Salah satu kolom dalam histori akun di platform trading. Profit/Loss secara khusus menampilkan besarnya keuntungan atau kerugian untuk posisi trading yang sudah ditutup (closed position).
Jumlah keuntungan yang ditentukan trader saat membuka suatu posisi trading. Dalam praktiknya, Target Profit (TP) telah diadopsi sebagai suatu fitur dalam dalam platform trading yang memungkinkan trader untuk mengatur level tertentu sebagai target keuntungan, sehingga posisi trading akan tertutup otomatis apabila harga sudah menyentuh level tersebut.
Malam master , 1. saya pengangum indikator MACD tapi untuk exit pasar di saat sdh propit saya masih kurang paham saat tepatnya , tolong penjelasannya master. 2 . Di indikator MACD gmn settingannya untuk TF1,TF4. trims master.
MACD masih dalam keluarga yang sama seperti RSI, CCI, dan Stochastics. Perbedaannya adalah indikator ini dapat digunakan untuk membantu trader mencari momentum pasar, arah, dan entri dengan memahami garis MACD, garis sinyal, garis nol, dan histogram.
Thanks.
@ Aminos:
1. Berikut ini contoh pada EUR/USD H1 (1 jam):
- Selain indikator utama MACD, sebaiknya gunakan juga indikator OSMA yang biasanya satu paket dengan MACD.
- Sebaiknya gunakan juga indikator lain sebagai konfirmator, biasanya indikator trend seperti moving average atau ADX.
- Selain MACD dan OSMA, pada contoh diatas digunakan juga ema 50 dan 100, Bollinger Bands, dan ADX (14).
- Entry buy ketika kurva indikator MACD memotong kurva sinyal dari bawah, dan garis histogram OSMA bergerak diatas level 0.00 (A). Pada saat itu garis histogram ADX juga dominan bullish (berwarna hijau).
- Exit ketika kurva indikator MACD memotong kurva sinyal dari atas, dan garis histogram OSMA bergerak dibawah level 0.00 (B). Pada saat itu garis histogram ADX dominan bearish (berwarna merah) yang menunjukkan kemungkinan berakhirnya pergerakan bullish. Bisa juga exit setelah harga bergerak dibawah kurva middle band indikator Bollinger Bands.
2. Setting indikator yang direkomendasikan oleh pembuatnya (Gerald Appel) dan yang biasa digunakan adalah 12,26 dan 9, yaitu ema 12, ema 26 dan sma 9 untuk kurva sinyal. Setting ini berlaku untuk semua time frame, dari 1 menit (M1) hingga monthly (bulanan).
Sebagai bahan bacaan bisa menyimak: Cara Membaca Indikator MACD Berdasarkan 4 Macam Fungsinya
Semoga bisa membantu.
Lalu untuk penentuan SL bagaimana kak? Jika sya brencana menutup posisi saya ketika sinyal berbalik arah
@ Putranto:
Ada beberapa cara menentukan stop loss, salah satu yang populer adalah berdasarkan level support atau resistance yang terdekat, disamping level Fibonacci retracement atau expansion. Dalam konteks contoh EUR/USD H1 diatas (posisi buy), Anda bisa menentukan stop loss pada level support terdekat, yaitu 1.0925 (Anda bisa lihat di artikel: Analisa Teknikal 27 Juli - 1 Agustus 2015 pada EUR/USD).
Untuk pemasangan stop loss pada saat menggunakan indikator MACD itu gimana ya bang?
@Sandi: Stoploss (SL) lebih baik dipasang pada level support terdekat (posisi buy) atau resisten terdekat (kalau sell).
izin menyambung yg di atas pak. untuk TP sendiri apakah jg ditempatkan pada level SnR terdekat meskipun RR-nya tidak sehat (lebih besar risk daripada reward)?
Tentu tidak. Kriteria entry yang Anda gunakan haruslah berpatokan terhadap manajemen risiko yang profitable, jadi RR harus diperhatikan.
Kalau winrate strategi yang Anda gunakan 50% atau kurang dari 50%, tentu Anda tidak boleh entry dengan RR kurang dari 1:1.
Lalu bagaimana caranya memperbesar RR?
