USD/CAD: Area Support di level 1.3600 memegang kunci menjelang PDB kuartal pertama AS, 13 jam lalu, #Forex Teknikal   |   Schnabel, ECB: Bank sentral paling mengkhawatirkan upah dan jasa, 13 jam lalu, #Forex Fundamental   |   XAU/USD turun efek meredanya konflik timur tengah, 13 jam lalu, #Emas Fundamental   |   EUR/USD bergerak lebih tinggi karena data AS mengecewakan, 13 jam lalu, #Forex Fundamental   |   Pound Sterling bergerak lebih tinggi di tengah optimisnya prospek Inggris dan penurunan dolar As, 13 jam lalu, #Forex Fundamental   |   Pertumbuhan Ekonomi akan tetap kuat, meskipun melambat dari kuartal IV, 13 jam lalu, #Forex Fundamental   |   EUR/JPY terus naik di atas level 166.50 di tengah kondisi jenuh beli, 13 jam lalu, #Forex Teknikal   |   PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) membukukan penjualan bersih sebesar Rp10.07 triliun, turun 4.95% YoY, 19 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Top losers LQ45 terdiri dari: PT Mitra Pack Tbk (PTMP) -10%, PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK) -2.16%, PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA) -1.77%, 19 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah di awal perdagangan hari ini, turun 0.33% ke 7,151, 19 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT Menthobi Karyatama Raya Tbk (MKTR) mengungkapkan proyeksi pertumbuhan pendapatan sebesar 51% untuk tahun 2024, 19 jam lalu, #Saham Indonesia

Trend Bisnis Fintech yang Wajib Diketahui

Nandini 30 Nov 2021
Dibaca Normal 14 Menit
bisnis > fintech >   #fintech
Dewasa ini, trend bisnis Fintech mulai marak dijumpai di Indonesia. Apa sajakah jenis bisnis Fintech yang tengah populer? Bagaimanakah prospeknya di masa depan?

DI

Jika kita menengok ke belakang, kehidupan sekarang dengan masa lalu tentu sangat jauh berbeda. Di zaman nenek moyang kita dulu, sebelum ditemukan uang, manusia melakukan sistem jual beli dengan cara menukar barang alias barter.

Ratusan tahun berselang dan akhirnya kita sampai di era revolusi industri 4.0 yang bergantung pada penerapan teknologi digital. Sekarang, siapa sih yang tidak butuh internet? Mulai dari ibu rumah tangga sampai anak sekolah semuanya bergantung pada internet. Terlebih semenjak pandemi virus Corona merebak, jaringan internet menjadi kebutuhan primer bagi semua lapisan masyarakat.

Dengan adanya internet dan pesatnya kemajuan teknologi, lahirlah berbagai inovasi yang memudahkan hidup manusia. Apakah Anda sering mendengar istilah pinjol, dompet digital, platform trading, dan sejenisnya? Mereka adalah bagian dari Fintech yang akan dibahas secara mendalam pada artikel kali ini.

trend bisnis fintech

Apa sih Fintech itu? Apa keuntungannya dibanding transaksi tradisional? Apa manfaat menerapkan Fintech dalam berbisnis? Agar dapat menjawab pertanyaan tersebut, yuk simak penjelasan berikut ini.

Baca Juga: Transaksi Uang Tunai Atau Dompet Digital, Mana Yang Lebih Baik?

 

Apa Itu Fintech?

Fintech merupakan merupakan terobosan baru di dunia keuangan, singkatan dari financial technology atau teknologi finansial.

Menurut penjelasan OJK, Fintech adalah sebuah inovasi industri keuangan yang memanfaatkan penggunaan teknologi. Sementara menurut National Digital Research Center (NDRC), Fintech ialah inovasi bidang keuangan guna memberikan sentuhan teknologi modern dalam bidang jasa keuangan. Dapat disimpulkan bahwa Fintech merupakan gabungan dua unsur, yakni jasa keuangan dengan teknologi.

Dulu, ketika ingin membayar barang atau jasa, kita perlu bertatap muka. Setelah adanya teknologi digital, kegiatan itu bisa dilakukan dalam hitungan detik saja lewat ponsel Anda.

Hadirnya Fintech membuat perubahan gaya hidup di tengah masyarakat. Bagaimana tidak, dengan sekali klik, Anda sudah bisa bertransaksi dengan cepat dan tanpa batas. Bayangkan saja jika tidak ada Fintech, di tengah hujan deras, sementara Anda harus cepat-cepat transfer sejumlah dana ke seseorang. Pasti sungguh merepotkan, bukan?

Kini, Anda tak perlu lagi repot-repot keluar rumah, karena semua kebutuhan sehari-hari sudah tersedia di e-commerce yang bisa diakses lewat ponsel. Mau transfer ke mana pun juga lebih mudah menggunakan aplikasi transfer. Hal ini tentu saja menghemat waktu, tenaga, serta lebih efisien dan ekonomis.

Baca Juga: Aplikasi Transfer Uang Paling Mudah Digunakan

Lalu, bagaimana dengan regulasi Fintech di Indonesia? Apakah aman dan terawasi ketat? Jangan khawatir, Fintech memiliki legalitas di bawah payung hukum,yakni Peraturan BI No. 18/40/PBI/2016 tentang Penyelenggaraan Pemrosesan Transaksi Pembayaran, Peraturan BI No. 18/17/PBI/2016 tentang Uang Elektronik, dan Surat Edaran BI No. 18/22/DKSP perihal Penyelenggaraan Layanan Keuangan Digital.

