USD/CAD: Area Support di level 1.3600 memegang kunci menjelang PDB kuartal pertama AS, 12 jam lalu, #Forex Teknikal   |   Schnabel, ECB: Bank sentral paling mengkhawatirkan upah dan jasa, 12 jam lalu, #Forex Fundamental   |   XAU/USD turun efek meredanya konflik timur tengah, 12 jam lalu, #Emas Fundamental   |   EUR/USD bergerak lebih tinggi karena data AS mengecewakan, 12 jam lalu, #Forex Fundamental   |   Pound Sterling bergerak lebih tinggi di tengah optimisnya prospek Inggris dan penurunan dolar As, 12 jam lalu, #Forex Fundamental   |   Pertumbuhan Ekonomi akan tetap kuat, meskipun melambat dari kuartal IV, 12 jam lalu, #Forex Fundamental   |   EUR/JPY terus naik di atas level 166.50 di tengah kondisi jenuh beli, 12 jam lalu, #Forex Teknikal   |   PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) membukukan penjualan bersih sebesar Rp10.07 triliun, turun 4.95% YoY, 19 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Top losers LQ45 terdiri dari: PT Mitra Pack Tbk (PTMP) -10%, PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK) -2.16%, PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA) -1.77%, 19 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah di awal perdagangan hari ini, turun 0.33% ke 7,151, 19 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT Menthobi Karyatama Raya Tbk (MKTR) mengungkapkan proyeksi pertumbuhan pendapatan sebesar 51% untuk tahun 2024, 19 jam lalu, #Saham Indonesia

Mengenal Polkadot, Salah Satu Kompetitor Terbesar Ethereum

Evan 21 Apr 2022
Dibaca Normal 11 Menit
kripto >   #polkadot   #ethereum
Sempat disebut-sebut sebagai Ethereum Killer, Polkadot menjadi salah satu kripto menarik untuk dipelajari di tahun 2022 ini. Simak penjelasan lengkapnya di artikel berikut.

DI

Sejak berkembang pesat pada tahun 2020 lalu, Polkadot sempat disinyalir menjadi pesaing utama Ethereum ketika ia berhasil menembus 10 besar aset kripto terbaik. Meski sekarang peringkat tersebut telah turun menjadi 12 (di bawah Dogecoin), proyeksi masa depan Polkadot masih tetap menarik untuk diikuti dan dipelajari.

Tentu pernyataan di atas bukanlah tanpa alasan. Sebagai salah satu produk kripto yang dikembangkan oleh Gavin Wood dan Jutta Steiner, eksistensi Polkadot tak bisa diremehkan. Wood dan Steiner sendiri adalah dua orang mantan eksekutif pada proyek Ethereum. Maka tak heran bila akhirnya Polkadot sempat disebut-sebut sebagai Ethereum Killer.

Namun, sebelum Anda memutuskan untuk mulai investasi di DOT, token bawaan Polkadot, bacalah artikel ini untuk bisa mengetahui secara jelas tentang apa itu Polkadot? Bagaimana cara kerjanya? Dan seperti apa proyeksinya di masa depan?

 

Apa Itu Polkadot?

Di sisi lain, meski digadang-gadang sebagai platform DApps paling populer dengan token ERC-20, namun skalabilitas blockchain Ethereum dinilai masih kurang mumpuni lantaran membutuhkan biaya yang cukup tinggi. Atau coba tengok EOS, yang dapat mengamankan transaksi super cepat dan tanpa biaya, tapi platform ini tidak terdesentralisasi.

Berawal dari permasalahan inilah, Polkadot dirancang menjadi penghubung semua blockchain agar bisa saling berkomunikasi dan bertransaksi dengan aman, serta tanpa hambatan.

Apa Itu Polkadot?

