Update analisa trading yang memberikan saran untuk membuka posisi trading (buy/sell) pada harga dan jangka waktu tertentu. Sinyal trading biasanya ditawarkan oleh broker atau analis forex, baik secara berbayar maupun gratis.
Master, gimana cara nya sell di puncak dan buy di lembah?
Ini hanya istilah saja. kalau BUY ya ketika harga rendah dan sell ketika harga tinggi.Anda bisa pelajari juga pola PIN BAR.
Pola BUY di lembah sell Di Puncak bisa termasuk katagori Long term juga.
seperti ini
Thanks
@Rico Bisa: Sell di puncak dan buy di lembah (sell on top, buy on bottom) bisa dilakukan dengan beberapa cara sebagai berikut.
1. Menggunakan indikator trend
Sederhananya, sell di puncak menggunakan indikator trend adalah sell ketika indikator telah menunjukkan tanda adanya reversal. Sebagai contoh adalah menggunakan Moving Average (MA), sell bisa dilakukan ketika garis MA saling bersilangan dari atas ke bawah, begitupun sebaliknya untuk entry buy.
2. Menggunakan indikator oscillator
Sell di top menggunakan indikator oscillator seperti Relative Strength Index adalah melakukan sell ketika harga mencapai RSI di atas 70 (area overbought) dan buy ketika harga mencapai RSI di bawah 30 (area oversold).
3. Menggunakan price action
Sell di top menggunakan price action bisa menggunakan pola harga (price pattern) atau menggunakan pola candlestick. Misal sell ketika harga membentuk double top atau ketika harga membentuk pola candlestick bearish engulfing. Sebaliknya mengambil posisi buy ketika terbentuk pola double bottom atau pola candlestick bullish engulfing.
Terima Kasih.
Dalam praktiknya, apakah lembah harga dapat diketahui secara pasti? Lantas, bagaimana cara mengetahuinya secara benar dan akurat?
Tidak, lembah dan puncak harga tidak dapat diketahui secara pasti.
Anda hanya bisa melihat ciri-ciri yang menunjukkan terbentuknya lembah. Contohnya terbentuk pola double bottom atau inverted head and shoulders.
Jika level resistance atau support utama kita berhasil ditembus, bagaimana mendeteksi puncak atau lembah harganya ya bang?
Anda bisa menggunakan fibonacci retracement, fibonacci expansion, atau pivot point untuk mengidentifikasi pada level harga berapa harga akan mengalami perlawanan.
@ Mas Hanif:
Bukan pasti atau tidak pasti, tetapi tinggi atau rendahnya probabilitas bahwa titik tersebut adalah swing low (lembah?). Jika valid maka probabilitas bahwa itu adalah titik swing low adalah tinggi.
Misal terbentuk bullish engulfing candle dan bar berikutnya menembus level tertinggi bullish engulfing candle, serta titik indikator parabolic SAR berada di bawah bar candlestick, maka probabilitas titik swing low tsb adalah tinggi, atau bisa dianggap valid.
@Al Faris:
Taktik master Kiki bisa dicoba.
Selain itu, ada dua trik lagi:
Contohnya, coba lihat EURUSD di timeframe H4 dan D1 di bawah ini. H4 sudah jebol support. Sampai kemana EU bakal turun? Kita bisa cek support lain dari D1 untuk memprediksi.
selamat malam, apakah hasil dari indi fractal juga bisa disebut lembah dan puncak kak?
@Nila Sumiyati:
Lembah dan puncak itu kan cuma istilah ya. Mau disebut palung dan gunung jg sah-sah saja.
Itu berlaku buat grafik candlestick biasa, lines, bar chart, fractal, dll dlsbg
Nila Sumiyati:
Tergantung dari bagaimana cara Anda merepresentasikan lembah dan puncak sendiri itu bu. Secara fungsional sendiri sebenarnya indikator Fractal hanya merepresentasikan titik-titik yang menjadi awal terbentuknya pergerakan reversal pada harga. Hal ini ditandai dengan terbentuknya nilai High yang diawali dan diikuti dengan 2 buah Candle dengan nilai High yang lebih rendah. Jadi dibutuhkan 5 buah Candlestick terlebih dahulu jika ingin mengetahui dimana Fractalnya.
Bagi beberapa orang sendiri puncak dan lembah tidak dapat diartikan hanya dari kumpulan 5 buah Candlestick saja. Jadi tidak bisa dispesifikasikan secara khusus seperti itu.
Halo. Saya treder baru. Mungkin bisa dibilang swing trader yha... Bth masukan dari para senior, indicator apa yang cocok untuk dipakai pada time frame daily dan masuk ke strategi sell di puncak gini. Apakah pair yang dipakai mempengaruhi? Ato strategi ini bisa dipake di semua pair? Mohon pencerahannya.
@ Seno:
Untuk trading pada time frame tinggi (bukan scalping) gunakan kombinasi indikator trend dan indikator momentum. Indikator trend untuk mengetahui arah pergerakan harga, sementara indikator momentum untuk menentukan saat yang tepat untuk entry.
