Masih bingung ingin investasi apa selepas pandemi COVID-19? Berikut adalah pilihan investasi menguntungkan yang bisa kamu pertimbangkan saat new normal.
Pandemi COVID-19 yang sudah melanda lebih dari 200 negara di dunia bukan hanya menyebabkan masalah kesehatan saja, melainkan turut memicu krisis ekonomi yang terjadi di sejumlah negara.
Krisis ekonomi ini juga membuat para investor yang menempatkan dana di pasar saham dan forex dibuat harap-harap cemas dengan ketidakpastian ekonomi akibat COVID-19. Lantaran, saham-saham yang mereka miliki terkoreksi begitu dalam akibat sempat terhentinya kegiatan perekonomian di Indonesia pada beberapa waktu lalu.
Bukan hanya itu saja, keganasan COVID-19 juga membuat banyak pekerja harus kehilangan sumber penghasilan akibat banyak perusahaan yang mengalami krisis keuangan.
Di saat new normal seperti saat ini, cara pandang masyarakat tanpa disadari telah banyak berubah, terutama mengenai bagaimana cara mengelola keuangan dengan cerdas dan bijak. Di mana, masyarakat menjadi lebih peduli pada betapa pentingnya investasi di tengah ketidakpastian ekonomi.
Bahkan, banyak pengamat yang mengungkapkan bahwa COVID-19 telah membuat berakhirnya dana menganggur yang kamu miliki dan akan digunakan untuk memulai investasi ke berbagai jenis intrumen, sesuai dengan profil risiko dan tujuan investasi yang dimiliki.
Sebelum kita membahas lebih jauh terkait pilihan investasi saat new normal, ada satu hal yang perlu kamu perhatikan saat memilih sebuah instrumen investasi, yakni profil risiko.
Pentingnya Mengenali Profil Risiko Investasi
Memilih jenis intrumen investasi yang sesuai berdasarkan profil risiko investasi sangatlah dianjurkan untuk memaksimalkan keuntungan dari produk investasi yang kamu tempatkan dananya. Profil risiko adalah sebuah gambaran dari investor terkait tingkat toleransi risiko kerugian yang bisa ditanggung.
Setidaknya, ada 3 profil risiko yang perlu kamu ketahui sebagai investor pemula, di antaranya:
1. Konservatif
Jenis profil risiko investasi ini cenderung akan memilih instrumen investasi yang sangat aman atau sangat minim risiko. Bila kamu memiliki profil risiko investasi konservatif, kamu dapat diartikan sebagai investor yang menyukai pendapatan tetap.
Sehingga, pilihan investasi yang bisa kamu pertimbangkan untuk profil risiko investasi konservatif di antaranya tabungan, deposito berjangka, reksadana pasar uang, reksadana pendapatan tetap, dan obligasi. Semua instrumen investasi ini dinilai sangat aman bagi para investor pemula yang memiliki profil risiko investasi konservatif.
(Baca juga: Keuntungan Obligasi Yang Wajib Anda Ketahui)
Untuk reksadana pasar uang, potensi imbal hasil untuk investasi ini lebih tinggi dibanding deposito. Sehingga, layak untuk dipertimbangkan jika kamu ingin mendapatkan keuntungan yang lebih menjanjikan.
2. Moderat
Profil risiko investasi moderat adalah kecenderungan investor untuk memilih jenis instrumen investasi yang memiliki tingkat risiko lebih besar. Di mana, investor untuk jenis profil risiko ini umumnya akan menempatkan sejumlah dana di instrumen investasi berisiko yang dibatasi jumlahnya.
Hal ini bisa disebabkan oleh pemahaman yang sudah dimiliki oleh investor, bahwa investasi dapat bersifat fluktuatif. Sehingga, investor sudah tahu bahwa mereka bisa saja kehilangan seluruh uangnya saat berinvestasi.
Investor profil risiko moderat mengharapkan potensi return yang lebih besar dibanding deposito dan inflasi. Salah satu produk investasi terbaik untuk tipe profil risiko ini adalah reksadana campuran. Sebab, komposisi reksadana campuran meliputi saham, obligasi, dan deposito.
