Pola Doji dikenal netral dan penuh ketidakpastian. Lalu, adakah strategi khusus yang perlu diperhatikan saat menggunakan candlestick Doji untuk trading crypto?
Salah satu candlestick Doji paling populer adalah Doji Star yang sering digunakan untuk menunjukkan keraguan di pasar cryptocurrency. Pola candlestick ini terbentuk secara spesifik, di mana harga penutupan hampir sama seperti harga pembukaan. Selain Doji Star, ada 4 pola Doji lainnya yaitu Doji Dragonfly, Gravestone Doji, Long-legged Doji, dan Price Doji.
Meskipun pembentukan kelima pola Doji itu hampir mirip, masing-masing memiliki cara penggunaan dan indikasi yang berbeda-beda. Bahkan ada variasi Doji yang tidak menunjukkan apa-apa, sehingga mengharuskan Anda untuk wait and see.
Artikel ini penting bagi Anda memahami perbedaan pola-pola tersebut, agar dapat memperoleh keuntungan yang konsisten serta meminimalisir risiko saat trading kripto.
DI
|
Daftar Isi |
Apa Itu Pola Candlestick Doji?
Kata Doji mengacu pada "dо̄ji" dalam bahasa Jepang, yang ketika diterjemahkan memiliki arti "blunder" atau "kesalahan". Artian "blunder" atau "kesalahan" ini ditafsirkan sebagai keragu-raguan antara pembeli dengan penjual di pasar finansial, seolah-olah ada suatu kesalahan yang sedang terjadi pada pergerakan harga. Hal ini akhirnya direpresentasikan oleh pasar dengan membuka dan menutup harga pada level yang sama.
Baca Juga: Formasi Doji Candlestick: Pengertian Dan Cara Menggunakan Dalam Trading
Formasi candlestick Doji muncul ketika harga pembukaan dan penutupan berada di level yang hampir sama, dengan ukuran sumbu relatif panjang. Perbedaan harga pembukaan dan penutupan tercermin pada body atau badan candle Doji, sementara panjang ukuran sumbu dibentuk dari harga tertinggi dan terendah.
Bentuk candle ini membuat para trader harus menunggu untuk beberapa saat. Mengapa demikian? Karena setelah terbentuknya candle doji ini, penentuan arah pergerakan market masih harus dikonfirmasi terlebih dahulu dengan indikator lain seperti Relative Strength Index (RSI), Bollinger Band, ADX, MACD, dan lainnya.
Apa Perbedaan Doji dengan Spinning Top?
Hingga saat ini, masih ada perdebatan mengenai dua pola candlestick tersebut. Secara teoritis, Spinning Top memiliki badan candle yang lebih besar dan sumbu lebih panjang dibandingkan Doji. Namun, tidak ada perhitungan ukuran pasti untuk mengetahui perbedaannya.
Terlepas dari itu semua, bila Anda melihat salah satu dari keduanya, tetap gunakan konfirmator berupa indikator teknikal karena kedua pola tersebut sama-sama mengindikasikan keraguan pasar.
Jenis-Jenis Pola Candlestick Doji
Seperti sudah disebutkan di atas, Doji memiliki 5 jenis pola candlestick yang wajib Anda ketahui dan pelajari sebelum mencoba terjun ke pasar riil. Berikut ini adalah penjelasan lengkap mengenai Doji Star, Long-legged Doji, Doji Dragonfly, Gravestone Doji, dan Doji Price.
1. Doji Star
Doji Star adalah salah satu jenis candlestick Doji berbentuk seperti bintang atau tanda plus (+), sehingga terlihat jelas pembukaan dan penutupnya di posisi yang hampir sama. Kemudian, sumbu harga tertinggi maupun harga terendah membentuk garis simetris.
Candle ini biasa ditafsir sebagai syarat pembalikan arah atau sebaliknya (mengikuti arah sebelumnya) dalam waktu dekat. Jika Anda menemukan candlestick seperti ini, setidaknya ada peluang untuk mempersiapkan eksekusi matang menggunakan limit order.
2. Long-legged Doji
Candlestick doji ini disebut sebagai Long-legged Doji karena berbentuk seperti "salib". Opening dan closing candle Long-legged berdekatan (sama seperti doji star), namun sumbu harga tertinggi maupun terendah market yang terbentuk pada candle ini tidak simetris. Sehingga, Anda akan melihat candle ini memiliki satu sumbu yang lebih panjang daripada sumbu lainnya.
Serupa dengan Doji Star, Long-legged Doji mengisyaratkan potensi harga market bisa searah, berbalik arah, atau bahkan bergerak sideways.
3. Doji Dragonfly
Doji Dragonfly adalah salah satu jenis candlestick doji berbentuk seperti huruf "T". Hal ini lantaran harga pembukaan, penutup, dan tertinggi berada di posisi yang hampir sama. Di sisi lain, harga terendahnya membentuk sumbu bawah yang cukup panjang.
Candle ini menggambarkan secara jelas pertarungan antara pembeli dan penjual. Pada pembukaan harga baru, seller berusaha membawa harga turun, namun pada sesaat sebelum pergantian candle, para buyer berupaya mengembalikan harga di level pembukaan sehingga terbentuklah candle seperti huruf "T".
Apabila candle ini terbentuk saat pasar downtrend, maka akan ada kemungkinan terjadi trend reversal (pembalikan tren) ke arah atas. Namun jika terbentuk saat uptrend, kemungkinan besar akan muncul trend continuing (penerusan tren).
4. Gravestone Doji
Kebalikan dari Doji Dragonfly, candle Gravestone Doji berbentuk huruf "T" dengan kepala di bawah. Ini disebabkan karena harga pembukaan, penutup, dan terendah berada di posisi yang hampir sama, sedangkan harga tertingginya membentuk sumbu atas yang cukup panjang.
