Cara membaca indikator macd dan stochastic ketika berbeda arah karena apakah yang di utamakan stochastik atau macd terutama pada tf4 karena saya sering salah posisi pada saat transaksi mohon penjelasanya terimakasih.
@ Hendi:
Perbedaan yang sering terjadi adalah kondisi overbought / oversold pada stochastics dan pergerakan kurva MACD terhadap kurva sinyal, sedangkan pergerakan %K terhadap %D dan pergerakan kurva MACD terhadap kurva sinyal relatif hampir sama.
Kondisi overbought / oversold stochastics oscillator akan akurat pada keadaan sideways, dan MACD akan akurat pada keadaan trending (uptrend maupun downtrend). Ketika sideways fokus pada stochastics dan ketika trending fokus pada MACD.
Untuk mengetahui kondisi sideways atau trending bisa dipantau dari indikator Bollinger Bands dan ADX, yaitu sideways jika harga bergerak disekitar middle bands indikator Bollinger Bands dan ADX dibawah level 25. Keadaan trending jika ADX diatas 25 dan harga bergerak sekitar upper / lower band indikator BB, juga dari indikator parabolic SAR.
Berikut ini contohnya pada EUR/USD H4:
Tampak overbought / oversold pada stochastics tidak berpengaruh pada pergerakan harga saat downtrend maupun uptrend, tetapi pergerakan kurva MACD terhadap kurva sinyal sangat berpengaruh, yang dikonfirmasi oleh perpindahan letak titik parabolic SAR.
Sedangkan overbought / oversold dan %K dan %D stochastics berpengaruh pada kondisi sideways sementara penunjukkan kurva MACD terhadap sinyal pada kondisi sideways false (tidak akurat).
@ Hendi:
Sama persis Pak, hanya tampilan ADX pada contoh tsb lebih mudah diamati dan dicerna. ADX pada contoh yang kami gunakan disebut juga dengan Advanced ADX yaitu indikator ADX yang versi histogram.
Pada ADX histogram Anda tidak perlu pusing mengamati crossing +DI dan -DI untuk menentukan trend yang dominan, cukup melihat warna bar histogramnya saja. Jika bar histogram berwarna hijau berarti uptrend dominan, sedang jika berwarna merah berarti downtrend yang dominan. Crossing +DI dan -DI ditampilkan dengan pergantian warna bar histogram.
Berikut contohnya pada GBP/USD H4 kemarin:
Pada ADX versi histogram: warna merah adalah ketika -DI yang dominan (downtrend), sedang warna hijau adalah ketika +DI yang dominan (uptrend). -DI yang dominan adalah ketika berada diatas +DI, dan +DI yang dominan adalah ketika berada diatas -DI.
Untuk keterangan ADX standard versi Metatrader bisa dibaca di: Cara Menggunakan Indikator ADX untuk Mengetahui Kekuatan Trend
Kalau dicompare master, mana yg lebih baik antara macd dg stochastic? ada pnggunaan khsus kah utk indi2 tsb? Tks.
@ Ardianto:
Peruntukannya berbeda. MACD biasa digunakan untuk kondisi pasar yang sedang trending, sementara stochastic untuk kondisi yang sedang sideways dengan mengamati level overbought dan oversold. Untuk mengetahui pasar sedang trending atau sideways bisa diamati dengan indikator ADX.
Kedua indikator tsb bisa digabungkan untuk saling mengkonfirmasi. Misal ketika pasar sedang trending, maka momentum entry bisa ditentukan dari indikator stochastic, yaitu ketika kurva %K dan %D saling berpotongan.
Kalau untuk melihat divergensi sendiri akurat yang mana ya pak? Stoch atau MACD? atau justru bisa digabungkan keduanya?
@Riza Parenta: Membandingkan akurasi divergensi dari dua indikator yang berbeda harus melalui pengujian dengan aturan tertentu.
Dengan demikian, membandingkan kedua indikator ini secara bebas atau tanpa aturan/rules yang jelas seperti kriteria entry dan exit tidak bisa dilakukan.
Saya berikan gambarannya seperti apa.