Perbaiki timing entry Anda. Lakukan riset lagi agar timing entry Anda pas sehingga SL tidak perlu terlalu jauh atau TP bisa diperbesar.
Kalau kak Kiki untuk meningkatkan akurasi timing entry pake timeframe berapa?
@Firda Fauziah: Untuk timing, saya riset entry di time frame yang lebih kecil lagi.
Saya biasanya menggunakan acuan struktur harga dan level di time frame H1/H4, dan entry di M5.
Terus kalau untuk exitnya gimana pak?
Exit menggunakan TP di level penting seperti support/resisten atau supply/demand di timeframe H1/H1.
Bergantung di time frame berapa setup yang terjadi.
Misalnya setupnya intraday di time frame H4, maka biasanya saya masuk di M15 atau M5 dengan timing yang bagus agar mendapatkan rasio risk/reward yang lebih besar.
Namun, kalau timing saya masih salah, maka SL saya bisa kena berkali-kali sebelum akhirnya harga bergerak ke arah yang saya inginkan.
Sedangkan jika setupnya di Weekly/Daily yang tipenya swing trading, biasanya masuk di H4/H1 saja.
Untuk timing entry ini memang Anda harus membuat riset yang detail karena dari pengalaman saya, ini yang paling berat risetnya.
Selamat siang, apakah MACD ini juga lebih akurat jika digunakan di tf besar seperti indikator lainnya pak?
@Erlangga Nareswara: Benar, indikator MACD lebih akurat jika digunakan di TF besar.
Sinyal yang muncul lebih sedikit dibandingkan di TF kecil tapi akurasinya lebih tinggi.
Izin melanjutkan pak, apakah MACD ini bisa digunakan dengan multi time frame? Misalnya MACD di atas level 0 pada tf h4nya, kita cari sinyal dari tf m15 misalnya yg searah degnan tf h4. Bisakah ini meningkatkan akurasi daripada sekedar menggunakan tf m15 atau h4 saja? Terima kasih atas penjelasannya
Jawaban untuk Erlangga Nareswara:
Bisa, MACD bisa digunakan untuk multi time frame.
Gunakan MACD bersama dengan indikator MA dan ADX.
MA untuk filter trend, ADX untuk mengukur kekuatan trend, dan MACD untuk signal entry (trigger).
Pertama lihat dulu arah/trennya menggunakan MA, lalu cek apakah trendingnya kuat menggunakan ADX. Dua-duanya di time frame H4.
Kalau dua-duanya terpenuhi, arahnya jelas dan trendnya kuat maka Anda bisa entry di M15 menggunakan MACD.
@ Sandi:
Biasanya level stop loss (SL) ditentukan berdasarkan level-level support atau resistance terdekat, tidak tergantung dari indikator yang digunakan. Jika level-level support atau resistance tidak tampak jelas, bisa digunakan level-level Fibonacci retracement atau expansion untuk menentukan support atau resistance-nya.
Jawaban untuk Putranto:
Untuk SL, Anda bisa meletakkannya pada level support terdekat (posisi buy) atau level resisten terdekat (posisi sell).
@Putranto:
Ada banyak cara menentukan Stop Loss. Antara lain:
Selain itu, ada juga cara menentukan Stop Loss yang kurang umum, yaitu dengan acuan fundamental. Saat open trade, catat asumsi fundamental apa saja yang dijadikan dasar pemikirannya. Kemudian ketika ada reversal, pertimbangkan apakah asumsi itu masih berlaku. Kalau sudah nggak berlaku, cut loss.
Erlangga Nareswara:
Akurasi atau Win Rate secara umum tidak akan berubah secara signifikan berapapun Time Frame yang digunakan. Yang berubah sebenarnya adalah jumlah sinyal yang akan dihasilkan oleh suatu indikator. Semakin besar time frame yang digunakan maka semakin sedikit pula sinyal yang akan diterima. Berkurangnya jumlah sinyal inilah yang akan membuat berkurangnya pula False Signal yang dapat muncul sehingga tingkat keuntungan juga akan berubah. Namun perubahan ini biasanya ada pada peningkatan performa di kisaran 5-10% saja.
