Strategi trading forex dengan Hedging sering dielu-elukan banyak orang ternyata memiliki risiko besar. Apa risiko Hedging? Mengapa banyak broker melarang strategi ini?
Bagi seorang trader, sudah tentu Anda sudah sering mengenal istilah maupun menggunakan Hedging. Banyak trader-trader yang sering menggunakan Hedging sebagai trik untuk mengamankan loss maupun profitnya. Namun, tahukah Anda bahwa trading forex dengan Hedging dilarang di beberapa broker forex? Apa sih sebenarnya trading forex dengan Hedging itu? Simak pembahasan lengkapnya pada artikel berikut ini.
Strategi Trading Forex Dengan Hedging
Trading forex dengan Hedging sejatinya ada sebagai salah satu alat untuk melindungi risiko dalam pasar finansial. Trading forex dengan Hedging biasanya juga dikenal dengan Locking, dan digunakan saat suatu posisi mengalami kerugian yang tidak diduga.
Untuk menutup kerugian yang tidak diinginkan tersebut, trader akan membuka posisi sebaliknya.
Contohnya, Budi sedang menderita kerugian sebesar 20 pips saat sedang Sell EUR/USD. Untuk mencegah kerugian lebih dalam, Budi membuka posisi Buy dalam EUR/USD. Setelah memasang posisi Buy ini, kemanapun harga akan bergerak maka kerugian yang diderita Budi saat ini tidak akan bertambah. Sehingga saat harga nanti akan benar-benar turun, Budi dapat menutup posisi Buy-nya dan mendapatkan profit dari Order Sell-nya.
Mengapa Broker Melarang Strategi Trading Forex Dengan Hedging?
Hedging kedengaran mudah dan menarik bukan? Namun kenyataannya tidak seindah yang Anda bayangkan. Kebanyakan, saat trader sudah masuk dan memiliki posisi terkunci dalam suatu instrumen, hasil akhir profit hanya menjadi suatu mimpi baginya. Banyak yang ragu-ragu bahkan takut, kalau-kalau posisi tidak berakhir menguntungkan. Dalam kenyataannya, hal inilah yang memang terjadi.
Hal inilah yang menjadi dasar keputusan dari National Futures Association (NFA) dalam peraturan nomor 2-43(b) perihal Offsetting Transactions. Secara harfiah, Offsetting Transaction berarti adanya 2 buah transaksi yang saling menutupi efeknya satu sama lain. Salah seorang pakar menjelaskan bahwa alasan utama NFA melarang jenis transaksi ini terbagi menjadi 2, yaitu:
- Trading forex dengan Hedging dapat menghilangkan segala jenis kemungkinan transaksi akan berakhir dengan keuntungan.
- Trading forex dengan Hedging akan meningkatkan biaya yang ditanggung pengguna dalam beberapa cara.
Keuntungan Tidak Terjamin Dengan Strategi Hedging
Jika diteliti lebih dalam, pernyataan NFA tentang segala jenis strategi Hedging yang bisa menghilangkan kemungkinan transaksi berakhir dengan keuntungan sebenarnya tidak benar. Strategi trading forex dengan Hedging juga sering digunakan oleh trader-trader professional jika sedang ragu dalam pengambilan keputusannya. Bagaimanapun juga, mereka disebut sebagai Hedge Fund Manager tentu karena suatu alasan.
Kemungkinan besar, NFA melarang Hedging untuk trader-trader pemula yang sering terbujuk ucapan manis para marketing broker, atau perusahaan investasi yang berjanji akan memberikan keuntungan dengan strategi trading forex dengan Hedging. Nyatanya, kebanyakan investor maupun trader ini akhirnya merugi dari posisi Hedging dalam trading tersebut.
Investor ataupun Hedge Fund Manager secara umum menggunakan trading forex dengan Hedging saat terjadi perubahan arah pada market secara tiba-tiba, yang diakibatkan oleh faktor lain di luar kuasanya.
Contoh paling dekat yang bisa diberikan adalah saat Anda sedang trading dengan pasangan mata uang mayor. Malamnya ternyata terdapat rilis High News NFP yang akhirnya membawa posisi Anda menjadi merugi. Para Hedge Fund akan dengan cepat menganalisa kembali perubahan sentimen pasar yang disebabkan News ini. Jika memang bias pasar telah berubah, maka para Hedge Fund akan melakukan trading forex dengan Hedging di daerah-daerah yang menjadi titik-titik Reversal market. Hebatnya, kedua posisi yang berlawanan tersebut biasanya berakhir dengan profit.
