Bagaimana cara membaca candlestick cryptocurrency? Apa manfaatnya bagi keuntungan trading cryptocurrency? Semuanya akan dikupas tuntas dalam artikel berikut.
Candlestick merupakan salah satu perangkat penting yang diperlukan oleh cryptocurrency trader untuk menemukan area sell atau buy pada grafik kripto. Sebenarnya, ada berbagai jenis grafik yang bisa trader gunakan untuk analisis harga secara teknis, misalnya grafik garis (line chart) dan grafik batang (bar chart). Namun, grafik candlestick memiliki keunggulan spesial yang tak bisa digantikan oleh jenis grafik lainnya.
DI
|
Daftar Isi |
Mengapa Harus Belajar Candlestick?
Jika Anda pernah melihat atau bahkan mempelajari Japanese Candlestick, pasti akan terkagum dengan banyaknya informasi yang akan Anda peroleh dari formasi chart tersebut.
Candlestick banyak digemari karena bisa menampilkan posisi harga tertinggi (High), terendah (Low), pembukaan (Open), dan penutupan (Close) dalam satu tampilan yang sederhana, menarik, dan mudah dimengerti. Bahkan, candlestick bisa memiliki berbagai bentuk dengan nama yang berbeda untuk mengindikasikan sentimen pasar bearish, netral, atau bullish.
Secara umum, pergerakan grafik candlestick berikutnya mengikuti prediksi dari apa yang telah ditunjukkan grafik sebelumnya. Namun, tidak ada jaminan bahwa pergerakan selanjutnya selalu tepat meski kebanyakan kasus mengindikasikan kesesuaian prediksi.
Baca juga: Pola Candlestick Yang Paling Menguntungkan
Bagaimana bisa? Alasannya tidak lain karena mayoritas trader akan memiliki pola pikir yang sama. Berdasarkan pola candlestick sebelumnya, traders kan membuat keputusan untuk bersikap bullish atau bearish. Bisa dikatakan, grafik candlestick telah menjadi semacam forecast.
Namun, terkadang tidak semua trader berperilaku demikian. Para pemain besar di pasar (strong market makers) ada kalanya bertindak melawan bias candlestick dan mengejutkan trader lain sehingga mendorong pergerakan harga yang berlawanan dari proyeksi candle sebelumya.
Hal itu bisa terjadi karena strong market makers tidak hanya mengandalkan candlestick. Oleh karenanya, pola candlestick dalam grafik Bitcoin ataupun kripto tidak bisa dijadikan acuan untuk memprediksi harga pasar dalam jangka panjang. Logikanya, candlestick tidak akan memberitahu traders nilai koin di masa depan. Iya, bukan?
Memahami Candlestick Cryptocurrency
Meski pola candlestick cryptocurrency tidak dipercaya oleh strong market makers untuk jangka panjang, namun pola ini dapat menjadi pedoman trader ritel untuk mengetahui pergerakan harga, setidaknya dalam jangka pendek untuk mengambil keuntungan dari fluktuasi harga.
Tentu saja, Anda harus belajar cara membaca candlestick cryptocurrency terlebih dulu untuk bisa menguasai cara tradingnya. Layaknya penggunaan di pasar forex maupun sektor lainnya, candlestick cryptocurrency bisa menunjukkan indikasi penerusan atau pembalikan trend, sehingga trader bisa tahu kapan harus buy atau sell.
(Baca juga: 4 Tip Untuk Entry Yang Akurat)
Penggunaan time frame merupakan kunci penting yang wajib diperhatikan, karena setiap candlestick mewakili satu pergerakan harga di time frame tertentu. Jadi ketika trader menganalisa candlestick di time frame 1 menit, maka ia akan mendapati pergerakan candlestick yang terbentuk setiap 1 menit sekali. Sementara itu, jika ia membuka chart candlestick di time frame 1 minggu, maka ia akan memperoleh gambaran candlestick yang mewakili harga pembukaan, penutupan, tertinggi, dan terendah mingguan di setiap 1 batangnya.