Bagaimana caranya supaya bisa men trader dana nasabah dengan profit
@ Efrin:
Mungkin maksud Anda bagaimana caranya agar bisa men-trading-kan dana nasabah dengan profit.
1. Cari sistem trading yang profitable. Sistem trading terdiri dari metode, strategi entry dan exit dan strategi money management. Metode meliputi indikator teknikal yang digunakan, dan biasanya disesuaikan dengan type trading Anda, apakah ingin trading dalam jangka pendek (scalping atau trading harian), jangka menengah atau jangka panjang. Money management meliputi besarnya resiko per trade dan risk/reward ratio yang agar profitable sebaiknya lebih besar dari 1:1.
2. Uji sistem tersebut dengan backtest (ditest pada kondisi pasar yang telah lewat) dan forward test (ditest pada kondisi pasar sekarang dalam account demo), dan lihat persentasi profitnya. Kalau persentasi profit kurang dari 50% benahi lagi sistem tersebut.
3. Buat rencana trading yang jelas, lengkap dengan kriteria untuk entry dan exit, resiko per trade dan risk/reward ratio.
4.Jalankan rencana trading tersebut dengan disiplin, dan kendalikan emosi sewaktu trading. Rencana dan proses trading seharusnya tidak dipengaruhi oleh emosi.
5. Buat jurnal trading untuk evaluasi. Benahi mana yang kurang dan tingkatkan persentasi keuntungannya.
Selamat mencoba dan semoga sukses.
Kok trade dana nasabah sih? Bukannya yang boleh trade dana nasabah itu cuma manajer investasi profesional yah?
Mungkin masalahku ini sama dengan trader pada umumnya, yaitu sulit konsisten profit. Walaupun gak selalu profit tiap kali trading, mempertahankan loss di bawah 40 persen aja mati-matian rasanya. Bagaimana caranya biar lebih stabil mendapatkan profit paling tidak bisa menekan loss sampe di bawah 40% lah? Maksih..maaf agak sedikit curhat..haha
@ Pak De:
Profit yang konsisten bukan berarti selalu profit pada setiap trade, tetapi dilihat setelah sekian kali trade atau setelah suatu periode waktu tertentu. Misal setiap 30 kali trade hasilnya rata-rata profit sekian, atau dalam sebulan rata-rata bisa profit sekian. Jika setiap 30 kali trade atau setiap bulan Anda profit maka bisa dikatakan Anda bisa profit dengan konsisten.
Memang tidak ada sistem trading yang selalu profit atau tidak pernah loss, tetapi suatu strategi trading bisa diukur persentase profitnya sehingga bisa diketahui angka harapan profitnya. Untuk mengukur persentase profit dilakukan dengan cara backtest dan atau forward test. Backtest adalah melakukan sekian kali trade dengan histori data lampau dan forward test adalah melakukan sekian kali trade pada harga pasar sekarang, tujuannya untuk mengetahui kinerja strategi trading.
Sistem trading terdiri atas strategi trading, rencana trading dan jurnal trading. Dalam hal ini yang Anda backtest atau forward test adalah strategi trading yang biasanya terdiri dari metode trading dan money management yang juga meliputi risk management.
Dari hasil backtest tersebut Anda akan mengetahui winning rate (W%) atau persentase profit dan losing rate (L%) atau persentase loss dari keseluruhan trade backtest tsb. Selain itu juga bisa diketahui besarnya profit rata-rata (Av W) dan besarnya loss rata-rata (Av L) (dalam satuan uang). Dari sini bisa dihitung angka harapan profit = (W% x Av W) - (L% x Av L) (dalam satuan uang).
Untuk keterangan lebih lanjut bisa baca: Risk Reward Ratio Dalam Trading Forex
Jika ternyata dari hasil backtest W% lebih kecil dari L%, atau angka harapan profitnya negatif maka Anda bisa memperbaiki metode trading atau money management-nya. Memang hasil backtest yang bagus tidak menjamin akan selalu profit, tetapi kemungkinan profitnya akan lebih besar dari hasil backtest yang kurang bagus. Tanpa backtest Anda tidak akan mengetahui kualitas strategi trading yang Anda gunakan sehingga tidak menjamin Anda akan bisa profit dengan konsisten. Salah satu metode agar bisa diperoleh profit konsisten dalam jangka panjang adalah dengan menggunakan risk/reward ratio yang lebih besar dari 1:1 setiap kali trade.