Jadi, apabila Anda ingin mengetahui jawaban seperti ini, Anda harus lebih detail dengan menjelaskan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan di atas.
Selanjutnya tinggal melakukan backtest pada grafik yang sudah lampau untuk melihat perbandingan performa akurasi keduanya.
terima kasih pak atas masukannya, saya akan coba untuk melihat perbandingan keduanya. Untuk tf saya saat ini masih menggunakan tf H1 dengan settingan default. Entry sendiri dilakukan dalam kondisi divergensi biasa, saat harga dan oscillator menunjukkan hal yang berbeda. yang saya bingungkan saat ini untuk backtest, gimana cara menentukan metode atau level stop dan exit yang pas pak dari strategi divergensi ? apakah harus dicoba satu-satu metode penentuan SL dan TP saat backtest untuk melihat mana yang terbaik? atau ada metode-metode khusus yang cocok untuk satu strategi tertentu seperti divergensi ini
Kan di dalam indikator MACD juga terdapat Moving Average ya....itu untuk setting periodenya bagaimana ya kak? Dan Moving Average jenis apa yang digunakan? Makasih
@Sinyo: Jenis moving average yang digunakan dalam MACD ada 2 yaitu EMA (Fast/slow line) dan SMA.
Untuk setting periodenya, klik kanan pada indikator, lalu pilih MACD properties.
Setelah itu akan muncul kotak pilihan periode indikator MACD-nya. Silakan ubah sesuai dengan yang Anda inginkan.
Sensei, pertanyaan saya
1. berdampak apa stochastic dan rsi terhadap harga?
2. Terkadang kenapa RSI atau stochastic posisi oversold tapi harga belum mampu naik dan harga menunjukkan tren menurun terus?
Itu yang ingin saya ingin mengerti.
Mohon bantuannnya...
@ andhy kusyanto:
1. Stochastics dan RSI adalah indikator oscillator yang mengukur pergerakan harga, jadi tidak mempengaruhi atau berdampak pada pergerakan harga. Yang mempengaruhi pergerakan harga terutama adalah sentimen para pelaku pasar.
2. Itu karena pergerakan harga sedang trending, dan kondisi ekstrem (overbought atau oversold) indikator oscillator seperti RSI dan stochastics memang tidak bisa diterapkan pada pasar yang trending. Pada keadaan pasar yang trending kita hanya bisa melihat adanya kemungkinan divergensi antara indikator oscillator dan pergerakan harga, sedang kondisi overbought dan oversold akan valid untuk kondisi pasar yang sideways (ranging).
Agar tidak terjebak Anda bisa menggunakan indikator kekuatan trend disamping indikator oscillator, biasanya moving averages atau ADX. Jika trend sedang kuat, abaikan overbought atau oversold dan amati kemungkinan divergensi.
Untuk keterangan lebih lanjut bisa baca:
Untuk Michael,
Yang di sebut Short Term ada trading jangka pendek, dalam satu hari perdagangan. Artinya tidak melebihi satu hari. Jika 3 – 5 hari sudah masuk katagori Long Term.
Demikin pun saat pengambilan data / analisa , time frame yang digunakan adalah berbeda. Untuk Short term biasanya menggunakan M5 – H1, sementara untuk Long Term menggunakan H4 keatas.
Untuk indicator Stoch dan RSI bisa di gunakan baik di Short atau Long Term.
Terima Kasih.
@ Anggoro:
Indikator RSI termasuk oscillator yang bisa mengamati keadaan overbought dan oversold saat pasar dalam keadaan sideways, dan mengamati keadaan terjadinya divergensi saat pasar dalam keadaan trending. Saat pasar trending maka overbought dan oversold tidak berlaku. Selan divergensi, amati juga posisi kurva pada level 50 (center line).
Untuk mengetahui cara trading dengan indikator RSI, silahkan baca:
3 Tips Trading Dengan Indikator RSI
@ Narin Adiyaman:
Indikator stochastic termasuk oscillator, sehingga efektif digunakan ketika pergerakan harga sideways. Ketika pergerakan harga sedang sideways, amati area overbought dan oversold. Sell ketika harga berada di area overbought, dan buy ketika harga berada di area oversold. Konfirmasi saat buy atau sell diamati dari perpotongan kurva %K dan %D.