Polkadot dibuat untuk mengimplementasi beberapa ciri unik blockchain, seperti skalabilitas mumpuni, desentralisasi, dan tingkat keamanan tinggi secara bersamaan. Upaya inilah yang membuat Polkadot dianggap inovatif, sebab sebagian besar blockchain saat ini cenderung hanya mengimplementasikan satu atau dua ciri khas di atas.

Bila dijelaskan secara sederhana, Polkadot adalah sistem yang diciptakan untuk menghubungkan satu jaringan blockchain dengan lainnya secara bersamaan atau disebut juga dengan jaringan multi-rantai atau multichain.

Polkadot juga dianggap sebagai blockchain yang bisa menjadi pusat desentralisasi semua jenis blockchain. Analoginya seperti sebuah HTML yang memungkinkan browser, situs dan server terikat satu sama lain.

 

Istilah-istilah dalam Infrastruktur Polkadot

Sebelum lanjut lebih dalam membahas cara kerja Polkadot, mengenal istilah-istilah yang dipakai dalam jaringannya akan mempermudah Anda memahami penjelasan berikutnya. Di bawah ini merupakan istilah-istilah yang digunakan dalam infrastruktur Polkadot:

 

1. Relay Chain

Relay chain merupakan jaringan utama di Polkadot dan bertanggung jawab atas keamanan, konsensus, sampai fungsi interoperabilitas seluruh jaringan yang berada di atasnya. Jaringan utama ini memang didesain untuk memiliki fungsi seminimal mungkin, demi mengamankan dan mengoordinasi seluruh parachain di atasnya.

 

2. Parachain

Parachain adalah layer 1 blockchain yang berdiri dan beroperasi secara mandiri, namun tetap terhubung ke jaringan Relay Chain. Setiap parachain punya fungsi dan tujuan yang spesifik, bahkan punya desain, fungsi, dan tata kelola berbeda satu sama lain.

Melalui keterhubungannya ke Relay Chain, parachain bisa berbagi aspek keamanan dengan jaringan utama Polkadot tanpa perlu membentuk kelompok validator tersendiri. Selain itu, masing-masing jaringan juga bisa tukar-menukar data tanpa hambatan.

Wood sendiri menganalogikan Polkadot sebagai sebuah kantor dan parachain adalah karyawan. Masing-masing karyawan tentu punya tugas dan tanggung jawab masing-masing. Namun, mereka mengoordinasikan kerja mereka satu sama lain dalam rapat rutin di Relay Chain.

 

3. Parathreads

Parathreads adalah parachain yang terhubung ke Polkadot dengan model "bayar langsung pakai" (pay as you go). Hambatan masuk yang dimiliki parathreads tergolong minim bagi blockchain, sehingga tidak mengharuskan jaringan blockchain tersebut untuk selalu terhubung ke relay chain.

 

4. Bridges

Bridges adalah parachain khusus yang memungkinkan blockchain dan aplikasi di atas Polkadot untuk terhubung dan berkomunikasi dengan jaringan eksternal layer 1 lainnya seperti Ethereum dan Bitcoin.

Selain beberapa komponen di atas, ada juga pihak-pihak dalam jaringan Polkadot yang mendukung blockchain untuk tetap berjalan, diantaranya adalah:

  • Validator, merupakan pihak yang bertugas mengunci token DOT dan melakukan validasi bukti dari collators, serta berpartisipasi dalam konsensus. Seluruh validator jaringan Polkadot melakukan staking di atas Relay Chain menggunakan DOT.
  • Nominator, turut mengunci token DOT bersama validator, lalu disertai dengan pengamanan relay chain dan menentukan validator yang terpercaya.
  • Collator, tugasnya mengumpulkan transaksi serta menyusun bukti bagi validator.
  • Fisherman, melakukan pemantauan jaringan dan memberi laporan bila terdapat indikasi aktivitas berbahaya.

 

Sejarah Polkadot

Seperti sudah ditulis di atas, karena salah satu pendiri Polkadot adalah Dr. Gavin Wood, maka sejarah Polkadot tak bisa dilepaskan dari Ethereum. Wood adalah mantan Chief Training Officer and Core Developer of Ethereum. Ia juga  menciptakan salah satu bahasa pemrograman smart contract Ethereum, yaitu Solidity.