@ Ki Jambrong:
Untuk bisa menghasilkan profit yang konsisten, Anda harus trading berdasarkan sistem trading yang telah dipersiapkan dan telah diuji, serta terbukti menghasilkan keuntungan dalam periode waktu tertentu.
Sistem trading terdiri dari metode entry dan exit, strategi entry dan money management. Metode entry dan exit menggunakan analisa teknikal, strategi entry bisa berdasarkan analisa teknikal atau analisa fundamental, sementara money management terdiri dari risk management dan risk/reward ratio setiap kali entry. Metode entry dan exit yang umum adalah sinyal yang dihasilkan dari price action yang telah terkonfirmasi oleh indikator teknikal.
Strategi entry adalah cara yang Anda gunakan untuk entry, bisa berdasarkan analisa teknikal (misalnya entry ketika pasar trending / strategi breakout, atau ketika terjadi bouncing / strategi buy the dip / sell the rally. Strategi entry yang berdasarkan analisa fundamental adalah entry beberapa saat setelah rilis news data berdampak tinggi.
Yang perlu diketahui agar sistem trading bisa digunakan dengan baik:
1. Uji sistem tersebut dengan backtest (ditest pada kondisi pasar yang telah lewat) dan atau forward test (ditest pada kondisi pasar sekarang dalam akun demo), dan lihat persentase profitnya. Kalau persentase profit kurang dari 50% benahi lagi sistem tersebut.
Dari hasil backtest tersebut Anda akan mengetahui winning rate (W%) atau persentase profit dan losing rate (L%) atau persentase loss dari keseluruhan trade backtest tsb. Selain itu juga bisa diketahui besarnya profit rata-rata (Av W) dan besarnya loss rata-rata (Av L) (dalam satuan uang). Dari sini bisa dihitung angka harapan profit = (W% x Av W) - (L% x Av L) (dalam satuan uang). Untuk penjelasan lebih detail, silahkan Anda baca di Risk/Reward ratio dalam forex.
Jika ternyata dari hasil backtest W% lebih kecil dari L%, atau angka harapan profitnya negatif maka Anda bisa memperbaiki metode trading atau money management-nya. Memang hasil backtest yang bagus tidak menjamin akan selalu profit, tetapi kemungkinan profitnya akan lebih besar dari hasil backtest yang kurang bagus.
Tanpa backtest Anda tidak akan mengetahui kualitas strategi trading yang Anda gunakan terhadap pair yang sedang Anda tradingkan. Mungkin kalau ditest pada pair lain hasilnya akan berbeda.
2. Buat rencana trading yang jelas, lengkap dengan kriteria untuk entry dan exit, resiko per trade dan risk/reward ratio.
3. Jalankan rencana trading tersebut dengan disiplin, dan kendalikan emosi sewaktu trading. Rencana dan proses dalam trading seharusnya tidak dipengaruhi oleh emosi.
4. Buat jurnal trading untuk evaluasi. Benahi mana yang kurang dan tingkatkan persentase keuntungannya.
Dalam hal money management, agar dalam jangka panjang hasil trading profitable, Anda harus menentukan risk/reward ratio pada setiap trade lebih tinggi dari 1:1.
Jika sistem trading Anda profitable, maka angka harapan profitnya tinggi, yaitu kemungkinan besar hasil trading Anda secara keseluruhan akan profit.
Silahkan mencoba. Terima kasih.
Untuk menjaga displin itu pak yang susah. Mungkin ada tips pak? Kadang suka gatel gitu kalo lihat ada signal. hemmmm
@ Naumi:
Supaya bisa disiplin, Anda harus mempunyai sistem trading yang jelas sebagai pegangan. Sistem trading terdiri dari metode entry dan exit, strategi entry dan money management. Agar dalam jangka panjang hasil trading bisa profit, maka sistem trading harus profitable. Sistem trading yang profitable bukan berarti setiap trade mesti profit, tetapi hasil akumulasi dari sekian kali trade dalam periode waktu tertentu secara keseluruhan hasilnya masih profit.
