Bagaimana jika Bollinger Bands dan MACD dipadukan untuk day trading? Apakah sinyal entry yang dihasilkan kedua indikator populer ini bisa diandalkan?
Salah satu strategi yang banyak diandalkan trader individu adalah day trading. Pada dasarnya, metode ini menargetkan pembukaan posisi yang ditutup pada hari yang sama. Jadi, posisi tersebut tidak dibiarkan berjalan di hari trading berikutnya, terlepas dari hasilnya. Meski cukup berisiko karena termasuk strategi jangka pendek, day trading juga menawarkan keunggulan psikologis bagi trader yang cenderung agresif, serta lebih menguntungkan untuk trader bermodal minim.
Strategi day trading umumnya menggunakan analisa teknikal untuk mencari peluang. Jadi, tak heran jika para penggunanya banyak menggunakan indikator dan berbagai kombinasi metode teknikal. Di artikel ini, kita akan membahas strategi day trading yang mengkombinasikan penggunaan Bollinger Bands dan MACD.
DI
|
Daftar Isi |
Sekilas Bollinger Bands
Indikator yang dikembangkan oleh John Bollinger sekitar tahun 1980-an ini terdiri dari minimal tiga pita (band), yakni Upper, Middle, dan Lower Band ,serta dapat digunakan untuk berbagai time frame. Cakupan area dari ketiga pita tersebut berbentuk seperti saluran atau kanal yang dapat melebar atau menyempit tergantung fluktuasi harga di pasar.
Baca juga: Cara Menggunakan Indikator Bollinger Bands
Saat volatilitas rendah atau ketika pergerakan harga relatif mendatar, luasan Upper dan Lower biasanya menyempit. Adapun ketika dinamika harga cenderung trending (baik bullish maupun bearish) dan volatilitas relatif tinggi, luasan Upper dan Lower menjadi lebih lebar.
Bollinger Band dapat dengan mudah ditemukan di beragam platform trading, seperti di MetaTrader versi 4 maupun 5, dengan parameter default SMA periode 20 dan standar deviasi 2.
Patut dicatat bahwa Bollinger Bands tidak dapat memberikan sinyal secara terus-menerus. Meski demikian, keberadaannya dapat mengidentifikasi setup yang berpotensi menguntungkan pelaku pasar dari waktu ke waktu. Secara garis besar, sinyal jenuh beli (overbought) terjadi ketika harga telah menyentuh Upper Band namun ditutup di bawah Upper Band. Adapun sinyal jenuh jual (oversold) muncul saat harga sudah menyentuh Lower Band namun masih ditutup di atas Lower Band.
Bagaimana dengan MACD?
Moving Average Convergence Divergence atau MACD adalah salah satu indikator teknikal yang relatif dapat diandalkan dan kerap dimanfaatkan oleh pelaku pasar untuk mengkonfirmasi setup trading. Meski demikian, indikator ini sama sekali bukan "holy grail" kendati memang cukup strategis dibandingkan trading tool yang lain.
MACD dikembangkan oleh trader sekaligus analis pasar bernama Gerald Appel sekitar tahun 1979. Ia mencoba menemukan selisih dari dua Moving Average, dalam hal ini Exponential Moving Average periode 12 (EMA 12) dan EMA 26. Hasilnya adalah MACD main line. Pada masa-masa awal, indikator ini terdiri dari dua garis saja. Namun dalam perkembangannya kemudian, tepatnya sekitar tahun 1986, Thomas Aspray menambahkan fitur histogram sebagai antisipasi persilangan garis MACD terhadap garis sinyal (signal line). Alhasil, hingga kini popularitas MACD tak pernah surut karena memang fleksibel dan mudah digunakan.
Baca juga: Cara Menggunakan Indikator MACD untuk Day Trading
Secara umum, MACD berfungsi menuntun trader agar terhindar dari kerugian akibat entry yang melawan arah tren. Penggunaannya, tentu saja, perlu didukung oleh beberapa indikator tambahan.
Detail perhitungan parameternya adalah sebagai berikut:
MACD main line = EMA (close, 12) - EMA (close, 26)
Signal line = SMA (MACD, 9)
Histogram Oscillator Moving Average (OsMA) = MACD main line - sinyal line
Di MetaTrader, visualisasi MACD ditampilkan sebagai histogram dengan sinyal line dalam bentuk grafik, sementara OsMA dibuat terpisah. Pada platform trading lain, MACD main line dan signal line ditampilkan sebagai grafik bersamaan dengan OsMA.
Cara Trading Menggunakan MACD dan Bollinger Bands
Trading yang mengkombinasikan penggunaan MACD dengan Bollinger Bands direkomendasikan oleh trader asal Jerman, Markus Heitkoetter. Di sini, investor dapat memperkirakan arah dan kekuatan trend yang tengah berlangsung serta menakar volatilitas pasar. Momentum atau kekuatan trend sekaligus kemungkinan breakout dapat dicermati dengan MACD, sementara indikasi masuk atau keluar pasar diperoleh dari konfirmasi pergerakan Bollinger Bands.
Berikut ini detail setup trading dari Heitkoetter:
- MACD periode 12, periode 26, dan sinyal line 9
- Bollinger Bands, SMA 12 dan standar deviasi 2
Strategi yang Dipakai
- Ambil posisi buy ketika MACD berada di atas sinyal line dan zero line dengan buy stop order ditempatkan pada Upper Band.
- Pilih posisi sell saat MACD berada di bawah sinyal line dan zero line dengan sell stop order diletakkan pada Lower Band.
Skenario Buy
Skenario Sell
Tips dan Saran
Kombinasi MACD dan Bollinger Bands merupakan strategi trading yang sederhana dan mudah dimengerti, tidak saja oleh trader pemula, tapi juga mereka yang pro. Gabungan kedua indikator teknikal ini dapat diterapkan pada beragam time frame dan cukup antisipatif dalam memonitor munculnya breakout.
Untuk efektivitas trading, pelaku pasar yang menggunakan kombinasi MACD dan Bollinger Bands disarankan mengambil posisi setelah MACD pertama kali menembus zero line. Dengan begitu, tren yang masih baru terbentuk dapat diikuti sejak dini dan terhindar dari jebakan trend yang ternyata momentumnya mulai melemah.
Baca juga: Teknik Trading Forex Sesuai Arah Trend
Untuk keluar dari posisi, Markus Heitkoetter merekomendasikan agar trader terlebih dulu menentukan exit parameter seperti durasi trading range (misalnya sekian hari atau sekian lama), serta persentase stop loss berikut target profit. Selain itu, chart perlu terus di-update guna mendapatkan perspektif dinamika harga secara menyeluruh.
Bila penggunaan exit parameter seperti di atas dirasa kurang praktis, pelaku pasar dapat menggunakan sejumlah alternatif lain untuk menutup posisi, antara lain dengan mengacu pada price channel, chart pattern, swing terdekat, level-level fibonacci extension, atau pun time target. Mana yang dianggap paling familiar boleh dijadikan pegangan. Atau, Anda dapat juga menggunakan trailing stop maupun strategi price action.