Saat belajar kripto, Anda mungkin sering mendengar istilah Smart Contract. Apa sebenarnya Smart Contract itu? Apa saja manfaatnya di berbagai sektor?
Jika Anda aktif di pasar kripto, tentu istilah Smart Contract sudah tak asing lagi di telinga. Manfaat Smart Contract atau kontrak pintar di dalam blockchain bermacam-macam mulai dari menjamin keamanan hingga kepercayaan para pengguna. Tapi, tak banyak pelaku pasar kripto (khususnya pendatang baru) yang betul-betul memahami fungsi Smart Contract secara menyeluruh. Untuk itu, artikel ini akan membahas seluk-beluk kontrak pintar, serta kegunaannya di dalam blockchain.
DI
|
Daftar Isi |
Apa Itu Smart Contract?
Smart Contract atau kontrak pintar pada dasarnya merupakan protokol komputer yang bertujuan untuk memfasilitasi atau menegakkan kinerja suatu kontrak secara digital. Keberadaan Smart Contract memungkinkan kinerja transaksi yang bisa dipercaya tanpa menggunakan pihak ketiga. Transaksi ini dapat dilacak, namun tidak dapat diubah. Ethereum merupakan cryptocurrency pertama yang menggunakan Smart Contract di dalam blockchainnya.
Penggunaan Smart Contract memungkinkan trader untuk melakukan pertukaran uang, properti, saham, ataupun instrumen lainnya dengan aman tanpa perantara. Kontrak pintar juga memberikan sistem keamanan yang lebih baik jika dibandingkan dengan hukum kontrak tradisional. Ditambah lagi, biaya transaksi yang terkait dengan kontrak akan jauh lebih murah dari pada cara biasa. Saat ini sudah ada banyak cryptocurrency selain Ethereum yang menerapkan kontrak pintar, contohnya Solana, Polkadot, Ergo, Algorand, Cardano, dan masih banyak lagi.
Baca juga: 10 Jenis Mata Uang Kripto Paling Populer Selain Bitcoin
Konsep ini awalnya dicetuskan oleh seorang ahli komputer, pakar kriptografi, sekaligus sarjana hukum asal Amerika Serikat bernama Nick Szabo. Di dalam jurnalnya, lulusan terbaik University of Washington ini membahas konsep dari kontrak pintar. Kala itu disebutkan bahwa konsep ini mengenai proses pengikatan kerjasama dalam perdagangan dan transaksi digital dengan orang lain secara transparan.
Biasanya, orang akan pergi menemui pengacara atau notaris untuk memfasilitasi pembuatan kontrak tradisional. Setelah itu mereka akan membayar dengan jumlah yang tidak kecil, dan harus menunggu untuk mendapat dokumen yang dibutuhkan. Dalam kasus ini, manfaat Smart Contract adalah untuk mempersingkat proses tersebut. Trader cukup memasukkan suatu perjanjian dan kontrak pintar akan mengeluarkan perjanjian agar kesepakatan itu tidak dilanggar.
Smart Contract vs Kontrak Biasa
Menurut Nick, sebetulnya konsep dan manfaat Smart Contract tidak jauh berbeda dengan kontrak biasa pada umumnya. Yang menjadi perbedaan mendasar adalah bentuknya, di mana kontrak pintar terdiri dari kode-kode yang tersimpan di dalam sistem blockchain dan hanya bisa diakses oleh orang yang berada di dalam jaringan tersebut. Sedangkan kontrak tradisional biasanya berbentuk hitam di atas putih. Nick berpendapat bahwa bentuk kontrak tradisional memungkinkan pihak-pihak tertentu untuk mencurangi perjanjian tersebut.
Selain itu, perjanjian dengan menggunakan kontrak tradisional hanya bisa diketahui oleh pihak-pihak yang terlibat saja dan rawan terjadi pelanggaran. Selain itu, tak menutup kemungkinan jika ada pihak nakal yang mengubah isi kontrak. Namun, sistem Smart Contract memiliki tingkat keamanan yang cukup tinggi; isi dari kontrak pintar tidak bisa diubah oleh siapapun karena disimpan sebagai catatan digital dengan keamanan yang tinggi.
