Sikap para pelaku pasar yang merupakan kesepakatan bersama (konsensus) untuk mengantisipasi pergerakan harga dalam suatu kondisi tertentu. Sentimen pasar bisa bersifat bullish, bearish, atau netral.
Indeks kepercayaan konsumen AS yang diolah dari hasil survei lembaga independen University of Michigan's Institute for Social Research. Bersama data rilisan CB (The Conference Board), UoM Consumer Sentiment Index merupakan salah satu data indeks kepercayaan konsumen AS yang paling utama dan diperhatikan pasar.
Selamat Siang Suhu,mau tanya misal pair Eur/Jpy Time frame H1 sedang downtrend,H4 down trend tetapi Daily Uptrend manakah yang harus saya ambil Buy/Sell jika ingin melakukan open posisi dengan benar? sementara saya hanya seorang daily Trader ?
mohon pencerahannya saya newbie
@ Irawan:
Itu tergantung dari time frame yang Anda gunakan sebagai acuan. Yang penting diperhatikan adalah jika sinyal yang menunjukkan keadaan bullish (uptrend) atau bearish (downtrend) tersebut telah dikonfirmasi oleh price action dan atau indikator teknikal, maka kemungkinan kebenarannya besar, baik di time frame H1, H4 atau daily.
Jadi posisi apa yang akan Anda ambil sepenuhnya tergantung dari time frame acuan Anda, tentu saja nilai stop loss dan target profit untuk setiap time frame akan berbeda besarnya karena jarak resistance dan support-nya juga berbeda.
Sebagai contoh berikut EUR/JPY H1, H4 dan daily pada tanggal 6 Februari lalu, dimana pada time frame H1 uptrend, H4 uptrend dan daily downtrend. Di masing-masing time frame sudah dikonfirmasi dengan pin bar, jadi kemungkinan kebenarannya besar.
Jika Anda ambil posisi buy di time frame H1 dan H4 setelah ada sinyal dari pin bar bisa profit dengan target profit pada level-level resistance, dan jika Anda ambil posisi sell di time frame daily juga bisa profit dengan target profit pada level support.
Tentu saja besarnya profit dan lamanya waktu untuk menunggu sampai target kena juga berbeda. Semakin tinggi time frame biasanya semakin besar profit yang diperoleh tetapi juga semakin lama waktu tunggunya.
Trader harian biasanya menggunakan time frame M30, H1 aau H4.
@ Mbah Pri:
Tergantung dari time frame mana yang telah memberikan sinyal untuk entry. Kalau di time frame tinggi sudah ada sinyal yang terkonfirmasi oleh indikator teknikal, sementara pada time frame rendah belum ada sinyal, maka Anda bisa masuk di time frame tinggi.
Sebaliknya, kalau di time frame rendah sudah ada sinyal yang terkonfirmasi oleh indikator teknikal, sementara pada time frame tinggi belum ada sinyal, maka Anda bisa masuk di time frame rendah.
Kejadian itu sering muncul karena pergerakan harga ketika sedang uptrend tidak selalu terus naik, tetapi ada koreksinya (turun dulu) sebelum berlanjut naik. Demikian juga ketika sedang downtrend tidak selalu terus turun, tetapi ada koreksinya (naik dulu) sebelum berlanjut turun.
Jika baik di time frame tinggi maupun time frame rendah ada sinyal yang terkonfirmasi oleh indikator teknikal, maka Anda bisa pilih salah satunya. Tentu besarnya stop loss (SL) dan target profit (TP) untuk masing-masing time frame akan berbeda. SL pada time frame tinggi tentunya akan lebih besar dari time frame yang lebih rendah.
Selain itu, waktu tunggu sampai SL atau TP tereksekusi juga berbeda. Pada time frame tinggi waktu tunggunya tentu akan lebih lama.
Oleh karena itu, mengenai hal ini seharusnya Anda menyesuaikan dengan gaya tipe trading Anda, apakah ingin trading dengan cara scalping, trading secara harian, atau ingin trading jangka menengah panjang.
@Darman Noviandi: Tentunya ada perbedaan. Perbedaan tersebut karena setiap time frame adalah bagian dari time frame yang lain.
Contohnya jika Anda melihat 1 candlestick di time frame M15, maka di grafik M5 Anda melihat 3 candlestick dan 15 candlestick di M1. Dengan demikian, 1-3 candlestick di M15 bisa saja membentuk pola tertentu di M1. Memahami dengan baik bagaimana multi time frame bekerja dalam grafik akan memberikan pengetahuan lebih tentang pergerakan harga secara detail.
Untuk Thyo,
Perkara pemilihan time frame sebenarnya tidaklah menjadi persoalan jika Anda hendak bertrading dengan teknik chart pattern. Pasalnya, teknik chart pattern dapat digunakan di semua time frame, mulai dari M1 hingga MN. Anda hanya tinggal meneliti dan menunggu pola yang terbentuk saja. Namun, umumnya yang sering dijadikan acuan adalah pola yang terbentuk pada time frame besar.
Karena semakin besar time frame yang digunakan, tentu akan memberikan peluang entry yang berkualitas. Pasalnya, jika pola chart pattern terbentuk pada time frame besar, maka tingkat akurasinya dan tingkat peluang menuju profitnya pun juga semakin besar. Sebaliknya, jika pola chart pattern terbentuk pada time frame rendah, maka tingkat akurasinya pun juga rendah.
Master sy awalnya mau jd day trader, tp sering sekali kepincut lihat harga di time frame kecil. Bisa stay di time frame H4/D1 cm bbrpa minggu, bsoknya udah ke TF kecil jd kyk scalpingan..