Pada tahun 2016, dia meninggalkan Ethereum untuk membangun blockchain yang lebih efisien, beberapa bulan setelah itu, terbitlah white paper Polkadot.

Saat masih di Ethereum, Wood ikut mendirikan EthCore Blockchain Technology Company, yang kemudian berubah menjadi Parity Technologies. Awalnya, Parity fokus pada perangkat lunak node untuk aset kripto Ethereum. Setelah itu, perusahaan tersebut menghentikan pekerjaannya di proyek Ethereum dan mulai beralih Polkadot.

Pada tahun 2017, Wood juga ikut mendirikan WEB3 Foundation, sebuah entitas nirlaba yang mendukung penelitian dan pengembangan Polkadot, serta mengawasi penggalangan dananya. November 2017, pengembangan Polkadot dimulai dengan menerbitkan kode pertamanya di Github.

Sebenarnya, versi pertama Polkadot meluncur pada tahun 2019 dengan nama Kusama, yakni sebuah jaringan uji coba (canary network) Polkadot. Jaringan Kusama berfungsi sebagai ajang pembuktian keandalan teknologi Polkadot dengan insentif ekonomi yang nyata.

Polkadot mencatat blok awal, alias blok genesis, pada Mei 2020 menggunakan algoritma konsensus Proof-of-Authority. Namun sebulan setelahnya, jaringan ini beralih memanfaatkan algoritma konsensus Proof-of-Stake.

 

Bagaimana Cara Kerja Polkadot?

Polkadot bekerja menggunakan protokol multichain sharding open source yang memungkinkan transfer data atau jenis aset lintas rantai, tidak hanya token. Karenanya, berbagai macam teknologi blockchain dapat dioperasikan satu sama lain.

Perbedaan mencolok DOT dengan cryptocurrency lain adalah mekanisme sharding-nya yang unik. Mekanisme sharding DOT memungkinkan blockchain yang berbeda (rantai silang) untuk saling bekerjasama tanpa ada hambatan. Dengan interoperabilitas tersebut, Polkadot dapat menghasilkan jaringan yang sepenuhnya terdesentralisasi dan privat.

Infrastruktur Polkadot

Selain itu, Polkadot juga dapat mempermudah pembuatan aplikasi dan layanan baru. Hal ini dikarenakan protokol jaringan Polkadot bisa menghubungkan blockchain publik dan pribadi, serta oracle. Protokol jaringan inilah sering disebut sebagai "parachain".

Parachain ini dapat ditambahkan dan dihilangkan sesuai kebutuhan. Sistem parachain yang seperti itu, akan membantu Polkadot dalam bekerja secara paralel dan terhubung dengan blockchain. Dalam hal ini, parachain dapat berupa blockchain publik, pribadi, hybrid ataupun konsorsium.

Baca Juga: Apa Saja Jenis Blockchain Yang Perlu Diketahui?

Sistem data dalam parachain bisa diakses dengan node khusus bernama collators, kemudian dikirim ke Polkadot. Proses ini hampir sama dengan cara kerja oracle yang terdesentralisasi.

Proses ini juga dijamin oleh Delegated Proof of Stake (DPoS) atau dalam konteks Polkadot disebut juga dengan Nominated Proof of Stake (NPos). Sistem ini terdiri dari validator dan nominator, di mana nominator menggunakan DOT untuk menentukan validator untuk memvalidasi blok baru pada gilirannya. Jika validator sampai melakukan pelanggaran, maka akan dikenai sanksi bersama dengan nominator.

 

Mengapa Polkadot Unik?

Untuk memahami kekuatan jaringan Polkadot, Anda perlu mengerti konsep "jaringan blockchain yang terdiri dari blockchain". Berbeda dengan Ethereum dan jaringan blockchain layer 1 lainnya, Polkadot memiliki banyak parachain yang terhubung ke relay chain.

