Harga minyak flat di tengah penantian akan data manufaktur China. Data tersebut diharapkan bisa menjadi petunjuk tentang pemulihan ekonomi negeri tirai bambu.
Harga minyak mentah dunia bergerak dalam range sempit di awal pekan (27/Februari). Saat ini, minyak Brent berada pada kisaran $82.82 per barrel. Sementara itu harga minyak mentah AS berada pada kisaran $76.39 per barrel. Harga minyak pagi ini terpantau begerak dalam range sempit lantaran pasar tidak mau berspekulasi terlalu jauh.
Setelah ini, fokus pasar akan beralih ke PMI Manufaktur China bulan Februari yang akan diumumkan pada hari Rabu (01/Maret). Ekonom berspekulasi bahwa data manufaktur China untuk bulan Februari kemungkinan terkontraksi di bawah 50.0. Sebagai perbandingan, di bulan Januari PMI Manufaktur China berada pada angka 50.1.
Apabila data manufaktur China nanti menunjukkan hasil yang mengecewakan, hal ini berpotensi menjadi katalis negatif yang dapat menekan harga minyak. Mengingat posisi China sebagai negara importir minyak terbesar, tidak heran apabila perlambatan ekonomi dari negara tersebut berpengaruh pada pergerakan harga emas hitam.
Baca juga: 3 Faktor Penggerak Harga Minyak
Minyak Ditopang Prospek Pengurangan Pasokan
Dari sisi global, minyak sedikit banyak masih ditopang oleh potensi pengurangan pasokan dari Rusia. Pasalnya, negara yang juga merupakan salah satu produsen minyak utama itu dikabarkan hendak mengurangi produksi lebih besar dari ekspektasi di awal bulan Maret. Langkah ini merupakan respon ata meningkatnya konflik Rusia dengan negara-negara barat.
Di sisi lain, pasar tengah mengkhawatirkan prospek kenaikan suku bunga The Fed pada pertemuan bulan Maret. Pasalnya, pasar saat ini mengekspektasikan kenaikan suku bunga sebanyak dua kali pada pertemuan Maret dan Mei. Tidak tertutup kemungkinan rate hike dapat berlanjut hingga Juni apabila belum muncul tanda-tanda inflasi turun secara berkelanjutan. Kondisi ini berpotensi membebani pergerakan minyak.