Ada banyak istilah yang wajib dipahami oleh investor di dunia kripto, salah satunya adalah Gas Fee. Mengapa Gas Fee dianggap penting?
Banyaknya inovasi di dunia kripto mendorong banyak orang mulai mempelajari seluk beluknya. Salah satu yang sedang hype belakangan ini adalah Non-Fungiable Token atau NFT yang bisa diperjualbelikan dengan mata uang kripto. Singkatnya, NFT merupakan aset digital berbasis teknologi blockchain yang bisa berupa karya seni, klip video, musik, desain grafis, item game, dan lain-lain.
Lazimnya, karya-karya NFT tersebut diperjualbelikan di marketplace NFT. salah satu Marketplace NFT yang paling terkenal adalah OpenSea yang dibangun di atas jaringan Ethereum. Bisa dikatakan bahwa Ethereum memang paling mendominasi di sektor ini. Meski demikian, Etehereum juga memiliki kekurangan yang sangat menonjol, yaitu Gas Fee yang mahal.
Nah, pada kesempatan kali ini, penulis akan mebahas seluk-beluk Gas Fee dalam transaksi kripto beserta kegunaannya, hingga cara untuk menghitungnya.
Apa Itu Gas Fee?
Gas Fee (biaya Gas) adalah biaya yang harus dibayar oleh pengguna untuk memproses sebuah transaksi di jaringan blockchain Ethereum. Dengan kata lain, Gas Fee bisa diibaratkan sebagai "biaya admin" pada transaksi menggunakan layanan perbankan.
Pada dasarnya, Gas Fee merupakan biaya kompensasi energi komputasi yang diperlukan untuk memvalidasi transaksi di dalam blockchain. Adapun besaran biaya yang harus dibayar ditentukan oleh jumlah permintaan di pasaran.
Dalam kasus perdagangan aset NFT, jumlah Gas Fee juga ditentukan oleh seberapa cepat seseorang ingin minting karya NFT-nya. Semakin cepat proses minting, maka akan semakin tinggi biaya yang harus dikeluarkan. Minting NFT di sini adalah sebuah proses tokenisasi atau mengupload hasil karya ke jaringan blockchain.
Baca Juga: Cara Minting NFT di Berbagai Platform
Mengapa Gas Fee Sangat Diperlukan?
Gas Fee memegang peranan penting dalam keberlangsungan sebuah transaksi blockchain. Dengan adanya Gas Fee, jaringan akan lebih teramankan dari spam ataupun indikasi kecurangan dari pihak yang tidak bertanggung jawab.
Dalam fungsi lain, Gas Fee digunakan untuk mengalokasikan sumber daya dari mesin virtual Ethereum (EVM). Sehingga, aplikasi terdesentralisasi (Decentralized Apps) yang berjalan di atas blockchain Ethereum seperti Smart Contract dapat berjalan secara mandiri dan aman.
Selain itu, Gas Fee juga sangat diperlukan untuk membayar para miner (validator) sebagai insentif karena telah membantu memvalidasi transaksi di blockchain Ethereum. Dengan kata lain, semakin banyak Gas yang dihasilkan oleh para miner, maka semakin aman dan cepat pula kinerja jaringannya.
Bagaimana Cara Kerja Gas Fee pada Blockchain Etehereum?
Dalam blockchain Ethereum, Gas Fee biasanya dihitung dalam satuan Gwei. Gwei sendiri merupakan fraksi kecil dari koin Ether (ETH), sebuah aset kripto resmi yang digunakan di atas jaringan Ethereum.
Tarif Gas Fee sendiri ditentukan oleh penawaran dan permintaan antara penambang dengan pengguna jaringan Ethereum melalui proses lelang. Sehingga, jika tarif Gas Fee yang diajukan cukup rendah, maka miner bisa mengabaikan transaksi tersebut. Begitu pun sebaliknya.
Baca Juga: 5 Negara Penambang Kripto Terbesar di Dunia
Cara Menghitung Gas Fee
Perlu diketahui bahwa besaran Gas Fee pada setiap transaksi ditentukan oleh beberapa faktor yang mendasarinya, mulai dari harga aset kripto terkait, kompleksitas atau tingkat kerumitan transaksi, hingga jumlah orang yang sedang bertransaksi pada jaringan tersebut.
Bila dikonversikan, 1 GWEI bernilai sepersejuta Ether atau 0,000000001 ETH. Sedangkan jumlah minimum Gas yang diperlukan untuk memproses sebuah transaksi adalah 21,000. Jika jumlahnya di bawah itu, biasanya akan mengakibatkan kegagalan transaksi. Sementara harga Gas berkisar antara 200-300 GWEI.
