dan rilis data ekonomi China.
Fundamental
- Indeks Harga Konsumen (CPI) Australia turun dari 7.3% menjadi 6.9% secara YoY. Angka tersebut lebih rendah dibanding perkiraan 7.4%.
- Penampilan publik pertama Ketua The Fed Jerome Powell sejak pertemuan FOMC bulan November akan menjadi sorotan pasar dini hari esok.
- Pasalnya, pasar sedang mencari kejelasan terkait laju rate hike setelah hasil notulen FOMC yang bernada dovish.
- Ke depan, data ekonomi China untuk bulan November akan menjadi fokus trader AUD/JPY. Indikasi perlambatan akan menjadi katalis yang menekan pergerakan Dolar Australia terhadap Yen Jepang.
Teknikal
- Berdasarkan pengamatan analis FXStreet Anil Pachal, AUD/JPY tampak bergerak di sekitar DMA 200 dalam konsolidasinya saat ini.
- Sejak diperdagangkan di bawah garis support 13 Oktober dan DMA 50 di sekitar level 93.70, AUD/JPY terindikasi bearish dengan konfirmasi sinyal MACD.
- Area terendah baru di sekitar 92.15 dan 92.00 dapat menjadi batas penurunan terdekat AUD/JPY. Apabila harga ternyata melemah lebih jauh, analis menargetkan support berikutnya di 90.84 (area terendah bulanan sebelumnya).
- Apabila AUD/JPY justru bergerak naik hingga menembus 93.70, harga berkesempatan mendapat momentum bullish yang cukup kuat.
Kripto
Bitcoin mengalami outflow masif dari berbagai exchange. Namun secara teknikal, kripto ini mampu bergerak ke zona hijau dan berupaya menguji level $17,000.
Fundamental
- Indeks Fear & Greed Bitcoin melonjak 3 poin ke angka 29/100, sehingga sentimen BTC saat ini berada di zona "fear".
- Total market cap kripto global menyentuh $855 miliar, naik 3.91% dari sesi perdagangan sebelumnya.
- Data dari exchange Bitfinex menunjukkan bahwa para Hodler Bitcoin telah menarik keluar aset mereka secara masal.
- Runtuhnya FTX memicu arus keluar BTC secara masif dari exchange karena para investor khawatir kejadian serupa akan menimpa exchange lainnya.
Teknikal
- Bitcoin saat ini bergerak di area $16,900, mengalami kenaikan sebesar 3.96% secara harian.
- Menurut analis NewsBTC, Aayush Jindal, Indikator RSI menunjukkan pergerakan naik di angka 41 yang menjadi sinyal bullish.
- Area support utama Bitcoin kini berada di kisaran $16,000 hingga $16,130. Sementara itu, area resistance berada di kisaran $17,000.
- Penembusan di salah satu area penting tersebut akan memicu pergerakan besar di market BTC.
Emas
Harga emas naik menanggapi kemungkinan pelonggaran kebijakan COVID oleh pemerintah China. Namun, kenaikan tersebut masih terbatas karena dibayangi oleh prospek kenaikan suku bunga AS pada bulan Desember mendatang.
Fundamental
- Logam emas mendapat sedikit angin segar dari China. Setelah aksi demo menentang kebijakan Zero COVID, pemerintah setempat dikabarkan sedang menyusun rencana untuk menghindari kebijakan lockdown total.
- Meski demikian, kenaikan emas dibatasi oleh outlook kenaikan suku bunga The Fed selanjutnya.
- Pasar saat ini menunggu pidato Ketua The Fed, Jerome Powell, untuk mencari petunjuk terbaru mengenai kenaikan suku bunga bank sentral AS.
Teknikal
- Grafik harian menunjukkan bahwa XAU/USD sedang mencoba untuk membuat penembusan tegas ke atas $1786.
- Namun sebelum itu, XAU/USD perlu mengamankan area resistance terdekat di $1761-$1764 dengan konfirmasi yang valid.
- XAU/USD berisiko bearish jika harga menguji atau bahkan menembus support penting $1720.
- Penembusan pada support tersebut bisa membuat XAU/USD berisiko turun ke $1700.
Saham
S&P 500 dan NASDAQ 100 sama-sama melemah pada hari Selasa kemarin. Sebaliknya, Dow Jones justru berhasil menguat tipis. IHSG diprediksi dapat menguat hari ini, ditopang oleh perbaikan sentimen dari China.
Saham AS
- S&P 500 dilaporkan merosot 0.16% ke 3957 pada akhir sesi perdagangan Selasa kemarin.
- Dengan penurunan masing-masing sebesar 2.1% dan 1%, saham Apple dan Amazon menjadi dua emiten yang mencatatkan pelemahan paling dominan.
- NASDAQ 100 juga anjlok 0.59% ke 10,983.
- Akan tetapi, Dow Jones Industrial Average menguat tipis 0.01% ke 33,852.
- Setelah ini, pasar akan fokus menantikan pidato Powell terkait pasar tenaga kerja dan ekonomi AS di Brookings Institution.
Saham Indonesia
- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah tipis 0.08% ke 7012 pada sesi perdagangan hari Selasa.
- Setelah mencatatkan pelemahan selama 3 hari berturut-turut, analis Phintraco Sekuritas, Valdy Kurniawan, memprediksi jika IHSG berpotensi rebound hari ini.
- Pivot 7050 akan menjadi target IHSG jika mampu bertahan di atas 7000.
- Apabila masih bearish, IHSG dapat berbalik melemah ke kisaran 6960-6980.
- Salah satu sentimen pendorong hari ini adalah upaya pemerintah China untuk mempercepat vaksinasi COVID-19 bagi para lansia.
- Sejumlah saham yang dapat diperhatikan hari ini adalah ANTM, HRUM, BUMI, AKRA, MDKA, INCO, MEDC, dan INKP.
Untuk mendalami ilmu trading di masing-masing pasar, Anda juga bisa belajar di kumpulan artikel Inbizia.