Bagaimana Cara Kerjanya?
Kontrak pintar dibuat menggunakan persyaratan terkomputersiasi dalam bentuk kode yang didistribusikan secara merata ke dalam jaringan atau blockchain. Asalkan seluruh syarat yang dibuat atau kode bisa terpenuhi, maka kontrak akan dieksekusi. Pada umumnya, kode ini tidak bisa dihancurkan kecuali jika si pembuat menyisipkan kode self destruction pada salah satu fungsi. Kode tersebut juga mencatat segala perubahan yang terjadi, dan dapat diakses oleh publik.
Sebagai contoh, anggaplah ada dua orang yang ingin melakukan transaksi jual beli kendaraan (mobil). Keduanya lalu memutuskan untuk membuat perjanjian di blockchain Ethereum dan memanfaatkan fitur Smart Contract. Dalam kasus ini, kontrak pintar itu berisi perjanjian dan persyaratan yang dibuat oleh kedua pihak. Anggaplah perjanjian tersebut berbunyi 'jika pihak pembeli telah membayar sebesar 400 Ether kepada penjual, maka ia akan menerima hak kepemilikan mobil A'.
Dengan demikian, jika pembeli telah mengirim 400 Ether kepada pihak penjual, maka kontrak akan tereksekusi. Tidak perlu ada pihak ketiga seperti bank atau pemerintah dalam perjanjian ini, yang berarti baik pembeli maupun penjual tak perlu mengeluarkan biaya ekstra untuk membayar pihak ketiga. Isi kontrak pun akan lebih aman karena tidak ada yang bisa mengubah perjanjian tersebut.
Manfaat Smart Contract
Lalu apa sajakah kegunaan Smart Contract? Mengapa kontrak pintar ini menjadi pilihan banyak industri untuk menjamim keamanan dan mengurangi biaya?
1. Menghilangkan Pihak Ketiga
Manfaat smart contract yang utama adalah membebaskan pembeli dan penjual dari pihak ketiga dan badan hukum di dalam sebuah perjanjian. Semua kontrak ditulis di dalam jaringan blockchain, di mana pengguna memiliki kesepakatan bersama dalam kontrak mereka yang tidak boleh dilanggar. Jika persyaratan dilanggar oleh salah satu pihak, maka perjanjian tidak akan bisa terlaksana karena tidak ada bukti transaksi.
Baca juga: Transaksi Uang Tunai Atau Dompet Digital, Mana Yang Lebih Baik?
2. Meningkatkan Kepercayaan
Seringkali, seorang pembeli merasa tidak yakin terhadap reputasi penjual. Hal ini menjadi salah satu alasan utama gagalnya kegiatan jual beli. Faktanya, ada banyak risiko yang dihadapi oleh pembeli dan penjual dari transaksi tradisional. Contohnya, pembeli bisa saja sudah membayar barang yang diinginkan, namun penjual ternyata tidak mengirimkannya. Dengan adanya Smart Contract, risiko tersebut bisa diminimalisir karena teknologi yang menjamin terlaksananya perjanjian antara pihak-pihak yang terlibat.
3. Backup
Manfaat Smart Contract yang tak kalah penting adalah menyimpan data transaksi di dalam jaringan blockchain. Dengan demikian, semua pengguna yang ada di layanan tersebut dapat melihat semua transaksi yang dilakukan oleh pengguna. Tidak ada yang bisa merusak ataupun mengganti isi dari perjanjian itu.
4. Penyimpanan
Smart Contract juga bisa berfungsi sebagai lokasi penyimpanan yang relatif aman karena blockchain cocok digunakan menjadi database virtual. Salah satu contoh penggunaannya adalah penyimpanan data kesehatan pasien di industri kesehatan. Setiap data pasien akan tercatat dengan baik dan disimpan di dalam blok dengan aman.