Cara menghitung besaran Gas Fee yang dibebankan adalah dengan rumus jumlah Gas Limit x harga Gas yang dicatat dalam GWEI.
Contoh:
Misalnya, pengguna ingin mentransfer dana ke alamat lain sebesar 1 ETH dengan Gas Limit sebesar 21,000. Apabila 200 GWEI, maka total biaya Gas Fee-nya adalah sebagai berikut.
Gas Fee = Gas Limit x Harga Gas dalam GWEI
Sehingga perhitungan detailnya adalah 21,000 x 200 = 4,200,000 GWEI atau setara 0.0042 ETH.
Baca juga: 5 Proyek Berbasis Ethereum Terpopuler
Namun setelah adanya Hard Fork London Upgrade, terdapat sedikit perubahan untuk menghitung Gas Fee. Pengguna sekarang dapat menambahkan Tip yang merupakan biaya tambahan agar transaksi selesai lebih cepat. Biaya ini lebih dikenal sebagai tip karena memberikan insentif tambahan bagi miner Ethereum untuk memvalidasi transaksi lebih dulu.
Penggunaannya dalam rumus adalah sebagai berikut:
Gas Fee = Gas Limit x (Harga Gas dalam GWEI + Jumlah Tip)
Jika menggunakan contoh sebelumnya dengan jumlah Tip 10, maka perhitugannya menjadi seperti ini:
21.000 x (200 + 10) = 4,410,000 GWEI atau setara dengan 0,00421 ETH
Mengapa Gas Fee Ethereum Sangat Mahal?
Jaringan Ethereum dikenal dengan biaya transaksi atau Gas Fee yang tinggi. Perlu diketahui, biaya Gas tinggi disebabkan karena Ethereum adalah koin termahal ke-2 setelah Bitcoin, sehingga hal ini mengkibatkan konversi GWEI juga semakin mahal. Selain itu, Ethereum merupakan blockchain terpadat nomor dua setelah Bitcoin.
Karena banyaknya pergerakan yang memenuhi blok-blok dalam jaringan Ethereum, maka jaringan akan semakin padat dan membuat biaya transaksi melonjak ketika ada kenaikan permintaan transaksi.
Misalnya, dalam suatu waktu terjadi sebuah transaksi secara bersamaan dalam jaringan blockchain Ethereum. Sumber daya yang diperlukan untuk memproses dan memvalidasi transaksi-transaksi tersebut juga semakin besar dan tentunya akan membuat harga Gas kian mahal. Namun sebaliknya, transaksi relatif minim, harga Gas cenderung lebih murah.
Apakah pengguna dapat menekan Gas Fee saat jaringan sedang padat? Bisa, tetapi hal itu biasanya akan berimbas pada kecepatan transaksi yang berubah menjadi lambat dan ada kemungkinan menyebabkan kegagalan transaksi. Hal ini karena para miner akan memprioritaskan transaksi dengan biayanya Gas lebih tinggi.
Apa Solusi untuk Gas Fee yang Mahal?
Tingginya tarif Gas sudah menjadi masalah umum para pengguna jaringan Ethereum dan hal tersebut juga menjadi fokus utama para developer untuk mencoba berbagai cara meringankan Gas Fee. Beberapa cara yang telah diupayakan developer Ethereum adalah melakukan Hardfork sistem. Saat ini yang terbaru adalah Hard Fork London yang memungkinkan peningkatan kecepatan jaringan dan memangkas biaya transaksi.
Baca juga: Ethereum Vs Cardano, Mana yang Lebih Baik untuk Investasi?
Bahkan, developer Ethereum juga sudah merencanakan akan mengubah mekanisme konsensus dari Proof of Work (PoW) menjadi Proof of Stake (PoS). Mekanisme yang membawa teknologi Sharding ini digadang-gadang mampu menyelesaikan transaksi hingga 100,000 per detik, sehingga diharapkan mampu menyelesaikan permasalahan kecepepatan transaksi Ethereum.
Bagi pengguna yang menantikan efisiensi Gas Fee, solusi terbaik saat ini adalah menunggu hingga proses migrasi ke Ethereum 2.0 benar-benar selesai.
Pengguna juga bisa menghindari transaksi di jaringan Ethereum pada waktu paling sibuk yaitu antara tengah malam sampai 04:00 EST atau 15:00 WIB. Sebagai gantinya, transaksi bisa dilakukan pada akhir pekan karena biaya Gas pada saat itu dinilai lebih rendah daripada hari biasanya.
Alternatif lain yang tak kalah menarik adalah menggunakan jaringan blockchain layer 2 seperti Polygon (MATIC), Loopring (LRC), Skale (SKL), dll.
Untuk tips lain seputar transaksi kripto, informasi mengenai doubel spending bisa menjadi pelajaran berikutnya yang Anda simak.