Tapi, mengapa Polkadot memilih sistem jaringan bercabang-cabang seperti ini? Jawabannya, agar jaringan Polkadot memiliki fungsi interoperabilitas dan skalabilitas yang mumpuni

 

1. Punya Fungsi Interoperabilitas Mumpuni

Fungsi interoperabilitas, alias kemampuan satu jaringan untuk berbagi sumber daya dengan jaringan lain, memang dimiliki oleh banyak jaringan lain, misalnya Ethereum. Namun, fungsi interoperabilitas Polkadot dianggap lebih canggih karena terdiri dari parachain yang memiliki fungsi dan tujuannya masing-masing. Sehingga, para pegiat dan pengembang kripto bisa terus menciptakan inovasi-inovasi teknologi berbasis smart contract baru di atas jaringan ini.

Sekadar informasi, penggunaan smart contract terbilang booming sepanjang 2021. Apalagi, setelah gas fees jaringan Ethereum semakin mahal, banyak pegiat dan pengembang kripto mulai masuk ke jaringan alternatif seperti Binance Smart Chain, Solana, Avalanche, hingga Fantom.

Meski adopsi smart contract terbilang marak, ada satu sisa masalah yang dihadapi oleh seluruh jaringan tersebut. Yakni, kurangnya fungsi interoperabilitas di antara mereka. Dengan kata lain, masing-masing platform pengembang smart contract yang berdiri di atas jaringan tersebut tidak bisa berkomunikasi atau berbagi informasi satu sama lain.

Nah, sistem interoperabilitas Polkadot ini sejatinya memecahkan masalah yang selama ini dihadapi oleh jaringan blockchain.

Sebagai analogi, Anda bisa mengibaratkan kondisi blockchain saat ini dengan perangkat komputer sebelum internet. Memang, komputer terbilang canggih karena bisa melakukan segala hal. Namun, nilai guna komputer-komputer tersebut terbilang terbatas karena tidak terhubung dengan internet. Polkadot ingin menjadi jaringan "internet" yang menghubungkan masing-masing komputer tersebut. 

 

2. Skalabilitas Teruji

Salah satu keunikan Polkadot lainnya adalah skalabilitas jaringan yang mumpuni. Hal ini terjadi karena jaringan Polkadot menghubungkan beberapa jaringan blockchain sekaligus, di mana masing-masing jaringan tersebut memiliki maksud dan tujuan yang khusus.

Sebagai contoh, jaringan Polkadot memiliki parachain khusus mengurus keuangan terdesentralisasi dan jaringan yang mengurus gaming. Seluruh jaringan tersebut terhubung dengan relay chain, sehingga masing-masing di antaranya bisa bertukar data dan informasi. Hal ini cukup berbeda dengan Ethereum, di mana satu jaringan utamanya mengurus berbagai kepentingan dalam waktu bersamaan.

Sebagai analogi, anggap bahwa jaringan Polkadot sebagai sebuah perusahaan yang dikelola secara profesional. Logikanya, perusahaan tersebut harus berisikan beragam karyawan dengan keahlian masing-masing, daripada merekrut satu pegawai yang serba bisa namun hasil kerjanya biasa saja.

Di bawah ini, Anda bisa menengok contoh-contoh pemanfaatan jaringan blockchain Polkadot ke depan:

  • Aktivitas smart contract di Ethereum bisa terhubung dengan sistem pembayaran di jaringan Bitcoin.
  • Pertukaran antar blockchain dari ADA dengan SHIBA menggunakan smart contract tanpa membutuhkan platform exchange tersentralisasi.
  • Satu oracle bisa menyalurkan data harga ke beberapa jaringan lapis 1 blockchain di waktu bersamaan.

 

Bagaimana Nasib Kusama?