Walaupun tingkat pengembalian dari jenis reksadana campuran masih kalah dibanding reksadana saham, jenis reksadana ini menawarkan potensi return yang lebih menggiurkan dibanding jenis investasi lainnya, serta punya risiko yang cenderung lebih rendah dibanding saham atau reksadana saham.
3. Agresif
Bila kamu sangat suka tantangan dan mengincar profit besar dalam waktu relatif singkat, kemungkinan besar kamu adalah investor dengan tipe profil risiko agresif. Di mana, kamu bisa menerima tingkat risiko yang besar dengan imbalan keuntungan yang sepadan.
Profil risiko ini lebih aman dimiliki oleh mereka yang sudah memiliki pengalaman investasi mumpuni, dan mengetahui benar bila mereka perlu menanggung risiko yang besar jika ingin mendapatkan return besar. Dengan kata lain, tipe profil risiko ini sanggup menerima penurunan nilai investasi yang begitu dala
Jika kamu termasuk dalam investor berprofil risiko agresif, kamu bisa mempertimbangkan untuk berinvestasi di saham atau reksadana saham.
Apa Saja Jenis Investasi Yang Menguntungkan Saat New Normal?
Selama berkarir sebagai investor, tipe profil risiko investasi yang kamu miliki bisa berubah dikarenakan faktor usia, lingkungan, dan pemahaman mengenai investasi.
Setelah kamu mengenali profil risiko investasi, kini saatnya kamu memulai investasi saat new normal dengan mempertimbangkan beberapa pilihan investasi menguntungkan berikut ini:
A. Surat Utang Negara (SUN)
Di saat new normal, banyak generasi milenial yang mulai melek investasi. Salah satu pilihan investasi yang bisa dipertimbangkan bagi investor pemula dengan biaya terjangkau dan aman adalah Surat Utang Negara (SUN). Namun sebelum berinvestasi SUN, alangkah baiknya kamu perlu mengetahui terlebih dahulu seluk-beluk Surat Utang Negara (SUN) berikut ini:
1. Apa Itu Surat Utang Negara (SUN)?
Surat Utang Negara (SUN) adalah surat utang yang diterbitkan oleh negara dan dijamin 100% keamanannya sebagai produk investasi yang terjangkau, aman, dan menguntungkan. Dalam berinvestasi SUN, ada 2 jenis SUN yang perlu kamu ketahui, yakni Obligasi Negara (ON) dan Surat Perbendaharaan Negara (SPN).
2. Keuntungan dan Kerugian Investasi SUN
Walaupun menjanjikan keuntungan dan aman bagi investor, tetap saja kamu perlu memahami karakteristik SBN dari berbagai sisi kelebihan dan kekurangan sebagai berikut:
(Baca juga: Investasi SBN: Aksi Bangun Negara Pasca Pandemi Corona)
Keuntungan
- Pajak yang dikenakan kepada investor SUN hanya 15%, lebih rendah dibanding deposito yang menerapkan pajak hingga 20%.
- Investasi SUN memiliki tingkat risiko yang rendah, karena dijamin oleh negara berdasarkan Undang-Undang Surat Berharga Negara untuk SBN jenis SBR, ST, dan ORI. Sehingga, investasi SUN bebas gagal bayar.
- Kamu bisa berinvestasi secara mudah dan aman secara offline dan online. Untuk offline, kamu bisa membelinya di bank maupun sekuritas. Sedangkan bila kamu ingin membeli SUN secara online, kamu bisa membelinya lewat platform maupun aplikasi investasi online terpercaya.
- Biaya investasi SUN sangat terjangkau khususnya bagi generasi milenial yang baru mulai berinvestasi mulai dari Rp1,000,000.
- Bisa digunakan sebagai jaminan. Kepemilikan SUN bisa kamu gunakan sebagai jaminan ketika ingin mengajukan pinjaman uang di bank.
Kerugian
- Tingkat pengembalian investasi SUN tidak begitu besar, karena hanya lebih tinggi sedikit dibanding deposito, dan masih kalah jauh dibanding investasi langsung ke produk pasar modal (saham).
- Tidak bisa dicairkan setiap saat sama halnya dengan deposito. Kamu terikat dengan jangka waktu investasi tertentu.