Ketika pergerakan harga sedang trending (uptrend maupun downtrend) maka keadaan overbought dan oversold tidak berlaku dan bisa diabaikan. Ketika sedang trending, yang penting diperhatikan adalah apakah terjadi keadaan divergensi atau tidak.
Untuk penjelasan yang lebih lengkap mengenai penggunaan indikator stochastic, silahkan baca:
Cara Membaca Indikator Stochastic Menurut 3 Macam Fungsinya
@ Ardhy Wiraatmaja:
Indikator stochastic termasuk oscillator, sehingga efektif digunakan ketika pergerakan harga sideways. Ketika pergerakan harga sedang sideways, amati area overbought dan oversold. Sell ketika harga berada di area overbought, dan buy ketika harga berada di area oversold. Konfirmasi saat buy atau sell diamati dari perpotongan kurva %K dan %D.
Ketika pergerakan harga sedang trending (uptrend maupun downtrend) maka keadaan overbought dan oversold tidak berlaku dan bisa diabaikan. Ketika sedang trending, yang penting diperhatikan adalah apakah terjadi keadaan divergensi atau tidak.
Untuk penjelasan yang lebih lengkap mengenai penggunaan indikator stochastic, silahkan baca:
Cara Membaca Indikator Stochastic Menurut 3 Macam Fungsinya
saya mau tanya untuk strategi trading yang short term sekitar 3-5 hari open order itu pake stochastic atau rsi yang lebih baik dan periodenya berapa ya?
Bagaimana cara membaca dang menggunakan indikator RSI yang benar?
bagaimana cara mudah menggunakan indikator stochastic oscillator?
bagaimana cara membaca indikator stochastic untuk menemukan signal entry?
Ciri chart akan terjadi uptrend gimana pak tandanya? Makasih
@ Eko Adi:
Tidak ada isyarat yang pasti akan terjadinya uptrend ataupun downtrend.
Pergerakan reversal uptrend atau downtrend akan terjadi jika harga telah menembus level 50% Fibonacci retracement. Pengamatan juga dikombinasikan dengan pola chart tertentu yang mengisyaratkan pembalikan arah trend dan dikonfirmasikan dengan indikator teknikal serta level 50% Fibonacci retracement.
Misal pola head and shoulders yang telah terkonfirmasi mengisyaratkan pembalikan arah dari uptrend menjadi downtrend, dan pola inverse head and shoulders yang telah terkonfirmasi mengisyaratkan pembalikan arah dari downtrend menjadi uptrend.
Mana yang lebih akurat antara settingan close-close dan high-low pada Stochastic? karena tampilannya sangat beda sehingga beda interpretasinya.
Mohon arahannya dan sebaiknya untuk trading forex dan gold pakai yang mana?
Tks banyak sebelumnya atas arahannya.
Untuk Gatoot..
Hal ini tergantung dari TF yang digunakan. Anda bisa menggunakan default, atau bawaan dari MT4 sendiri.
Thanks.
@ Gatoot:
Yang lebih akurat adalah dengan price field yang Low / High, sesuai dengan teori dasar stochastic yang dijabarkan oleh penemunya yaitu Geoge Lane.
Dengan price field Close / Close maka Anda tidak mengukur range harga yang sebenarnya. Bentuk tampilannya sama tetapi level overbought dan oversold-nya jelas berbeda karena untuk price field yang Close / Close dibatasi hanya pada level Close terendah dan Close tertinggi, tidak pada harga terendah dan tertinggi yang sebenarnya.
Perhatikan penerapannya pada Gold (XAU/USD) berikut ini:
Secara matematis penjabarannya adalah sebagai berikut:
%K = 100 x (Harga sekarang - Low n) / (High n - Low n)
dimana : n adalah periode waktu pengukuran.
Jika Anda menggunakan price field Low / High, maka:
%K = 100 x (Harga sekarang - Lowest Low)/ (Highest High - Lowest Low)
Highest High dan Lowest Low adalah harga High tertinggi dan harga Low terendah pada periode waktu pengukuran.