Nah, berikut ini adalah beberapa pola candlestick yang perlu Anda ketahui sebagai seorang trader kripto.
- Bearish candlestick, berfungsi menunjukkan kondisi penurunan dan ditandai dengan harga penutupan yang lebih rendah dari harga pembukaan.
- Bullish candlestick, berfungsi menunjukkan kondisi kenaikan dan ditandai dengan harga penutupan yang lebih tinggi dari harga pembukaan.
- Neutral candlestick, berfungsi menunjukkan kondisi kekuatan buyer dan seller yang seimbang, ditandai dengan harga penutupan yang tidak jauh dari harga pembukaan. Kondisi ini kerap dianggap melambangkan momen keraguan pasar.
Jika divisualisasikan, berikut adalah bentuk 3 candlestick cryptocurrency yang bisa memperlihatkan kondisi pasar:
Selain pola sederhana bullish, bearish, dan neutral, pola candlestick cryptocurrency juga bisa menjelma menjadi berbagai bentuk yang secara garis besar terbagi ke dalam 3 kategori:
- Formasi Single (Single Formation). Pola satu candlestick yang dianggap dapat menandakan pembalikan atau penerusan. Karena frekuensi kemunculannya yang paling tinggi, formasi candlestick single dianggap memiliki akurasi rendah. Beberapa contoh pola candlestick yang masuk dalam kategori ini adalah Spinning Top, Doji, Marubozu, Hammer, Hanging Man, Inverted Hammer, dan Shooting Star.
- Formasi Ganda (Double Formations). Pola yang terdiri dari dua candlestick untuk membentuk sinyal pembalikan atau penerusan. Banyak dianggap berakurasi sedang, pola-pola yang termasuk dalam kategori candlestick ini diantaranya Bullish Engulfing, Bearish Engulfing, Tweezer Top, dan Tweezer Bottom.
- Formasi Triple (Triple Formation). Pola yang terbentuk dari tiga buah candlestick untuk menandakan sinyal pembalikan atau penerusan. Morning Star, Evening Star, Three White Soldiers, dan Three Black Crows adalah beberapa contoh dari kategori formasi candlestick yang dikenal berakurasi paling tinggi ini.
Pola Populer dalam Candlestick Cryptocurrency
Secara umum, terdapat dua jenis pola candlestick cryptocurrency berdasarkan sinyalnya, yaitu penerusan (continuation) dan pembalikan (reversal). Pola penerusan digunakan untuk memprediksi kemungkinan harga melanjutkan trend saat ini. Sementara, pola pembalikan memprediksi perubahan arah harga.
Baca juga: Pola 3 Candle Terbaik Penanda Reversal
Mayoritas pola candlestick populer yang sering digunakan dalam trading adalah jenis yang mengindikasikan reversal atau pembalikan. Berikut adalah contohnya:
1. Hammer
Hammer merupakan pola pembalikan naik yang ditandai dengan body kecil dan ekor panjang. Hammer merupakan candlestick dari kategori formasi single dan biasanya muncul di dasar downtrend.
2. Hanging Man
Pola berikutnya adalah Hanging Man. Dalam prinsip membaca candlestick cryptocurrency, Hanging Man merupakan kebalikan dari Hammer. Sehingga, Hanging Man bisa dikatakan menunjukkan pergerakan cryptocurrency yang sedang mendekati puncak uptrend dan akan segera berbalik turun.
Apa yang harus Anda lakukan? Saat menemukan pola ini sekarang, maka jangan coba untuk beli. Jika sebelumnya Anda sudah memegang cryptocurrency yang sedang membentuk Hanging Man, ini bisa jadi peluang untuk mengambil untung dengan menjualnya.
3. Three White Soldiers
Three White Soldiers merupakan pola candle naik yang menunjukkan pembalikan dari trend turun. Pola ini terdiri dari tiga body candlesticks yang panjang dan secara berurutan dibuka menguat dari body candle sebelumnya. Karena sifatnya yang terdiri dari tiga candlestick, Three White Soldiers diyakini memiliki akurasi lebih tinggi dari Hammer.
