Halving Day Bitcoin terjadi sekitar 4 tahun sekali dan menjadi event yang dinanti-nantikan pasar kripto. Mengapa demikian? Bagaimana efeknya terhadap harga BTC?
Dalam pengertian umunya, Halving Day atau Hari Pemotongan Reward dalam ekosistem Bitcoin adalah hari ketika reward bagi para miner akan dibagi dua menjadi nyaris setengahnya (half). Ini terjadi setiap 210,000 blok telah terverifikasi ke dalam blockchain. Jika dikira-kira waktunya, maka momen halving bisa terjadi setiap 4 tahun-an sekali.
Namun sebelum kita membedah Halving Day, baiknya kita pahami dulu bagaimana penambangan Bitcoin bekerja.
Penambangan Bitcoin dan Sistem Reward
Sebagian mungkin sudah tahu, proses penyusunan blockchain Bitcoin sangat bergantung pada para miner untuk melakukan verifikasi atas setiap transaksi yang terjadi. Jika Bitcoin merupakan mata uang crypto pertama di dunia, maka penggunanya —baik itu trader ataupun bursa— melakukan transaksi harian secara desentral, yakni bebas dari campur tangan pihak ketiga. Nah, semua transaksi Bitcoin akan diverifikasi oleh para miner dengan cara memecahkan kode matematika yang kompleks. Setelah berhasil, mereka akan mendapatkan reward berupa Bitcoin ke dalam akun mereka.
Pada awal perilisan di tahun 2009, blockchain akan menghadiahi 50 BTC untuk setiap blok yang berhasil divalidasi oleh miner. Namun karena kala itu nilai Bitcoin nyaris belum ada, maka tidak banyak programmer atau masyarakat umum yang tertarik. Bahkan, pencetus Bitcoin sendiri (Satoshi Nakamoto) melakukan aktivitas mining dan menjadi satu-satunya penambang Bitcoin ketika itu.
Lalu, BitcoinMarket.com meluncur pada 17 Maret 2010. Platform berbasis web ini menjadi yang pertama di dunia dan berfungsi sebagai bursa jual-beli Bitcoin. Popularitas Bitcoin pun meroket, permintaannya naik berkali-kali lipat. Orang mulai merasa token digital ini adalah aset investasi penting karena tidak melibatkan bank atau lembaga regulator moneter tradisional.
Pada pertengahan 2011, harga 1 Bitcoin (BTC) telah menyentuh angka $1. Dengan popularitas dan liputan media yang memberinya nilai eksposur lebih baik, harga Bitcoin pelan-pelan merangkak naik, mengikuti permintaannya yang semakin tinggi. Jumlah miner Bitcoin pun tumbuh pesat dan mulai menyebar ke seluruh dunia. Hingga titik ini, sudah ada 50 persen BTC yang ditambang dan tak kunjung mencukupi permintaan pasar yang semakin besar.
Ada pun total jumlah koin BTC yang beredar akan dibatasi hanya sejumlah 21 juta. Untuk mengendalikan pasokan Bitcoin di pasar sekaligus menjaga harganya tetap kuat, maka dilakukanlah Halving Day.
Pada setiap momen Halving Day, reward untuk para miner akan dikurangi separuh dari jumlah yang sebelumnya berlaku. Dari yang semula 50 BTC menjadi 25 BTC, 25 BTC menjadi 12.5 BTC, dan seterusnya. Kebijakan ini efektif memicu pengurangan pasokan Bitcoin sekaligus meredam laju penambangan.
Baca juga: 5 Negara Penambang Kripto Terbesar di Dunia
Apa Pengaruh Halving Day terhadap Harga Bitcoin?
Sesuai hukum permintaan dan penawaran, pengurangan pasokan BTC di pasar tentu bisa mendorong harga BTC semakin tinggi, terutama jika permintaan Bitcoin terus-menerus meningkat. Proses umum yang terjadi setiap Halving Day adalah:
Berikut adalah track record efek Halving Day bagi pergerakan harga Bitcoin:
Halving Day Pertama
Sejak diciptakannya, Bitcoin mengalami Halving Day pertama pada 28 November 2012. Imbalan untuk penambang BTC per blok akan dikurangi dari awalnya 50 BTC (masa Satoshi) menjadi tinggal 25 BTC. Ketika itu, perubahan nilai BTC di pasar tidak langsung terjadi seketika, melainkan baru dirasakan pada tahun berikutnya.
