Seorang aktivis dan juru kampanye lingkungan bernama Daniel Batten mengatakan bahwa penambangan Bitcoin justru bisa membantu memperlambat bahkan mencegah perubahan iklim global. Benarkah?
Perdebatan mengenai dampak penambangan Bitcoin terhadap lingkungan masih terus bergulir. Baru-baru ini, ada seorang aktivis dan juru kampanye lingkungan bernama Daniel Batten mengatakan bahwa penambangan Bitcoin justru bisa membantu memperlambat atau bahkan mencegah perubahan iklim global.
Seperti yang kita ketahui bahwa selama ini, penambangan Bitcoin selalu dikritik sebagai salah satu penyumbang negatif dampak lingkungan terbesar. Tentu tidak bisa dipungkiri bahwa aktivitas penambangan Bitcoin membutuhkan tenaga listrik yang besar. Bahkan menurut digicoinomist, penambangan Bitcoin memiliki jejak karbon lebih dari 60 Mt CO2. Lalu bagaimana bisa Batten mengatakan mining BTC sebagai solusi mencegah climate change?
DI
|
Daftar Isi |
Siapa Daniel Batten?
Daniel Batten adalah seorang investor climate tech, penulis, analis, dan juru kampanye lingkungan yang berbasis di Selandia Baru. Sejak tahun 1990-an, Batten juga aktif mendukung dan membantu kampanye lingkungan yang dilakukan oleh Greenpeace.
Namun, ketika Greenpeace mulai aktif menentang dan mengkritik aktivitas penambangan Bitcoin, Daniel Batten memutuskan untuk melakukan penelitian sendiri. Ia mengklaim telah menganalisis data statistik dari berbagai bidang keilmuan mengenai dampak lingkungan penambangan Bitcoin, serta berdiskusi dengan orang-orang dari latar belakang berbeda, mulai dari insinyur energi, penambang Bitcoin, dan aktivis serta ilmuwan.
Mulanya ia berpikir jika penelitiannya tersebut akan mengonfirmasi pandangan awalnya. Batten berpandangan kalau penambangan Bitcoin memang berdampak buruk bagi lingkungan, namun tidak seburuk apa yang Greenpeace katakan.
Penambangan Bitcoin Bisa Mencegah Perubahan Iklim Dunia
Tentu kita semua sepakat bahwa perubahan iklim dunia memang tidak boleh dianggap remeh, sebab akan berdampak buruk dan membahayakan kehidupan secara signifikan. Penyebab utama perubahan iklim ialah pemanasan global yang dipicu oleh peningkatan emisi dan efek rumah kaca.
Secara langsung dan tidak langsung, seluruh aktivitas manusia dapat mempengaruhi perubahan komposisi atmosfer global sehingga menyebabkan pemanasan global, mulai dari pemenuhan kebutuhan rumah tangga, pertanian, peternakan, industri kecil hingga besar, dan penambangan. Itu semua memiliki jejak karbon dan emisi gas.
Dalam penelitiannya, Batten menemukan adanya narasi tak berimbang antara Bitcoiner (penambang Bitcoin) dengan orang yang anti-Bitcoin. Selama ini, para penambang Bitcoin sangat jarang bersuara menanggapi kritikan yang ditujukan untuk mereka. Batten sempat berdiskusi dengan Daniel Roberts, salah satu pimpinan Iris Energy, yaitu perusahaan mining Bitcoin menggunakan energi listrik terbarukan.
Dalam diskusinya tersebut, Batten menemukan bahwa para Bitcoiner merupakan orang-orang yang peduli terhadap lingkungan, tetapi enggan mengekspose diri mereka sendiri.
"We've been focused more on just solving problems rather than ... telling the world how green and sustainable we are." - Daniel Roberts
Di sisi para penentang Bitcoin, Batten menemukan bahwa argumen mengenai pemborosan energi oleh penambangan Bitcoin cenderung didasari dari satu artikel di majalah Nature. Artikel tersebut ditulis oleh mahasiswa sarjana di Hawaii State University sebagai latihan untuk mendapatkan pengalaman proses publikasi.
Batten menyoroti penggunaan artikel tersebut secara terus menerus sebagai referensi utama dari argumen pemborosan energi yang berasal dari bahan bakar fosil di dalam aktivitas mining Bitcoin. Berawal dari itu, Batten merasa bahwa argumen tersebut tidaklah adil, sebab kalau mau melihat secara adil, kita harus membandingkan penggunaan energi secara keseluruhan.
Faktanya, industri tambang emas dan operasional bank di seluruh dunia justru meninggalkan emisi dan jejak karbon yang lebih besar dibanding mining Bitcoin secara global. Hass McCook sempat membahas komparasi tersebut dan menemukan perbandingan signifikannya, dimana industri tambang emas menghabiskan total energi sebesar 266 TWh dan menghasilkan 144 juta ton CO2.