Indikator trend yang banyak digunakan adalah moving average (SMA atau EMA), ADX, parabolic SAR dan juga MACD. Indikator momentum berupa oscillator seperti RSI, stochastic dan juga CCI.
- … Apakah pair yang dipakai mempengaruhi?
Pair tidak mempengaruhi. Semua pair bisa ditradingkan dengan strategi yang Anda maksudkan.
- …. Ato strategi ini bisa dipake di semua pair?
Ya, strategi buy the dip atau sell the rally seperti yang Anda maksudkan bisa diterapkan pada semua pair karena pada dasarnya sifat pergerakan harga di pasar forex sama saja.
Jawaban untuk Seno:
Saya menyarankan menggunakan strategi divergence dari indikator berjenis oscillator seperti stochastic atau RSI. Namun, sebelumnya Anda tentukan dulu arah tren terlebih dahulu dengan menggunakan indikator berjenis tren seperti moving average.
Cara ini bisa Anda gunakan di semua pair tanpa terkecuali. Namun dengan time frame yang lebih tinggi, akurasinya lebih tinggi namun kekurangannya waktu tunggu konfirmasi sinyalnya lebih lama dibandingkan dengan daytrading/scalping.
Pada saat menggunakan 2 garis MA atau lebih. Sinyal entrinya apakah hanya bergantung pada crossover saja?
@ Reno:
Sinyal entry utama dari price action yang terbentuk. Crossover MA bisa sebagai konfirmasi.
Terima kasih atas jawabannya...
Kalau boleh rekomendasi, pola price action apa yang biasanya dipasangkan dengan MA crosover pak? Saya menggunakan MA-200 dan MA-50. Matur Suwun.
@ Reno:
Semua bentukan dari price action bisa dianggap sebagai sinyal, baik yang berupa single candle (pin bar, doji, hammer, shooting star dsb), double candle (bullish / bearish engulfing, double top / bottom, dsb), triple candle (morning / evening star, dsb), multi candle (head and shoulders dsb). Crossing MA bisa digunakan sebagai konfirmasi pergerakan bullish atau bearish.
Untuk penjelasan mengenai price action, silahkan baca: Trading Dengan Metode Price Action
Antara SMA dan EMA, lebih bagus mana untuk timfrane rendah pak? Misalnya 5 menit dan 15 menit. Terima kasih
@ Wondo:
Untuk time frame 5 menit dan 15 menit, kebanyakan trader menganjurkan agar menggunakan EMA karena trader yang menggunakan time frame rendah tentu menginginkan respon yang cepat dari pembobotan yang lebih besar dari harga rata-rata terakhir.
Wondo:
Stuju om Singgih. Bagusan EMA deh. Kalau SMA kurang smooth.
SMA lebih pas buat swing, long term, atau buat trading saham yang TF lebih gede daripada forex
Saya baru mulai bisnis kecil-kecil an. Namun ada kendala di modal. Kemudian nemu artikel yaitu bisnis minim modal dengan Dropship atau Reseller, mana yang menguntungkan?
Untuk Sora,
Saya pribadi akan memilih opsi dropship karena tidak membutuhkan banyak modal jika dibandingkan dengan reseller. Dengan tingkat keuntungan yang hampir sama, menurut saya dropship jauh lebih hemat waktu, uang, dan usaha jika dibandingkan dengan reseller.
Karena pada dropship, Anda hanya perlu menawarkan barang/jasa dari penjual atau produsen lainnya ke konsumen tanpa harus mengeluarkan modal. Jika konsumen tertarik pada barang/jasa yang Anda tawarkan dan telah membuat pesanan sekaligus sudah melakukan pembayaran ke Anda, maka Anda tinggal meneruskan pesanan tersebut ke produsen untuk diproses dan dikirim ke alamat konsumen.
Sehingga dalam hal ini, tugas Anda sebagai dropship hanya memasarkan barang/jasa dari produsen tersebut saja. Setelah Anda menerima pesanan dari konsumen dan sudah meneruskan pesanan tersebut ke produsen, maka Anda tidak perlu menyiapkan pesanan, mengemas produk dan tidak perlu repot-repot mengirimkan pesanan ke alamat konsumen karena itu semua dilakukan oleh pihak produsen.
Lalu dimanakah Anda bisa mengambil keuntungan? Karena Anda yang memasarkan dan yang menerima pesanan sekaligus menerima pembayaran dari konsumen, maka disinilah Anda bisa memanfaatkannya untuk mendapatkan keuntungan. Misalnya saja produk A dijual produsen ke dropshipper dengan harga Rp 50.000,-, maka Anda bisa menawarkan ke konsumen dengan harga Rp 55.000,-.
Semoga bisa membantu.
Jika mengikuti program Dropship, apakah kita bisa membuat brand atau merk kita sendiri?
Untuk Sora,
Mengenai hal ini tergantung dari kebijakan seller atau produsen produk masing-masing. Beberapa seller/produsen ada yang membolehkan hal ini dan beberapa yang lain tidak.
Sama-sama menguntungkan baik reseller maupun dropship. Kalau ada keterbatasan modal lebih baik dropship, dan ada modal lebih bisa jadi reseller.
