Seseorang yang melakukan transaksi di pasar finansial untuk mendapatkan keuntungan dari selisih nilai beli dan jual (atau sebaliknya). Karena itu, trader seringkali dikaitkan dengan aktivitas transaksi jangka pendek, berbeda dengan investor yang memiliki orientasi jangka panjang karena bertujuan memperoleh keuntungan dari penambahan nilai suatu aset.
apa saja analisa trading yg perlu dilakukan untuk menjadi countertrend trader???
@ Arta:
Mungkin yang Anda maksud adalah sell di area resistance pada kondisi uptrend, dan buy di area support pada kondisi downtrend, seperti contoh berikut ini:
Kalau memang demikian maka cara trading Anda adalah ‘buy the dip, sell the rally’. Dalam hal ini Anda mengambil keuntungan pada saat koreksi atau retracement. Robot atau EA (Expert Advisor) untuk sistem trading tersebut bisa dibuat asal Anda tentukan kriteria level resistance dan support-nya dengan jelas.
Counter memiliki arti "melawan". Melawan bisa diartikan sebagai membalas, menjawab, maupun membantah. Namun dari itu semua counter trend sering dimanfaatkan trader dalam menanggapi pembalikan market. Terlepas dari penyebab terjadinya pembalikan, biasanya trader yang sudah profesional dalam melakukan counter sangat menyukai sideway dengan ciri pending limit sebagai order.
Hedging, averaging, m singgihgale tampaknya akan menjadi analisa yang bisa dipakai bagi yang ingin melawan market.
Thanks.
@Ratih Dewi:
Betul sekali bu, ada banyak sekali buku yang mereferensikan penggunaan strategi trading berbasis Trend Following jika dibandingkan dengan Countertrend. Hal ini juga diikuti dengan statistik umum bahwa strategi Trend Following ini juga lebih banyak digunakan secara umum pada kalangan trader jika dibandingkan dengan yang lain.
Namun, kalau mengenai pertanyaan apakah strategi berbasis Trend Following jauh lebih baik dari Countertrend itu masih banyak menjadi perdebatan. Secara umum kedua jenis strategi ini sama-sama memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Namun kalau kita bicara statistik dan pengukuran dasar hasil performa trading, maka kira-kira hasilnya seperti berikut:
1. Winrate
Kalau menggunakan salah satu strategi paling simple di Trend Following yaitu Breakout Moving Average atau nilai High/Low maka rata-rata Winrate yang dihasilkan strategi tersebut hanya akan ada di kisaran 35-45%. Jauh berbeda dari strategi Countertrend paling sederhana seperti penggunaan Stochastics yang rata-rata menghasilkan Winrate di kisaran 55-65%.
2. Risk:Reward Ratio
Dari sisi perbandingan dari Risk:Reward Ratio-nya sendiri hasil yang didapatkan akan berbalik jika dibandingkan dengan Winrate. Rata-rata strategi trading yang menggunakan Countertrend hanya mencetak angka perbandingan di kisaran 0.7-1.5 Reward dari setiap 1 Risk yang digunakan. Jauh di atas itu, strategi sederhana Trend Following rata-rata mampu mencetak 2-5 Reward dari setiap 1 Risk yang digunakan.
*Catatan: Perlu diingat, data statistik di atas hanya hasil dari sebuah pengaplikasian strategi simpel dari Trend Following dan Countertrend. Hasil ini bisa lebih bervariatif bergantung dari tingkat kesulitan atau kompleksnya strategi yang digunakan.
Jadi mana yang lebih baik strategi berbasis Trend Following vs Countertrend? Kalau menurut hemat saya, keduanya sama baiknya jika dibandingkan dari sisi hasil statistik yang diperoleh menggunakan 2 parameter pengukuran di atas. Namun kalau bingung ingin memilih, saya sarankan untuk memilih sesuai dengan tipe kepribadian yang ibu miliki. Contohnya jika ibu percaya dengan konsep jual saat harga sedang tinggi, dan beli saat harga sedang rendah maka Countertrend tentunya akan jauh lebih cocok untuk ibu.
Kalau untuk trader professional sendiri biasanya akan menggabungkan kedua jenis strategi tersebut sebagai langkah diversifikasi portofolio yang mereka susun. Secara statistik sendiri, penggunan keduanya dalam waktu yang bersamaan akan menurunkan tingkat Drawdown dan menaikkan Net Profit yang dihasilkan strategi.
Terima kasih, semoga membantu.