Apakah tindakan spti ini dibenarkan master? asal ganti2 strategi trading semau kita sndiri... Atau klau salah, mulai dr mana sy mmperbaiki x master? Makasih
@ Aldo P:
Berganti-ganti time frame bisa saja dilakukan dalam trading, asalkan Anda menggunakan sistem trading yang mengandalkan sinyal untuk entry, dan pada time frame yang dimaksud memang ada sinyal valid yang terkonfirmasi oleh indikator teknikal.
Tetapi perlu diketahui bahwa semakin rendah time frame maka akurasi sinyal yang dihasilkan juga semakin rendah, atau validitas sinyalnya lebih rendah dibandingkan dengan sinyal pada time frame yang lebih tinggi.
Jika Anda trading menggunakan EA, atau dengan sistem trading tertentu yang sudah di-backtest, maka time frame yang digunakan sudah ditentukan. Tetrapi kalau sistem trading Anda tidak terikat pada time frame tertentu, maka bebas menggunakan time frame manapun.
Kan kalau order dibiarkan melewati satu hari biasanya kan kena swap pak? Apakah besar kecilnya swap tetap menjadi pertimbangan? Skenario tetap dijalankan atau dipaksa close?
@ Darma:
- Kan kalau order dibiarkan melewati satu hari biasanya kan kena swap pak?
Belum tentu, tergantung dari ketentuan broker. Ada broker yang tidak mengenakan swap atau swap free. Selain itu, Anda juga bisa mengajukan untuk tidak dikenakan swap pada broker. Beberapa broker memberikan penawaran swap free bagi klien yang tidak ingin dikenakan swap.
- …. Apakah besar kecilnya swap tetap menjadi pertimbangan?
Swap tidak selalu negatif (Anda harus membayar bunga), tetapi bisa juga positif (Anda mendapatkan bunga), tergantung dari pair apa dan posisi trading (buy atau sell).
Jika Anda menggunakan platform Metatrader, untuk mengetahui besarnya swap, silahkan klik kanan pada pair yang ada di MarketWatch, kemudian klik Specification, akan ditampilkan Swap long (untuk posisi buy), dan juga Swap short (untuk posisi sell).
- …. Skenario tetap dijalankan atau dipaksa close?
Maksudnya skenario apa ya?
Kalau dipaksa close oleh broker bisa saja terjadi kalau Margin Level Anda sudah mencapai level Stop Out (SO) sesuai yang ditentukan broker.
Terus kalau dalam konteks ini, analisa fundamentalnya penggunaannya seperti apa pak?
@ Majid:
Analisa fundamental tidak tergantung dari time frame yang digunakan. Analisa fundamental biasa digunakan untuk memprediksi pergerakan harga dalam jangka menengah panjang. Misal The Fed meluncurkan stimulus besar-besaran, maka dalam jangka menengah panjang diperkirakan US Dollar akan melemah karena peredaran USD semakin banyak.
Tetapi jika Anda ingin trading berdasarkan berita hasil rilis data fundamental, Anda bisa menggunakan time frame berapa saja. Yang perlu diperhatikan ketika trade by news adalah:
1. Perhatikan hasil actual versus forecast dan previous-nya.
Misal data Non Farm Payrolls (NFP) AS. Data previous 200,000 job, forecast 150,000 job:
- Jika hasil rilisnya (data actual) diatas data previous dan forecast (misal 250,000 job) maka kemungkinan besar USD akan menguat.
- Jika hasil rilisnya (data actual) dibawah data previous dan forecast (misal 100,000 job) maka kemungkinan besar USD akan melemah.
- Jika hasil rilisnya (data actual) diantara data previous dan forecast (misal 175,000 job) maka unpredictable, USD bisa menguat bisa melemah. Dalam hal ini sebaiknya tunggu arah sentimen pasar sebelum entry.
2. Perhatikan revisi data. Revisi data yang telah dirilis sebelumnya akan mempunyai dampak pada pergerakan harga saat ini, tetapi biasanya dampaknya tidak sebesar hasil rilis data actual. Jika data sebelumnya direvisi menjadi lebih baik maka akan berdampak positif pada mata uang negara tersebut, dan sebaliknya.
3. Hindari entry menjelang atau pada saat rilis data, untuk menghindari slippage (loncatan harga) yang mungkin terjadi akibat volatilitas yang tinggi. Entry sekitar 15-30 menit setelah rilis data, yang mana arah pergerakan harga sudah jelas.
@ Mouza:
Menggunakan time frame rendah akurasinya akan rendah juga karena semakin rendah time frame akan semakin banyak noise atau kesalahan pergerakan harga, kecuali jika Anda trading dengan cara scalping yang mana begitu profit sedikit langsung keluar (exit). Untuk trading harian atau jangka pendek kebanyakan trader menggunakan time frame minimal 1 jam (H1).
Ohh jadi begitu ya pak....minta sarannya juga dong pak untuk indikator kalau main di time frame H1
@ Mouza:
Trading pada time frame berapa saja, indikator teknikal yang penting untuk digunakan adalah indikator trend dan indikator momentum. Indikator trend untuk mengetahui arah pergerakan harga yang sedang terjadi, dan indikator momentum untuk mencari waktu yang tepat untuk entry.
Indikator trend yang sering digunakan adalah Moving Average, ADX, Parabolic SAR, Bollinger Bands dan juga MACD. Sementara indikator momentum biasanya berupa indikator oscillator seperti RSI, stochastic dan juga CCI.
Trading yang aman mainnya di timeframe berapa pak?
@ Wadud:
Semakin tinggi time frame yang Anda gunakan, analisa Anda akan semakin akurat. Misal analisa pada time frame daily akan jauh lebih akurat dari analisa yang sama pada time frame 1 menit.
Kami sarankan agar tidak menggunakan time frame yang rendah, kecuali Anda trading dengan cara scalping. Untuk trader harian biasanya menggunakan time frame H1, dan untuk trader jangka menengah panjang biasanya menggunakan time frame daily.