Menjelang akhir 2013, harga BTC naik drastis hingga menyentuh angka $1,100 atau setara Rp15 juta. Meskipun begitu, Bitcoin kemudian terkoreksi dan berfluktuasi di sekitar level tersebut pada tahun-tahun berikutnya.
Kunjungi juga: Harga Bitcoin Hari Ini
Halving Day Kedua
Sekitar tahun 2016, Bitcoin sudah diperbincangkan sebagai calon pengganti mata uang tradisional di seluruh dunia, bahkan menjadi saingan instrumen investasi saham dan emas. Investornya semakin banyak, begitu pula trader dan miner-nya. Popularitas ini mengerek harga BTC menjadi $17 ribuan. Pada 2017, Bitcoin bahkan mencapai harga tertinggi sepanjang masa (All Time High) di $19,700. Saat jumlah blok kembali mencapai angka 210,000 di masa itu, pasokan imbalan untuk miner dipotong dari 25 BTC menjadi 12.5 BTC.
Para miner antusias menunggu momen Halving Day kali ini. Walaupun reward hasil kerja mereka dipangkas, tetapi potensi kenaikan nilai BTC di pasar sudah sangat tinggi, dengan besaran yang bahkan melebihi potensi kehilangan keuntungan mereka dari proses mining. Apalagi, bagi para miner veteran yang sudah lama melakukan aktivitasnya, stok BTC dalam akun-akun mereka kini nilainya tumbuh hingga beribu-ribu persen. Sekitar tahun 2017-an inilah puncak momen bullish Bitcoin.
Baca juga: 4 Siklus Pasar Kripto yang Perlu Anda Tahu
Halving Day Ketiga
Momen Halving Day Ketiga Bitcoin terjadi di tahun pandemi COVID-19. Pada bulan Mei 2020, blockchain memangkas lagi imbalan para miner dari 12.5 BTC menjadi tinggal 6.25 BTC. Merebaknya virus Corona mengguncang perekonomian dunia karena banyak investor dan konsumen mengalami ketakutan global akan bahaya penyakit.
Banyak orang menarik diri dari bursa saham karena perusahaan mengalami kemunduran performa akibat pembatasan ruang gerak masyarakat. Bank-bank sentral dunia menginisiasi stimulus ekonomi bagi banyak orang yang kehilangan pekerjaan atau tidak bsa bekerja. Akibatnya, inflasi terjadi di banyak negara dan nilai mata uang anjlok. Investor yang tadinya menyimpan dananya di pasar saham dan pasar uang fiat kini memilih berinvestasi dalam bentuk Bitcoin.
Lalu, Elon Musk ikut menciptakan hype dengan memborong BTC senilai $1.5 miliar menggunakan dana cadangan Tesla dan beberapa perusahaannya dalam grup. Harga 1 koin BTC yang sempat turun ke angka $6,200 pada 2020 kemudian terdorong lagi ke level $13,200 pada akhir 2021. Bitcoin lalu dianggap sebagai instrumen investasi paling aman dan menguntungkan, bahkan mengalahkan dominasi emas.
Baca juga: Korelasi Harga Bitcoin Dengan Emas Dan Saham
Halving Day Keempat
Halving Day keempat Bitcoin diprediksi akan terjadi pada 2024 mendatang. Hal ini jika mengukur tren jumlah blok yang tervalidasi dalam empat tahun. Kecuali terjadi gejolak besar-besaran di pasar dan kondisi perekonomian dunia mengalami depresi hebat yang memengaruhi permintaan BTC atau peredaran uang fiat, maka bisa dipastikan Halving Day berikutnya berlangsung di tahun 2024.
Bagi Anda yang sudah mengantongi sejumlah BTC dan merasakan pengaruh dari gejolak harganya, maka tak ada salahnya menantikan Halving Day berikutnya pada sekitar 2024 mendatang. Memang akan terjadi naik-turun harga di sekitar peristiwa Halving Day, namun jika kondisi fundamental pasar tetap baik dan permintaan BTC senantiasa positif, maka pola di atas masih berlaku. Siapa tahu, Bitcoin akan menyentuh All Time High baru.
Bagi Anda yang masih pemula, pelajari terlebih dahulu mengenai blockchain, nilai tukar BTC, dan faktor-faktor lainnya sebelum memutuskan untuk melakukan investasi mata uang kripto ini. Tetap berpegang pada prinsip kehati-hatian dan minimalisir risiko, lakukan analisis dengan cermat sebelum melakukan perdagangan, dan hanya lakukan transaksi di platform atau bursa koin terpercaya.