Jangan buru-buru mengajukan KPR, karena kamu perlu tahu dulu apa saja yang menyebabkan naik turun bunga KPR berikut ini.
Ketika kamu membeli rumah lewat KPR, kamu akan dikenakan dua jenis suku bunga KPR, yakni suku bunga flat dan suku bunga mengambang. Hal ini patut kamu ketahui sebelum kamu mengajukan KPR di sebuah lembaga keuangan.
Suku bunga flat merupakan suku bunga yang ditetapkan oleh pihak bank kepada nasabah dengan bunga cicilan tetap setiap bulannya selama jangka waktu kredit. Contohnya, kamu dikenakan tingkat suku bunga flat sebesar 6% selama 2 tahun (24 bulan) berjalan masa kredit KPR-mu. Sementara itu, suku bunga mengambang adalah perhitungan bunga KPR yang nilainya bisa berubah sewaktu-waktu jika suku bunga acuan (BI rate) mengalami perubahan.
Bagi nasabah, perhitungan suku bunga flat mungkin lebih mudah dipahami dibanding suku bunga mengambang, dimana pada periode tertentu kamu bisa dikenakan tingkat suku bunga yang lebih tinggi ataupun lebih rendah. Bagi kamu yang ingin membeli rumah lewat KPR dengan bunga mengambang, maka faktor naik turunnya bunga KPR tentu wajib kamu ketahui agar bisa mengantisipasi dan memperhitungkan besarnya cicilan yang kamu bayarkan setiap bulannya dengan lebih baik. Berikut faktor-faktor pemicu naik turunnya suku bungan KPR:
(Baca juga: Sebelum Ajukan KPR, Pahami Jenis-Jenis Bunganya)
1. Kebutuhan Dana Dari Pihak Bank
Ketika pinjaman yang diajukan oleh nasabah semakin tinggi, sedangkan dana yang dimiliki oleh pihak bank belum mencukupi, maka pihak bank akan meningkatkan suku bunga simpanan untuk deposito. Hal ini dilakukan untuk menarik minat nasabah yang berkeinginan menaruh uangnya dalam bentuk deposito. Sehingga, diharapkan dana lebih cepat terkumpul dan bisa digunakan kembali untuk pemberian kredit kepada nasabah. Ini tak pelak memicu naiknya tingkat suku bunga KPR. Hal sebaliknya pun demikian, bila suatu bank memiliki dana deposito yang banyak sementara pengajuan pinjaman sedikit, maka suku bunga KPR akan cenderung menurun.
2. Jaminan Kualitas
Naik turunnya suku bunga KPR juga bisa disebabkan oleh adanya jaminan. Semakin banyak jaminan, semakin rendah suku bunga KPR-nya. Sebaliknya, jaminan yang semakin sedikit akan mengakibatkan semakin tingginya suku bunga KPR. Jaminan ini bisa berasal dari pihak ketiga sebagai pemberi jaminan yang menanggung seluruh risiko kredit.
3. Kebijakan Pemerintah
Tugas Bank Indonesia adalah menjaga kestabilan nilai tukar rupiah dengan mengatur peredaran uang di masyarakat. Oleh sebab itu, Bank Indonesia memiliki wewenang dalam menentukan bunga deposito dan bunga pinjaman. Bank Indonesia berhak menaikkan dan menurunkan tingkat suku bunga melalui kebijakan diskonto sebagai tugas Bank Indonesia dalam mengatur peredaran uang dengan menaikkan suku bunga acuan. Sehingga, hal ini juga akan berpengaruh pada suku bunga KPR yang termasuk ke dalam jenis bunga pinjaman.
(Baca Juga: Suku Bunga Kredit Dan Pinjaman)
4. Masa Kredit KPR
Semakin lama pilihan tenor yang kamu pilih, hal ini berimbas terhadap rendahnya suku bunga KPR yang dibebankan. Namun, bila kamu memilih jangka waktu cicilan yang lebih singkat, kamu akan dibebankan bunga dan cicilan KPR yang lebih besar.
5. Persaingan
Pihak bank yang memberikan pinjaman KPR bukan hanya satu bank saja. Terdapat banyak bank yang berfokus pada lini usaha pemberian KPR kepada masyarakat. Sehingga, perang harga tidak dapat dibendung lagi dari satu bank dengan kompetitor bank lainnya yang menyebabkan adanya perbedaan suku bunga KPR dari masing-masing bank. Persaingan ini umumnya menyebabkan penawaran bunga yang rendah untuk menarik minat konsumen. Namun demikian, perhatikan juga bahwa pemberian bunga yang rendah biasanya mengakibatkan biaya cicilan dan uang muka yang lebih tinggi. Terkait hal ini, sebaiknya pertimbangkan juga apakah harga jual rumah yang ditetapkan sudah ideal.
6. Produk Kompetitif
Produk atau barang yang memiliki tingkat persaingan tinggi memberikan suku bunga kredit yang lebih rendah dibanding produk yang tidak kompetitif. Hal ini disebabkan oleh life cycle dari produk kompetitif lebih cepat berganti dari waktu ke waktu.
Contohnya, kredit smartphone membebankan suku bunga lebih rendah dibanding kredit rumah, lantaran smartphone digunakan dalam jangka waktu pendek dan berbeda dengan rumah yang dapat dihuni hingga berpuluh-puluh tahun lamanya.
Untuk menghilangkan rasa ragu dan kebingungan bagi nasabah saat ingin membeli rumah lewat KPR, saat ini banyak bank yang telah meluncurkan pembiayaan KPR dengan beban suku bunga mengambang sejak awal masa pinjaman dengan rumus perhitungan suku bunga acuan (BI rate) + margin %. Selain itu, guna mengatasi tingginya suku bunga KPR saat masa cicilan berjalan, kamu bisa mempertimbangkan untuk memilih opsi take over ke KPR bank lain.
Buat kamu yang sudah mengambil KPR, sebaiknya rencanakan keuangan dengan baik agar tak kewalahan dalam menanggung beban kredit disamping mengatur pengeluaran untuk kebutuhan sehari-hari. Tipsnya bisa kamu simak di "Trik Mengatur Keuangan Saat Punya Cicilan Rumah".