Meski sama-sama berprinsip "beli sekarang bayar nanti", nyatanya ada beberapa perbedaan antara PayLater dengan kartu kredit. Lantas bila disuruh memilih, mana yang lebih baik antara PayLater dengan kartu kredit?
PayLater maupun kartu kredit merupakan metode pembayaran dengan sistem cicilan. Meski hampir mirip, keduanya memiliki perbedaan. Alhasil, banyak orang yang bertanya-tanya; antara PayLater vs kartu kredit, manakah yang lebih menguntungkan?
Metode pembayaran kartu kredit sudah lama tersedia dan dikenal masyarakat sejak beberapa dekade silam. Seiring berkembangnya teknologi, kini telah tersedia pembayaran kredit terbaru yang lebih praktis yaitu PayLater. Mengapa dikatakan lebih praktis?
Hal ini karena PayLater tidak memerlukan kartu fisik untuk bertransaksi. Pengguna hanya perlu mengaktifkan fitur pembayaran PayLater yang tersedia di beberapa marketplace populer seperti Shopee, Tokopedia, hingga Gojek. Selanjutnya, pengguna tinggal menikmati fasilitas sekaligus membayar tagihan pada tanggal yang sudah ditentukan secara teratur.
Entah PayLater maupun kartu kredit, pelanggan tentu akan memprioritaskan metode pembayaran yang lebih menguntungkan, kecuali ada situasi dan kondisi tertentu. Nah, berikut penjelasan PayLater vs kartu kredit untuk Anda.
DI
|
Daftar Isi |
Perbedaan PayLater Dengan Kartu Kredit
1. Proses Aplikasi
Pertama, mari pertimbangkan dari segi proses aplikasi antara PayLater vs kartu kredit. Jika Anda perhatikan, pasti kedua metode tersebut memiliki proses aplikasi yang sangat berbeda.
Pada metode PayLater, pengajuannya jauh lebih cepat daripada kartu kredit karena semuanya berbasis online. Selain menghemat waktu, dokumen yang diperlukan pun hanya berbentuk softcopy sehingga lebih praktis. Secara umum, syarat pengajuan fitur PayLater adalah dokumen yang mudah dijumpai antara lain KTP, NPWP, KK, dan BPJS.
Lain halnya dengan pengajuan kartu kredit yang memerlukan waktu lebih lama dari PayLater. Selain itu, Anda juga harus pergi ke kantor bank yang dipilih dan menunggu konfirmasi. Saat mengajukan proses ini, Anda harus menyiapkan dokumen penting seperti fotokopi KTP, NPWP, slip gaji, buku tabungan, dan SKP atau Surat Keterangan Perusahaan.
Belum cukup sampai di situ, proses aplikasi kartu kredit pada bank tertentu rupanya harus melalui tahap wawancara. Tujuannya tak lain adalah untuk menentukan apakah Anda memang layak memiliki kartu kredit atau tidak. Apabila pihak bank menilai Anda tidak mampu secara finansial, maka sudah pasti pengajuannya akan ditolak. Pada poin ini, sudah jelas jika proses aplikasi PayLater lebih mudah daripada pengajuan kartu kredit.
2. Jumlah Bunga
Bicara soal cicilan, tidak akan lengkap jika belum membahas bunganya. Ternyata, PayLater dan kartu kredit memiliki kisaran bunga yang berbeda.
Di Bank Indonesia, batas maksimum suku bunga kartu kredit turun dari 2.25% menjadi 2% sejak bulan Mei 2020 lalu akibat pandemi COVID-19. Peraturan bunga kartu kredit ini disamakan sesuai peraturan dari Bank Indonesia.
Sementara bunga PayLater cenderung berbeda-beda antar marketplace. Sebagai contoh, Traveloka PayLater memiliki bunga 2.14 – 4.78%, Ovo PayLater sebesar 2.9%, Shopee PayLater sebesar 2.95%, Kredivo sebesar 2.95%, dan Gojek PayLater sebesar Rp 7.500 - Rp49.000 per bulan tergantung limitnya.
Ternyata, kemudahan yang Anda peroleh dari proses aplikasi PayLater harus Anda bayar dengan jumlah bunga yang tergolong tinggi. Dalam hal ini, jumlah bunga PayLater lebih tinggi daripada bunga kartu kredit.
Kunjungi juga: Daftar Suku Bunga Kredit dan Pinjaman
3. Tenor Cicilan yang Disediakan
Setiap layanan kredit, pasti menawarkan tenor atau batas waktu cicilan bagi pengguna untuk melunasinya. Begitu pula dengan kartu kredit maupun PayLater; keduanya memiliki tenor cicilan guna meringankan pengguna saat membayar tagihan.