Dalam hal ini, Anda hanya akan entry berdasarkan sinyal yang dihasilkan dari sistem trading. Setelah entry dan menentukan stop loss (SL) serta take profit (TP), Anda tidak melakukan intervensi pada posisi yang telah dibuka.
@Yusril Galih:
Untuk jumlah indikator untuk dipelajari sendiri sebenarnya tidak ada batasnya pak. Bapak bisa mempelajari semua indikator yang ada baik dari bawaan Platform trading ataupun indikator Custom yang beredar di internet. Tujuannya tentu saja untuk memperdalam ilmu yang dimiliki mengenai pergerakan harga serta bagaimana cara masing-masing indikator melihat dan menetapkan kondisi tertentu pada market. Pengetahuan ini kelak bisa bapak gunakan kembali jika ingin mencoba strategi baru dalam rangka diversikasi Account atau memang strategi yang digunakan sekarang sudah tidak efektif lagi.
Mengenai indikator yang harus digunakan sendiri agar bisa mendapat untuk dalam trading emas sebenarnya juga tidak ada batasannya. Bapak bisa menggunakan 10 indikator seperti dalam Chart di bawah ini jika memang itu bisa menghasilkan keuntungan yang konsisten dalam trading bapak.
Namun, penggunaan indikator yang berlebihan seperti gambar di atas lebih sering menghasilkan sakit kepala yang berlebihan daripada profit yang konsisten. Secara teknikal analisis sendiri sebenarnya ada 3 komponen penting yang bisa menunjang analisa yang bapak gunakan untuk meraih keuntungan. Komponen tersebut adalah:
1. Trend: Menentukan bias atau ke arah mana market sedang bergerak.
2. Key Level: Level-level kunci seperti Support And Resistance sebagai tempat yang berpeluang dibukanya posisi trade.
3. Signal: Kondisi yang menggambarkan kapan dan dimana sebuah posisi akan dibuka dan ditutup.
Ketiga komponen ini bisa bapak capai baik hanya dengan menggunakan 1 indikator atau lebih. Contohnya jika ingin menggunakan beberapa indikator untuk mencari masing-masing 1 komponen bapak bisa menerapkan pembagian sebagai berikut:
- Menggunakan Golden dan Death Cross Moving Average untuk menentukan Trend pada harga saat ini.
- Menggunakan Bollinger Bands dan Price Action sebagai penentuan Key Level beserta Signal untuk menentukan kapan dan dimana posisi harus dibuka.
Selain menggunakan banyak indikator, bapak juga bisa menggunakan 1 indikator saja untuk mendapatkan ketiga komponen penting di atas. Contohnya indikator Moving Average. Selain untuk mencari Trend, Moving Average bisa digunakan untuk menentukan Support dan Resistance.
Jadi kesimpulannya, tidak ada batasan berapa jumlah indikator yang boleh bapak gunakan. Namun untuk mendapatkan hasil yang maksimal, usahakan setiap indikator mampu menawarkan 1 atau lebih komponen penting untuk membantu analisa bapak.
Semoga membantu, terima kasih.
@Rinjani: Tidak ada satupun metode trading yang 100% benar (tanpa meleset). Hal ini dipahami benar-benar dahulu karena kalau Anda mencari yang tidak pernah meleset maka Anda cuma buang-buang waktu karena tidak akan pernah ada.
Kedua, trading selalu berdasarkan peluang/probabilitas. Hanya karena Anda loss bukan berarti Anda tidak akan profitable di market.
Lihat dari sudut pandang peluang. Sebagai contoh, ada sistem trading yang mempunyai winrate (peluang berhasil) sebesar 60%, artinya:
Artinya apa? Profit dan loss dalam trading adalah hal yang wajar.
Sekarang, silakan riset berapa statistik peluang berhasil (winrate) dari strategi yang Anda gunakan. Untuk bisa berhasil dalam trading Anda harus punya data statistik yang mendukung, bukan karena "katanya" atau "kira-kira.
@Helmi Yahya: 3 Tips agar bisa profit konsisten:
1. Mempunyai sistem trading yang profitable
Pastikan terlebih dahulu Anda memiliki sistem trading yang profitable. Bagaimana bisa tahu sistem trading kita profitable?