Lalu bagaimana dengan pemula yang menerapkan trading forex dengan Hedging? Pemula melakukannya berbeda dengan para professional. Kebanyakan pemula tidak akan langsung berpikiran untuk Hedging saat harga pada pasangan mata uang tertentu berlawanan dengan posisinya. Seringnya, para trader pemula ini justru melakukan Averaging Minus atau diam saja dan berharap suatu saat harga akan berbalik menuju posisi mereka.
Pasalnya, angan-angan tersebut justru berbalik menyerang mereka. Kerugian kecil yang awalnya terjadi kemudian membengkak dan telah memakan lebih dari setengah ekuitasnya. Hal ini akan membuat kebanyakan trader pemula panik. Tanpa analisa dan perhitungan lebih lanjut, kebanyakan trader pemula tersebut melakukan trading forex dengan Hedging pada kerugian yang sedang dialami.
Hal yang terjadi selanjutnya bisa bermacam-macam. Ada beberapa trader yang akhirnya terjebak dalam Hedging tanpa henti, ada yang bahkan terkunci dalam waktu berbulan-bulan tanpa bisa melepas trading forex dengan Hedgingnya, ada pula yang akhirnya mengalami Margin Call dan Stop Out. Margin Call dan Stop Out ini biasanya dialami oleh trader-trader pemula yang salah dalam hal timing. Selain itu, hal ini juga dapat terjadi karena memang trader-trader tersebut sudah salah dalam menempatkan posisi trading forex dengan Hedgingnya.
Harga Yang Ditanggung Jadi Lebih Besar
Selain karena sulitnya menerapkan strategi trading forex dengan Hedging oleh pemula, NFA juga menyampaikan kekurangan strategi ini dalam hal biaya. Dengan menggunakan strategi ini, biaya yang ditanggung oleh seorang trader akan jadi berkali-kali lipat lebih banyak.
Salah satu biaya yang Anda harus bayarkan lebih adalah Spread, yang merupakan selisih antara harga jual (Bid) dan nilai beli (Ask). Spread ini biasanya digunakan sebagai sumber pendapatan broker-broker pasar finansial. Untuk lebih jelasnya, simak gambar di bawah ini baik-baik.
Jika Anda membuka dua posisi trading, masing-masing posisi akan terkena perbedaan harga jual dan beli tersebut. Apabila Anda membuka posisi ini untuk Averaging Plus/Minus, maka tentu hasilnya akan berbeda. Kedua posisi masih memiliki kemungkinan untuk mendapatkan keuntungan besar, guna menutupi biaya yang Anda keluarkan itu. Namun bayangkan jika Anda menggunakannya untuk strategi dengan risiko tinggi seperti trading forex dengan Hedging? Hal ini tentu saja sangat merugikan, mengingat keuntungan sendiri belum tentu dapat diraih.
Biaya lain yang tentu saja akan berlipat ganda adalah komisi. Utamanya hal ini berlaku untuk trader-trader yang menggunakan broker ECN sebagai tempat bernaungnya. Mari berhitung:
Standar broker ECN dalam menerapkan komisi adalah sekitar 4 USD / lot. Jika Anda membuka 2 posisi sebesar 5 lot pada pair yang sama, maka saldo Anda sudah akan terkena biaya potongan 40 USD. Padahal belum tentu Anda akan meraih profit sebesar itu nantinya. Terlebih lagi Anda menggunakannya untuk mengunci kerugian yang sedang dialami dengan trading forex dengan Hedging Anda.
Biaya terakhir yang akan meningkat dalam trading Anda adalah Swap. Bayangkan saja jika posisi Anda yang terkunci Hedging selama berhari-hari, dikenai biaya Swap yang terus membengkak dari waktu ke waktu. Menyeramkan bukan?
Biaya inap ini tentu saja tidak akan dikenai untuk akun-akun syariah yang menerapkan fitur Swap Free. Di sisi lain, biaya swap ini biasanya dimanfaatkan beberapa trader untuk Carry Trade. Namun mari kesampingkan hal itu mengingat sangat jarang broker yang memperbolehkan Hedging, mau menerapkan suku bunga sesuai dengan ketetapan dari Bank Sentral.
