Mencari sinyal trading bisa dilakukan dengan berbagai cara. Salah satunya adalah menggunakan strategi trading 4 jam dengan MACD. Bagaimana cara melakukannya?
Salah satu alat yang sering digunakan dalam analisa trading adalah indikator Moving Average Convergence Divergence (MACD). Secara umum, indikator MACD membantu trader mengidentifikasi, memperkirakan kekuatan dan keberlanjutan tren, serta memberikan sinyal perdagangan yang relevan dengan momentum pasar.
Dalam kesempatan kali ini, penulis akan membahas strategi trading 4 jam menggunakan indikator MACD. Strategi ini dirancang untuk membantu trader mengidentifikasi tren jangka menengah dan mengambil keuntungan dari pergerakan harga yang lebih besar.
Pengaturan khusus indikator MACD yang diterapkan dalam strategi ini yaitu:
- Fast EMA pada MACD disetel ke 5.
- Slow EMA pada MACD disetel ke 13.
- MACD Signal Line diatur ke 1.
Penerapan Strategi Trading 4 Jam dengan MACD
Secara umum, indikator MACD bisa digunakan di berbagai macam strategi. Namun, strategi 4 jam ini akan lebih fokus untuk memantau trend continuation atau kelanjutan trend. Agar bisa memperoleh hasil secara maksimal, trader perlu mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:
1. Gunakan Time Frame 4-jam (H4)
Sesuai namanya, langkah pertama yang perlu dilakukan dalam strategi ini adalah mengatur grafik ke time frame 4-jam. Caranya adalah dengan mengklik opsi time frame pada chart dan memilih H4.
Dengan menggunakan time frame yang sesuai, trader akan dapat melihat pola dan tren yang lebih jelas sehingga dapat meningkatkan akurasi sinyal trading.
2. Pasang Moving Average
Pada langkah kedua, siapkan lima Moving Average dengan periode yang berbeda-bedar. Untuk melakukan ini, trader perlu mengklik tab indikator dan memilih Moving Average sebanyak lima kali. Kemudian, atur 3 Moving Average sebagai tipe EMA dengan periode masing-masing 365, 21, dan 8. Sedangkan dua Moving Average lainnya diatur sebagai tipe SMA dengan periode 200 dan 89.
3. Pasang Indikator MACD
Langkah ketiga dalam strategi 4 jam ini adalah mengatur indikator MACD. Di sini, trader perlu mengatur MACD sesuai dengan yang telah dijelaskan dalam pengantar. Jika menggunakan chart TradingView, maka demikian pengaturannya:
4. Amati Sinyal dan Pegerakan Harga
Untuk mengidentifikasi sinyal yang berpotensi bullish, trader perlu memastikan bahwa 5 Moving Average (MA) tersebar dengan baik dan posisinya berurutan dari EMA 8, EMA 21, SMA 89, SMA 200, hingga EMA 365. Selain itu, harga juga harus berada di atas EMA 365, SMA 200, dan SMA 89 untuk memperkuat sinyal bullish.
Di sisi lain, untuk mengidentifikasi sinyal yang berpotensi bearish, trader perlu memastikan bahwa 5 Moving Average (MA) tersebar dengan posisi EMA 8, EMA 21, SMA 89, SMA 200, dan EMA 365 berurutan dari bawah ke atas. Harga harus berada di bawah EMA 365, SMA 200, dan SMA 89 untuk memperkuat sinyal bearish.
5. Amati Indikator MACD
Informasi yang diberikan oleh MACD harus relevan dengan potensi bullish atau bearish yang telah teridentifikasi pada langkah sebelumnya. MACD sebenarnya berfungsi sebagai konfirmasi akhir dari sinyal bullish dan bearish.
Sebelum trader melanjutkan ke tahap entry, berikut konfirmasi MACD yang harus diperhatikan:
-
Potensi Sinyal Bullish: Histogram MACD harus bergerak dari bawah ke atas garis nol. Histogram bisa saja menunjukkan kecenderungan untuk melakukan retracement ke bawah atau sideways, tetapi posisinya harus tetap di atas garis nol dan bertendensi naik lagi.
- Potensi Sinyal Bearish: Histogram MACD harus bergerak dari atas ke bawah garis nol. Histogram boleh menunjukkan kecenderungan untuk melakukan retracement ke atas atau sideways, tetapi posisinya tetap berada di bawah garis nol.
6. Entry Buy dan Sell
Untuk penjelasan lebih detail, berikut adalah beberapa kondisi yang harus terpenuhi sebelum entry buy:
- 5 Moving Average terdistribusi dengan baik dalam urutan EMA 8, EMA 21, SMA 89, SMA 200, dan EMA 365 dari atas ke bawah.
- Harga berada di atas EMA 365, SMA 200, dan SMA 89.
- Histogram MACD bergerak dari bawah ke atas garis nol.
- Histogram MACD yang melandai ke bawah atau bahkan sideways harus tetap berada di atas garis nol.
Di sisi lain, perhatikan beberapa kondisi berikut untuk posisi sell:
- 5 Moving Average terdistribusi dengan baik dalam urutan EMA 8, EMA 21, SMA 89, SMA 200, dan EMA 365 dari bawah ke atas.
- Harga berada di bawah EMA 365, SMA 200, dan SMA 89.
- Histogram MACD bergerak dari atas ke bawah garis nol.
- Histogram MACD yang cenderung retracement ke atas atau sideways harus tetap berada di bawah garis nol.
Untuk contoh penerapannya, silahkan lihat gambar di bawah ini:
7. Stop Loss dan Take Profit
Langkah yang tak kalah penting dalam sebuah strategi adalah mengatur posisi exit dengan Stop Loss dan Take Profit. Untuk posisi Buy, letakkan Stop Loss tepat di bawah low candlestick yang sejalan dengan sinyal masuk dari MACD. Sementara itu, Stop Loss posisi Sell dapat ditargetkan tepat di atas high candlestick yang sejalan dengan sinyal masuk dari MACD.
Trader dapat mengatur level Take Profit setidaknya dua kali lipat dari risiko Stop Loss agar memiliki rasio risk/reward 1:2. Dalam hal ini, penting untuk dicatat bahwa level Stop Loss dan Take Profit dapat disesuaikan dengan preferensi dan manajemen risiko masing-masing trader.
MACD menjadi salah satu indikator favorit kebanyakan trader karena bisa digunakan hampir di semua jenis strategi dan bisa dikombinasikan dengan indikator lain, seperti Stochastics. Bagaimana tekniknya? Simak di Cara Menggabungkan MACD dan Stochastic untuk Entry.