Uji sistemnya. Anda bisa backtest atau forward-test, cari berapa winrate dan RR rata-ratanya.
Keputusan sistem profitable atau tidak dilihat dari nilai ekspektasinya.
2. Disiplin menjalankan sistem trading yang profitable
Setelah mempunyai sistem trading yang profitable, langkah selanjutnya Anda disiplin menjalankannya.
3. Menggunakan money management yang benar
Terakhir, Anda harus menggunakan money management. Atur berapa risiko per transaksi yang Anda gunakan.
Sistem trading yang profitable hasilnya bisa menjadi tidak profitable kalau risiko transaksi terlalu besar.
Semoga bermanfaat.
@Dika Putra: Ada 3 hal yang harus dilakukan:
1. Mempunyai sistem trading yang profitable
Sistem trading yang profitable dibuktikan dengan history transaksi selama 3-6 bulan yang mempunyai nilai ekspektasi positif.
Patokan trading Anda harus selalu berdasarkan history trading agar datanya akurat dan bisa dievaluasi.
2. Menerapkan money management
Sistem trading yang profitable tidak cukup karena suatu saat akan terjadi losing streak atau loss beruntun.
Money management akan menyelamatkan Anda dari bangkrut. Money management juga akan membuat trading Anda lebih tenang.
3. Disiplin melaksanakan sistem trading dan money management
Terakhir, Anda harus disiplin melakukan keduanya. Mengetahui keduanya saja tidak cukup, Anda harus melakukannya secara disiplin.
Bagaimana tips untuk mendapatkan profit yang konsisten?
hal2 yg hrs dilakukan utk mendapatkan profit yang konsisten dalam trading?
katanya tidak ada sistem yg no loss, di pihak lain seorang trader yang baik adalah trader yg bisa profit konsisten?
berapa banyak indikator yang kita harus pelajari dan pasang supaya bisa profit saat trading emas? mohon saranx, thx
Setelah melakukan analisa secara teknikal, dan sesuai yang di ajarkan di buku. Mengapa hasil entry saya masih meleset?
Disiplin trading itu seperti apa ya kak?
@Subastian: Disiplin trading artinya menjalankan dengan konsisten setiap trading plan yang dimiliki.
Kalau melanggar trading plan, artinya sudah tidak disiplin dalam trading.
Mengapa orang yang ingin mendapatkan profit besar dalam waktu singkat justru cepat MC & gagal di dunia trading ?? Tapi sebaliknya, orang yang profit kecil tapi konsisten justru akun tradingnya bisa bertumbuh?? Sistem trading seperti apakah yg berpengaruh? Apakah untungnya haru kecil?
Sistem trading apa pun pada dasarnya bisa sukses dalam dunia trading, asalkan kamu benar-benar menguasai sistem trading itu.
Kenapa orang yang ingin profit besar dengan cepat justru MC, dan yang sukses malah yang dapat profit kecil-kecil? Masalahnya bukan terletak pada sistem tradingnya, melainkan mentalitas orang itu sendiri.
Perlu diketahui, ada pada dua "penyakit" trader: Fear (ketakutan) & Greed (serakah). Orang yang berambisi dapat profit gede itu kena penyakit serakah.
Ketika seseorang serakah, dia mungkin open posisi dengan lot terlalu besar, sehingga posisi tradingnya cepat MC.
Ketika seseorang serakah, dia mungkin open posisi tanpa mengonfirmasi sinyal, sehingga kena fake signal. Akibatnya, loss.
Ketika seseorang serakah, dia mungkin open posisi trading terlalu banyak, sehingga posisi tradingnya campur aduk dan nggak bisa terpantau dengan benar. Ketika terlalu banyak yang loss, akhirnya kena MC juga.
Orang yang bisa profit kecil secara konsisten itu kemungkinan sudah terlepas dari greed. Dia nggak terlalu serakah, sehingga bisa open posisi dengan perhitungan yang lebih baik.
Tapi, apakah untuk bisa lepas dari greed itu harus profit kecil? Enggak juga. Banyak juga trader yang profit gede tapi tetap untung secara konsisten. Simbah George Soros, misalnya.