Membatasi Risiko Dengan Strategi Lain
Hal inilah yang menjadi alasan utama dari dilarangnya penggunaan strategi trading forex dengan Hedging oleh NFA. NFA ingin melindungi trader-tradernya dari kejamnya lingkungan di market. Hingga saat ini, broker yang berada di bawah naungan NFA tidak diperbolehkan menambahkan fitur trading forex dengan Hedging pada nasabahnya. Hal ini diterapkan dengan mengaplikasikan basis First In, First Out (FIFO) pada semua platform trading di bawah pengawasan NFA.
Tegasnya keputusan dan kondisi dari badan pengawas keuangan AS ini bahkan sampai membuat banyak penduduk AS mencari broker yang memperbolehkan Hedging dalam tradingnya. Sayangnya, beberapa broker di luar AS bahkan tidak ingin menerima penduduk Amerika sebagai nasabahnya.
Bagaimana dengan kondisi trader Indonesia sendiri? Dari pengamatan dan pantuan tim kami, masih banyak trader Indonesia yang sering terjebak posisi Locking karena kerugian yang diderita. Kebanyakan trader tersebut hanya mengikuti saran dari Fund Manager besutan broker agar lebih banyak untung yang dapat diterima dari Spread maupun komisi. Parahnya, mereka bahkan tidak sadar sedang melakukan trading forex dengan Hedging. Setelah loss, mereka hanya bisa menyalahkan broker yang memperbolehkan trading forex dengan Hedging tersebut.
Namun seperti yang telah kami jelaskan sebelumnya, tidak semua pengguna strategi trading forex dengan Hedging mengalami kerugian. Faktanya, banyak pula trader yang memperoleh keuntungan berlipat dengan strategi ini. Namun bagaimana jika Anda ingin mencoba strategi ini danAnda tidak menggunakan broker yang memperbolehkan trading forex dengan Hedging? Berikut beberapa strategi yang fungsinya sama dengan trading forex dengan Hedging, tapi dilakukan dengan cara yang berbeda.
Membuka 2 Posisi Berlawanan Di Pasangan Mata Uang Berbeda
Cara ini sering digunakan oleh penduduk AS mengingat tidak ada broker yang memperbolehkan Hedging di negara mereka. Anda tidak harus membuka 2 posisi yang berlawanan pada satu pasangan mata uang untuk melakukan trading forex dengan Hedging. Anda dapat membuka 2 posisi berbeda pada 2 pasangan mata uang yang berbeda.
Pernah mendengar korelasi antar pasangan mata uang? EUR/USD dan USD/CHF saudara kembar? Hal inilah yang Anda dapat manfaatkan sebagai pengganti posisi Hedging dalam trading. Perhatikan betapa terkaitnya pergerakan harga EUR/USD dan USD/CHF di bawah ini.
Anda sedang terjebak posisi Buy pada pasangan EUR/USD dan mengalami floating minus. Untuk mengantisipasi membengkaknya kerugian, Anda cukup membuka posisi Buy pada pasangan mata uang USD/CHF. Secara otomatis, dengan pergerakannya yang berlawanan, keuntungan yang satu akan menutup kerugian yang lain.
Membuka 2 Akun Berbeda
Tentu saja masih ada risiko lain jika membuka pada 2 pasangan yang berbeda. Dalam satu waktu, pasangan EUR/USD dan USD/CHF yang sering disebut saudara kembar pun akan bergerak berbeda dari biasanya. Jika keadaan ini terjadi, bukan tidak mungkin kedua posisi Anda akan mengalami kerugian. Lalu bagaimana strategi lainnya?
Strategi lain yang sering digunakan adalah membuka 2 akun trading berbeda. Kedua akun ini bisa berasal dari satu broker yang sama atau bahkan berbeda. Dengan membuka dua akun yang berbeda ini, Anda dapat membuka 2 posisi yang berbeda dari 1 pair di masing-masing akun. Sehingga kerugian yang Anda derita pun dapat tercover. Hanya saja yang perlu Anda ingat, sangat sulit untuk menjaga atau me-manage 2 akun secara bersamaan. Volatilitas forex yang besar juga dapat menyebabkan terjadinya kerugian-kerugian pada waktu tertentu.
Penutup
Sudah mengertikah Anda sekarang betapa berbahayanya strategi trading forex dengan Hedging untuk pemula? Namun, jangan khawatir. Strategi trading forex dengan Hedging juga bisa membawa akun Anda meraup keuntungan berlipat jika diterapkan dengan benar. Anda hanya perlu belajar dan terus belajar. Jika dirasa sudah mampu, banyak sekali pilihan broker yang memperbolehkan Hedging.
Punya Pertanyaan Seputar Broker?