Terima kasih pak, atas jawabannya. Sangat membantu
@Sabar Indah:
Selamat malam, untuk pernyataan bahwa trading dengan Multi Time Frame lebih baik daripada Single Time Frame sendiri tidak selalu benar pak. Semua tergantung bagaimana jenis strategi yang digunakan serta pengaplikasiannya baik pada Single Time Frame ataupun Multi Time Frame. Namun, memang beberapa tahun terakhir ini industri edukasi pada trading semakin marak mengajarkan pengaplikasian Multi Time Frame karena akurasi tinggi serta perbandingan tingkat Risk:Reward yang tinggi yang bisa didapatkan dengan analisa secara Multi Time Frame. Tapi bapak jangan khawatir, analisa Single Time Frame juga tetap punya tempatnya sendiri di market dan tidak akan pernah ditinggalkan.
Mengenai cara penggunaan Multi Time Frame sendiri sebenarnya ada bermacam-macam pak. Yang paling terkenal sendiri ada 2 macam yaitu:
1. Penggunaan Multi Time Frame dalam berbagai komponen analisa
Di sini analisa akan dilakukan pada lebih dari satu Time Frame tiap time frame yang digunakan akan memiliki fungsi tertentu sebagai komponen dalam analisa secara keseluruhan. Contohnya jika digunakan pada Time Frame Daily, H4 dan H1. Time Frame Daily akan digunakan sebagai tempat untuk melihat Trend atau arah pergerakan jangka panjang market secara keseluruhan. Jika sudah diketahui arah Trendnya, maka pada Time Frame H4 akan dicari Key Level yang bisa menjadi titik acuan atau potensi Entry dilakukan. Level ini bisa berupa Support dan Resistance, indikator Moving Average, dll. Selanjutnya Open posisi akan dilakukan pada time frame H1 dengan menunggu sinyal sebagai tanda yang muncul sesuai dengan sistem yang diterapkan.
2. Penggunaan Multi Time Frame untuk konfirmasi Entry.
Jenis kedua dari penggunaan Multi Time Frame adalah sebagai konfirmasi dari sinyal yang didapatkan pada Time Frame yang berbeda dari Time Frame Entry. Salah satu contoh yang terkenal adalah penggunaannya analisa Multi Time Frame pada indikator BBMA OA. Pada BBMA OA, suatu sinyal yang muncul di Time Frame manapun dapat dikonfirmasi dengan melihat kondisi atau struktur market yang terbentuk pada Time Frame yang lebih kecil. Contohnya dalam salah satu sinyal dari BBMA OA yang dikenal dengan nama Reentry. Dengan menggunakan Time Frame Daily, H4 dan H1, Reentry yang terbentuk di Daily dapat dikonfirmasi dengan sinyal yang terbentuk pada Time Frame H4 dan H1-nya seperti contoh di bawah ini:
Secara sekilas memang penggunaan dua metode analisa Multi Time Frame di atas akan sangat terlihat WAH dan menarik jika dibandingkan dengan penggunaan Single Time Frame. Hanya saja analisa Multi Time Frame juga memiliki kelemahannya sendiri. Salah satu kelemahannya adalah peluang atau sinyal yang muncul juga akan menjadi sangat sedikit jika dibandingkan dengan penggunaan Single Time Frame. Sehingga jika dibandingkan secara akumulasi perhitungan statistik, maka secara performa harusnya kedua jenis analisa tidak akan jauh berbeda.
Terima kasih atas pertanyaannya, semoga bisa sedikit membantu.
@Alif Ali: Time frame yang sudah jadi settingan default di MT4 adalah Monthly, Weekly, Daily, H4, H1, M30, M15, M5 dan M1.
Di MT5, time framenya lebih banyak lagi, semua time frame diatas ditambah dengan H2, H3, H6, H8, H12 dan M2, M3, M4, M5, M6, M10, M12 dan M20.
@Ishadi Makruf: Terbalik, semakin kecil time frame (TF) maka akan semakin banyak noise sehingga akurasi berkurang.
Kelebihannya, sinyal entry lebih banyak. Kekurangannya, akurasi berkurang.
@Noori Abri: Untuk melihat time frame (TF) yang tepat buat Anda, kita harus melihat Anda termasuk tipe trader yang mana.
1. Scalper, TF yang digunakan M1, M5, dan M15
2. Intraday trader, TF yang digunakan M15, M30, H1 dan H4
3. Swing trader, TF yang digunakan H4, Daily, Weekly
4. Position trader, TF yang digunakan Daily, Weekly dan Monthly
Sekarang, Anda masuk tipe yang mana?
@Hendra Acuan: Dampaknya bisa bermacam-macam bergantung strategi trading yang digunakan.
1. Time frame akan berpengaruh kepada waktu nunggu entry.
- Semakin tinggi time frame yang digunakan, semakin lama waktu tunggu entry posisi. Sebagai contoh, menunggu entry posisi di time frame H1 lebih lama daripada menunggu entry posisi di time frame M5.
2. Time frame akan berpengaruh kepada waktu close posisi.
- Sejalan dengan poin 1 diatas, semakin tinggi time frame yang digunakan, semakin lama waktu close posisi.
3. Time frame akan mempengaruhi kepada frekuensi trading.
- Time frame kecil memberikan peluang trading yang lebih banyak daripada time frame besar.
Sebagai contoh, trading dengan time frame M5 lebih banyak peluang trading dibandingkan trading di time frame Daily.
Adapun mengenai winrate dan RR, hal ini belum bisa ditentukan karena strategi trading sangat beragam.
@Monicha Arysandy: Diatas H1 (H4, Daily, Weekly, Monthly).
Pergerakan harga di time frame ini lebih lambat sehingga lebih mudah dianalisa daripada time frame M1, M5, M15, dan M30.