Walaupun memiliki kekurangan dari sisi tingkat pengembalian, investasi SUN nyatanya bisa menjadi tren di kalangan generasi milenial yang mencari produk investasi dengan biaya terjangkau dan aman, terutama saat new normal.
Cara Berinvestasi SUN Secara Online
Bila kamu ingin membeli SUN, kamu bisa membelinya secara online melalui 5 tahapan, yakni registrasi, pendaftaran, pemesanan, pembayaran, dan konfirmasi. Kamu bisa menghubungi mitra distribusi (midis) yang telah ditetapkan untuk melayani pembelian SUN secara online.
Kamu bisa melakukan pembelian SUN di bank umum seperti BCA, Mandiri, Permata, BRI, CIMB Niaga, dll. Persyaratan yang perlu kamu penuhi sebagai investor SUN adalah memiliki SID atau nomor identitas investor pasar modal di Indonesia.
(Baca juga: Ingin Beli Obligasi Tapi Belum Punya SID? Berikut Caranya)
Bila kamu belum memiliki SID, kamu bisa mengikuti petunjuk dari penyedia platform investasi online. Saat ini, banyak platform investasi online yang sudah menyediakan panduan terintegrasi untuk para investor pemula.
B. Logam Mulia
Pilihan investasi saat new normal berikutnya yang bisa kamu pertimbangkan adalah logam mulia. Tahukah kamu? Saat artikel ni ditulis, harga emas Antam baru saja mencapai rekor tertingginya dengan harga lebih dari Rp1,000,000/gram.
Selain sebagai produk investasi yang kebal akan inflasi, emas juga merupakan jenis instrumen investasi yang paling baik untuk diinvestasikan ketika nilai tukar mata uang sedang merosot. Sebab, investasi emas memiliki korelasi dengan naik turunnya nilai tukar dari USD.
Penurunan nilai tukar USD membuat banyak investor mengalihkan dananya ke produk investasi yang dinilai lebih aman dan tidak fluktuatif. Sehingga, hal ini akan meningkatkan permintaan emas di pasaran dan membuat harga emas kian meroket. Hal sebaliknya pun juga demikian bila nilai tukar USD sedang meningkat; harga emas cenderung menurun.
Ini adalah sebuah korelasi sederhana yang menjadi salah satu penyebab mengapa harga emas bisa naik maupun turun di pasaran.
Untuk mengetahui lebih lanjut apakah investasi emas itu menguntungkan atau tidak saat new normal, berikut adalah kelebihan dan kekurangan investasi emas yang perlu kamu ketahui.
Kelebihan
- Emas mudah diperjualbelikan. Selain aman, emas juga memiliki tingkat likuiditas yang baik bagi investor yang sedang membutuhkan dana cepat.
- Bila kamu berinvestasi emas, kamu tidak akan dikenakan pajak seperti halnya saham dan SUN. Sehingga, kamu tidak perlu mengeluarkan biaya tambahan lainnya saat ingin menjual emasmu.
- Investasi emas sangat mudah, di mana kini kamu bisa membeli emas fisik secara tunai, mencicil, ataupun via online.
- Emas adalah produk investasi yang aman dan kebal inflasi dalam jangka waktu hingga lebih dari 5 tahun.
Kekurangan
- Adanya biaya-biaya lain seperti biaya spread dan penyimpanan yang lumayan besar.
- Bila emas milikmu mengalami kerusakan, hal ini bisa mengurangi nilai jual emas milikmu.
- Kenaikan harga emas cenderung lambat dibanding produk-produk pasar modal seperti saham. Sehingga, bukan pilihan yang bijak bila ingin menggunakan dana investasi emas untuk keperluan jangka pendek.
- Rawan pencurian bila kamu tidak menyimpannya dalam safety box.
Investasi Emas Fisik atau Online?
Di era digitalisasi saat ini, kamu bisa berinvestasi emas fisik maupun online. Walaupun sama-sama membeli produk emas, ada beberapa hal yang perlu kamu pertimbangkan dari keduanya:
-
Nilai Pembelian
Bila kamu tidak memiliki biaya yang cukup untuk membeli 0.5 gram emas Antam (ukuran paling kecil), kamu bisa memilih opsi lainnya yakni membeli emas secara digital yang menawarkan biaya investasi jauh lebih rendah.
