Penggunaan scrypt mining dalam cryptocurrency dapat mempermudah penambang memecahkan konsensus PoW. Bagaimana cara kerjanya?
Mining merupakan salah satu cara paling umum untuk mendapatkan mata uang kripto. Saat melakukan mining, seorang penambang harus bisa memecahkan masalah matematika rumit guna mendapatkan cryptocurrency. Kegiatan ini bisa dilakukan oleh perseorangan ataupun kelompok. Dalam prosesnya, diperlukan bantuan software mining, hardware, serta algoritma. Nah, salah satu algoritma hashing yang saat ini ramai dibicarakan adalah scrypt (dibaca es-crypt) mining.
DI
|
Daftar Isi |
Apa Itu Scrypt Mining
Sebelum mempelajari cara kerja scrypt mining, mari mengenal lebih dalam tentang algoritma ini. Scrypt mining adalah bentuk algoritma Proof-of-Work atau PoW yang sering digunakan oleh berbagai jenis uang kripto seperti Bitcoin. PoW mengharuskan penambang memberikan 'bukti kerja' untuk bisa mendapatkan koin baru sebagai reward.
Baca juga: Apakah Proof of Authority Lebih Baik Dari PoS dan PoW?
Algoritma Scrypt sendiri ditemukan oleh Colin Percival pada tahun 2009. Awalnya, algoritma ini dugunakan untuk Tarsnap, sebuah jasa pencadangan online untuk sistem operasi seperti LINUX. Namun, algoritma scrypt yang digunakan untuk menambang cryptocurrency merupakan versi yang sudah disederhanakan. Salah satu sosok yang pertama kali menggunakan scrypt untuk menambang mata uang digital adalah progamer anonim bernama ArtForz. Scrypt pertamakali diimplementasikan pada Tenebrix yang dirilis pada tahun 2011, kemudian menjadi dasar dari Litecoin dan Dogecoin.
Penggunaan scrypt mining tak jauh berbeda dari algoritma lainnya. Scrypt berfungsi untuk memecahkan masalah matematika maupun kode kriptografi yang ada dalam blockchain. Proses mining yang mengadopsi algoritma ini sering dilakukan pada Graphic Processing Unit (GPU) karena pada beberapa algoritma, GPU cenderung memiliki daya pemrosesan yang jauh lebih besar jika dibandingkan dengan CPU.
Pada bulan November dan Desember tahun 2013, GPU berkualitas tinggi sangat sulit ditemukan di pasaran. Salah satu penyebabnya adalah banyaknya scrypt miner yang memborong perangkat ini guna mendukung kegiatan penambangan mereka.
Cara Kerja Scrypt Mining
Lalu bagaimana cara kerja Scrypt mining dalam cryptocurrency? Pada dasarnya, prinsip kerja scrypt adalah mempersulit pemilihan opsi untuk menuntaskan tugas kriptografi dalam jaringan PoW dan mengisinya dengan noise. Noise yang dimaksud adalah angka yang dihasilkan secara acak dari algoritma scrypt untuk meningkatkan waktu kerja. Meskipun begitu, scrypt juga memiliki kekurangan. Salah satunya adalah adanya delay waktu pengerjaan.
Scrypt mining juga memiliki cara untuk mencegah penipu memasuki blockchain. Ketika seorang peretas berusaha untuk memecahkan inti dengan menggunakan metode pencarian lengkap, scrypt akan langsung menghalangi langkah para peretas. Caranya adalah dengan menggunakan banyak noise, sehingga pelaku peretasan membutuhkan waktu lama untuk bisa membobol pertahanan. Dengan demikian, bisa dibilang scrypt mining memiliki pertahanan yang cukup baik.
Baca juga: Awas, Ini 5 Cara Hacker Mencuri Uang Kripto
Cryptocurrency yang Menggunakan Algoritma Scrypt
Karena keuntungannya, tak heran jika semakin banyak cryptocurrency yang menggunakan algoritma scrypt. Namun, di antara banyaknya mata uang digital yang bisa ditambang menggunakan algoritma scrypt, ada beberapa koin yang layak untuk diperhatikan. Apa saja? Bagaimana volume trading serta market cap-nya? Berikut 5 koin terbaik yang bisa ditambang menggunakan algoritma Scrypt.
1. Litecoin
Nama Litecoin tentu sudah tidak asing lagi di kalangan penggemar Altcoin. Koin digital ini merupakan salah satu jenis cryptocurrency yang bisa ditambang menggunakan algoritma scrypt mining. Litecoin atau LTC menyatakan dirinya sebagai uang terdesentralisasi, yang bebas dan bisa diakses oleh siapapun, kapanpun, dan di manapun. Litecoin juga menawarkan wallet gratis untuk para penggunanya, sehingga trader dan investor tak kesulitan mencari dompet digital. Menurut CoinmarketCap, saat ini Litecoin dihargai sebesar $211.33 per 1 koinnya. Sedangkan kapitalisasi pasarnya berkisar di $14.63 miliar, dengan volume trading sebesar $2.06 miliar atau setara 9.72 juta LTC.
2. Dogecoin
Dogecoin merupakan salah satu jenis cryptocurrency yang bisa ditambang menggunakan algoritma scrypt. Uang kripto ini pertama kali ditemukan oleh Billy Markus, seorang insinyur perangkat lunak yang memutuskan untuk membuat sistem pembayaran yang bebas dari biaya perbankan tradisional. Coin yang menampilkan wajah Shiba Inu dari meme Doge ini diperkenalkan pada 6 Desember 2013, dan dengan cepat memperoleh popularitas di kalangan penggemar cryptocurrency. Saat ini, 1 Doge diperdagangkan dengan harga $0.2153, dan kapitalisasi pasarnya sebesar $28.50 miliar. Volume perdagangan coin ini mencapai $1.87 miliar, atau setara dengan 8.63 miliar Doge.