Tujuannya agar si trader pemula terbiasa dulu dengan pergerakan pair harga forex.
Setelah terbiasa dan mulai menyusun strategi, Anda bisa masuk ke time frame di bawah H1.
Apakah time frime ini juga berlaku untuk pemula yg ingin trading saham dan kripto pak?
@Aahmad Husain Hasbullah: Untuk forex dan kripto hampir sama sedangkan untuk saham sedikit berbeda karena ada waktu jeda setelah sesi awal (pagi hari di waktu bursa sahamnya) dan sesi penutup (setelah jeda makan siang).
Tapi dari konsep belajarnya sama, intinya adalah memahami pergerakan harga dari instrumennya di time besar terlebih dahulu lalu masuk ke time frame kecil.
Dalam hal ini, perlu diperjelas dulu, "invest jangka panjang" itu berapa lama persisnya? dan instrumen investasi apa yang akan diinvestasikan untuk jangka panjang itu? Perlu diketahui, istilah jangka panjang itu bisa bermakna berbeda-beda.
Dalam dunia investasi umum, "investasi jangka panjang" biasanya bermakna lebih dari 5 tahun. Itu berarti bisa 6 tahun, 10 tahun, 20 tahun, atau bahkan lebih dari itu.
Umpama seorang investor saham membeli BBCA untuk "jangka panjang" maka ia mungkin berniat untuk hold sampai masa pensiunnya tiba dalam beberapa puluh tahun mendatang. Ia mungkin akan menganalisis harga BBCA dengan timeframe Monthly (bulanan).
Dalam dunia trading forex, istilah "jangka panjang" biasanya dibandingkan dengan strategi scalping dan day-trading, sehingga lama temponya paling-paling hanya mencakup beberapa bulan saja dan tidak sampai 5 tahun atau lebih.
Umpama seorang trader forex ingin open posisi pada EUR/USD untuk "jangka panjang", ia mungkin berniat "swing trading" dan hold posisi selama beberapa minggu atau beberapa bulan saja, sehingga analisisnya mulai dari timeframe Daily dan Weekly (belum tentu Monthly).
Cara memilih time frame yang tepat akan tergantung pada beberapa hal, antara lain:
Tanpa memahami hal-hal itu, kita nggak bisa memberikan saran pada kamu.
Sebagai contoh saja nih:
Tidak ada cara memilih time frame yang bersifat mutlak, karena semuanya tergantung pada situasi masing-masing trader/investor yang tentunya berbeda-beda.
Macam2 time frime dalam trading apa saja ya master. Dan bagaimana cara mengubah-ubah timeframe tersebut? Terima kasih
Bagaimana cara menentukan timefrime yang tepat?
Timefrime apa yang baiknya digunakan untuk trader pemula?
jenis time frime yang cocok digunakan untuk scalper, intraday dan swinger?
Time frime berapa yang di pakai untuk invest jangka panjang dengan menggunakan analisa teknikal?
master, bagaimana cara memilih time frime yang tepat? trims
Saya sudah mempelajari forex dari banyak buku dan artikel2 termasuk di Inbizia.
Pertanyaan saya adalah di TimeFrame berapa biasanya kita dapat menemukan ChartPattern ?
Saya biasanya main di tf H1 dan H4, CP yg keluar seringkali bullflag dan bearflag saja, jarang sekali pattern lainnya.
Terima Kasih
Saat tf besar naik trs di tf rendah trend turun itu yg sering kita jumpai. Klu gitu, kita hrs entry buy atau sell?
Apakah tampilan grafik sama yg kita lihat antara di timeframe M1, M5, M15?
Apa dampak dari time frame dalam hasil trading?
Saya pernah melihat ada yang share strateginya di timeframe 1 menit dan 5 menit. Apakah menggunakan timeframe kecil lebih efektif atau justru nanti bisa memberikan efek negatif? Makasih
Apakah semakin kecil time frime akan semakin efektif penggunannya?
mohon bantuannya, apakah benar trading dengan banyak tf terbukti lebih baik daripada yang hanya menggunakan 1 tf saja? mohon juga berikan contoh cara menggunakan banyak tf dalam trading. thx min
Sedikit out of topic, jadi misalkan timeframe 5 menit dengan 1 jam itu, apakah tineframe 1 jam mengambil rata-rata pergerakan dari timeframe 5 menit atau timeframe sbelumnya?
Selain itu, apakah pergerakan 5 menit lebih presisi dan detail dibandingkan timeframe yg lbh besar?
Jawaban untuk Hijrin Naufal:
Time frame yang digunakan biasanya Yearly dan Monthly.
Dengan time frame ini, si trader menunggu berbulan-bulan untuk entry lalu saat entry posisinya bisa ditahan hingga bertahun-tahun.
@ Rioyanto:
- … apakah tineframe 1 jam mengambil rata-rata pergerakan dari timeframe 5 menit atau timeframe sbelumnya?
Time frame 1 jam (H1) adalah pergerakan harga tiap 1 jam yang direpresentasikan dengan harga open, high, low dan close dalam bentuk candlestick. Bukan pergerakan rata-rata. Time frame 1 jam tidak ada hubungannya dengan time frame 5 menit ataupun time frame yang lainnya.
Silahkan Anda pelajari dasar-dasar trading pada bagian cara membaca chart.
- …. Selain itu, apakah pergerakan 5 menit lebih presisi dan detail dibandingkan timeframe yg lbh besar?
Tidak. Semakin tinggi time frame akan semakin akurat penunjukkan pergerakan harganya. Semakin rendah time frame maka akan semakin banyak noise atau kesalahan dalam penunjukkan pergerakan harga.
jawaban untuk Rioyanto:
1. Time frame 1 jam (H1) bukanlah harga rata-rata pergerakan dari time frame 5 menit.
TIme frame H1 itu murni diambil dari harga open detik pertama perpindahan jam sampai ke menit terakhir sebelum pindah jam.