@Sagita Muslimat:
Tentu saja bisa pak. Ada banyak sekali jenis strategi teknikal dengan memanfaatkan prinsip Countertrend pada time frame besar seperti H4 dan Daily. Namun umumnya strategi Counter ini berbasiskan Mean Reversion ataupun Divergensi dan sangat sulit dilakukan untuk jenis strategi Counter Fade In Move.
Contoh Mean Reversion yang paling terkenal dan banyak digunakan adalah penggunaan EMA periode 21 dan 8 dan dipadukan dengan pola Candlestick Reversal pada time frame Daily.
Singkatnya, posisi akan dibuka berlawanan dari arah Trend jika pola Candlestick Reversal sudah terbentuk dengan titik pengambilan keuntungan ada pada Moving Average.
Strategi Counter trend lain yang cukup populer adalah memanfaatkan terbentuknya Divergence pada Oscillator seperti RSI, MACD, Stoch sebagai dasar penbukaan posisi.
Kedua jenis strategi ini sangat banyak digunakan baik dari trader retail ataupun professional dan telah banyak diajarkan di berbagai buku ataupun artikel di internet. Namun, selalu ingat untuk terlebih dahulu melakukan pengujian Backtest dan Forward Test sebelum menggunakan strategi ini secara langsung.
Terima kasih, semoga bisa sedikit membantu.
apakah menerapkan analisa counter trend pada time frame h4 bahkan daily bisa profitable? terima kasih
Di banyak buku atau artikel trading selalu dijelaskan kalau selalulah trading dengan mengikuti trend yang ada. Apakah ini brarti strategi follow trend pasti lebih baik dari countertrend?
Saya punya gaya trading sendiri ketika buka posisi berlawanan dengan tren. di garis resisten dan support mendalam, dengan tp beberapa point. Bisa dibilang melawan trend.
Alhasil profit lumayan juga. Setahu anda trading seperti ini mengarah sistem trading apa ia.... Scalperkah atau yang lain atau adakah sistem robot yang seperti ini.....?
Saran pair yang bagus untuk strategi counter trend bang? Selain forex juga gpp...makasih
@Pamungkas: Sebaiknya gunakan strategi counter trend pada pair forex. Alasannya, karena pergerakan forex lebih banyak sideways daripada instrumen lainnya seperti saham, futures, dst.
Untuk counter trend, sebaiknya gunakan major pair karena spread lebih kecil dan pergerakan juga tidak terlalu besar.
Anda bisa mengatur risiko dengan lebih presisi jika menggunakan major pair.
Major pair ini seperti EURUSD, GBPUSD, USDJPY, dst.
Apakah counter trend berisiko bila digunakan pada market sideways? Bagaimana cara menerapkan counter trend pada trend sideways?
"Apakah counter trend berisiko bila digunakan pada market sideways?"
Ya, karena ketika tren di time frame yang lebih besar berlanjut, maka posisi Anda bisa terkena floating yang besar.
"Bagaimana cara menerapkan counter trend pada trend sideways?"
Cara menerapkan counter tren pada keadaan market sideways adalah entry pada level support/resisten ujung bukan pada tengah area sideways/ranging.
Sebagai contoh, pair EUR/USD sedang sideways/ranging di harga 1.1100 sampai 1.1200 dan pada time frame yang lebih tinggi arah tren turun.
Artinya ketika Anda entry buy, pada dasarnya Anda sedang counter tren.
Cara entry buy adalah masuk pada level support ujung yaiut 1.1100. Jangan masuk buy di tengah area ranging seperti 1.1150.
Kalaupun support 1.1100 break, artinya harga melanjutkan tren turun.
@Basuki Rahmat:
Secara umum strategi trading berbasis counter trend sangat berisiko. Tidak peduli jenis marketnya baik Sideways maupun trending semuanya tetap berisiko. Berbeda dengan Trend Following yang bisa bertahan lama saat posisi dalam keadaan profit, dalam Counter Trend justru posisi yang sedang mengalami kerugian dapat terbuka dengan waktu yang lama. Ungkapan simpelnya, jika dalam Trend Following terdapat kemungkinan untuk memperoleh keuntungan tanpa batas, maka pada Counter Trend terdapat kemungkinan memperoleh kerugian tanpa batas.
Perbedaan antara masuk saat Sideways dan Trending ada pada Win Rate yang akan dihasilkan pada strategi Counter Trend tersebut. Dalam market Sideways, Win Rate yang dihasilkan akan sedikit lebih besar dibandingkan masuk saat market sedang trending.