Sedangkan operasional bank di seluruh dunia, diperkirakan menggunakan energi sebesar 715 TWh dan menghasilkan 408 juta ton gas CO2. Kedua pesaing pasar Bitcoin tersebut ternyata jauh lebih boros dan kotor, dibandingkan mining Bitcoin di seluruh dunia dengan total penggunaan energi 113 TWh dan 70 juta ton CO2 yang dihasilkan. Dari komparasi tersebut, kenapa tidak ada atau jarang terdengar adanya kritik sekeras Bitcoin?
Lalu, Daniel Batten mencoba menghitung sendiri seberapa besar gas rumah kaca dari penambangan Bitcoin. Tak disangka, Batten justru menemukan jawaban yang mencengangkan dirinya. Hasil dari perhitungannya, penambangan Bitcoin justru dapat mengurangi emisi gas metana yang besar.
Pada pembakaran gas suar dari ladang minyak dan pembakaran sampah saja, mining Bitcoin dapat mengurangi emisi metana sebesar 23% atau lebih dari separuh target pengurangan metana 45% secara global. U.N. Environment Programme (UNEP) menyatakan bahwa memangkas metana sebesar 45%, dapat mencegah hampir 0.3°C dari pemanasan global pada tahun 2040-an. Ini artinya, penambangan Bitcoin justru dapat memperlambat perubahan suhu pemanasanan global sebesar 0.15°C.
Tak hanya itu, sekarang kita sudah mencapai 1.1°C dari titik kritis 1.5°C yang disetujui oleh para pemimpin global sebagai ambang batas perubahan suhu iklim. Hanya berjarak 0.4°C dari titik kritis tersebut, memperlambat kenaikan suhu hingga 0.15°C merupakan langkah yang sangat besar; itu benar-benar bisa menjadi perbedaan antara keberhasilan dan kegagalan dalam menghindari bencana iklim, apalagi penambang Bitcoin yang menggunakan metana sudah lebih banyak dibandingkan dengan dua tahun lalu.
Baca Juga: 5 Negara Penambang Kripto Terbesar di Dunia
Emisi Gas Metana, Penyebab Utama Pemanasan Global
Selama ini, gas metana lebih dianggap sebagai polutan daripada sumber energi yang berguna. Pada kadar tinggi, gas ini dapat mengurangi kadar oksigen pada atmosfer bumi. Gas metana dapat menyebabkan penurunan oksigen sampai sekitar 19.5%. Pada kadar yang lebih tinggi lagi, gas metana dapat menyebabkan kebakaran dan ledakan jika bercampur dengan udara. Tak heran bila gas ini sebut sebagai penyebab utama pemanasan global.
Dari seluruh aktivitas manusia, ada tiga sumber utama gas metana berasal, yaitu industri minyak dan gas, tempat pengelolaan sampah, serta peternakan. Dua sumber pertama adalah yang paling membutuhkan penambangan Bitcoin sebagai solusi.
Ladang minyak mengeluarkan metana ketika gas alam dilepaskan selama masa ekstraksi. Tapi karena ladang minyak sudah pasti jauh dari pemukiman atau jaringan listrik, tidak ada cara yang ekonomis untuk memanfaatkan gas tersebut, sehingga biasanya akan dibakar (flaring) dan terbuang sia-sia. Masalahnya, flaring tidak 100% efisien, hanya 92% yang berubah menjadi karbon dioksida dan sisanya terlepas ke atmosfer tanpa terbakar.
Begitu pun dengan pengelolaan pembuangan sampah. Sebagian besar tempat pembuangan sampah juga terlalu jauh dari jaringan listrik atau instalasi pipa gas, sehingga mau tidak mau cara termudah adalah dengan membakarnya dengan sia-sia. Namun ada yang lebih buruk lagi, penelitian terbaru menunjukkan bahwa 70% tempat pembuangan sampah di AS melepaskan gas metana langsung ke atmosfer. Secara global, tempat pembuangan sampah bertanggung jawab atas pemanasan global.
Solusi Daniel Batten Menangani Pemanasan Global
Susahnya pemanfaatan metana yang terbuang dari industri minyak dan tempat pembuangan sampah, membuat penambangan Bitcoin menjadi salah satu opsi terbaik untuk dapat segera mulai memangkas emisi metana dari kedua tempat tersebut. Penempatan peralatan mining Bitcoin yang bisa didirikan di daerah terpencil, membuat pembakaran gas metana di kedua tempat itu mudah untuk dimanfaatkan sebagai sumber energi penambangan Bitcoin.
Karena penambangan bitcoin hanya membutuhkan koneksi internet, bukan pembangunan pipa gas yang mahal, maka cara ini adalah salah satu solusi masuk akal, murah, dan cepat untuk memanfaatkan pembakaran gas metana yang terbuang. Batten menegaskan bahwa penambangan bitcoin adalah teknologi tercepat yang kita miliki untuk memperlambat perubahan iklim.
Jadi, bagaimana menurut Anda? Apakah hasil penelitian Daniel Batten di atas bisa diterima atau tidak? Namun sebelum menyetujui ataupun tidak, ada baiknya jika Anda membaca mengenai mitos penambangan Bitcoin. Apa saja mitosnya? Simak selengkapnya di artikel "7 Mitos Mining Bitcoin Yang Masih Banyak Dipercaya".