3. ReddCoin
ReddCoin merupakan bentuk cryptocurrency yang cukup unik karena mengusung ide digital social currency. Sistemnya memungkinkan trader dan investornya untuk berbangi nilai coin ini dengan siapapun tanpa menggunakan perantara maupun pihak ketiga. Sepintas, cara kerjanya mirip dengan BAT atau Basic Attention Token yang bisa digunakan untuk mendukung konten creator. ReddCoin juga bisa digunakan untuk memberikan support kepada YouTuber dan sejenisnya. Saat ini, ReddCoin memiliki market cap sebesar $68 juta, dimana harga per coinnya mencapai $0.001778 dengan volume perdagangan sebesar $390 ribu.
4. Infinitecoin
Inifinitecoin merupakan pengembangan dari Litecoin yang juga menggunakan Proof-of-Work dan bisa ditambang dengan scrypt mining. Infinitecoin atau IFC diciptakan pada bulan Juni 2013. Saat ini, harga 1 IFC mencapai $0.0001525, dengan market cap sebesar $13 juta. Volume trading Infinitecoin mencapai $130.
Kunjungi juga: 10 Kripto Terbesar Berdasarkan Market Cap Hari Ini
Apakah Scrypt Mining Menguntungkan?
Penggunaan scrypt mining dalam cryptocurency memiliki beberapa keunggulan yang bisa membantu trader. Seperti yang sudah diketahui sebelumnya, scrypt dirancang untuk memanfaatkan memori berkecepatan tinggi. Hal ini memungkinkan algoritma scrypt untuk mengkonfirmasi transaksi cryptocurrency dengan cepat. Dengan demikian, proses transaksi suatu aset kripto bisa berlangsung dengan cepat tanpa halangan berarti.
Bukan hanya itu, algoritma scrypt juga dapat menghasilkan aset kripto yang mampu menangani transaksi masal. Penggunanya dapat langsung melakukan mining blok di jaringan, karena itulah scrypt dianggap lebih praktis oleh sebagian besar trader. Scrypt juga diterima secara luas dalam melakukan transaksi cepat dengan mengkonfirmasi transformasi aset kripto, sehingga memudahkan para penambang di berbagai belahan dunia.
Bagaimana Dengan ASIC?
Trader yang sudah lama mengarungi dunia cryptocurrency mungkin sudah tak asing lagi dengan ASIC atau Application-Specific Integrated Circuit. ASIC merupakan sebuah perangkat yang dirancang untuk melakukan penambangan aset kripto. Seperti yang sudah diketahui, pada awal kelahiran kripto, proses penambangan hanya bisa dilakukan melalui CPU dan GPU. Beberapa koin kripto seperti Bitcoin memang dirancang khusus agar bisa di-mining melalui komputer konvensional.
Namun, semakin berkembangnya pasar digital membuat penambangan menggunakan perangkat biasa semakin tidak mungkin. Apalagi, komputer konvensional juga memiliki kerterbatasan daya komputasi serta biaya yang besar terkait dengan konsumsi energi. ASIC bertujuan untuk menyelesaikan masalah ini. Algoritma ini dirancang hanya untuk melakukan mining. Ditambah lagi, ASIC juga bisa direkayasa untuk memaksimalkan daya komputasi dan mengurangi energi yang digunakan. ASIC biasanya digunakan oleh miner yang berasal dari negara-negara di mana listrik relatif murah.
Baca juga: 5 Negara Penambang Kripto Terbesar di Dunia
Scrypt vs ASIC, Mana yang Lebih Baik?
Pada dasarnya, fungsi scrypt mining dalam cryptocurrency tak jauh berbeda dengan algoritma mining yang diproses dengan perangkat ASIC. Keduanya bertujuan untuk memecahkan PoW, tetapi, memiliki cara kerja yang berbeda. Algoritma SHA-256 yang diproses dengan perangkat ASIC mengandalkan daya yang besar. Di sisi lain, scrypt mining lebih memerlukan RAM.
Jika ditanya mana yang lebih baik, keduanya sama-sama memiliki cara kerja yang baik. Namun, ASIC miner memerlukan daya pemrosesan yang lebih besar, sedangkan scrypt mining membutuhkan kapasitas RAM yang tinggi. Penggunaan keduanya bisa dibedakan berdasarkan koin jenis apa yang ingin ditambang, serta apa yang dibutuhkan penambang untuk bisa menyelesaikan Proof-of-Work.
Kesimpulan
Ada banyak cara untuk bisa mendapatkan uang kripto, dan mining adalah salah satunya. Penggunaan scrypt mining dalam cryptocurency berfungsi untuk membantu trader dalam kegiatan penambangan uang digital. Pada dasarnya, algoritma scrypt mining membantu trader untuk memecahkan soal matematika rumit yang menjadi syarat dalam konsensus Proof-of-Work. Saat ini sudah ada beberapa token dan koin kripto yang bisa ditambang menggunakan scrypt, misalnya Litecoin, Dogecoin, dan masih banyak lagi. Scrypt mining sering kali dibandingkan dengan ASIC mining. Namun untuk menentukan mana yang lebih, penggunaannya tergantung dari kebutuhan yang dicari oleh miner.
Hingga kini, mining masih merupakan cara paling populer di kalangan penggemar uang digital termasuk Bitcoin. Namun, penggunaan perangkat yang tidak biasa membuat banyak pihak ragu sebelum memulainya. Jika Anda tertarik menjadi penambang kripto tetapi enggan mempersiapkan perangkat berkapasitas tinggi, 4 koin kripto ini bisa menjadi solusi karena bisa ditambang dengan komputer biasa.