Menurut analis Commerzbank, EUR/USD bisa menembus level 1.0800 pada akhir pekan paskah, 1 hari, #Forex Teknikal   |   Menurut analis ANZ, XAU/USD mengindikasikan pasar memprakirakan inflasi turun untuk dukung penurunan suku bunga, 1 hari, #Emas Fundamental   |   GBP/JPY melemah dekat level 191.00 setelah data PDB Inggris, 1 hari, #Forex Teknikal   |   Haskel dari BoE memperingatkan agar tidak terburu-buru memangkas suku bunga, 1 hari, #Forex Fundamental   |   NZD/USD melemah mendekati level 0.5990 menyusul melemahnya kepercayaan konsumen Selandia Baru, 1 hari, #Forex Teknikal   |   PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) menyiapkan modal belanja alias capital expenditure (capex) total $2 miliar untuk di 2024. , 1 hari, #Saham Indonesia   |   PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT) diproyeksi mampu melanjutkan pertumbuhan kinerja dobel digit di tahun 2024, 1 hari, #Saham Indonesia   |   PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) mengincar produksi emas mencapai 1,009,000 ons, produksi tembaga sebanyak 456 juta pon dan produksi konsentrat 833,000 metrik ton kering untuk tahun ini, 1 hari, #Saham Indonesia   |   PT Temas Tbk (TMAS) optimistis capai peningkatan kinerja di 2024, menargetkan kenaikan laba bersih sebanyak 23% menjadi Rp1 triliun, 1 hari, #Saham Indonesia

Risiko Obligasi: 4 Hal Ini Harus Diwaspadai Investor

Anna 20 May 2019
Dibaca Normal 4 Menit
bisnis > obligasi >   #investasi-obligasi   #risiko
Ada empat risiko obligasi yang wajib diketahui oleh investor sebelum mulai menanamkan dana dalam produk investasi ini.

Obligasi dapat memberikan beragam keuntungan, mulai dari bunga tetap yang besarnya menggiurkan hingga keamanan dana yang lebih terjamin dibandingkan wahana investasi lain. Namun, tak ada usaha apapun di dunai ini yang besar risiko. Termasuk obligasi. Secara khusus, ada empat risiko obligasi yang wajib diketahui oleh investor sebelum mulai menanamkan dananya dalam produk investasi ini.

 

1. Risiko Likuiditas

Berbeda dengan produk investasi seperti saham dan reksa dana, obligasi tidak likuid. Apa maksudnya? Apabila Anda sudah memutuskan untuk menanamkan dana dalam suatu obligasi, maka Anda tidak akan mudah untuk menjualnya kembali kepada pihak lain. Inilah risiko obligasi paling besar.

Pada dasarnya, obligasi ditujukan bagi investasi jangka panjang dan tidak untuk dipindahtangankan sebelum jatuh tempo. Saat ini, sudah ada obligasi ritel pemerintah yang dianggap relatif likuid karena ada Market Maker yang bertindak sebagai pembeli siaga-nya, jika Anda ingin mencairkan lebih awal. Begitupun, Anda tidak akan bisa membeli obligasi yang sama lagi setelahnya, karena tidak akan tersedia untuk diperdagangkan di pasar sekunder. Artinya, Anda tetap tak bisa klik jual atau klik beli obligasi kapan saja.

Risiko Obligasi Harus Diwaspadai Investor

 

2. Risiko Maturitas

Sebagaimana diungkapkan dalam poin pertama, obligasi sejatinya tidak dibuat untuk dipindahtangankan sebelum jatuh tempo. Oleh karenanya, setiap calon investor sebaiknya mencermati ketentuan produk obligasi mengenai:

  • Tanggal maturitas (maturity date), yaitu tanggal jatuh tempo yang tercantum dalam prospektus obligasi. Tanggal maturitas bisa mulai dari 1 tahun ke depan hingga berpuluh tahun yang akan datang.
  • Pencairan awal (early redemption), yaitu tanggal ketika Anda sudah diperbolehkan melepas obligasi untuk diambil alih oleh pembeli siaga. Selain waktu, ketentuan pencairan awal biasanya juga disertai berapa nominal yang dapat dicairkan lebih awal; bisa keseluruhan, hanya sebagian, atau lainnya.
  • Perdagangan di pasar sekunder, yaitu apakah obligasi ini boleh diperjualbelikan di bursa efek setelah masa penawaran berlalu. Jika tidak diperbolehkan, maka Anda tidak bisa membelinya di luar masa penawaran obligasi. Jika sudah memilikinya, Anda juga hanya punya dua kesempatan untuk mencairkannya, yaitu saat early redemption dan saat jatuh tempo. Namun, apabila perdagangan pasar sekunder diperbolehkan, maka Anda tak perlu mencemaskan berbagai kompleksitas tadi.

