Menurut analis Commerzbank, EUR/USD bisa menembus level 1.0800 pada akhir pekan paskah, 1 hari, #Forex Teknikal   |   Menurut analis ANZ, XAU/USD mengindikasikan pasar memprakirakan inflasi turun untuk dukung penurunan suku bunga, 1 hari, #Emas Fundamental   |   GBP/JPY melemah dekat level 191.00 setelah data PDB Inggris, 1 hari, #Forex Teknikal   |   Haskel dari BoE memperingatkan agar tidak terburu-buru memangkas suku bunga, 1 hari, #Forex Fundamental   |   NZD/USD melemah mendekati level 0.5990 menyusul melemahnya kepercayaan konsumen Selandia Baru, 1 hari, #Forex Teknikal   |   PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) menyiapkan modal belanja alias capital expenditure (capex) total $2 miliar untuk di 2024. , 1 hari, #Saham Indonesia   |   PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT) diproyeksi mampu melanjutkan pertumbuhan kinerja dobel digit di tahun 2024, 1 hari, #Saham Indonesia   |   PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) mengincar produksi emas mencapai 1,009,000 ons, produksi tembaga sebanyak 456 juta pon dan produksi konsentrat 833,000 metrik ton kering untuk tahun ini, 1 hari, #Saham Indonesia   |   PT Temas Tbk (TMAS) optimistis capai peningkatan kinerja di 2024, menargetkan kenaikan laba bersih sebanyak 23% menjadi Rp1 triliun, 1 hari, #Saham Indonesia

Pembatasan COVID Kembali, Manufaktur China Makin Lemah

Crypholic 30 Nov 2022
Dibaca Normal 2 Menit
forex > berita >   #china   #covid   #manufaktur
Data PMI Manufaktur dan Jasa China kompak terkontraksi pada bulan November karena pembatasan COVID dari pemerintah yang menghambat aktivitas ekonomi di sana.

Perekonomian China saat ini tengah dirundung oleh hambatan besar. Program Zero COVID yang dicanangkan pemerintah telah memaksa dilakukannya pembatasan ketat. Alhasil, aktivitas ekonomi dalam negeri mengalami perlambatan.

Biro Statistik Nasional China pagi ini (30/November) merilis data PMI Manufaktur yang kembali turun dari 49.2 menjadi 48.0 pada bulan November. Sementara itu, PMI Jasa mengalami penurunan dari 48.7 menjadi 46.7.

Baca juga: PMI Manufaktur dan Jasa China Kompak Tergelincir

Dibayangi Pembatasan COVID, Sektor Manufaktur China Kembali Kontraksi

Menyusul lonjakan kasus yang sudah mencapai 40,000 per harinya, pembatasan COVID kembali diterapkan di beberapa kawasan episentrum penyebaran di China. Otoritas setempat pun membatasi jam kerja pabrik dan kantor, sehingga hal ini mempengaruhi kinerja aktivitas ekonomi.

Hal itu terlihat dari rincian sub-indeks PMI Manufaktur yang baru dirilis. Sub-indeks output turun dari 49.6 menjadi 47.8, pesanan baru merosot dari 48.1 menjadi 46.4, begitu pula dengan pesanan ekspor yang mengalami penurunan dari 47.6 menjadi 46.7.

Efek negatif pembatasan COVID di China tak ayal menuai protes keras dari masyarakat setempat. Belum lama ini, terjadi aksi protes besar-besaran di beberapa kota utama China. Para demonstran mendesak para pembuat kebijakan untuk mengklarifikasi bagaimana pertumbuhan ekonomi dan kebijakan Zero COVID dapat berjalan beriringan, mengingat langkah pengendalian COVID berupa pembatasan justru akan menekan perekonomian.

Baca juga: Kebijakan Zero COVID China Didemo, Harga Minyak Merosot

Terlepas dari kontroversi tersebut, ahli statistik NBS, Zhao Qinghe, tidak hanya mengaitkan penurunan PMI Manufaktur dengan lonjakan kasus COVID yang terjadi dalam beberapa waktu terakhir. Ia juga mencermati kondisi pasar global yang masih terpuruk akibat inflasi tinggi. "Kami menilai tingkat kemakmuran ekonomi China mengalami sedikit penurunan," demikian ungkapnya dalam sebuah catatan.

Zhao mencatat bahwa saat ini terdapat 15 dari 21 kategori di sektor jasa yang terkontraksi. Meski demikian, beberapa kategori seperti pemrosesan makanan, farmasi, teknik kelistrikan, teknologi informasi, dan konstruksi masih berada di jalur ekspansi.

Terkait Lainnya
Kategori Terkait
 
Menurut analis Commerzbank, EUR/USD bisa menembus level 1.0800 pada akhir pekan paskah, 1 hari, #Forex Teknikal

Menurut analis ANZ, XAU/USD mengindikasikan pasar memprakirakan inflasi turun untuk dukung penurunan suku bunga, 1 hari, #Emas Fundamental

GBP/JPY melemah dekat level 191.00 setelah data PDB Inggris, 1 hari, #Forex Teknikal

Haskel dari BoE memperingatkan agar tidak terburu-buru memangkas suku bunga, 1 hari, #Forex Fundamental

NZD/USD melemah mendekati level 0.5990 menyusul melemahnya kepercayaan konsumen Selandia Baru, 1 hari, #Forex Teknikal

PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) menyiapkan modal belanja alias capital expenditure (capex) total $2 miliar untuk di 2024. , 1 hari, #Saham Indonesia

PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT) diproyeksi mampu melanjutkan pertumbuhan kinerja dobel digit di tahun 2024, 1 hari, #Saham Indonesia

PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) mengincar produksi emas mencapai 1,009,000 ons, produksi tembaga sebanyak 456 juta pon dan produksi konsentrat 833,000 metrik ton kering untuk tahun ini, 1 hari, #Saham Indonesia

PT Temas Tbk (TMAS) optimistis capai peningkatan kinerja di 2024, menargetkan kenaikan laba bersih sebanyak 23% menjadi Rp1 triliun, 1 hari, #Saham Indonesia



Komentar[1]    
  Hattie Lee   |   30 Nov 2022

Nggak mungkin deh covid bikin manfukatur china makin lemah. Kebetulan aku pernah tinggal di China beberapa tahun. Memang sih nggak lagi covid, tapi menurutku pemerintahan China itu udah bagus secara manajemen. Iya sih, mereka diatur banget dan banyak hal-hal yang dilarang, kayak Google aja gak bisa kita akses. Tapi China punya search enginenya sendiri, punya aplikasi emailnya sendiri. dan industrinya berkembang dan lancar karena warganya mendukung menggunakan produk-produk lokalnya. Malah warganya banyak yang suka dengan kebijakan presidennya kok. ada istilah kalau kuda masih mampu bekerja, buat apa diganti, buat menggambarkan kepercayaan mereka terhadap presidennya.