Kenaikan suku bunga RBA sudah sesuai ekspektasi, tetapi AUD/USD tertimpa aksi jual oleh para pelaku pasar yang sudah memasang posisi sebelum pengumuman bank sentral.
Bank sentral Australia kembali menaikkan suku bunga acuan sebesar 50 basis poin (bps) dari 1.35 persen menjadi 1.85 persen pada pengumuman kebijakan moneter hari ini (02/Agustus). Rate hike RBA kali ini sesuai proyeksi pasar dan menjadi kenaikan ke-4 secara berturut-turut dalam tahun ini.
Philip Lowe selaku Gubernur RBA mengatakan jika dewan pembuat kebijakan tetap berkomitmen menjinakkan inflasi agar bisa kembali ke kisaran target yang dipatok oleh bank sentral pada kisaran 2–3 persen.
"Upaya menurunkan tingkat inflasi kembali ke target 2-3 persen secara bertahap menjadi salah satu prioritas kami. Dewan juga akan terus memantau perkembangan ekonomi domestik sembari mewaspadai berbagai faktor yang datang dari luar negeri," kata Lowe dalam keterangan pers.
Kendati sudah menaikkan suku bunga beberapa kali, RBA mengakui sulit menurunkan inflasi pada tahun ini. Dalam outlook terbaru, dewan pembuat kebijakan bahkan memperkirakan jika inflasi tahunan Australia akan berada pada level 7.75 persen di akhir 2022.
"Perekonomian domestik sejauh ini masih dihadang oleh ketidakpastian dari lonjakan inflasi dan faktor luar negeri seperti perang di Eropa Timur antara Rusia dan Ukraina, hingga kekhawatiran COVID di China yang membayangi pertumbuhan ekonomi Australia ke depan," ungkap Lowe.
Mengenai prospek rate hike di masa mendatang, Lowe mengatakan RBA kemungkinan besar akan tetap melanjutkan normalisasi kebijakan moneter dengan jadwal dan skema yang bergantung pada update data ekonomi. Pasalnya, hal itu akan menentukan penilaian bank sentral terhadap trend inflasi dan kondisi pasar ketenagakerjaan Australia pada bulan-bulan mendatang.
Tidak ada hal yang mengejutkan pada pengumuman kenaikan suku bunga RBA siang ini karena semuanya telah diantisipasi oleh pelaku pasar. Hal ini membuat Dolar Australia gagal melanjutkan reli atas Dolar AS. Tak hanya itu, AUD/USD bahkan terjungkal hingga 1.49% ke kisaran 0.6921 karena aksi profit-taking investor jelang rilis data NFP pada Jumat mendatang.