-
Waktu Pembelian
Bila kamu membeli emas fisik, mengatur waktu pembelian yang tepat sedikit lebih sulit karena kamu perlu datang langsung ke tempat jual beli emas. Sedangkan bila kamu berinvestasi emas secara digital, kamu bisa memantau harga emas milikmu lewat Smartphone kapan saja dan di mana saja.
-
Biaya
Pembelian emas secara fisik akan membebankan biaya-biaya tambahan misalnya biaya penyimpanan. Di bank, biaya penyimpanan emas bisa memakan hingga ratusan ribu rupiah selama 12 bulan. Berbeda halnya dengan emas digital di Pegadaian, karena kamu hanya perlu membayar Rp30,000 untuk biaya penyimpanan selama 12 bulan. Tentunya, biaya emas fisik dari sisi perawatan juga lebih mahal dibanding emas digital yang tidak memerlukan biaya perawatan sama sekali.
Cara Membeli Emas Fisik
Untuk membeli emas fisik, kamu bisa datang langsung ke gerai emas Antam yang menyediakan beberapa jenis ukuran emas, dari 0.5 gram hingga ukuran terbesar 1 kg. Namun, kamu perlu memperhatikan beberapa hal sebelum membeli emas fisik di antaranya:
- Cek harga emas terkini, baik itu harga beli maupun harga jual.
- Pilih kadar emas yang dipilih. Semakin tinggi kadar emas yang ingin dipilih, semakin mahal harga emas tersebut.
- Pertimbangkan untuk membeli emas di lokasi pembelian emas yang jelas.
- Setelah kamu menyelesaikan transaksi pembelian emas, kamu akan mendapatkan sertifikat kepemilikan emas, kwitansi, dan nota. Dokumen-dokumen tersebut bisa kamu tunjukkan ketika kamu akan menjual kembali emas milikmu.
- Agar emas milikmu tidak mengalami pengurangan nilai jual akibat rusak, kamu bisa menyimpannya di safety box secara aman.
Bagaimana Bila Kamu Ingin Menjual Emas Milikmu?
Menjual dan membeli emas sama-sama mudahnya, bila kamu sudah mengetahui hal-hal apa saja yang perlu dipertimbangkan saat menjual emas milikmu antara lain:
- Bertransaksilah di toko emas yang memiliki kredibilitas baik seperti Pegadaian dan Butik Emas Antam.
- Perhatikan harga buyback.
- Jangan lupa membawa dokumen yang diperlukan seperti sertifikat, kwitansi, dan nota.
- Hindari penjualan emas di toko emas yang menggunakan cek kadar emas dengan cara digosok. Sebab, cara ini bisa merusak emas milikmu dan mengurangi nilainya. Kamu bisa memilih menjual emasmu di toko emas yang menggunakan avometer atau X-Ray Fluorescenses.
Baca juga: 7 Cara Investasi Emas, Terbukti Aman Dan Menguntungkan
Cara Membeli Emas Digital
Bila kamu belum memiliki uang yang cukup untuk membeli emas fisik secara langsung, kamu bisa melakukan pembelian emas dengan metode cicilan yang ditawarkan oleh Pegadaian dan platform investasi online lainnya. Untuk melakukan pembelian emas secara digital, kamu bisa mengikuti langkah-langkah berikut ini:
- Kamu bisa datang langsung ke kantor Pegadaian terdekat dengan membawa KTP/Paspor dan dokumen tambahan seperti rekening tabungan pribadi.
- Kemudian, kamu perlu mengisi formulir pembukaan rekening tabungan emas digital.
- Setelahnya, kamu bisa membeli emas secara digital dengan pembelian awal minimal sebesar Rp70,000 dan biaya titipan sebesar Rp30,000 untuk 12 bulan di Pegadaian.
Selain di kantor Pegadaian, kamu juga bisa memanfaatkan aplikasi Pegadaian Digital yang bisa diunduh di Google Play Store. Beberapa aplikasi investasi online seperti Bareksa dan Tanamduit saat ini juga membuka fasilitas investasi emas online dengan nilai investasi minimal di bawah Rp100,000.