Seperti yang telah disinggung di atas, Kusama adalah canary network dari Polkadot. Yakni, jaringan uji coba yang ditawarkan ke segelintir pengguna agar proyek-proyek inovatif mereka bisa terealisasi dengan cepat. Selain itu, jaringan Kusama juga menandai persiapan WEB3 Foundation dalam meluncurkan jaringan Polkadot.

Polkadot dan Kusama

Nama "canary" berasal dari jenis burung yang dulu sering "dikirim" penambang batu bara untuk mengukur kadar gas beracun di lokasi tambang batu bara. Nah, konsep ini serupa dalam blockchain, di mana uji coba canary adalah cara bagi pengembang untuk memvalidasi keandalan piranti lunak..

Kusama dikenal sebagai jaringan blockchain yang "liar dan cepat". Dalam artian, jaringan ini cocok bagi pengembang untuk mewujudkan ide-ide "gila" dengan memanfaatkan teknologi blockchain. Seperti dijelaskan di atas, meski Kusama memiliki arsitektur dan inovasi yang mirip dengan Polkadot, namun, tata kelola Kusama berbeda dengan Polkadot, lantaran jaringan Kusama menggunakan token native yang diberi nama KSM. Lantas, bagaimana nasib Kusama setelah Polkadot meluncur?

Kini, masing-masing Polkadot dan Kusama telah berkembang secara independen sesuai dengan arahan masing-masing pengembangnya. Selain itu, segala pembaruan sistem di Polkadot pun kemungkinan besar akan diuji cobakan pada Kusama terlebih dulu, sehingga, sistem Kusama tidak tersisihkan begitu saja.

Meski berawal sebagai jaringan uji coba, Kusama punya pangsa pasarnya sendiri. Beberapa pengembang memutuskan untuk membangun proyeknya di Kusama karena biayanya terbilang lebih efisien ketimbang Polkadot. Kendati demikian, proyek-proyek "level tinggi" bernilai transaksi mahal tetap minggat ke jaringan Polkadot.

 

Keunggulan dan Kritik Polkadot

Sama seperti jaringan blockchain pada umumnya, jaringan Polkadot pun punya keunggulan dan kritik sebagai berikut:

 

Keunggulan

  • Menjadi solusi yang menghubungkan satu blockchain dengan blockchain lainnya.
  • Memecahkan masalah interoperabilitas dan skalabilitas yang dialami blockchain lain.
  • Pembaruan sistem tanpa memerlukan fork.
  • Salah satu sistem favorit bagi perusahaan modal ventura.

 

Kritik

  • Biaya operasi parachain yang terbilang mahal bila dibandingkan Kusama.
  • Masih banyak pertanyaan belum terungkap terkait penawaran koin perdana atau ICO (Initial Coin Offering) dan identitas investor awal.

Baca Juga: Mengapa Sebagian Besar ICO Gagal?

 

Kesimpulan

Mempertimbangkan manfaat keseluruhan bagi pengusaha, pengembang, pengguna, dan investor, sepertinya evolusi Polkadot akan menarik untuk diikuti. Berfungsi sebagai token tata kelola protokol, DOT juga diperlukan untuk mengamankan jaringan atau mengikat rantai baru dengan cara staking koin. Selain itu, staking DOT juga menjadi salah satu insentif bagi pengguna yang cukup menggiurkan dengan hasil tahunan rata-rata 10%.

Selain itu, parachain Polkadot juga telah kompatibel dengan beberapa fitur yang tersedia di blockchain, meliputi UTXO transaction (Bitcoin), Smart Contract (Ethereum) dan ZK-snarks (Zcash). Namun, fitur ini tidak fundamental di Polkadot, sehingga bisa ditambahkan ataupun dihilangkan.

Terakhir, Polkadot ingin memastikan lebih banyak interoperabilitas lintas rantai antar parachain yang berbeda melalui cross-chain message passing (XCMP) di masa mendatang. Melalui XCMP ini nantinya diharapkan kontrak pintar satu parachain, dapat mengaktifkan smart contract dari parachain yang lain. Hal ini juga sejalan dengan pengembangan Web 3.0 sebagai masa depan internet.