 

3. Risiko Gagal Bayar

Pernahkah Anda meminjamkan uang kepada kerabat atau kawan dekat dengan harapan dibayar kembali dalam waktu dekat, tetapi ternyata tidak dilunasi hingga saat ini? Kasus gagal bayar utang semacam itu juga bisa terjadi dalam investasi obligasi, walaupun pihak-pihak yang terlibat telah melaksanakan berbagai tindakan pencegahan.

Risiko obligasi ini terutama berlaku pada obligasi korporasi, sedangkan obligasi pemerintah dianggap memiliki status yang "nyaris tidak mungkin" gagal bayar. Walaupun demikian, apabila Anda menilik sejarah ekonomi dunia, maka akan menemukan banyak kasus gagal bayar obligasi pemerintah yang disertai dengan terjadinya krisis dan resesi. Beberapa contohnya adalah Venezuela (2017), Argentina (2014), dan Zimbabwe (2006).

Risiko Obligasi

 

4. Risiko Suku Bunga

Harga obligasi (bond price) berhubungan terbalik dengan bunga obligasi (bond yield). Semakin tinggi bunga, maka makin rendah harganya; sedangkan semakin rendah bunga, maka makin tinggi harganya.

Mengapa demikian? Karena bunga obligasi merupakan representasi risiko obligasi itu sendiri. Coba saja perhatikan, bunga obligasi negara-negara berkembang tentu lebih besar dibandingkan bunga obligasi negara-negara maju. Bahkan, bunga obligasi negara-negara yang diambang resesi justru bakal makin tinggi. Padahal, investor tentu enggan membeli obligasi semacam itu, sehingga permintaan (demand) berkurang dan menekan harga.

Untuk calon investor obligasi pemerintah, risiko obligasi terkait bunga ini dapat diproyeksikan dengan memantau arah perubahan suku bunga acuan bank sentral serta kondisi ekonomi suatu negara. Sedangkan untuk calon investor obligasi korporasi, pemahaman ini hendaknya dimanfaatkan sebagai bahan pertimbangan saat mendapatkan penawaran dengan bunga kupon yang terhitung fantastis.

 

Setelah mengetahui keempat risiko obligasi ini, apakah Anda masih berminat untuk berinvestasi? Jangan mudah gentar. Tak ada risiko yang tak dapat diatasi. Keuntungan investasi obligasi justru lebih besar. Asalkan Anda sudah membekali diri dengan pengetahuan dan pertimbangan memadai, maka risikonya tentu lebih rendah dibandingkan jika Anda langsung berinvestasi tanpa pengetahuan dan pertimbangan apapun.

Terkait Lainnya
 
Menurut analis Commerzbank, EUR/USD bisa menembus level 1.0800 pada akhir pekan paskah, 1 hari, #Forex Teknikal

Menurut analis ANZ, XAU/USD mengindikasikan pasar memprakirakan inflasi turun untuk dukung penurunan suku bunga, 1 hari, #Emas Fundamental

GBP/JPY melemah dekat level 191.00 setelah data PDB Inggris, 1 hari, #Forex Teknikal

Haskel dari BoE memperingatkan agar tidak terburu-buru memangkas suku bunga, 1 hari, #Forex Fundamental

NZD/USD melemah mendekati level 0.5990 menyusul melemahnya kepercayaan konsumen Selandia Baru, 1 hari, #Forex Teknikal

PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) menyiapkan modal belanja alias capital expenditure (capex) total $2 miliar untuk di 2024. , 1 hari, #Saham Indonesia

PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT) diproyeksi mampu melanjutkan pertumbuhan kinerja dobel digit di tahun 2024, 1 hari, #Saham Indonesia

PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) mengincar produksi emas mencapai 1,009,000 ons, produksi tembaga sebanyak 456 juta pon dan produksi konsentrat 833,000 metrik ton kering untuk tahun ini, 1 hari, #Saham Indonesia

PT Temas Tbk (TMAS) optimistis capai peningkatan kinerja di 2024, menargetkan kenaikan laba bersih sebanyak 23% menjadi Rp1 triliun, 1 hari, #Saham Indonesia


Komentar @inbizia

Andi: Saya bantu jawab ya! Untuk pelebaran spread selama periode volatilitas yang disebabkan oleh rilis berita penting dapat bervariasi tergantung pada broker dan pasangan mata uang yang Anda perdagangkan. Tidak ada angka pasti untuk pelebaran spread karena itu bisa berkisar dari beberapa pips hingga puluhan pips atau bahkan lebih, tergantung pada kebijakan broker dan seberapa besar dampak berita tersebut diharapkan memiliki terhadap pasar. Jadi, tidak ada angka pasti seperti 10 pips atau 20 pips. Tentang volatilitas, Anda benar bahwa volatilitas dapat memberikan peluang untuk profit yang lebih besar karena pergerakan harga yang lebih kuat. Namun, volatilitas juga dapat meningkatkan risiko, sehingga trader perlu sangat berhati-hati saat trading selama periode volatilitas tinggi. Harga yang fluktuatif dapat dengan cepat mengubah arah perdagangan Anda. Selain NFP (Non-Farm Payrolls), beberapa berita ekonomi penting lainnya yang sering mempengaruhi pasar termasuk data GDP (Gross Domestic Product), pengumuman suku bunga oleh bank sentral, data inflasi seperti CPI (Consumer Price Index), data ketenagakerjaan, dan banyak lagi. Intinya adalah selalu follow up berita ekonomi terutama berita ekonomi terkait mata uang yang anda trading kan.
 Erling |  19 Oct 2023
Halaman: Kiat Memilih Maxco Vs Hfx Untuk Scalping
Celine: Sebagai seorang pemula, punya trading plan yang bagus itu wajib, Bro/Sis! Trading plan ini penting banget buat ngatur target, manajemen risiko, dan biar nggak asal-asalan trading. Berikut beberapa alasan kenapa rencana trading itu penting: Tujuan dan Fokus: Dengan trading plan, kita bisa tentuin tujuan trading kita. Entah itu buat jangka pendek atau panjang. Dengan tujuan yang jelas, kita bisa stay fokus sama strategi kita dan ngecek apakah kita mencapai tujuan itu. Manajemen Risiko: Dalam trading plan, kita bisa atur berapa risiko yang siap kita hadapin di tiap transaksi. Termasuk nentuin berapa modal yang kita rela untuk kita risikoin dalam setiap trade dan sampai mana kita bakal cut loss kalau trading kita lagi minus. Strategi Trading: Kita harus punya strategi trading yang jelas di trading plan. Ini termasuk masuk dan keluar dari pasar, strategi manajemen posisi, sama indikator yang bakal kita gunain. Trading plan membantu kita buat nggak trading cuma berdasarkan emosi doang. Disiplin dan Konsistensi: Trading plan juga bantu kita buat tetep disiplin dan konsisten. Kita bisa ngikutin aturan dan strategi kita tanpa diganggu sama emosi yang bikin kita nggak jelas. Evaluasi dan Pembelajaran: Trading plan juga ngejelasin gimana kita bakal ngevaluasi kinerja kita. Dengan memantau dan ngecek tiap trade, kita bisa belajar dari kesalahan dan perbaiki strategi kita seiring waktu.
 Liam |  20 Oct 2023
Halaman: Penyebab Eksekusi Trading Plan Gagal Menurut Mifx