Jika Anda menggunakan price field Close / Close, maka:
Close/Close: 100 x (Recent Close-Lowest Close)/ (Highest Close - Lowest Close)
Highest Close dan Lowest Close adalah harga Close tertinggi dan harga Close terendah pada periode waktu pengukuran.
Jadi secara matematis keduanya jelas berbeda.
Semoga bisa membantu.
Terimakasih banyak atas pencerahannya.
Oh ya kemudian untuk settingan berapakah yang akurat dan safe untuk trading ?? 5 3 3; 7 3 3; 9 3 3 atau ada yang lainnya.
@ Gatoot:
Parameter pada indikator stochastic adalah: (%K, %D, fast/slow stochastic). Untuk %D default-nya diset 3 (periode moving average untuk %K), dan fast/slow diset 3 yang menunjukkan slow stochastic.
Dari penjabaran sebelumnya %K menunjukkan persentase perbandingan harga terukur sekarang dengan range harga periode waktu yang ditentukan.
Jadi pemilihan parameter %K sepenuhnya tergantung dari periode waktu pengukuran. Semakin kecil periode waktu pengukuran akan semakin cepat respons-nya tetapi kurang akurat karena range harga yang diperbandingkan lebih kecil.
Jika Anda trading pada time frame daily, H4 atau minimal H1, periode waktu yang direkomendasikan adalah 14, jadi menggunakan parameter (14,3,3).
Jika trading dibawah time frame H1, periode waktu yang biasa digunakan adalah 5 (lebih kecil) karena dengan trading pada time frame rendah Anda tentu menginginkan respons secepatnya untuk mengambil keputusan. Tetapi trading pada time frame rendah akurasi pergerakan harganya juga lebih rendah dibandingkan dengan time frame tinggi karena pada time frame rendah sering terjadi noise.
Kesimpulannya: jika Anda trading pada time frame daily, H4 atau H1 maka gunakan parameter (14,3,3), dan jika trading pada M30, M15, M5 atau M1 gunakan parameter (5,3,3).
@ Dyah:
RSI = 100 - ( 100 / (1+U/D) )
dimana U adalah jumlah rata-rata perubahan harga yang positif dan D adalah jumlah rata-rata perubahan harga yang negatif.
Untuk applikasi normal dalam trading digunakan harga penutupan (Apply to close), karena kita mengukur perbandingan perubahan harga penutupan (closed price) yang positif dan negatif, mana yang lebih kuat (strength index-nya). Harga penutupan adalah harga terakhir yang kita ukur.
Kalau disetting di High berarti hanya mengukur strength index harga tertinggi dalam suatu periode, kalau disetting di Low hanya mengukur strength index harga terendah, dan kalau diset di Typical Price hanya mengukur strength index level pivot pada periode tersebut. Hasilnya bisa berbeda sehingga interpretasi terhadap pergerakan harga bisa salah.
Sebagai contoh RSI (14) untuk applikasi closed price dan high price pada EUR/USD daily berikut ini:
Yang normal (apply to close) pada ‘A’ interpretasinya masih sell karena harga bergerak dibawah center line (level 50.0), tetapi untuk yang apply to high interpretasinya buy karena harga telah bergerak diatas center line.
@ Gatoot:
Yang lebih akurat adalah dengan price field yang Low / High, sesuai dengan teori dasar stochastic yang dijabarkan oleh penemunya yaitu Geoge Lane.
Dengan price field Close / Close maka Anda tidak mengukur range harga yang sebenarnya. Bentuk tampilannya sama tetapi level overbought dan oversold-nya jelas berbeda karena untuk price field yang Close / Close dibatasi hanya pada level Close terendah dan Close tertinggi, tidak pada harga terendah dan tertinggi yang sebenarnya.
Perhatikan penerapannya pada Gold (XAU/USD) berikut ini:
Secara matematis penjabarannya adalah sebagai berikut:
%K = 100 x (Harga sekarang - Low n) / (High n - Low n), dimana : n adalah periode waktu pengukuran.
