Sejak menyentuh level tertinggi dalam setahun pada pertengahan Agustus, dollar cenderung terkoreksi. Bagaimana proyeksi pergerakan selanjutnya?
Dollar melemah selama dua pekan terakhir di tengah meredanya risk aversion, karena surutnya kekhawatiran soal perang dagang. Pergerakan dollar selanjutnya bergantung pada hasil rapat the Fed dan pernyataan sang ketua Jerome Powell.
Sejak menyentuh level tertinggi dalam setahun pada pertengahan Agustus, dollar memang cenderung koreksi. Patut disebutkan bahwa lonjakan dollar saat itu karena kepanikan pasar yang dipicu oleh dua faktor, yaitu perang dagang dan krisis di emerging markets. Sebelum kepanikan tersebut, dollar terindikasi sudah mencapai peak.
Dollar sudah menguat sekitar 5% tahun ini. Dengan suku bunga bisa mencapai kisaran 2%, kebijakan moneter AS dianggap paling unggul di antara negara maju. Namun, patut dipertanyakan apakah keunggulan tersebut masih cukup untuk menopang dollar. Pasalnya, pasar sudah tahu arah suku bunga the Fed sampai tahun ini. Kini pasar lebih penasaran dengan arah suku bunga tahun depan dan berikutnya. Ditambah dengan bank sentral lain juga mulai mengarah untuk normalisasi kebijakan seperti ECB.
The Fed hampir dipastikan akan menaikkan suku bunganya minggu ini. Fed fund futures menempatkan probabiltas di atas 90% rate bakal naik 25 bps menjadi 2.00-2.25%. Kenaikan tersebut sudah terfaktorkan di pasar. Probabilitas kenaikan untuk Desember juga tinggi, yaitu 80%. Alhasil, pasar lebih menyorot apa yang akan disampaikan sang ketua Jerome Powell terkait ekonomi dan arah kebijakan tahun depan.
GKInvest mencatat, beberapa pengamat berpandangan, setelah kenaikan suku bunga beberapa kali, the Fed mungkin ingin rehat dulu sembari melihat dampak rentetan kenaikan suku tersebut pada ekonomi. Pengamat tersebut menyebut kemungkinan the Fed menyingung isu perang dagang. Menurut mereka, dengan prospek kenaikan sampai akhir tahun dan adanya pemilu legislatif, the Fed sepertinya tidak ingin terlalu hawkish.
Namun tetap ada kemungkinan kejutan dari the Fed. Pasar ingin melihat apakah adakah perubahan dari proyeksi kenaikan suku bunga atau Dot Plot. The Fed juga akan mengumumkan proyeksi ekonomi dan inflasi terbaru. Pertanyaan besarnya adalah arah kebijakan moneter di masa mendatang. Selama satu dekade terakhir, kebijakan the Fed selalu akomodatif. Kini dengan suku bunga 2%, posisi kebijakan netral atau sama dengan tingkat inflasi.
Beberapa pejabat the Fed memang ingin kebijakan yang netral. Namun Lael Brainard dan Charles Evans mengindikasikan suku bunga bisa di atas netral. Kedua pejabat itu biasanya dovish. Apakah ini pertanda the Fed ingin menjalankan kebijakan ketat? Jawaban pertanyaan itu ada di Dot Plot dan menentukan pergerakan dollar. Bila the Fed ingin suku bunga yang melebihi inflasi, dollar bisa menguat.
Meski demikian, ada beberapa bank yang memproyeksikan prospek bearish pada dollar. BNP Paribas Asset Management mengatakan dollar diperkirakan anjlok 10% dalam enam sampai delapan bulan ke depan. Sedangkan Invesco Ltd. memproyeksikan dollar turun sekitar 2% terhadap euro pada akhir tahun. Keduanya memperhatikan keputusan the Fed minggu ini dan mewaspadai komentar mengenai dampak perang dagang.
Ulasan Teknikal
Indeks dollar kini tengah membentuk pola Head and Shoulders (H&S), di mana neckline dari pola tersebut sudah berhasil ditembus. Pola tersebut mengindikasikan bearish reversal, dengan resistance terdekat saat ini berada di kisaran 94.51 (sebelumnya merupakan support neckline). Jika minggu ini resistance neckline tersebut gagal ditembus, indeks dollar berpeluang untuk menguji target dari pola H&S di kisaran 91.74, dengan terlebih dahulu harus menembus support Fibonacci 50% di kisaran 93.07.
Sementara itu, pola H&S akan batal jika kemudian indeks dollar naik ke atas resistance neckline, dan menembus resistance dari right shoulder-nya di kisaran 95.68.
Untuk minggu, GKInvest memperkirakan indeks dollar akan bergerak di kisaran:
- Support : 93.07, 91.74.
- Resistance : 94.51, 95.68.
GKInvest adalah broker Indonesia yang terdaftar di BAPPEBTI. Selain legal, GKInvest menawarkan biaya transaksi yang paling murah di Indonesia serta beragam fasilitas yang dapat mempermudah transaksi Anda seperti MT4 Booster, VPS dan Signal Trading gratis. Pelajari tentang GKInvest.