Contoh, 1 candle H1 dari jam 09:00 sampai 09:59.
Sedangkan 5 menit setiap candlenya hanya mewakili 5 menit. Contoh 09:00 sampai 09:04.
Dalam 1 jam (H1), ada 12 candle 5 menit (M5).
2. Detail iya, tapi presisi belum tentu.
Semakin kecil time frame yang digunakan, semakin banyak noise pergerakan.
Akibatnya, kalau Anda kurang teliti di time frame M5, Anda bisa lebih banyak terkena SL.
Dengan demikian, untuk bisa presisi di M5, Anda harus bisa kuasai detail-detailnya.
Jawaban untuk Syarif Kurniawan:
Pada dasarnya, time frame yang tepat untuk masing-masing individu tergantung pada kondisi masing-masing trader tersebut.
Ada beberapa hal yang harus Anda tanyakan ke diri Anda untuk memilih time frame yang tepat.
1. Tentukan tujuan trading Anda.
Sebelum memilih time frame, tentukan dulu apa tujuan trading Anda. Apakah Anda ingin trading jangka pendek atau jangka panjang? Tujuan Anda akan mempengaruhi pemilihan time frame yang tepat.
2. Pilih time frame yang sesuai dengan gaya trading Anda.
Jika Anda adalah seorang day trader yang suka trading dalam hitungan jam, maka time frame yang paling sesuai adalah 15 menit, 30 menit atau 1 jam. Jika Anda adalah seorang swing trader yang suka trading dalam hitungan hari atau minggu, maka time frame yang paling sesuai adalah 4 jam, 1 hari atau 1 minggu.
3. Waktu luang
Terakhir, Anda perlu memperhatikan waktu luang Anda. Jika Anda bekerja kantoran dan ingin jadi daytrading, maka hal ini agak sulit dilakukan. Anda tentu tidak bisa trading di sesi London (open jam 2 siang) karena masih di kantor.
Anda mungkin bisa mulai trading di sesi AS, itupun kalau Anda masih bisa fokus setelah bekerja seharian di kantor.
Untuk hal ini, Anda bisa beralih ke swing trader yang lebih sedikit waktu didepan layar dan lebih lama menahan posisi.
@ Darda Falaha W:
Scalper biasanya menggunakan time frame 5 menit (M5), 15 menit (M15), atau 30 menit (M30). Untuk trader harian biasanya menggunakan time frame M30, 1 jam (H1) atau 4 jam (H4). Untuk trader jangka menengah panjang atau swinger biasanya menggunakan time frame H4 atau daily (H1).
Jawaban untuk Darda Falaha W:
Contoh, scalper akan melakukan mapping di time frame M15. Dalam mapping si trader akan melihat arah tren dan dimana level area potensial untuk sell/buy.
Lalu setelah itu, baru masuk ke TF M5 atau M1 untuk entry.
Rioyanto: Timeframe 1 jam tidak mengambil rata-rata pergerakan dari timeframe 5 menit atau timeframe sebelumnya. Timeframe 1 jam mengambil informasi dan pergerakan harga dalam waktu 1 jam tersebut secara keseluruhan. Sedangkan timeframe 5 menit mengambil informasi dan pergerakan harga dalam waktu 5 menit tersebut secara keseluruhan.
Menurut saya sendiri, pergerakan pada timeframe 5 menit cenderung lebih presisi dalam artian time frame tersebut memberikan informasi yang lebih detail dan cepat berubah dibandingkan dengan time frame yang lebih besar seperti 1 jam. Hal ini dapat memungkinkan trader untuk lebih cepat menangkap perubahan dalam pergerakan harga dan membuat keputusan trading yang lebih cepat dan detail dibandingkan dengan timeframe yang lebih besar, seperti 1 jam atau 1 hari. Namun, kelemahan dari timeframe yang lebih kecil adalah fluktuasi harga yang terlalu cepat dan sulit untuk dianalisis. Oleh karena itu, timeframe yang lebih besar seperti 1 jam atau 1 hari digunakan untuk melihat gambaran pergerakan harga secara keseluruhan dan untuk mengidentifikasi tren jangka panjang.
Kalau boleh tau pak, trading forex menggunakan time frame berapa ya pak? Dan apakah ini berlaku juga untuk trading crypto?
@ Gilang:
- … trading forex menggunakan time frame berapa ya pak?
Pilihan time frame dalam trading forex ada di art. Untuk platform Metatrader ada M1 (1 menit) M15 (15 menit), M30 (30 menit), H1 (1 jam), H4 (4 jam), daily (harian), weekly (mingguan) dan monthly (bulanan). Saya pribadi menggunakan time frame H4 dan daily.
- … Dan apakah ini berlaku juga untuk trading crypto?
Ya, sama saja, selama pair forex dan kripto berada pada satu platform trading yang sama.
Saya pengguna timeframe 15 menit. Minta rekomendasi indikator yang cocok buat saya pak?
@ Maulidya:
Pada umumnya trader menggunakan kombinasi indikator trend dan indikator momentum pada semua time frame. . Indikator trend digunakan untuk mengetahui arah pergerakan harga yaitu sedang bullish atau sedang bearish. Sementara indikator momentum digunakan untuk mengetahui waktu yang tepat untuk entry (buy atau sell).
Indikator trend yang sering digunakan adalah moving average (MA), MACD, parabolic SAR, ADX dan juga Bollinger Bands. Untuk indikator momentum biasanya menggunakan oscillator yaitu RSI, stochastic atau CCI.
@Beta Alfa:
Berbeda dengan perdagangan saham ataupun Forex yang harus mengikuti ketentuan dari waktu operasi bursa tertentu. Pasar kripto bisa diperdagangkan 24 jam selama 7 hari. Namun perlu diingat, biasanya akan ada waktu Maintenance terjadwal pada Exchange kripto ataupun broker yang menyediakan mata uang kripto. Pada saat Maintenance inilah biasanya perdagangan aset akan ditutup untuk sementara waktu.
