Memberi utang ke saudara berarti Anda harus siap merasa sungkan atau tidak enak hati setiap kali menagih. Bahkan Anda juga harus rela kehilangan uang itu. Jadi harus bagaimana?
Uang tak mengenal saudara, begitu menurut pepatah lama yang beredar. Pepatah itu bermakna bahwa uang bisa membuat manusia lupa segalanya, termasuk hubungan keluarga. Anda mungkin sudah pernah mendengar cerita hubungan keluarga rusak karena pembagian warisan dan hal material lain. Namun sebaliknya, ada sebagian orang yang rela memberikan uang dalam jumlah banyak karena mengutamakan hubungan persaudaraan dibandingkan materi.
Urusan yang berkaitan dengan uang memang sensitif. Apalagi bila sudah menyangkut pinjam-meminjam uang dengan saudara sendiri. Berbeda dengan utang di bank yang mau tidak mau debitur harus membayar sebelum tanggal jatuh tempo, tidak begitu dengan utang saudara. Tanggal pembayaran tidak begitu ketat dan debitur tidak dikenakan bunga. Oleh karena itu jenis utang ini disebut soft loan.
Nah repotnya adalah ketika Anda menjadi pihak yang meminjamkan uang. Kemungkinan besar Anda tidak nyaman atau sungkan dalam menagih. Apalagi bila si peminjam kurang sadar diri, sudah lama meminjam tapi belum ada itikad akan membayar. Di sisi lain, Anda juga membutuhkan uang tersebut.
Lalu, apa yang harus kita perbuat saat ada saudara yang mau meminjam uang? Anda mungkin akan merasa dilema. Jika Anda meminjamkan uang tersebut, artinya Anda harus siap menerima risiko kehilangan jika tidak dikembalikan atau dikembalikan tidak sesuai waktu yang ditetapkan. Namun, bila Anda tidak memberikan pinjaman, Anda harus siap diberi predikat pelit atau reaksi negatif lainnya.
Menurut J.D. Roth, penulis buku Your Money: The Missing Manual,tidak selamanya meminjamkan uang pada saudara atau teman akan berakhir bencana. Namun, kita harus cermat dalam memilih mana yang seharusnya mendapatkan pinjaman dan mana yang tidak.
Roth juga yang merupakan founder sebuah situs keuangan ternama itu memberikan beberapa pertimbangan soal pemberian pinjaman. Berikut lima hal yang perlu dipertimbangkan sebelum meminjamkan uang pada saudara:
- Membahas pilihan atau solusi lain selain meminjam uang. Saat saudara kita mengalami kesulitan keuangan, memberi pinjaman tak selalu menjadi solusi satu-satunya. Anda bisa membahas beberapa cara atau memberi solusi lain untuk menyelesaikan masalah keuangan saudara tanpa mengeluarkan uang dalam jumlah besar.
- Pinjamkan uang sesuai yang Anda relakan jika seandainya tidak dibayar. Saat meminjamkan uang pada saudara, anggap saja Anda memberinya sebagai hadiah, amal baik, dan lain-lain. Dengan begitu Anda tidak perlu menagih, biarkan ia mengingat sendiri tanggung jawabnya.
- Jelaskan pola pembayaran pada saudara Anda. Buatlah skema pembayaran dan kapan tanggal pelunasannya. Anda juga harus membahas langkah-langkah alternatif jika saudara Anda akhirnya tidak membayar utangnya atau terlambat jauh dari tanggal jatuh tempo.
- Jangan ragu menuliskan perjanjian hitam di atas putih. Jika pinjamannya dalam jumlah besar, buatlah perjanjian dengan saudara Anda. Perjanjian tersebut dapat mengikatnya saat ia menghindar untuk membayar di kemudian hari.
- Antisipasi masalah yang akan muncul. Biarkan saudara Anda melakukan apa yang harus dilakukannya atau kewajibannya. Sementara Anda harus mempersiapkan diri menghadapi segala kemungkinan termasuk kerugian yang bisa disebabkan saat saudara Anda tidak membayar utangnya.
Kelima hal yang perlu dipertimbangkan sebelum meminjamkan uang pada saudara menurut Roth di atas dapat anda praktikan. Namun, penulis akan menambahkan satu lagi hal yang dapat Anda lakukan saat saudara akan meminjam uang kepada Anda yaitu:
Anda dapat menolaknya secara halus. Saat saudara Anda meminjam uang, Anda dapat menolaknya secara halus dan menggunakan kata-kata yang baik dan sopan. Dengan demikian sehingga saudara pun dapat mengerti, tidak tersinggung dan dapat menerimanya.
Tambahan di atas juga dapat menjadi pertimbangan Anda. Semoga beberapa tips di atas memberi pencerahan untuk Anda saat ada saudara yang ingin meminjam uang kepada Anda.