Gravestone Doji menggambarkan secara jelas pertarungan antara pembeli dan penjual. Pada pembukaan harga baru, buyer berusaha membawa harga naik, namun pada sesaat sebelum pergantian candle, para seller berupaya mengembalikan harga ke harga pembukaan sehingga terbentuklah huruf "T" terbalik.
Apabila candle ini terbentuk pada saat uptrend, maka akan ada kemungkinan terjadi trend reversal (pembalikan tren) ke arah bawah. Namun jika terbentuk saat downtrend, maka kemungkinan besar bakal muncul trend continuing (penerusan tren).
5. Price Doji
Candlestick doji yang terakhir adalah Price Doji. Candle ini berbentuk unik, karena mulai dari harga pembukaan, penutupan, tertinggi, maupun terendah, semuanya saling berdekatan.
Apabila dilihat secara sekilas, bentuknya akan terlihat seperti garis horizontal atau minus (-). Dengan keadaan tersebut, para trader cenderung "wait and see" untuk mengamati pola candle selanjutnya.
Menunggu konfirmasi lanjutan setelah kemunculan Price Doji adalah pilihan tepat, karena jika membaca keadaan market lewat candle, Price Doji memperlihatkan secara jelas bahwa pasar global di waktu tersebut juga sedang menunggu situasi.
Penemu pola candlestick Doji, Munehisa Homma, pernah mengatakan, "Terbentuknya sebuah market berasal dari para pelaku pasar itu sendiri." Jadi bila Anda menemukan pola Price Doji, maka lebih baik ikut menunggu konfirmasi pergerakan harga selanjutnya.
Beberapa Cara Penggunaan Doji Pada Pasar Kripto
Berikut beberapa cara menggunakan Doji pada pasar kripto:
1. Doji Star dan Long-legged Doji dengan Indikator Momentum
Anda dapat memanfaatkan indikator momentum seperti RSI yang dapat memberikan informasi overbought dan oversold pada pasar. Penggunaan indikator tersebut pada pola candlestick Doji bisa menjadi salah satu strategi yang ampuh untuk diterapkan pada trading kripto. Berikut beberapa contohnya:
2. Dragonfly Doji dan Gravestone Doji dengan Garis Tren
Selain untuk mengetahui sinyal trend reversal (pembalikan tren), dua pola candlestick ini juga bisa digunakan dengan garis tren sebagai sinyal dari penerusan tren atau trend continuing. Berikut adalah contohnya:
3. Doji dengan Area Support Resistance
Menentukan area support dan resistance merupakan kemampuan krusial bagi semua trader, karena dengan adanya kedua area tersebut, maka penggunaan pola candlestick Doji bisa semakin akurat. Berikut contohnya:
4. Strategi Double Doji
Bila Doji tunggal dianggap sinyal keragu-raguan, maka dua Doji yang muncul berurutan dapat diartikan sebagai indikasi pergerakan breakout yang kuat. Strategi double Doji hampir mirip dengan pola Inside atau Outside Bar. Pada dasarnya, trader menggunakan dua candle dan breakout candle terpanjang dijadikan sebagai konfirmasi entry. Anda dapat menyimak contohnya di bawah ini:
Batasan Pola Candlestick Doji
Perlu diingat bahwa pola candle Doji bukanlah yang terbaik dalam memprediksi pergerakan harga. Candlestick tersebut sering dianggap sebagai indikator netral karena menunjukkan sedikit informasi tentang potensi arah pergerakan harga selanjutnya.
Selain itu, ukuran kedua sumbu yang cukup panjang dan jauh dari harga penutupan akan membuat trader kesusahan dalam menentukan titik entry market.
Karena keterbatasan informasi potensi arah pergerakan harga, maka menentukan rasio risk and reward pun sulit dilakukan bila hanya menggunakan pola ini. Itulah kenapa, strategi pola candlestick Doji wajib digabungkan dengan indikator lainnya.
Kesimpulan
Secara psikologis, bentuk candlestick Doji selalu menggambarkan keraguan pihak penjual dan pembeli. Penjual meragukan kemungkinan harga akan menguat dan pembeli pun tidak yakin dengan prospek pelemahan harga.
Ketika trader melihat candlestick Doji, umumnya mereka akan menentukan skenario trading berdasarkan arah harga sebelumnya. Jika arah pergerakan harga sebelumnya naik, maka setelah kemunculan Doji, trader berasumsi terjadinya pembalikan tren sehingga mereka melakukan jual.
Baca Juga: Trading Dengan Memanfaatkan Doji
Namun perlu diketahui, skenario pembalikan setelah Doji tidak selalu terjadi. Harga kadang-kadang justru bergerak melanjutkan tren sebelumnya setelah Doji terkonfirmasi. Untuk itu, candlestick Doji bukanlah pola terbaik untuk menentukan sinyal buy atau sell crypto, namun ia dapat dimanfaatkan untuk melengkapi pembacaan sinyal dari indikator atau metode analisa lain.
Oleh karenanya, penggunaan candlestick Doji untuk trading crypto lebih cocok bagi trader level menengah atau profesional yang lebih berpengalaman dalam menginterpresi sinyal dari pola-pola candlestick.
Selain pola candlestick Doji, ada beberapa pola candle yang dapat Anda pakai untuk trading kripto. Salah satunya adalah pola Bullish Engulfing. Pola Bullish Engulfing ini disinyalir cocok untuk trader kripto pemula. Baca ulasan lengkapnya di artikel "Belajar Candlestick Crypto dengan Pola Bullish Engulfing".