Hal pling menarik di artikel ini adalah pendapat si author dmana menyatakan klo Bicara soal biaya dan minimal modal trading forex, tentu tidak ada patokan pasti, karena hal ini bergantung pada sebesar apa dana yang siap kalian risikokan. Nah prtanyaan aku ckup sederhana aja, kira2 modal yg sbnrnya paling cocok utk ngelakuin trading itu berapaan sih? Apakah modal lbh kecil lebih memiliki keterbatasan dlm hal tertentu ato justru modal lbh kecil itu memiliki potensi keuntungan yg sama dngn modal yg lebh besar? Mhn pencerahaannya saudara2 Inbizia. Soalnya Forex itu emang resiko tinggi, dan aku sndiri ga akan nyiapin modal yg cukup gede apabila emang klu modal kecil itu trnyata memiliki btsan2 trading yg cukup signifikan dibandingkan dngn modal yg lebh besar. Moohn jawabannyaa, makasih bnyk !
 Fidel |  23 Oct 2023
Halaman: Perbandingan Biaya Trading Finex Dan Asiatrade Futures
Bima: Yo 1 gan! Jangankan modal 50 juta, elo modal 1 juta dngn leverage 1:500 aja udah memiliki daya trading yg sangat tinggi. Utk kategori leverage tinggi itu umumnya di kisaran 1:100 ke atas. So, 1:500 itu termasuk leverage tinggi meskipun dngn modal yg agak kecil sekalipun. Emang bahwa Leverage tinggi meningkatkan potensi keuntungan dan kerugian. Dengan leverage 1:500, risiko sangat besar apalagi dngn modal besar shngga bisa saja ada potensi kerugian besar, terus belm lagi lebih cepat terjadi margin call akibat overtrading, dan nyebabkan emosi yang tidak stabil. Untuk mengelola risiko sihh cukup terapin manajemen resiko dan mnrt gue bisa dikombinasikan dngn stop loss: Pilih leverage yang lebih rendah jika elo belum berpengalaman, bila ada pilihan leverage nya yee Pahami pasar dan praktikkan dengan akun demo dlu. Dan yg paling penting adalah hanya gunakan modal yang siap loe hilangkan alias uang dingin yg ga kepake.
 Voris |  23 Oct 2023
Halaman: Perbandingan Akun Finex Pro Vs Hfx Premium
Emma: Bantu jawab ya! Pola-pola candlestick, termasuk Three White Soldiers, adalah alat bantu yang berguna dalam analisis teknikal, tetapi penting untuk diingat bahwa tidak ada indikator atau pola yang benar-benar dapat memprediksi pergerakan harga dengan kepastian. Dalam situasi seperti yang Anda deskripsikan, di mana tiga candle bullish Three White Soldiers telah terbentuk, namun candle berikutnya malah berbalik dan menjadi bearish, ini adalah salah satu contoh di mana pola candlestick tidak selalu akurat. Untuk mengelola risiko dalam situasi seperti ini, beberapa tindakan yang dapat diambil dan mungkin yang paling bisa Anda gunakan adalah stop-loss karena stop loss yang tepat posisinya saat membuka perdagangan akan membantu melindungi modal Anda. Ada juga cara lain seperti memakai sinyal trading sebagai acuan, ada juga yang menggunakan pemahaman sentimen pasar dan sebagainya. Tetapi yang paling dasar adalah selalu gunakan stop loss!
 Areka |  23 Oct 2023
Halaman: Cara Mengenali Pola Three White Soldiers Ala Broker Hsb
Assan: Mnrt gue sndiri, trading dngn platform trading yg ribet itu sulit. Dah mumet kita nganalisa sana sini trus ditambah platform trading yg ribet, adanya tambah mumet asli. Selain itu perlu diketaui nih gan klo trading itu ga segampang yg dilihat, jd klu bsa uahain cari yg ga ribet dah. Gue sndiri bnrn saranin, kalo lu tuh masih pemula, mendingan jangan terlalu gancang coba platform trading yang ribet-ribet banget. Mulai dari yang simpel dulu, belajar dasarnya, trus pake akun demo buat nyoba-ngyoba tanpa risiko. Baru deh pelajari analisis pasar, cari strategi yang cocok, dan jangan lupa atur manajemen risiko yang bener. Begitu lu udah nyaman, bisa coba platform yang lebih advanced. Tapi yang paling penting, terus belajar dan jaga emosi, ya! Good luck, bro!
 Vincent |  23 Oct 2023
Halaman: Perbandingan Trading Saham Finex Vs Dcfx

Kirim Komentar Baru