4. Bullish Engulfing
Pola ini terjadi ketika candlestick bullish besar sepenuhnya terbentuk dan "memakan" candlestick bearish yang mendahuluinya. Kebalikan dari pola Bullish Engulfing adalah Bearish Engulfing, di mana pola tersebut menunjukkan potensi pembalikan sentimen pasar dari bullish ke bearish.
5. Morning Star
Morning Star menunjukkan kondisi di mana harga berusaha melanjutkan penurunan, tetapi kekuatan seller tak kuasa mendukung outlook tersebut sehingga terjadilah pembalikan ke arah atas. Morning Star memiliki ciri 3 candle, dengan candle pertama adalah candle bearish panjang, sementara candle kedua adalah formasi netral yang menunjukkan keraguan pasar, dan candle ketiga adalah formasi bullish yang mengkonfirmasi reversal.
Membaca Sinyal Sell dan Buy Melalui Candlesticks
Sebagai pedoman penerapan candlestick cryptocurrency dalam analisa trading, berikut adalah uraian yang perlu Anda perhatikan baik-baik:
- Membaca Candlestick Cryptocurrency untuk Mengetahui Sinyal Jual
Sinyal jual dapat diketahui melalui candlestick yang mengindikasikan pelemahan uptrend. Biasanya, sinyal jual ini ditunjukkan oleh pola Hanging Man serta kebalikan dari pola Morning Star dan Bullish Engulfing, yakni Evening Star dan Bearish Engulfing.
Pada dasarnya, candlestick mengindikasikan sinyal jual jika terjadi dua candle bearish yang terbentuk rendah daripada level tertinggi candle sebelumnya.
- Membaca Candlestick Cryptocurrency untuk Mengetahui Sinyal Beli
Buy signal diperoleh ketika Anda menemukan pola Hammer, Three White Soldiers, Morning Star, dan Bullish Engulfing. Pola candlestick pada akhir downtrend seringkali menunjukkan penolakan dominasi bearish dengan harga closing yang mendekati harga tertinggi candle sebelumnya.
Contoh Kasus: Analisa Candlestick Bitcoin
Tahukah Anda? Grafik harga Bitcoin yang menunjukkan fenomena menarik jika ditilik dari analisa candlestick. Coba perhatikan pola candlestick Bitcoin di bawah ini:
Dapat dilihat bahwa candlestick yang semakin mengecil di sekitar 6000 menunjukkan peluang pengujian yang bisa melambungkan harga Bitcoin. Namun jika support itu terpatahkan, harga bisa turun tajam dan membuka arus downtrend yang signifikan. Inilah alasan mengapa trader harus lebih berhati-hati jika ingin membeli Bitcoin pada area harga ini.
Baca juga: 5 Hal Yang Wajib Diketahui Tentang Level Support-Resistance
Cara Menentukan Keputusan Trading Terbaik
Membaca candlestick cryptocurrency tidak 100% menghasilkan prediksi yang benar. Namun, cara analisa ini bisa memberikan petunjuk yang lebih baik untuk mengukur arah pergerakan harga selanjutnya; apakah akan naik, turun, atau cenderung netral.
Lalu, apakah Anda bisa selalu mengandalkan pola candlestick cryptocurrency untuk mengambil keputusan trading? Jawabannya bergantung pada komitmen Anda untuk menggabungkannya dengan teknik analisa lain. Hal itu karena analisa dengan pola candlestick tidak seharusnya menjadi strategi tunggal.
Anda perlu mengkombinasikan metode candlestick dengan penggunaan indikator atau metode analisa lain agar sinyal yang didapatkan lebih akurat dan terkonfirmasi.
Kesimpulan
Pola candlestick cryptocurrency mampu memberikan petunjuk arah pergerakan harga. Namun agar keputusan trading yang diambil bisa lebih baik, masih diperlukan metode analisa lain untuk mendukung sinyal candlestick. Hal ini tidak hanya berlaku dalam pedoman cara membaca candlestick cryptocurrency, tapi juga lazim diterapkan dalam metode trading untuk mendapatkan keuntungan di pasar forex.
