Lonjakan inflasi yang sudah terjadi sejak kuartal pertama mendorong RBA untuk melakukan rate hike 50 basis poin pada pertemuan bulan Juni.
Pada pengumuman kebijakan moneter bulan Juni, Reserve Bank of Australia (RBA) menaikkan suku bunga dari 0.35 persen menjadi 0.85 persen. Kenaikan suku bunga sebesar 50 basis poin ini terbilang mengejutkan karena lebih besar dari forecast kenaikan ke 0.6 persen. Secara historis, langkah bank sentral Australia ini menjadi rate hike terbesar sejak awal 2000.
"Kondisi inflasi konsumen terkini masih tinggi dan tingkat suku bunga berada di dekat level terendah. (Maka) pembuat kebijakan memutuskan untuk menaikkan suku bunga sebesar 50 basis poin siang ini," ujar Gubernur RBA Philip Lowe.
Inflasi konsumen (CPI) Australia memang sedang tinggi-tingginya dalam beberapa bulan terakhir. Selama kuartal pertama, CPI menyentuh 5.1 persen yang merupakan level tertinggi lebih dari dua dekade. Di kuartal kedua, CPI bahkan mendekati 6 persen.
Lonjakan inflasi sebagian besar disebabkan oleh semakin mahalnya harga komoditas energi di pasar internasional. "Biaya listrik meningkat drastis, lalu diikuti oleh harga gas dan minyak yang terjadi baru-baru ini. Hampir dapat dipastikan kita akan melihat inflasi semakin tinggi," tutur Lowe melanjutkan pernyataan sebelumnya.
Kenaikan Suku Bunga Masih Akan Berlanjut
Dewan pembuat kebijakan RBA akan mengambil langkah lebih lanjut untuk menyesuaikan suku bunga ke arah moderat dalam beberapa bulan mendatang. Outlook terbaru mengenai prospek suku bunga RBA membuat pasar kini berekspektasi bahwa suku bunga kemungkinan akan kembali dinaikkan sebanyak 50 basis poin pada bulan Juli, lalu dilanjutkan dengan kenaikan 1.5 persen pada bulan Agustus mendatang.
Bahkan, beberapa ekonom memperkirakan jika suku bunga RBA dapat bertengger dekat level 3.0 persen di penghujung 2022. Akan tetapi, proyeksi itu masih terganjal oleh utang hipotek pasar perumahan yang saat ini mencapai AUD2 triliun.
Merespon pengumuman suku bunga yang lebih agresif dan sikap hawkish RBA, AUD/USD sempat meroket hingga kisaran 0.7240. Namun, Dolar Australia langsung terkoreksi setelahnya dan kini diperdagangkan di bawah level psikologis 0.7200.