Terima kasih, semoga bisa membantu.
apakah ada jadwal pasti untuk waktu maintenance nya pak?
dan perkiraan untuk penutupannya sampai berapa lama ya pak? Terima kasih
@Beda Alfa:
Untuk jadwalnya tetapnya sendiri tentu saja akan berbeda tiap Exchange dan broker yang digunakan. Namun kalau di tempat saya terjadwal pada hari Jumat di awal dan akhir bulan. Penutupannya sendiri biasanya berlangsung selama kurang lebih 1 jam di tempat saya dan mungkin akan berbeda di yang lain.
Terima kasih, semoga bisa membantu.
@Adhhii Jatmiko: Lebih tepatnya time frame yang lebih besar lebih mudah dianalisa karena pola dan bentuk harganya mudah terlihat dan lebih sedikit noise daripada time frame kecil. Ini kelebihan di time frame besar.
Namun kekurangannya, lama nunggu peluang entry posisi dan close posisinya lebih lama.
Time frime yang akurat itu time frime berapa ya pak?
@Hasan Chaeri: Tidak ada yang namanya time frame akurat. Time digunakan sesuai dengan tujuannya.
Sebagai contoh, time frame yang digunakan oleh Day trader tentu terbeda dengan time frame swing trader.
Misalnya day trader menggunakan time frame entry M15, lalu menganggap swing trader yang entry di time frame H4 tidak bagus/tidak akurat. Ini pemahaman keliru.
Kalau Anda seorang day trader, artinya time frame entry yang Anda gunakan adalah dibawah H4, bisa H1, M15 atau M5.
Lain halnya kalau Anda seorang swing trader, artinya time frame entry yang Anda gunakan adalah H1, H4 atau Daily.
Baca Juga: Strategi Day Trading Terbaik Untuk Pemula dan Profesional
Saya biasa trading swing di forex, apakah caranya sama dengan di kripto? Soalnya lihat grafik kripto kok pergerakannya lebih liar ya.
@Tiara: Sama, perbedaan utamanya terletak pada karakter.
Karakter pergerakan kripto lebih trending dan rangenya lebih besar daripada forex. Dengan demikian, jika Anda ingin trading di kripto sebaiknya coba dulu di akun demo agar terbiasa dengan karakter kripto.
Apakah TF yg lebih besar itu lebih aman karena pergerakannya lebih jelas. Mohon penjelasan. Trm ksh
Waktu perdagangan untuk trading kripto?
Maksudnya "trending dan rangenya lebih besar..." itu seperti apa pak?
Pertama, karakter trending kripto lebih besar maksudnya dibandingkan forex, kripto lebih cenderung trending dan apabila trending bisa bertahan lama.
Kenapa bisa? Karena kripto dianggap sebagai aset digital.
Aset digital ini cenderung ditahan lebih lama, sehingga pergerakan market kripto akan trending lebih lama.
Adapun forex, bukan sebagai aset investasi melainkan alat tukar atau melindungi nilai (hedging) sehingga lebih bersifat jangka pendek. Oleh karena itulah, pergerakan harga forex akan lebih banyak sideways.
Kedua, rangenya lebih besar. Sebagai contoh, range harian BTC/USD sekitar 630 pips saat ini.
Coba bandingkan dengan range pair EUR/USD yang hanya sebesar 117 pips atau GBPUSD sebesar 207 pips.
@ Tiara:
Cara apanya ya? Kalau cara trading dalam hal membuka posisi, setting stop loss (SL) dan take profit (TP) sama saja. Mengenai hasil tradingnya tergantung dari sistem trading yang Anda gunakan, jika sistem tradingnya profitable maka kemungkinan besar hasil trading keseluruhan juga akan profit.
Mengenai pergerakan harga kripto lebih liar, menurut saya sama saja dengan forex atau komoditi. Yang penting sistem trading yang akan Anda gunakan seharusnya diuji coba pada pair yang akan Anda tradingkan, baik secara backtest maupun forward test. Jika hasil uji coba profitable, maka sistem trading tsb bisa digunakan.
Maaf pak numpang nanya, kebetulan saya membaca tanggapan bapak mengenai trading kepada @Tiara, bapak ada menyebutkan "yang penting sistem trading yang akan Anda gunakan seharusnya diuji coba pada pair yang akan Anda tradingkan".
Yang saya tangkap adalah strategi dan Sistem Trading yang diterapkan itu antara pair 1 dengan pair yang lain berbeda ya? Apa berarti saya harus menentukan dulu mau memulai trading di pair apa ya? Jadi ga bisa satuin sistem trading antara 1 pair dengan pair lainnya misalnya trading EUR/USD dengan GBP/USD?
@ Arden Santoso:
- Yang saya tangkap adalah strategi dan Sistem Trading yang diterapkan itu antara pair 1 dengan pair yang lain berbeda ya?
Sebenarnya sistem trading adalah gabungan dari metode entry dan exit, strategi entry dan money management. Metode entry dan exit menggunakan analisa teknikal, strategi entry bisa berdasarkan analisa teknikal atau analisa fundamental, sedang pengaturan money management terdiri dari risk management dan risk/reward ratio setiap kali entry.
Metode entry dan exit yang umum adalah kombinasi antara price action dan indikator. Strategi entry adalah cara yang Anda gunakan untuk entry. Untuk strategi entry yang berdasarkan analisa teknikal misalnya entry ketika pasar trending (strategi breakout), atau ketika terjadi bouncing (strategi buy the dip / sell the rally). Strategi entry yang berdasarkan analisa fundamental adalah entry pada saat atau beberapa saat setelah rilis news data berdampak tinggi.