Strategi yang paling cukup terkenal adalah dengan memanfaatkan Bollinger Bands. Saat kondisi sedang Sideways, ketiga garis pembentuk Bollinger Bands akan berada dalam keadaan sejajar satu sama lain. Dalam keadaan ini, saat harga berhasil ditutup di atas Top BB yang menandakan bahwa terdapat Momentum ke atas, Anda bisa masuk dengan membuka posisi berlawanan arah (Sell). Begitupula sebaliknya, saat harga ditutup di bawah Low BB (momentum ke bawah), Anda bisa membuka posisi Sell.
Saat trading melawan trend dan berjalan sesuai keinginan, apakah posisi terus ditahan hingga terbentuk trend baru lagi?
Jawaban untuk Novita Sari:
Tidak. Market forex bergerak seperti faktal dan saat ada reversal di suatu TF, belum tentu reversal di TF yang lain.
Contoh, Anda entry sell melawan tren di TF H1 dan berhasil sehingga Anda sedang floating profit.
Harga turun belum tentu tren di Daily berubah, bisa jadi tren turun di H1 tersebut adalah koreksi dari tren naik Daily.
Jadi, saat trading melawan tren lebih baik dipertimbangkan penggunakan SL dan TP yang tepat.
Pamungkas:
Nggak sependapat deh dengan bank Kiki. Counter trend malah sebaiknya dalam saham. Justru strategi counter trend itu dulu asalnya dari saham, trus baru nyebar ke yang lain-lain.
Hanya saja, counter trend saham itu mesti menggabungkan teknikal dan fundamental. Harus ngerti kriteria saham yang harga pasar dan valuasi murah.
Belajarnya susah & lama. Tapi kalau udah bisa, itu nantinya kayak Warren Buffet, bisa borong saham murah dan langsung cuan melimpah pas harganya naik.
Kalau counter trend forex itu riskan bgt. Biasanya trader pakai divergent RSI atau stochastic, bisa pair apa aja. Tapi berdasar pengalaman sih nggak begitu akurat. atau mungkin aku aja yang ngga bisa...
Novita Sari:
Ada kata pepatah, "cut your losses short, and let your profits run". Artinya apa? Kalau loss, buruan di-cut setelah sampai SL. Kalau profit, biarkan jalan terus.
Biar profit jalan terus sampai kapan? Nah, ada beberapa pendapat diantara trader:
Mana yang lebih baik? Nah, keputusannya bisa beda-beda untuk tiap orang. Coba demo dulu kalau ragu-ragu, baru terapkan riil kalau sudah mahir.
Platform trading apa yang paling cocok digunakan untuk trader pemula?
@ Bobi Syah:
Yang paling penting periksa regulasi dari broker tsb. Demi keamanan trading dan dana Anda, kami sarankan untuk memilih broker yang sudah diregulasi oleh badan regulator yang kredibel secara internasional, yaitu: : CFTC, NFA, FCA, FSA, FINMA, MiFID, ASIC dan FMA.
Badan regulator yang kredibel adalah yang telah teruji dan diakui dunia, dan memberikan sanksi dengan tegas kepada broker jika ternyata melanggar ketentuan yang telah disepakati. Badan regulator tersebut juga bertanggung jawab terhadap keamanan dana klien.
Setelah regulasi, bandingkan spesifikasi yang ditawarkan seperti minimal deposit, kemudahan deposit dan withdrawal, platform yang digunakan dan spread yang ditawarkan.
@Ine Agustina: Platform metatrader. Bisa gunakan metatrader 4 atau metatrader 5.
Platformnya populer, interfacenya bagus, mudah dioperasikan dan hampir semua broker menyediakan platform ini.
Alternatif lainnya adalah cTrader.
Menjawab pertanyaan cTrader, MIFX tidak menyediakan platform trading cTrader. Informasi lengkap terkait platform trading yang disediakan MIFX dapat dilihat di halaman ini.
Saya pengguna platform cTrader, dan saya ingin trading di broker Monex. Apakah tersedia?
Ketika mendaftar ke broker, fitur trading apa yang paling perlu diperhatikan dan paling penting untuk trader forex?
Pada saat memilih platform trading, bagaimana spesifikasi akun untuk trader scalping?
@Irawan: Spesifikasi akun scalping cukup sederhana. Utamakan spread yang tipis dan minim slippage.
Untuk yang lain-lain seperti leverage cukup gunakan 1:1000.
Halo kak. Untuk platform cTrader, itu gimana ya cara import indicatornya? Makasih
Untuk memasukkan indikator ke grafik harga, tinggal klik icon "f" pada bagian atas, lalu akan muncul jendela indikator.