Terkait Lainnya
 
USD/CAD: Area Support di level 1.3600 memegang kunci menjelang PDB kuartal pertama AS, 12 jam lalu, #Forex Teknikal

Schnabel, ECB: Bank sentral paling mengkhawatirkan upah dan jasa, 12 jam lalu, #Forex Fundamental

XAU/USD turun efek meredanya konflik timur tengah, 12 jam lalu, #Emas Fundamental

EUR/USD bergerak lebih tinggi karena data AS mengecewakan, 12 jam lalu, #Forex Fundamental

Pound Sterling bergerak lebih tinggi di tengah optimisnya prospek Inggris dan penurunan dolar As, 12 jam lalu, #Forex Fundamental

Pertumbuhan Ekonomi akan tetap kuat, meskipun melambat dari kuartal IV, 12 jam lalu, #Forex Fundamental

EUR/JPY terus naik di atas level 166.50 di tengah kondisi jenuh beli, 12 jam lalu, #Forex Teknikal

PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) membukukan penjualan bersih sebesar Rp10.07 triliun, turun 4.95% YoY, 19 jam lalu, #Saham Indonesia

Top losers LQ45 terdiri dari: PT Mitra Pack Tbk (PTMP) -10%, PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK) -2.16%, PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA) -1.77%, 19 jam lalu, #Saham Indonesia

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah di awal perdagangan hari ini, turun 0.33% ke 7,151, 19 jam lalu, #Saham Indonesia

PT Menthobi Karyatama Raya Tbk (MKTR) mengungkapkan proyeksi pertumbuhan pendapatan sebesar 51% untuk tahun 2024, 19 jam lalu, #Saham Indonesia


Komentar @inbizia

Saat ini telah banyak exchanger lokal yang menyediakan fitur staking kripto, antara lain Triv dan Tokocrypto.

Jika staking di Triv, Anda bisa menggunakan koin-koin berikut:

  • Ethereum (ETH)
  • Binance Coin (BNB)
  • 1Inch (1INCH)
  • Cardano (ADA)
  • Tether (USDT)
  • DASH (DASH)
  • Matic Polygon (MATIC)
  • Aave (AAVE)
  • USDCoin (USDC)
  • DAI (DAI)
  • Polkadot (DOT)
  • Tezos (XTZ)
  • TheGraph (GRT)
  • CompoundToken (COMP)
  • Chainlink (LINK)
  • Algorand (ALGO)

Cek di sini: Cara staking di Triv

Sementara itu, di Tokocrypto menggunakan TKO, dengan fitur TKO Lock yang periodenya beragam antara 30, 60, hingga 90 hari.

Cek di sini: Cara Staking di Tokocrypto

 Ferdian |  29 Jun 2022
Halaman: Yield Farming Vs Staking Mana Yang Lebih Menguntungkan

Crypto staking adalah proses menyimpan dana dalam jumlah tertentu di dompet digital untuk mendukung validasi transaksi blockchain berbasis PoS.

Di tahun 2022, ada 19 koin yang menarik untuk di-staking, antara lain:

1. BitDAO (BIT)
2. Tether (USDT)
3. Ethereum 2.0 (ETH)
4. USD Coin (USDC)
5. Terra (LUNA)
6. Polkadot (DOT)
7. Tezos (XTZ)
8. Polygon (MATIC)
9. Binance (BNB)
10. Hydra (HYDRA)
11. Algorand (ALGO)
12. PancakeSwap (CAKE)
13. Solana (SOL)
14. Avalanche (AVAX)
15. ApeSwap Finance (BANANA)
16. SushiSwap (SUSHI)
17. Chronicle (XNL)
18. Cardano (ADA)
19. Akash (AKT)

selain daftar di atas, beberapa exchange kripto teregulasi Bappebti juga mulai memperkenalkan koin-koin yang bisa distaking. Contohnya saja, Tokocrypto (TKO) dan Triv.