Jadi sistem tradingnya sama, tetapi parameter-parameter pada indikator teknikal bisa berbeda pada setiap pair dan time frame.
Contoh:
Hal tsb bisa terjadi karena karakteristik pergerakan suatu pair tertentu pada time frame tertentu bisa berbeda. Untuk itu pilih pair dan time frame yang digunakan, cari sistem trading, dan lakukan backtest dan atau forward test.
- Jadi ga bisa satuin sistem trading antara 1 pair dengan pair lainnya misalnya trading EUR/USD dengan GBP/USD?
Kalau EUR/USD dan GBP/USD pada time frame yang sama, karakteristiknya hampir sama.
@Beta Alfa: Tidak ada waktu perdagangan khusus untuk trading kripto karena pergerakan harga kripto bisa saja bergerak kuat pada akhir pekan (weekend).
Sistem trading sama aja, tapi perlu modifikasi MM-nya.
Pergerakan pasar lebih liar, artinya TP dan SL sebaiknya lebih ketat. Juga, pakai RR yang agak gede dikit, misal 1:3.
@Sofiyan:
Meskipun indikator yang digunakan sama, namun jika sudah disusun menjadi suatu sistem trading maka tentu saja komponennya tidak akan bisa sama persis dengan yang digunakan pada forex. Selain perlu modifikasi pada MM yang digunakan, ada banyak modifikasi lain yang diperlukan baik dari sisi teknis, mm, maupun psikologis. Dari sisi teknis misalnya, hanya indikator-indikator, pola candle dan pola chart tertentu yang dapat bekerja dengan baik pada kripto. Jadi tidak bisa disamakan begitu saja antara keduanya. Masing-masing harus dibacktest terlebih dahulu secara detail untuk mengetahui performa sistem pada masing-masing instreument.
@ Adhhii Jatmiko:
Bukan lebih jelas tetapi lebih akurat karena pada time frame tinggi hampir tidak ada noise atau kesalahan peregerakan harga. Dengan demikian datanya lebih reliable dan indikator teknikal yang digunakan juga akan terbaca dengan akurat sesuai dengan pergerakan harga yang valid. Hal ini akan berpengaruh pada hasil trade.
izin bertanya, kebetulan forum ini ngebahas juga mengenai kripto, jadi ingin bertanya aja mengapa broker2 di Indonesia blm ada yang menawarkan trading kripto secara CFD ya? Dan apakah aman bila trading kripto dngn broker luar negeri yang tidak teregulasi sama BAPPEBTI? Mengingat untuk investasi kayak jual beli kripto dan dapatein assetnya udah ada di Indonesia shngga bisa memakai platform lokal.
Klau dari segi resiko, apakah trading kripto CFD lebih beresiko daripada trading kripto yang dapatin assetnya juga? Kemudian saya pernah mendengar bahwa trading kripto CFD sebenanrnya memerlukan modal yang lbh sedikit dan lebih terjangkau, apakah benar seperti itu?
Nando: Biasa karna maslah regulasi shngga kripto CFD blm tersedia di Indonesia. KLu aman ato tida mau trading dngn broker luar, ya harus liat dlu ya regulatornya. Lebh baik sih memilih broker yg mengantongi izin sperti ASIC, FCA, CFTC, CySEC, dan NFA. Simplenya, liat aja regulasinya, klu dari negara maju seperti Australia, US, Inggris. Ya bsa dibilang aman.
Soal resiko, sbnrnya tergantung bsaran modal ya mnrut gue. Di Kripto CFD terdapat leverage, trus tradingan jga bisa dari modal lebh kecil serta bsa dua arah profit. Sedangkan kripto, bila pasar jatuh, elo ga bsa ngambil profit selain itu resiko kyk kena hacker dsb itu ada. Secara overall, krpto lbh beresiko dibanding kritpo CFD. Tpi balik lagi, preferensi ya, ini pendapat gue aja
Saat membaca sebuah analisa forex, kerap kali menemui istilah sentimen pasar. Sebenarnya, apa itu sentimen pasar forex? Dan mengapa itu penting untuk dipahami?
Sentimen pasar forex adalah kesepakatan tidak langsung antar para pemain pasar yang dapat menggerakkan harga ke arah tertentu. Kesepakatan tidak langsung itu merupakan murni hasil dari akumulasi aksi beli dan aksi jual di pasar, dan bukan merupakan hasil rapat atau manipulasi tertentu.
Untuk memahaminya, coba lihat gambar ini:
Bisa dilihat bahwa akumulasi beli EUR/USD mencapai 62%, sedangkan posisi jual hanya 38%. Dalam situasi ini, jelas bahwa sentimen pasar terhadap euro saat ini cenderung bullish (berharap kurs euro akan menguat).
Terlihat pula bahwa posisi beli AUD/JPY hanya 35%, sedangkan posisi jual 65%. Ini berarti pasar sekarang cenderung pesimistis terhadap dolar Australia, dan lebih optimis pada yen Jepang.
Sentimen pasar forex dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu:
Data beli dan jual itu menunjukkan sentimen pasar forex yang sudah terjadi saat ini (sudah lewat).
Yang perlu diperhatikan: Sentimen itu bisa dijadikan referensi untuk mengenal kondisi pasar saat ini, tetapi tidak bisa digunakan untuk memprediksi perubahan di masa depan. Umpamanya: saat sentimen EUR/USD bullish seperti terlihat pada gambar di atas, bisa saja muncul sinyal jual EUR/USD karena kurs euro sudah terlalu mahal.
Kalau di analisa tertulis, setimen negatif dan sentimen positif...itu maskutnya bagaimana ya kak? Dan apa yang mendasari sentimen bisa negatif dan positif
Ketika ada "sentimen negatif", itu berarti terdapat perubahan situasi pasar yang mengakibatkan para trader cenderung bearish pada suatu mata uang/saham/kripto/instrumen investasi lain.