Sedangkan jika Anda ingin mengimport indikator custom ke platform cTrader, Anda bisa copy file Algo indikatornya lalu paste (tempel) ke folder (cAlgo >> Sources) dalam folder cTradernya.
Kudengar-dengar katanya kalau mau scalping mendingan pake MT4, MT5, yang udah terkenal terkenal. jangan pake platform trading bikinan broker sendiri, soalnya ntar gampang diapa-apain sama bandar. yaa itu qudengar dengar ja. ntah bener gaknya
@ Irawan:
Jika ingin trading dengan cara scalping, pilihlah broker yang memperbolehkan scalping, menawarkan spread yang paling rendah dan eksekusi order yang cepat.
Mengenai trading dengan cara scalping, silahkan baca juga: Tutorial Forex Scalping Untuk Trader Pemula
Ketika mendaftar ke broker forex, ada beberapa fitur yang perlu diperhatikan dan penting bagi trader forex, termasuk:
1. Spreads: Spread yang lebih rendah dapat menguntungkan trader, karena akan mengurangi biaya trading.
2. Leverage: Semakin tinggi leveragenya, potensi keuntungan lebih besar, tetapi juga dapat meningkatkan risiko kerugian.
3. Platform trading: Platform yang intuitif dan mudah digunakan akan memudahkan trader dalam mengelola dan mengeksekusi perdagangan.
4. Layanan pelanggan: CS yang tersedia 24/7 akan membantu trader dalam menangani masalah yang mungkin terjadi selama trading.
5. Jenis akun: Pilihan akun yang ditawarkan oleh broker, termasuk akun standar, akun mini, dan akun mikro. Pilihlah akun yang sesuai dengan kebutuhan dan tingkat kemampuan trading Anda.
6. Keamanan dana: Keamanan dana yang ditawarkan oleh broker, termasuk apakah dana disimpan dalam rekening terpisah atau tidak. Pilihlah broker yang memiliki reputasi yang baik dalam hal keamanan dana.
Kondisi trading: Syarat dan ketentuan yang ditetapkan oleh broker untuk trading, termasuk margin yang diperlukan, ukuran lot minimum, dan biaya tambahan yang mungkin dikenakan.
Intinya, pilih broker yang sesuai kebutuhan, aman, dan kondisi tradingnya cocok dengan modal awal anda masing2.
Fajri: Mengenai platform bikinan broker sihh ane ga tau benar ato ga klu gampang diapa-apain ama bandar. Cuma emang stuju aja sihh klu scalping make MT4 dan MT5, yaa cuma krna emang enak aja dan emang platform MT4 dan MT5 itu ringan dan eksekusi disana jga cepat. Ini sih pendapat pribadi ane yaa, soalnya ane jga belajar demo di platform MT4 juga dan emang lbh enak aja dibanding platform broker.
Halo...apakah di sini ada yang menggunakan platform cTrader? Bagaimana reviewnya? Kalau dibandingkan dengan MT4 atau MT5 lebih enak mana? Makasih
Amirudin: keunggulan cTrader terletak pada fitur DoM (Depth of Market) yang dimiliki. DoM ini tampilannya berbeda dengan Metatrader yang cenderung lebih simpel. Seperti ini wujudnya:
Yang perlu diperhatikan, pembanding di cTrader memakai pips, sedangkan MetaTrader dalam satuan poin. Cara bacanya, jika Anda mengukur 50 pips pada cTrader, Anda akan melihat angka 50. Sedangkan pada MT4, yang akan terlihat adalah angka 500.
Kalau soal lebih enak yang mana, kembali ke kebutuhan trader sendiri. cTrader pada umumnya digunakan untuk mereka yang membutuhkan trading dengan broker ECN, spreadnya lebih tipis dan tidak lewat pihak ketiga. Tapi modal awal yang diminta relatif tinggi.
Sementara itu, broker-broker di Indonesia rata-rata masih menggunakan Metatrader, karena bisa mengakomodasi banyak instrument trading dan lebih dikenal.
Amirudin:
Secara umum mengentai fitur-fitur dasar dalam bertransaksi, cTrader jauh lebih mudah digunakan jika dibandingkan dengan MT4 dan MT5. Kurangnya sendiri sih agak susah buat nyari indi custom dan robot-robot trading kalau pakai cTrader. Berbeda dengan MT4/MT5 yang punya market place khusus untuk sharing indikator dan robot secara gratis atau berbayar. Setahu saya cTrader tidak memiliki market place khusus seperti ini.
Halo Sobiz,
Mimin pengen tahu nih. Kamu saat ini adalah seorang HODLer atau trader kripto? Apa alasannya? Tulis jawabanmu di bawah ya..