Sebenarnya, setiap marketplace dengan fitur PayLater memiliki tenor yang cukup beragam sesuai kebijakan masing-masing. Namun secara umum, tenor cicilan yang mereka tawarkan lebih pendek daripada kartu kredit yaitu maksimal hanya 12 bulan saja. Ada juga marketplace yang memiliki tenor di akhir bulan seperti Gojek PayLater, atau Shopee PayLater maksimal 3 bulan.
Sementara itu, tenor cicilan kartu kredit jauh lebih panjang, yaitu sampai 24 bulan atau 2 tahun. Oleh karena itu, pengguna kartu kredit memiliki waktu yang cukup lama untuk membayar tagihannya.
(Baca Juga: Cara Pintar Manfaatkan Kartu Kredit)
4. Biaya yang Harus Dibayarkan
Selanjutnya, mari perhatikan perbandingan PayLater vs kartu kredit dari sisi biaya yang harus pengguna bayarkan.
Salah satu keunggulan PayLater yaitu tidak memiliki biaya tahunan. Meski demikian, fitur PayLater mewajibkan setiap pelanggan untuk membayar denda apabila terlambat membayar cicilan. Beberapa marketplace bahkan memiliki biaya layanan lain yang harus pengguna bayar pada setiap transaksi.
Besaran biaya denda PayLater berbeda-beda tergantung kebijakan penyedia layanannya. Misalnya, denda Traveloka yaitu 5% dari sisa utang, OVO PayLater 0.1% per hari, GoPay PayLater yaitu Rp2,000 per hari, Shopee PayLater 0.1% per hari, dan Kredivo sebesar 3% dari total tagihan.
Sementara itu, biaya tahunan kartu kredit bagi penggunanya tidaklah sedikit. Secara umum, biaya tahunan kartu kredit mulai dari ratusan ribu sampai jutaan rupiah tergantung jenis kartu kredit yang dipakai sekaligus kebijakan dari bank penyedia layanan. Belum lagi biaya keterlambatan atau denda yang harus pelanggan kartu kredit tanggung apabila tidak tepat waktu membayar. Biaya-biaya lain yang biasa ditanggung oleh pemilik kartu kredit antara lain biaya tarik tunai, konversi mata uang, overlimit, pembatalan cicilan, pengembalian cek/giro, serta salinan tagihan.
Baik PayLater vs kartu kredit sebenarnya sama-sama memberikan keuntungan bagi penggunanya. Hanya saja, jangan lupa selalu bijak dalam menggunakan layanan tersebut. Pasalnya, kemudahan saat berbelanja, membuat sebagian orang menjadi lebih konsumtif dan tidak mampu mengontrol diri. Pada akhirnya, perilaku tersebut akan membuat seseorang menjadi hidup boros.
(Baca Juga: Jangan Boros! Ini Cara Menahan Belanja Impulsif)
Cara Kerja PayLater
Belakangan ini, metode PayLater memang lagi naik daun. Opsi pembayaran ini dipandang menjadi solusi bagi pengguna yang memerlukan dana talangan cepat tanpa prosedur yang rumit. Namun, ada beberapa hal yang sebenarnya harus Anda waspadai sebelum menggunakan metode "beli sekarang, bayar nanti" ini. Sebab, resikonya ternyata tidak lebih ringan daripada metode kartu kredit. Salah satunya, dilihat dari bunga PayLater yang tidak lebih rendah daripada bunga kartu kredit.
Sederhananya, berikut ini cara kerja PayLater yang harus Anda pahami.
1. Pendaftaran PayLater
Setiap marketplace memiliki kebijakan berbeda untuk hal ini. Di Traveloka, pengguna atau pemilik akun harus mengajukan permohonan aktivasi terlebih dulu dengan melengkapi formulir untuk mendaftar PayLater. Sementara di Shopee dan Gojek, pengguna berhak menikmati fitur ini pada akunnya tanpa melalui proses pendaftaran. Berbeda lagi dengan OVO yang menyediakan fitur PayLater bagi pemilik akun OVO Premier.
2. Penggunaan PayLater
Setelah permohonan aktivasi PayLater disetujui, Anda bisa menggunakan opsi pembayaran ini. Setiap persetujuan aktivasi PayLater, selalu menyertakan keterangan plafon pinjaman, detail cicilan, dan sebagainya. Penggunaan metode ini dibatasi oleh aturan tersebut. Jadi, perhatikan terlebih dulu rinciannya dan sesuaikan dengan kesanggupan pembayaran di hari nanti.