Jika Anda menggunakan price field Low / High, maka:
%K = 100 x (Harga sekarang - Lowest Low)/ (Highest High - Lowest Low)
Highest High dan Lowest Low adalah harga High tertinggi dan harga Low terendah pada periode waktu pengukuran.
Jika Anda menggunakan price field Close / Close, maka:
Close/Close: 100 x (Recent Close-Lowest Close)/ (Highest Close - Lowest Close)
Highest Close dan Lowest Close adalah harga Close tertinggi dan harga Close terendah pada periode waktu pengukuran.
Jadi secara matematis keduanya jelas berbeda.
Dengan demikian untuk trading baik forex, gold dan lainnya, gunakan setting dengan price field = Low / High.
Stochastic ini lemah kalau digunakan di tf 5 menit ya pak? Kok entry saya sering salah pake indikator ini.
@ Febrian:
Indikator stochastic termasuk dalam jenis indikator oscillator, yang mana di-design untuk perhitungan level high dan level low yang sudah fix. Dengan demikian akan akurat jika diterapkan pada kondisi pasar yang sideways atau ranging. Sebaliknya kalau kondidi pasar sedang trending, semua jenis indikator oscillator seperti stochastic, RSI dan juga CCI tidak akurat dan penunjukan overbought dan oversold bisa diabaikan, kecuali penunjukan divergensinya.
Jadi jika Anda trading dengan indikator oscillator termasuk stochastic, perhatikan kondisi pergerakan harga saat itu sedang trending atau sideways. Untuk mengetahui kondisi trend pergerakan harga bisa diamati dari indikator ADX. Selain itu, sebaiknya menggunakan kombinasi indikator trend juga, seperti moving average dan MACD, sehingga kalau kondisi sedang trending, abaikan stochastic dan fokus ke moving average dan MACD.
untuk indikator stochastic baiknya di kombinasikan dg indikator apa ya pak untuk lebih maksimalnya?
bagaimana cara trading di pasar yang sedang sideways? mungkinkah baiknya stop trading dulu?
untuk teknik trading scalping baiknya menggunakan indikator apa ya?
Indikator yang digunakan untuk analisa cryptocurrency apa ya masta?
@Gandy Gunaji: Dikombinasikan dengan indikator berjenis trend dan level.
Indikator berjenis trend untuk melihat trend yang sedang terjadi sehingga jelas posisi sell/buy yang akan diambil.
Kedua, indikator level untuk menentukan area sell/buy. Untuk level, bisa menggunakan level support/resisten atau suply/demand
Terakhir baru stochastic untuk masuk market pada saat persilangan garis stochastic diatas angka 80 atau dibawah 20.
Jadi jelas prosesnya, tentukan arah entry terlebih dahulu, lalu area entry, terakhir baru ke timing entry.
@Syahril Romdhon: Kalau strategi trading Anda optimal di market trending, maka sebaiknya stop trading dulu apabila market sedang sideways. Alternatif lainnya, Anda bisa mencari pair lain yang sedang trending.
Namun, kalau strategi trading Anda optimal di market sideways, tentu sideways adalah makanan Anda. Sebaliknya, kalau sedang trending, Anda sebaiknya keluar dari market dulu.
Jadi, jawabannya kembali pada strategi trading yang Anda gunakan.
@Muhaimin: Gunakan indikator sederhana yang mudah dipahami seperti moving average (MA), bollinger bands (BB), Relative stregth Index (RSI), atau stochastic.
Keeempat indikator ini sering digunakan oleh para scalper dalam trading.
@Raditya Oktha:
Secara umum semua indikator yang biasa digunakan pada Forex ataupun saham juga bisa digunakan untuk kripto pak. Terutama indikator-indikator seperti Moving Average, Bollinger Bands, Stoch, RSI, dll. Lengkapnya bisa dibaca pada artikel kami 5 Indikator pilihan untuk kripto berikut. Di sana sudah dijelaskan 5 macam indikator serta cara penggunaannya untuk analisa kripto.
Apakah stochastic bisa dikombinasikan dengan indikator MA? Bagaimana caranya?