Contohnya:
China melarang bitcoin, maka banyak trader mungkin harus menjual bitcoin, sehingga itu menjadi sentimen negatif bagi bitcoin.
Perusahaan mengumumkan pendapatan lebih rendah daripada tahun lalu, maka banyak investor mungkin menjual koleksi sahamnya, sehingga itu menjadi sentimen negatif bagi sahamnya.
Bank sentral Eropa mengurangi suku bunga, maka banyak trader mungkin menukar euro dengan mata uang lain yang berbunga lebih tinggi, sehingga itu menjadi sentimen negatif bagi mata uang euro.
Demikian pula, "sentimen positif" itu berarti ada perubahan situasi pasar yang mengakibatkan para trader cenderung bullish pada suatu mata uang/saham/kripto/instrumen investasi lain.
El Salvador dan Afrika Tengah mengadopsi bitcoin sebagai mata uang resmi, sehingga pemerintah mereka dan warganya membeli bitcoin, maka itu menjadi sentimen positif bagi bitcoin.
Perusahaan mengumumkan pendapatan lebih tinggi daripada tahun lalu, maka mungkin banyak investor ingin mengoleksi sahamnya demi mendapat dividen lebih banyak, sehingga itu menjadi sentimen negatif bagi sahamnya.
Bank sentral AS menaikkan suku bunga, maka banyak trader mungkin menukar euro (yang suku bunga turun) dengan USD, sehingga itu menjadi sentimen negatif bagi pair EUR/USD.
Jadi, apa yang mendasari sentimen bisa jadi negatif atau positif? Semua itu tergantung pada opini dan sikap para trader dan investor terhadap situasi pasar, makroekonomi, fundamental, dan teknikal yang memengaruhi instrumen investasi yang dimaksud.
Bagaimana langkah-langkah memulai analisa sentimen pasar forex?
Nggak butuh langkah-langkah. Ngapain ribet banget.
Lihat aja di chart, chandlestick itu kalau merah berarti bearish, kalau ijo berarti bullish. Udah tuh, sentimen kelihatan.
Bisa juga cari rasio jual beli broker, agar bisa tahu berapa banyak trader yag beli dan jual. Kalau banyakan yang beli, berarti bullish. Kalau banyakan yang jual, berarti bearish. Simple. Kalau di broker sendiri nggak ngasih rasio jual beli, tengok aja indikator sentimen di dailyfx
Apakah setelah ada pengumuman dari the Fed, sentimen pasar pasti akan langsung berubah?
Tidak pasti.
Perlu dipahami, semua dasar teori dalam ilmu ekonomi itu tidak ada hal yang bersifat absolut ataupun pasti. Ini bukan ilmu sains yang 1+1 pasti sama dengan 2.
Kalau kamu belajar ekonomi secara formal, kamu akan tahu bahwa hukum, prinsip, dan modelling ekonomi umumnya disertai caveat "ceteris paribus". Artinya "dengan hal-hal lainnya tetap sama". Bagaimana jika ada faktor lain yang berubah (tidak tetap sama)? Ya, situasi yang diperkirakan itu tidak akan terjadi.
Demikian pula soal pengaruh pengumuman the fed terhadap sentimen pasar. Dalam kondisi biasa (umumnya), pengumuman the fed berimbas langsung bikin dolar bergolak. Tapi jika ada faktor lain, misalnya pengumuman the fed sesuai prediksi dan biasa-biasa saja, sedangkan pasar sedang menunggu pengumuman lain yg lebih penting dari pemerintah AS, maka pasar mungkin tak langsunh bereaksi terhadap pengumuman the fed.
Apakah ada website atau indikator untuk melacak sentimen pasar forex? Jika ada, dimana ya bisa mendapatkannya?
Ada nggak kasus di mana sentimen pasar itu negatif, tapi justru terjadi kenaikan, atau sebaliknya?
Beberapa broker menyediakan indikator sentimen pasar forex. Contohnya seperti broker IG yang indikatornya ditaruh pada situs DailyFX, bisa dilihat secara gratis pada link www(dot)dailyfx(dot)com/sentiment. Selain itu, ada pula broker-broker tertentu yang memberi indikator serupa untuk kliennya saja.
Namun, semua indikator itu hanya menunjukkan sentimen para trader yang tergabung dalam broker tertentu itu saja. Dengan kata lain, belum tentu melacak sentimen pasar forex secara keseluruhan dengan akurat.
Bagaimana kalau kita ingin tahu sentimen pasar forex secara keseluruhan? Satu-satunya cara: pakai indikator teknikal atau lihat grafik candlestick, lalu pahami pola-pola price action-nya.
Apakah tidak ada indikator sentimen pasar yang menyeluruh? Tidak ada. Karena pasar forex itu terdesentralisasi. Dalam forex, tidak ada bursa terpusat seperti dalam saham atau obligasi.
Bisa saja.
Ada fenomena yang disebut dengan "short squeeze". Hal itu terjadi ketika pasar sangat negatif terhadap suatu currency, lalu beramai-ramai order jual semua, sehingga terjadi surplus jual. Karena surplus order jual, maka sistem memaksa sebagian seller untuk menutup posisi mereka, sehingga mengakibatkan lonjakan harga mendadak dalam waktu singkat.
Contohnya pada USD/JPY ini. Pasar sebenarnya sangat positif pada USD dan negatif pada JPY, tetapi USD/JPY jatuh karena short squeeze.
Yang perlu diperhatikan: lonjakan harga saat short squeeze terjadi lantaran mekanisme perdagangan di pasar saja, tetapi tidak ada perubahan faktor fundamental/teknikal/sentimen pasar. Oleh karena itu, pergerakan harga pada akhirnya akan turun lagi dalam waktu singkat.