Dalam investasi kripto, seperti staking koin, Anda akan menemui istilah APR dan APY. Apa maksudnya?
Dalam berinvestasi aset kripto, tentu Anda harus memiliki pemahaman yang cukup mengenai seluk-beluk aset yang akan diinvestasikan. Ibarat banyak jalan menuju roma, ada banyak jalan juga bagi Anda untuk mendulang cuan dari aset kripto, salah satunya adalah dengan memperoleh bunga dari program yang mirip deposito di aplikasi Decentralized Finance (DeFi), yaitu staking koin. Dengan staking koin atau token yang Anda miliki, aset kripto bisa berkembang dan berbuah dengan sendirinya.
Namun jika Anda tertarik untuk menabung atau staking koin, ada beberapa hal yang harus diketahui terlebih dahulu, yaitu apa itu Annual Percentage Rate (APR) dan Annual Percentage Yield (APY) dalam staking koin. Artikel ini akan mengulas perbedaan APR dan APY secara lengkap, sebab kedua hal tersebut berkaitan dengan jumlah keuntungan yang bisa Anda peroleh.
DI
|
Daftar Isi |
Mengenal Sekilas Staking Koin
Sebelum masuk lebih dalam tentang APR dan APY, mari memulainya dengan pengenalan sekilas mengenai Staking Koin. Kisah ini berawal dari mata uang kripto yang paling awal, yaitu Bitcoin. Seperti yang diketahui bahwa Bitcoin menggunakan algoritma konsensus Proof-Of-Work (PoW), sehingga untuk bisa memperoleh Bitcoin harus melalui mining.
Dengan demikian, setiap aktivitasnya membutuhkan verifikator atau miner. Miner tercepat yang berhasil memverifikasi akan mendapat imbalan berupa BTC. Itulah kenapa para penambang berlomba-lomba untuk menjadi yang tercepat. Namun, aktivitas ini memerlukan sumber daya, alat mining, serta biaya yang sangat besar.
Sebagai alternatif, muncullah algoritma konsensus yang disebut Proof-Of Stake (PoS). Bila pada mode PoW ada verifikator, maka algoritma PoS membutuhkan Node Validator. Tugas keduanya sama-sama memverifikasi transaksi dan menjadi pengaman pada sistem blockchain, namun memiliki cara kerja yang berbeda.
Baca Juga: Apakah Proof of Authority Lebih Baik Dari PoS dan PoW?
Keuntungan seorang Node Validator berasal dari fee transaksi dan koin baru. Namun, Node Validator harus mempunyai simpanan (stake) kripto dalam jumlah tertentu agar bisa memberikan validasi pada sebuah transaksi.
Jadi, staking koin adalah proses di mana Anda mengunci koin ataupun token ke dalam protokol Proof-of-Stake untuk membantu mengamankan jaringan koin tersebut. Sehingga fee dan koin baru tadi dianggap seperti bunga simpanan dari protokol blockchain terkait.
Pengertian APR dan APY
Lalu berapa bunganya? Dan bagaimana cara menghitungnya? Sebelum menjawab pertanyaan tersebut, di sinilah Anda baru mulai untuk memahami pengertian dari kedua jenis bunga dalam penyimpanan aset kripto, yaitu APR dan APY.
Annual Percentage Rate
Annual Percentage Rate (APR) adalah jumlah persentase suku bunga tahunan yang harus dibayarkan peminjam pada investor. APR ini telah mencakup seluruh biaya administrasi dan biaya lainnya, namun tidak mencakup bunga majemuk atau compounding rate. Tujuan dari adanya APR adalah agar peminjam dapat membandingkan suku bunga kredit antara satu lembaga pemberi pinjaman, seperti bank atau P2P lending dengan lembaga pemberi pinjaman lainnya.
Baca Juga: Perbandingan Bunga P2P Lending
Dalam konteks aset kripto, APR bisa diartikan sebagai suku bunga pinjaman tahunan yang dibebankan kepada peminjam aset kripto untuk dibayarkan kepada investor aset kripto tersebut. Annual Percentage Rate akan Anda peroleh jika melakukan staking koin ataupun ketika mengajukan pinjaman kripto.
Menghitung Rumus APR
Sebelum menghitung perolehan APR, ketahui terlebih dahulu cara menghitung rumus APY. Berikut rumus yang dapat gunakan untuk menghitung APR secara manual:
Fees = biaya
Interest = bunga
Principal = jumlah pinjaman
n = jumlah hari dalam jangka waktu pinjaman
Annual Percentage Yield
Sedangkan Annual Percentage Yield (APY) adalah suku bunga tahunan yang akan Anda peroleh dengan memperhitungkan compounding effect atau bunga majemuk. Dengan kata lain, APY diperoleh ketika Anda menginvestasikan kembali jumlah keuntungan investasi yang telah diperoleh sebelumnya.
Misalnya, Anda melakukan staking koin kripto senilai Rp1,000,000 dengan bunga 0.5% per tahun, maka pada akhir periode 1 tahun perolehan keuntungan bisa sebesar Rp1,061,678 bukan hanya Rp1,060,000. Ini artinya, jumlah keuntungan yang bisa Anda peroleh akan semakin besar seiring dengan semakin lamanya investasi aset kripto tersebut.
Menghitung Rumus APY
Sebelum menghitung APY, terlebih dahulu perlu untuk mengetahui cara menghitung rumus APY. Berikut rumus yang dapat gunakan untuk menghitung APY secara manual:
APY= (1 + r/n )^n – 1
r = interest rate
n = periode compound interest (pada APY, biasanya n = 12 bulan)
Perbedaan APR dan APY
Secara sekilas, APR dan APY memang hampir sama, karena merupakan standar suku bunga yang dinyatakan sebagai tingkat persentase tahunan. Namun, keduanya memiliki perbedaan yang mencolok yaitu dari segi efek compounding dan biaya, yang bisa dilihat pada grafik di bawah ini.
Pada dasarnya, Annual Percentage Year memberikan tingkat presentase dari bunga yang diperoleh dalam setahun, sedangkan Annual Percentage Rate adalah tingkat biaya kredit yang harus dibayarkan dalam satu tahun.
APR dan APY ini seringkali diberikan oleh platform kripto, misal untuk staking koin atau yield farming. Hal ini membuat APR dalam staking koin biasanya menghilangkan sisi biaya, karena Andalah yang berperan sebagai pemberi pinjaman.
Ini terkadang juga membuat rancu pemahaman mengenai staking koin yang di mana tidak semua koin dan token bisa di-staking, sebab fitur tersebut seharusnya hanya untuk blockchain beralgoritma PoS. Selain itu, tiap platfrorm memiliki perbedaan untuk tingkat bunga yang diberikan dan dibebankan, sehingga Anda perlu cermat dalam memilih agar bisa mengatur dana yang akan dikeluarkan dan didapatkan dalam berinvestasi.
Kesimpulan
APR dan APY mungkin tampak membingungkan pada awalnya, tetapi mudah untuk membedakan satu sama lain dengan mengingat bahwa APY adalah perhitungan yang lebih kompleks karena menggabungkan bunga compound.
Karena pengaruh penggabungan bunga tersebut, APY dapat membuat aset kripto Anda lebih berkembang dibandingkan APR. APY dianggap lebih cocok diterapkan ketika Anda menjadi investor kripto, sedangkan APR digunakan sebagai peminjam.
Jadi, apabila menemukan fitur staking koin yang menggunakan istilah APR sebagai suku bunga, maka sebenarnya itu merupakan crypto lending menggunakan simpanan aset kripto Anda di platform tersebut.