 Hilman Ramini |  18 Aug 2022
Halaman: Yield Farming Vs Staking Mana Yang Lebih Menguntungkan

Staking kelihatannya lebih mirip dengan deposito di bank ya? Jadi kalau deposito di bank juga perlu minimal berapa duit dan entar bunga akan ditambahkan tiap bulan ke akun bank.

Sedangkan kalau pinjaman kripto Ethereum itu lebih kayak saya yang punya kripto pinjamin ke peminjam dan si penerima pinjaman menjaminkan NFT atau jaminan aset lain yang berkaitan dengan kripto ya? Jadi ibarat kalau gagal bayar, smart contract diaktifkan langsung aset tersebut jadi punya saya begitu? Dan seperti pinjaman pada umumnya, tiap waktu tertentu harus disetor ke saya dengan berupa ETH yang udah ditambahkan bunga kedalamnya?

Wah kalau seperti itu, aman banget buat pinjamin ETH ke orang lain asal ada jaminan yang menurut kedua belah pihak worth it, kalau gagal bayar bisa ada smart contract yang bekerja. Benaran aman banget ya!

 Lioyanto |  8 Dec 2022
Halaman: Cara Mendapatkan Passive Income Eth Termudah

Menurut saya penambangan bitcoin sendiri sepertinya harus dipikirkan ulang lagi oleh developer dan saya juga tidak tau apakah developer masih aktif atau tidak terutama Satoshi. Soalnya koin kripto lainnya sudah mulai menggaungkan energi efisien, jadi entah itu dari sumber diesel maupun SDA yang terbarui, mereka berusaha mengalihkan teknik mining ini dengan teknik stake dalam menghasilkan koin kripto, terutama Ethereum 2.0 yang mengusung penghapusan mining menjadi stake (PoW ke PoS).

Tapi menilik dari tulisan author tentunya dengan hanya bitcoin yang mungkin masih memakai mining, dan berdasarkan info jumlah bitcoin sendiri sudah sedikit serta penambang juga beralih ke energi bersih saya rasa bitcoin lebih bersih daripada penambangan lain yang secara langsung merusak lingkungan sekitar.

 Sandy |  9 Dec 2022
Halaman: Mitos Mining Bitcoin Yang Masih Banyak Dipercaya

Saya masih kurang mengerti tentang DAO ini secara detail. Tetapi secara garis besar sebenarnya DAO itu organisasi yang dibangun diatas blockchain Ethereum dengan tanpa ada pemimpin organisasi dan dijuga ada smart contract didalamnya.

Menurut saya DAO ini kalau saya ga salah pengertian akan sangat berguna bagi organisasi kemanusiaan. Jadi mereka bisa menggalang dana dan agar bisa disalurkan juga ada voting gitu. Ini benaran bisa menghindari terjadinya korupsi maupun pencucian uang dan juga adanya smart contract yang bisa diaktifkan hanya jika syarat terpenuhi.

Kalau ada hal tersebut sih, kripto benaran jadi masa depan keuangan yang transparan!

 Kevin |  9 Dec 2022
Halaman: Cara Membuat Dao Untuk Proyek Kripto

Token DeFi itu termasuk generasi baru, dan merupakan token yang dibuat untuk ekosistem DApps. DApps sendiri dirintis oleh ekosistem Ethereum.

 Willi |  12 Dec 2022
Halaman: Kripto Berbasis Defi Tren Blockchain Baru Sarat Manfaat

Komentar[2]    
  Kevin   |   6 Jun 2022

polkadott niii tmasuk blockchen lapisan ke berapa ya?

  Evan   |   7 Jun 2022

@Kevin

Termasuk blockchain layer 0, pak. Lebih lengkapnya bisa coba baca di artikel Mengenal Beragam Lapisan Pada Blockchain. Salam.