Terlepas dari makna pola candlestick di atas yang perlu Anda pelajari, sebaiknya tunggu sampai candle berikutnya terbentuk sebelum mengambil titik entry atau exit dalam trading. Tujuannya untuk menghindari pola candle yang bersifat spekulatif. Selain itu, perhatikan bahwa pasar kripto masih rentan terpengaruh berita fundamental dan memiliki volatlitas ekstrem. Maka, sebaiknya jangan trading dengan pola candlestick ketika ada dampak berita yang bisa menggerakkan harga pasar secara signifikan.
Menggunakan analisa candlestick cryptocurrency sebagai strategi tunggal hanyalah satu dari sekian banyak kesalahan yang umum dilakukan trader kripto pemula. Apa saja kesalahan lain yang perlu diwaspadai? Pelajari di 5 Kesalahan Umum Trader Kripto Pemula.
FAQ Cara Membaca Candlestick Cryptocurrency
Mengapa trader kripto perlu memahami candlestick?
Lewat candlestick, trader kripto bisa mendapatkan banyak informasi, seperti posisi harga tertinggi (High), terendah (Low), pembukaan (Open), dan penutupan (Close) dalam satu tampilan yang sederhana, menarik, dan mudah dimengerti. Berbagai bentuk candlestick juga mampu mengindikasikan sentimen pasar bearish, netral, atau bullish. Candlestick bisa membantu trader mengetahui pergerakan harga, setidaknya dalam jangka pendek untuk mengambil keuntungan dari fluktuasi harga.
Mengapa time frame penting dalam memahami candlestick?
Timeframe adalah elemen penting karena setiap candlestick mewakili satu pergerakan harga di time frame tertentu. Ketika trader kripto menganalisa candlestick di pasar Bitcoin pada time frame 1 menit misalnya, maka ia akan mendapati pergerakan candlestick yang terbentuk setiap 1 menit sekali. Sementara itu, jika ia membuka chart candlestick di time frame 1 minggu, maka ia akan memperoleh gambaran candlestick yang mewakili harga pembukaan, penutupan, tertinggi, dan terendah mingguan Bitcoin di setiap 1 batangnya.
Apa saja jenis pola candlestick ynag perlu diketahui trader kripto?
Ada 3 jenis pola candlestick yang perlu dipahami trader kripto, yaitu bearish candlestick, bullish candlestick, dan neutral candlestick. Bearish candlestick berfungsi menunjukkan kondisi penurunan yang ditandai dengan harga penutupan lebih rendah dari harga pembukaan. Bullish candlestick berguna menunjukkan kondisi kenaikan yang ditandai dengan harga penutupan lebih tinggi dari harga pembukaan. Sedangkan neutral candlestick menunjukkan kondisi kekuatan buyer dan seller yang seimbang, ditandai dengan harga penutupan yang tidak jauh dari harga pembukaan.
Apa saja pola populer dalam candlestick cryptocurrency?
Pola candlestick yang paling banyak dipakai trader ialah penerusan (continuation) dan pembalikan (reversal) yang dilihat berdasarkan sinyalnya. Pola penerusan bisa dipakai untuk memprediksi kemungkinan harga melanjutkan trend saat ini, dan pola pembalikan memprediksi perubahan arah harga.
Bagaimana cara membaca candlestick cryptocurrency untuk mengetahui sinyal sell?
Apabila Anda ingin mengetahui sinyal jual, carilah candlestick yang mengindikasikan pelemahan uptrend. Biasanya, sinyal jual berbentuk pola Hanging Man serta kebalikan dari pola Morning Star dan Bullish Engulfing, yakni Evening Star dan Bearish Engulfing. Candlestick akan mengindikasikan sinyal jual jika terjadi dua candle bearish yang terbentuk rendah daripada level tertinggi candle sebelumnya.