C. Properti
Pilihan investasi lain new normal adalah properti. Walaupun industri properti di Indonesia sedang lesu akibat COVID-19, pada dasarnya investasi properti adalah salah satu jenis investasi terbaik bagi milenial untuk jangka panjang.
Keuntungan Dan Kerugian Investasi Properti
Investasi properti adalah jenis investasi yang rendah risiko. Mengapa? Karena harga properti tidak fluktuatif seperti forex dan saham yang mudah naik turun, dan menuntut trader-tradernya untuk selalu mengikuti berita terbaru yang mempengaruhi dinamika pasar forex dan saham. Sehingga, investasi properti dianggap sebagai investasi yang aman dan rendah risiko dibanding saham.
Bukan hanya rendah risiko, investasi properti juga bisa kamu jadikan passive income dengan menyewakan properti yang kamu miliki kepada orang lain. Belum lagi, harga properti cenderung mengalami kenaikan setiap tahunnya. Hal ini yang membuat properti menjadi salah satu produk investasi menjanjikan untuk masa depan. Selain itu, properti yang kamu miliki juga bisa kamu jadikan jaminan ketika kamu mengajukan pinjaman di sebuah bank.
Namun, kekurangan investasi properti adalah biaya perawatan yang terbilang cukup mahal, biaya pembelian rumah yang sangat mahal hingga ratusan juta, serta biaya transaksi jual-beli yang cukup tinggi, yakni PPH sebesar 5% bagi penjual dan BPHTB sebesar 5% bagi pembeli.
Tips Sukses Investasi Properti bagi Pemula
Agar investasi properti yang kamu lakukan menguntungkan saat new normal, kamu bisa mengikuti tips-tips berikut ini:
- Sesuaikan dengan budget yang kamu miliki.
- Tentukan tujuan investasimu. Investasi properti baru kelihatan hasilnya dalam jangka panjang sehingga kamu perlu memastikan terlebih dahulu ketersedian danamu untuk melakukan investasi properti.
- Memahami risiko dari investasi properti seperti mahalnya biaya perawatan dan adanya pajak yang harus kamu tanggung, baik itu sebagai penjual maupun pembeli.
- Menyusun rencana pembelian properti misalnya dalam 5 tahun ke depan, dan memilih jenis instrumen investasi yang tepat sebagai kendaraan investasi untuk mencapai tujuan investasi dalam waktu yang ditentukan.
D. Deposito
Bagi kamu yang memiliki tipe profil risiko konservatif, deposito menjadi pilihan investasi saat new normal. Walaupun tidak begitu menjanjikan tingkat pengembalian yang menggiurkan, tetapi deposito masih menjadi produk investasi yang banyak dipilih oleh banyak orang di luar sana berkat kemudahan dan keamanannya. Kamu bisa berinvestasi deposito mulai dari 3 bulan hingga 24 bulan dengan tingkat suku bunga deposito mencapai 7% per tahunnya.
Keuntungan Dan Kekurangan Investasi Deposito
Ketika kamu berinvestasi deposito di bank, kamu memiliki keuntungan dari segi tingkat suku bunga tetap setiap tahunnya sesuai dengan perjanjian. Hal ini membuat jenis investasi ini menjadi rendah risiko bagi nasabah.
Namun, yang menjadi kelemahan dari investasi deposito adalah ketika kamu tidak memiliki komitmen dengan uang yang kamu tempatkan di deposito. Apabila kamu ingin mencairkan deposito sebelum jatuh tempo, maka kamu akan dikenakan biaya penalti yang cukup besar.
(Baca juga: Menimbang Untung Rugi Deposito)
Selain itu, kamu juga bisa mengalami kerugian akibat suku bunga deposito yang lebih rendah dibanding laju inflasi. Hal ini tentunya membuat nilai uang yang kamu tempatkan di deposito sama sekali tidak mengalami pertumbuhan, melainkan berkurang akibat inflasi.
Tips Investasi Deposito
- Jangan kamu tarik dana yang ada di depositomu, melainkan biarkanlah uang tersebut terus berputar dengan mengaktifkan fitur Automatic. Sehingga, hasil investasi deposito yang kamu peroleh akan secara otomatis langsung diinvestasikan kembali ke rekening depositomu.