Siapa yang Memakai Smart Contract?
Penerapan kontrak pintar yang cukup fleksibel membuat banyak industri mulai melirik penggunaan kontrak digital ini. Selain aman, kontrak pintar juga praktis dan cukup terjangkau. Saat ini sudah ada beberapa industri yang bisa mendapatkan manfaat dari Smart Contract. Industri apa saja yang dimaksud?
1. Pemerintahan
Smart Contract dapat digunakan untuk membuat sistem pemungutan suara menjadi lebih adil dan aman. Aplikasi seperti FollowMyVote memanfaatkan kontrak pintar untuk melindungi suara dari penipuan. Dalam hal ini, seluruh pemungutan suara yang sudah ditulis ke blockchain tidak akan dapat diubah. Setelah pemungutan suara usai, kontrak pintar akan mengirimkan token ke alamat pemenang pemungutan suara.
Baca juga: 5 Negara Penambang Kripto Terbesar di Dunia
2. Industri Kesehatan
Saat ini banyak pelaku industri kesehatan yang menggunakan kontrak pintar untuk mencatat data kesehatan serta catatan medis dengan aman. Salah satu contoh manfaat smart contract dalam industri kesehatan adalah EncrypGen, yang memungkinkan pasien untuk mengendalikan data mereka sendiri. Jadi, ketika ada peneliti atau badan yang ingin memanfaatkan data tersebut untuk penelitian, mereka harus mentransfer sejumlah uang kepada pasien tersebut. Pasien dapat memutuskan untuk menerima atau menolak menjual data medis mereka.
3. ICO
ICO atau Initial Coin Offering adalah sistem crowdfunding yang bisa membantu pendanaan aplikasi baru berbasis teknologi blockchain. Tak jarang sistem ini digunakan untuk mendanai peluncuran cryptocurrency baru. ICO umumnya menawarkan sejumlah koin gratis untuk investor-investor yang tertarik membiayai sebuah proyek mata uang kripto baru. Akan tetapi, ICO rawan dimanfaatkan untuk penipuan, sehingga calon investor perlu sangat berhati-hati jika ingin berpartisipasi dalam proyek ini.
Baca juga: Mengapa Sebagian Besar ICO Gagal?
4. Bisnis
Penggunaan kontrak pintar yang paling umum adalah pada sektor bisnis. Manfaat Smart Contract dalam kasus ini berkaitan dengan pengurangan biaya untuk pihak ketiga. Banyak kegiatan jual beli yang membutuhkan penggunaan kontrak, namun hal ini membutuhkan pihak ketiga. Akibatnya, pihak vedor sering kali harus membayar ekstra. Tapi dengan menggunakan kontrak digital, baik penjual maupun pembeli tak perlu mengeluarkan biaya tersebut.
Akhir Kata
Sebagai sebuah kontrak, Smart Contract menawarkan transparansi serta keamanan yang tidak dimiliki oleh kontrak tradisional. Ada begitu banyak manfaat Smart Contract yang bisa dimanfaatkan oleh masyarakat, sehingga tak heran jika penggunaan kontrak pintar ini sudah merambah berbagai macam sektor seperti kesehatan, bisnis, hingga pemerintahan. Tapi perlu diperhatikan bahwa Smart Contract belum memiliki regulasi hukum yang jelas. Selain itu, kontrak pintar ini juga membutuhkan programmer ahli untuk bisa menjalankannya. Ini mungkin bukanlah sumber daya yang bisa digunakan oleh sembarang orang.
Teknologi Smart Contract tidak hanya memudahkan transaksi di berbagai sektor yang sudah ada, tetapi juga berkontribusi secara langsung pada transaksi mata uang kripto melalui DEX. Apa beda DEX dengan bursa kripto biasa? Pelajari di "Menelisik Decentralized Exchange (DEX) dan Cara Kerjanya".