Biaya pendidikan naik setidaknya 10 persen setiap tahun. Padahal pendidikan adalah kebutuhan primer yang tak tergantikan. Menyiapkan dana pendidikan adalah solusinya.
Biaya pendidikan selalu naik setiap tahun. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), kenaikan biaya pendidikan naik setidaknya 10 persen tiap tahun. Angka itu terhitung besar sebab tingkat inflasi Indonesia pada Januari-Agustus 2019 hanya sebesar 2,48 persen. Artinya naiknya biaya pendidikan lebih besar dibandingkan tingkat inflasi.
Tentu orang tua tidak mau mengkorbankan kualitas pendidikan anaknya karena mahalnya biaya sekolah. Salah satu solusi yang bisa Anda lakukan adalah dengan menyiapkan dana pendidikan.
Dana pendidikan merupakan dana yang disiapkan untuk biaya pendidikan di masa mendatang. Sama halnya bila Anda ingin pensiun pada usia tertentu, Anda tentu harus menyiapkan dana pensiun agar tidak kelabakan saat tidak menerima pendapatan tetap. Begitu pula dengan dana pendidikan, perlu disiapkan agar orang tua tidak kelabakan saat anaknya masuk SD, SMP, SMA, atau pendidikan tinggi karena uang pangkal yang terlampau mahal.
Siapa Saja yang Perlu Menyiapkan Dana Pendidikan?
Pada dasarnya, semua orang yang memiliki anak atau berencana memiliki anak perlu menyiapkan dana pendidikan sedini mungkin. Sebab pendidikan adalah kunci masa depan buah hati Anda. Pendidikan juga merupakan investasi terbaik yang bisa Anda berikan kepada si kecil.
Biaya pendidikan juga naik setiap tahun karena demand yang tinggi. Bagaimana tidak? Pendidikan sudah menjadi kebutuhan primer yang tak tergantikan dan tidak bisa ditunda. Meski uang pangkal sekolah naik 10 persen misalnya, sebagian orang tua tetap mau membayarnya. Sebagian orang tua lainnya akhirnya memilih sekolah lain yang lebih murah.
Menurut survei yang dilakukan Bank HSBC, banyak orang tua rela melakukan berbagai pengorbanan demi membiayai pendidikan tinggi anaknya. Sebanyak 69 persen rela mengurangi atau menghentikan kegiatan senang-senang dan sebanyak 54 persen rela bekerja lembur atau mengambil pekerjaan sampingan.
Investasi untuk Dana Pendidikan
Menabung saja tidak cukup untuk menyiapkan dana pendidikan. Sebab kemampuan menabung kita akan kalah cepat dengan kenaikan biaya pendidikan. Orang tua sebaiknya menyiapkan dana pendidikan lewat instrumen investasi yang menghasilkan return agresif.
Namun sebelum menyiapkan dana pendidikan, riset dulu biaya sekolah yang harus dibayarkan untuk setiap periode. Anda bisa membanding-bandingkan beberapa sekolah untuk mendapatkan perkiraan yang lebih akurat. Setelah itu, hitung totalnya dan tambahkan inflasi sekitar 10 persen per tahun. Besar kan jumlahnya?
Saat menghitung perkiraan biaya pendidikan, Anda tentu juga memperkirakan jangka waktu untuk mengumpulkan dana tersebut. Nah jangka waktu itu juga menentukan instrumen keuangan apa yang bisa Anda gunakan.
Untuk jangka pendek, yakni kurang dari 2 tahun, Anda bisa menggunakan instrumen tabungan. Misalnya dua tahun lagi anak Anda masuk sekolah dasar, siapkan saja uang pangkal, uang gedung, hingga uang seragam lewat tabungan.
Namun bila jangka waktunya lebih panjang, misalnya di atas 5 tahun, cari instrumen dengan return lebih tinggi seperti obligasi, emas, atau reksa dana campuran. Untuk jangka waktu di atas 10 tahun, Anda bisa memilih instrumen investasi seperti saham atau reksa dana untuk menyiapkan dana pendidikan.
Lantas Mulai Kapan?
Dana pendidikan perlu disiapkan siapa pun yang berencana memiliki anak. Lebih awal maka lebih baik. Bila Anda sudah menikah, tak perlu menunggu anak Anda lahir baru menyiapkan dana pendidikan. Siapkan bahkan sebelum si kecil lahir agar pendidikannya terjamin sejak dini.
Bagaimana bila anak sudah duduk di bangku SD tapi belum punya dana pendidikan? Tenang, Anda bisa mulai saat ini juga. Masih banyak jenjang sekolah yang harus ia lewati. Semakin tinggi jenjangnya, semakin besar biaya yang harus disiapkan.
Anda bisa menyiapkan dana pendidikan untuk pendidikan SMP, SMA, dan universitasnya. Tentukan instrumen investasi sesuai jangka waktunya. Anda juga bisa menceritakan rencana persiapan dana pendidikan kepada si kecil agar ia mengerti pentingnya perencanaan finansial.