Obligasi berdasarkan jenis penerbitnya dibedakan menjadi dua, yakni obligasi negara dan obligasi korporasi. Yuk pahami perbedaannya!
Obligasi mulai menarik minat para investor milenial. Menurut data Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan hampir 50 persen investor dari Surat Berharga Negara (SBN) ritel adalah milenial. Pasalnya obligasi dianggap sebagai instrumen investasi yang berisiko rendah dan effortless, bila dibandingkan dengan saham.
Apa itu obligasi? Obligasi adalah surat utang jangka menengah atau panjang yang dapat dipindahtangankan. Secara sederhana, ketika Anda membeli obligasi artinya Anda meminjamkan uang kepada penerbit obligasi. Nah berdasarkan jenis penerbitnya, obligasi dibedakan menjadi dua yakni obligasi pemerintah dan obligasi korporasi.
Saat ini obligasi pemerintah atau yang kerap populer sebagai SBN (Surat Berharga Negara) lebih populer di antara investor ritel/perorangan. Sebab investasi di SBN ritel relatif mudah dan hanya butuh modal mulai dari Rp 1 juta. Namun bukan berarti obligasi korporasi tidak menarik. Ingin tahu apa saja bedanya? Simak ulasan berikut.
Mau Investasi di Obligasi Negara atau Korporasi?
Baik memilih obligasi negara atau korporasi, Anda harus menyesuaikannya dengan profil risiko dan tujuan investasi. Berikut ini yang perlu Anda ketahui dari kedua jenis obligasi tersebut.
Obligasi negara:
- Instrumen investasi paling aman karena dijamin oleh negara
- Imbal balik (kupon atau bunga) lebih kecil dibandingkan obligasi korporasi
- Tidak butuh dana besar dibandingkan dengan obligasi korporasi
- Turut membeli obligasi pemerintah berarti Anda ikut berkontribusi pada pembangunan negara
Obligasi korporasi:
- Instrumen investasi dijamin oleh perusahaan penerbit obligasi
- Risiko melekat pada perusahaan penerbit obligasi, jika perusahaan bangkrut, dana investasi juga akan hilang
- Imbal balik relatif tinggi dibandingkan SBN, bahkan bisa mencapai lebih dari 11 persen per tahun jika tenor di atas 10 tahun
- Investasi di obligasi korporasi butuh modal yang relatif besar dibandingkan dengan SBN, biasanya minimal 20 juta
Dengan melihat kedua fitur obligasi di atas, investor moderat yang suka bermain risiko demi mencari return tinggi mungkin akan memilih obligasi korporasi. Sedangkan investor konservatif akan mencari jalan aman dengan investasi di obligasi pemerintah.
Tips Memilih Obligasi Korporasi Agar Untung Maksimal
Memilih obligasi harus cermat mengingat obligasi untuk perencanaan keuangan jangka panjang. Jika obligasi dalam bentuk Surat Berharga Negara, maka Anda tidak perlu ragu karena apa yang dijanjikan hampir pasti akan terjadi karena dijamin oleh negara. Namun jika penerbit obligasinya adalah perusahaan swasta, maka beberapa hal berikut ini perlu dipertimbangkan:
1. Teliti Perusahaan Penerbit Obligasi
Paling mudah sebaiknya Anda memilih penerbit obligasi perusahaan terbuka. Sebab, perusahaan yang sudah go public akan menampilkan kinerja perusahaan dalam laporan yang dirilis di bursa efek dan banyak diberitakan oleh media massa.
Yang perlu dilihat adalah profil bisnis, fundamental bisnis dan sektornya, termasuk siapa CEO dan direksinya. Mencermati profil perusahaan dan laporan keuangannya akan membuat investor dapat mengurangi risiko investasinya.
2. Pastikan Hanya Memilih Rating Obligasi A ke atas
Produk obligasi yang akan dirilis selalu didahului oleh rating dari lembaga independen. Obligasi korporasi biasanya diseleksi oleh pemberi rating seperti Pefindo, Fitch Ratings dan Moodys.
Lewat peringkat ini, investor bisa lebih mengontrol risiko investasinya. Dunia obligasi membagi rating obligasi menjadi dua, investment grade bond dan non invesment grade bond. Obligasi yang masuk kategori invesment grade bond atau layak investasi adalah peringkat AAA, AA, dan A menurut Standards & Poor’s atau peringkat Aaaa, Aa dan A menurut Moody’s.
3. Likuiditas di Pasar
Faktor likuditas dalam dunia investasi adalah mutlak pentingnya. Apalagi jika Anda berkantong cekak alias bermaksud menjual obligasinya sebelum jatuh tempo akibat sering butuh biaya. Memilih obligasi dengan likuiditas yang baik, akan membuat Anda terhindar dari risiko harga obligasi lebih rendah dibandingkan saat dibeli.
Obligasi merupakan jenis investasi yang relatif aman dibanding saham namun dengan imbal balik di atas deposito. Memilih dengan cermat sesuai ulasan di atas bisa memberikan hasil maksimal dengan risiko minimal.