- Agar dana deposito milikmu tidak terusik dengan pos keuangan lainnya, kamu bisa berinvestasi di deposito dengan menyesuaikan anggaran yang dimiliki dengan biaya setoran yang perlu kamu siapkan.
Pilihan Deposito Terbaik Di Indonesia
Setelah mengetahui kiat-kiat sukses dalam berinvestasi deposito, maka kamu tinggal memilih bank tujuan. Setidaknya, ada 3 bank di Indonesia yang memberikan bunga deposito tertinggi. Dirangkum dari berbagai sumber, berikut adalah 3 bank dengan bunga deposito menjanjikan:
- Bank Bukopin tenor 1 bulan (5.25%), 3 bulan (5.38%), 6 bulan (5.63), 12 bulan (5.63%).
- Bank Mayora tenor 1 bulan (5.63%), 3 bulan (5.38%), 6 bulan (5.38%), dan 12 bulan (5.38%).
- J Trust Bank tenor 1 bulan (5.12%), 3 bulan (5.38%), 6 bulan (5.38%), dan 12 bulan (5.38%).
E. Reksadana Pasar Uang
Reksadana pasar uang bisa menjadi pilihan investasi saat new normal yang menguntungkan untuk jangka pendek di bawah 2 tahun. Berbeda halnya dengan reksadana saham yang mayoritas komposisi investasinya didominasi oleh saham, 100% portofolio investasi reksadana pasar uang dialokasikan ke produk pasar uang misalnya SBI, SBPU, deposito, dan obligasi yang memiliki jatuh tempo di bawah 1 tahun.
(Baca juga: Cara Investasi Reksadana Mulai Dari Nol Untuk Pemula)
Keuntungan dan Kerugian Investasi Reksadana Pasar Uang
Bila kamu menempatkan danamu di reksadana pasar uang, kamu akan memperoleh keuntungan sebagai investor di antaranya:
- Tingkat risiko relatif rendah.
- Reksadana pasar uang yang seluruhnya berisikan produk pasar uang dinilai cenderung memiliki likuiditas tinggi.
- Investasi reksadana pasar uang tidak memerlukan biaya investasi yang besar; kamu bisa memulai investasi reksadana pasar uang lewat aplikasi investasi online mulai dari Rp10,000.
- Kamu bisa menarik danamu di reksadana pasar uang kapan pun dan di mana pun sesuai keinginan, tanpa adanya biaya transaksi yang dibebankan kepada investor.
Di lain pihak, kekurangan produk reksadana pasar uang adalah memiliki potensi risiko gagal bayar. Belum lagi, walaupun kamu bisa menarik uangmu kapan saja, tetapi ada risiko penarikan dalam jumlah besar yang membuat reksadana pasar uang harus dijual sebelum jatuh tempo tiba.
Manajer Investasi Reksadana Pasar Uang Terbaik
Salah satu tips dalam berinvestasi reksadana adalah memilih Manajer Investasi (MI) terbaik. Kamu bisa memilih Manajer Investasi (MI) terbaik dari dana yang mereka kelola dan berapa imbal hasil yang sudah didapatkan oleh investor mereka.
Selama Juli 2020, dana kelolaan reksadana pasar uang menjadi yang tertinggi dan banyak diserbu oleh investor. Berikut adalah daftar Manajer Investasi (MI) reksadana pasar uang terbaik dengan dana kelolaan tertinggi:
- PT Mandiri Manajemen Investasi AUM Rp11.31 triliun.
- PT Sucorinvest Asset Management AUM Rp6.11 triliun.
- PT Eastspring Investments Indonesia AUM Rp5.73 triliun.
- PT Batavia Prosperindo Aset Manajemen AUM Rp4.76 triliun.
- PT Bahana TCW Investment Management AUM Rp1.3 triliun.
Dari berbagai pilihan investasi menguntungkan saat new normal yang sudah dijabarkan di atas, kamu bisa memilih instrumen investasi berdasarkan profil risiko, jangka waktu investasi, hingga tujuan investasi yang kamu tentukan sendiri. Perlu diketahui, tidak ada satu pun instrumen investasi yang menjanjikan 100% bebas risiko. Tingkat risiko tersebut bisa kamu minimalisir dengan melakukan diversifikasi investasi dan menerapkan manajemen risiko.