Fresh graduate kerap kali susah mengelola gaji karena banyak keinginan. Padahal, sebesar apa pun gaji yang Anda terima, akan terasa kurang bila tidak dikelola dengan baik.
Bagi fresh graduate, mendapat pekerjaan pertama dan mempunyai penghasilan tetap adalah suatu pencapaian. Bagaimana tidak? Anda telah bersaing dengan ratusan bahkan ribuan fresh graduate lain untuk mendapat pekerjaan yang Anda kini miliki. Atas pencapaian dan kerja keras itu, Anda boleh menghadiahi diri sendiri dengan gaji Anda.
Namun jangan terlena dengan mindset konsumtif. Kesalahan yang umum dilakukan fresh graduate setelah mendapat pekerjaan pertama adalah terburu-buru membeli semua barang yang dulu diimpikan tanpa mempertimbangkan prioritas. Padahal kini Anda dituntut untuk hidup mandiri dan bertanggungjawab secara finansial.
Sebesar apa pun gaji yang Anda terima, akan terasa kurang bila tidak dikelola dengan baik. Berikut tips yang bisa diikuti fresh graduate untuk mengelola gaji pada masa awal bekerja:
Merencanakan Anggaran Bulanan
Setelah menerima gaji, jangan terburu-buru dihabiskan untuk jajan boba, skin care, atau borong baju di online shop. Tentukan anggaran bulanan untuk mengontrol pengeluaran Anda. Anggaran ini sebaiknya disusun bahkan sebelum Anda menerima gaji.
Caranya, catat semua sumber pendapatan Anda dan berapa jumlahnya. Setelah itu masukkan pengeluaran pokok seperti bayar kos, uang makan, token listrik, laundry, dan transportasi. Baru setelahnya, Anda bisa memasukkan pengeluaran sekunder, seperti membeli sepatu atau liburan.
Pastikan pengeluaran-pengeluaran tersebut masuk akal dan jumlahnya tidak boleh lebih dari pendapatan. Ingat, utamakan kebutuhan pokok sebelum mengalokasikan anggaran untuk kebutuhan sekunder yang sifatnya untuk senang-senang.
Idealnya, biaya operasional hidup menghabiskan maksimal 50 persen dari gaji. Biaya operasional mencakup biaya makan, tempat tinggal, transport, cicilan, dan zakat. Anggarkan 30 persen dari gaji Anda untuk menabung, yakni untuk tabungan dana darurat dan investasi. Nah untuk sisa 20 persen dari gaji, Anda bisa gunakan untuk hiburan, yakni untuk jajan, liburan di akhir pekan, nongkrong, dan kebutuhan sekunder lainnya.
Sesuaikan Gaya Hidup Dengan Penghasilan
Tak mudah memang mengontrol gaya hidup bagi seorang fresh fraduate. Setelah menerima gaji, rasanya ingin segera membelanjakannya seperti tidak ada hari esok. Apalagi bila teman-teman sebaya Anda sering mengajak hang out di tempat yang fancy.
Yang perlu Anda ingat, yang mahal bukan lah biaya hidup melainkan gaya hidup. Bila ingin kondisi keuangan Anda teratur, sebaiknya kontrol gaya hidup sesuai penghasilan. Misalnya, bila Anda menerima gaji UMR, sebaiknya lebih sering makan siang di warung. Boleh saja hang out di mal dengan teman-teman pada akhir pekan, asal pengeluaran sesuai dengan anggaran ya!
Hindari Utang Konsumtif
Memiliki utang tak selalu bersifat negatif. Bila Anda utang untuk membeli laptop, yakni dengan membeli lewat cicilan, tentu tidak menjadi masalah. Sebab laptop tersebut bisa membuat kerja Anda lebih produktif dan maksimal. Nah, yang harus dihindari adalah utang konsumtif.
Utang konsumtif adalah utang dari pembelian barang yang nilainya terus turun dan tidak menghasilkan pemasukan untuk Anda. Misalnya utang kartu kredit untuk membeli tiket liburan atau utang untuk membeli tas branded. Gunakan alokasi hiburan untuk membeli hal-hal tersebut, yakni maksimal 20 persen dari gaji.
Yang perlu Anda ingat, jangan sampai membayar utang menjadi porsi terbesar dari alokasi gaji Anda. Bila Anda mempunya kartu kredit, gunakan dengan bijak dan selalu lunasi tagihannya.
Manfaatkan Cashback Dan Promo
Banyak platform dompet digital yang rajin menawarkan promo dan cashback. Mulai dari Go-pay, Ovo, Dana, dan lain-lain. Nah, Anda bisa memanfaatkan promo-promo tersebut untuk mendapatkan disposable income lebih, yakni pemasukan yang tak terpakai. Porsi uang ini bisa menjadi tambahan investasi.
Caranya, bila mendapat cashback atau potongan harga, jangan gunakan selisihnya untuk jajan lagi. Kontrol dorongan dalam diri Anda. Lebih baik, gunakan selisihnya untuk investasi.
Mulai Berinvestasi Sejak Awal Kerja
Meski baru mendapat penghasilan tetap, bukan berarti Anda tidak bisa memulai berinvestasi. Sebab, menabung saja tidak cukup. Uang yang kita tabung untuk masa depan, nilainya akan tergerus oleh inflasi sehingga tidak akan signifikan nilainya di masa depan.
Oleh karena itu, investasi sejak awal bekerja penting dilakuka demi tujuan jangka panjang. Sebagai permulaan, anda dapat memulai berinvestasi dengan risiko yang kecil, misalnya deposito atau obligasi. Seiring waktu dan bertambahnya ilmu Anda tentang investasi, Anda dapat berinvestasi lewat instrumen yang lebih menarik seperti reksadana dan saham.
Untuk return yang lebih tinggi, Anda juga bisa mencoba peluang trading di pasar forex. Meski memerlukan manajemen risiko yang lebih ketat, trading forex menawarkan peluang tak terbatas di pasar yang selalu aktif 24/5 dengan perputaran transaksi mencapai hingga triliunan dolar per hari. Cara memulai trading forex bisa Anda dapatkan di Panduan Trading Forex Untuk Pemula.