Sisi positif dari dropship :
Sisi negatif dropship :
Sisi positif reseller :
Sisi negatif reseller :
Dari pengalaman yang saya rasakan saya lebih menyukai reseller karena kontrol barang dan pengiriman itu semua dari kita. Sehingga bisnis yang saya jalankan akan lebih terkontrol dan bila konsumen butuh cepat nih bisa kita tawaekan langsung ambil ditempat atau pengiriman sameday bisa dijadikan opsi. Berbeda dengan dropship yang terbatas. Selain itu dari sisi reseller masih dimungkinkan membuka toko di e-commerce dengan nama dan label pengiriman yang jelas, sedangkan dropship bila melakukan dropship di e-commerce, pembeli yang jeli langsung tau kalau anda itu dropshipper dan curiga harga anda lebih tinggi.
Saran saya bila modal terbatas, memang jalankan dulu dropship dengan batas jangka waktu tertentu. Jadi hasil keuntungan dropship di sisihkan untuk modal dulu. Ya kayak prinsip nabung saham/reksadana. Begitu terkumpul cukup, alihkan ke reseller.
Ada kalimat "Kita ga bisa kontrol kualitas barang yang dikirim karena pengiriman sepenuhnya oleh seller. Jadi kadang seller kirim barang asal-asal."
Kalau misalnya pelanggan tidak puas, apakah kita sebagai dropship yang dimarah-marahin, atau bertanggung jawab? Misalnya minta pembatalan gara-gara barang tidak kunjung dikirim-kirim juga. Misalkan kesalahan sebenarnya dari seller awal, bagaimana kita menyelesaikan masalah ini?
Apa bedanya dropshipper, reseller, sama affiliator yang sekarang sedang ngetren di e-commerce oranye?
Apa yang disampaikan @M Nuh sudah sangat jelas dan benar, apa yang dialami oleh dropshipper dan reseller sudah tergambar jelas dipenjelasannya.
Pengalaman saya sebagai seller juga dimulai dari dropship, dimana ketika modal saya serba terbatas, saya memutuskan untuk menjalankan dropship terlebih dahulu. Sebenarnya dropship memiliki resiko yang amat kecil sekali karena produk yang bisa kita dropship itu bisa kita cari sendiri sesuai dengan trend masa kini. Jadi dropship bisa menjual produk yang lagi hits secara langsung tanpa stok.
Sedangkan reseller itu menjual ulang produk dengan harga yang lebih murah dari dropshipper (biasanya seperti itu, dengan membeli dalam jumlah tertentu).
Ada perbedaan paling mencolok dari kedua ini adalah : reseller memiliki stok sehingga mengirim produk tersebut secara mandiri sedangkan dropshipper itu tidak ada stok dan tergantung pengirimin oleh supplier.
Seperti yang dikatakan pak @M Nuh bahwa biasanya dan kebanyakan saat ini buyer udah sangat cerdik, sehingga dropship sendiri susah berkembang karena cetakan resi otomatis yang dilakukan oleh supplier. Dan dropship kebanyakan mengambil foto produk dari marketplace, sehingga ketika ada orderan dia juga membeli di marketplace dengan ongkir juga ada potongan. Faktor tersebut yang menyebabkan dropship di marketplace itu rentan ketahuan bahwa anda dropship.
Untuk permasalahan kualitas barang itu sudah menjadi resiko dropshipper. Ya mungkin ini terdengar tidak adil ya, tetapi anda sebagai dropshipper bisa dibilang untung tanpa modal dan tanpa usaha packing. Perlu diingat packing juga memerlukan biaya. Sehingga wajar saja bila terjadi pembatalan pesanan dan dropship yang menanggung akibatnya. Dan untuk meminimalisir hal tersebut sebaiknya dropship lah dengan supplier yang benar-benar terpercaya. Kalau dari 100 orderan anda, hanya 3-4 paket bermasalah masih dapat ditolerin tapi kalau sudah lebih berarti supplier anda bermasalah.
Pengalaman saya sebagai seller, saya memulai dari dropshipper sendiri tidak pernah meminta terlalu banyak terhadap supplier. Mulai dari foto dan review pun saya lakukan sendiri dengan membeli 1 produk, dan saya memasarkannya dengan cara saya sendiri. intinya dalam berbisnis meskipun dropship harus keluar modal meskipun sedikit untuk mengetahui kualitas produk yang akan didropship.
nah perbedaan affiliator dengan dropship maupun reseller adalah affiliator bertugas sebagai sales produk anda dengan membagikan link. Jadi pembeli langsung membeli ditempat seller dengan perantara affiliator. Nah dalam hal ini affiliator akan mendapatkan komisi setiap pembelian yang terjadi lewat link yang dibagikan. Komisi ini didapatkan dari seller yang memberikan persentase komisi yang sudah ditentukan.
Affiliator ini harus memiliki modal kepercayaan diri serta ilmu marketing yang tinggi dan ini memiliki resiko lebih kecil lagi dari dropshipper. Bila produk bermasalah juga bukan urusan affiliator, tetapi antara buyer dan seller.