3. Pembayaran dan Bunga PayLater
Lagi-lagi, setiap aplikasi memiliki aturan berbeda terkait bunga PayLater. Persamaannya adalah tagihan selalu dikirim setiap bulan sekaligus dengan bunganya.
Hal-hal yang Perlu Diperhatikan Tentang PayLater
Pada kondisi tertentu, memang metode PayLater sangat membantu. Namun, apabila tidak hati-hati, justru menimbulkan masalah baru seperti awal lingkaran setan. Apalagi dengan suku bunga yang tidak lebih rendah dari bunga kartu kredit Mandiri, BCA, maupun BNI.
Nah, agar tidak salah langkah, berikut ini beberapa hal penting yang harus Anda perhatikan terkait PayLater.
1. Jika Sudah Punya Kartu Kredit, Hindari PayLater
Sesuai namanya yaitu kredit, maka kapan pun dan dimana pun Anda mengaji, ukan kredit, berarti Anda berjanji untuk membayarnya di kemudian hari. Oleh karena itu, sebelum mendaftar fitur PayLater, langkah pertama yang harus Anda lakukan adalah bertanya pada diri sendiri, apakah pendapatan Anda cukup untuk mengembalikan tagihan beserta bunganya nanti?
Baca Juga: Bolehkah Punya Kartu Kredit Lebih dari Satu?
Lain halnya bagi Anda yang sudah memiliki kartu kredit, sebaiknya jangan menggunakan layanan PayLater. Sebab, tagihan dari PayLater sekaligus kartu kredit bisa menumpuk beban hutang di kemudian hari. Ingat, kondisi dompet kosong sebelum gajian bukan menjadi penanda untuk menggunakan layanan PayLater, tetapi sinyal untuk diet keuangan.
Sama halnya bagi Anda yang sudah terdaftar sebagai pengguna PayLater di salah satu aplikasi, sebaiknya jangan mendaftarkan diri lagi di fitur PayLater aplikasi lain. Sebab tanpa pembukuan real time, Anda bisa kehilangan jejak pengeluaran bulanan dan terkaget-kaget ketika menerima tagihan di akhir/awal bulan yang membengkak.
2. Perhatikan Aturan Aplikasi Sebelum Pakai PayLater
Selain bunga, ternyata layanan PayLater juga memiliki biaya lain-lain yang harus Anda perhatikan, seperti biaya administrasi dan denda keterlambatan pembayaran. Untuk itu, pastikan untuk membaca terms and condition dari pengelola aplikasi dengan teliti, sebelum mulai menggunakannya.
Cermati pula bagaimana jika Anda batal untuk membeli produk terkait; apakah pembelian bisa dibatalkan atau tetap dikenai full charge sekaligus bunga PayLater, ataukah pembelian dan charge bisa batal sepenuhnya. Tentu saja, setiap penyedia PayLater memiliki prosedur khusus untuk product return. Maka, jangan ragu untuk bertanya pada Customer Service jika menemui terms and conditions yang tidak jelas.
3. Waspada Peretasan
Apapun yang berkaitan dengan produk digital, pasti rentan oleh peretasan, termasuk PayLater. Apabila Anda gagal mengamankan password dan username atau justru kehilangan gadget, maka resiko PayLater diretas akan lebih besar.
Memang, dunia perbankan juga bisa diretas atau phising. Namun, kemudahan akses PayLater bisa menjadi bumerang yang rentan disalahgunakan oleh pihak-pihak tidak bertanggung jawab; berbeda dengan kredit bank yang memiliki prosedur lebih ruwet.
Untuk mengurangi resiko peretasan tersebut, gunakan PayLater pada satu gadget dan buat password seunik mungkin (bukan tanggal lahir maupun nama Anda). Selain itu, jangan pernah login menggunakan gadget milik orang lain. Jangan pula memberitahukan password dan kode apapun itu kepada orang lain yang mengatasnamakan penyedia PayLater. Motif ini sering dipakai orang tidak bertanggung jawab untuk membobol akun aplikasi Anda.
Akhir kata, pilihan antara PayLater vs kartu kredit harus disesuaikan dengan kebutuhan. Pertimbangkan pula beberapa hal yang sudah tertera di atas. Pada akhirnya, apa yang Anda peroleh dengan berbelanja kredit saat ini, tetap harus Anda bayar nantinya. Jadi, pergunakan dengan bijak kemudahan PayLater maupun kartu kredit untuk hal-hal yang penting dan menguntungkan saja ya!