Teknologi keuangan satu ini jelas telah memberikan dampak positif bagi seluruh lapisan masyarakat, baik para konsumen, produsen barang dan jasa, hingga ke tingkat perekonomian nasional pun ikut terdampak.

Bagi konsumen atau masyarakat:

  1. Layanan yang lebih baik.
  2. Pilihan produk dan jasa lebih banyak sehingga leluasa untuk memilih.
  3. Biasanya harga yang ditawarkan lebih murah dan terdapat diskon.
  4. Praktis dan simpel.
  5. Kemudahan bertransaksi.

Bagi pelaku atau produsen:

  1. Menyederhanakan rantai transaksi.
  2. Biaya operasional dan modal lebih sedikit.
  3. Memperlancar arus informasi.
  4. Mempermudah promosi dan memperluas jangkauan klien

Bagi negara:

  1. Mendorong transmisi kebijakan ekonomi.
  2. Meningkatkan ekonomi masyarakat.
  3. Mempercepat perputaran uang.
  4. Turut mendorong Strategi Keuangan Nasional Inklusif.

 

Keunggulan Bisnis Fintech

Kemajuan teknologi digital memang mengubah cara bertindak dan berpikir masyarakat. Kita semua pasti sudah sama-sama merasakan betapa mudahnya hidup di zaman sekarang dibandingkan sepuluh atau dua puluh tahun silam.

Kehadiran Fintech di Indonesia disambut begitu baik oleh berbagai kalangan. Malahan, teknologi ini tumbuh subur di bumi Indonesia. Sekarang ini, merchant berbondong-bondong mempromosikan cashless payment, yaitu pembayaran tanpa uang kertas.

Untuk itu, mau tak mau masyarakat harus memiliki dompet digital seperti OVO, GoPay, ShopeePay, atau DANA agar bisa membayar jasa maupun barang. Dompet digital, investasi online, pinjaman online, semuanya adalah hasil karya Fintech. Apa alasan Fintech begitu digemari, ya?

 

1. Menjangkau Berbagai Kalangan

Tidak dipungkiri bahwa Fintech mampu menjangkau berbagai kalangan dari yang muda hingga tua, kelas bawah, menengah, dan atas, perusahaan besar, maupun perusahaan mikro seperti UMKM sekalipun. Bahkan, Fintech juga mampu menembus batas-batas kota, sehingga wilayah terpencil pun sudah tersentuh.

Baca juga: Alasan Utama UKM Perlu Menggunakan Mobile Payment

 

2. Sistemnya Fleksibel Dan Mudah

Sekarang ini, semua orang lebih suka melakukan hal-hal praktis. Oleh karena itu, Fintech pun menjawabnya kemudahan transaksi keuangan yang menggantikan sistem konvensional. Fintech bisa dilakukan di mana saja dan kapan saja tanpa pergi ke bank atau lembaga keuangan lainnya.

 

3. Diawasi Oleh OJK

Tumbuh suburnya teknologi keuangan di Indonesia pasti banyak yang memanfaatkan. Tidak sedikit oknum yang tidak bertanggung jawab ikut memanfaatkannya untuk melakukan penipuan. Sebagai pengguna, Anda tak perlu khawatir karena OJK akan terus mengawasi Fintech ilegal yang meresahkan.

Baca juga: 5 Ciri Fintech Bodong Menurut OJK

 

4. Mengurangi Pinjaman Berbunga Tinggi

Tidak semua orang bisa membuka usaha dengan modal yang cukup. Demi bisa membuka bisnis dan menjalankan operasionalnya, mereka rela berhutang. Biasanya, pinjaman konvensional dan sejenisnya akan mematok bunga tinggi sehingga mencekik masyarakat yang kurang mampu membayarnya. Dengan diadopsinya Fintech pada aplikasi P2P Lending misalnya, Anda akan mendapatkan segala informasi mengenai pinjaman tanpa ditutup-tutupi. Bahkan, bunga yang ditawarkan pun lebih rendah.

bunga pinjaman online(Baca Juga: Perbandingan Bunga P2P Lending)

 

5. Mendukung Kebijakan Di Masa Pandemi

Di era pandemi seperti, hadirnya Fintech memegang peranan penting menghentikan penyebaran virus. Hal ini menjadi salah satu faktor makin pesatnya pertumbuhan Fintech di Indonesia. Lantaran pandemi memaksa semua orang membatasi kegiatan dan interaksi, sehingga tak heran jika orang-orang beralih ke Fintech sebagai solusi utama.

 

Teknologi Pendukung Fintech

Setelah membahas pengertian Fintech dan perkembangannya di Indonesia, pastinya Anda penasaran mengenai apa saja inovasi yang mendukung Fintech dan saat ini paling banyak dibicarakan. Berikut adalah beberapa contohnya:

 

1. Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence)

Akhir-akhir ini, AI atau kecerdasan buatan telah menjadi bagian fundamental bagi dunia finansial. Banyak bank sudah memanfaatkan AI untuk memeriksa rekening kas, kredit, investasi, dan lainnya.

Salah satu wujud nyata penggunaan AI bisa Anda temukan pada trend aplikasi Fintech P2P Lending atau yang dikenal dengan sebutan pinjol. Bagi pemberi pinjaman, AI tak hanya bermanfaat melakukan prediksi perilaku calon peminjam, tapi juga menghemat biaya operasional. Pemberi pinjaman alias karyawan pinjol tak perlu repot-repot menyewa kantor, membeli komputer canggih, atau mondar-mandir minta izin. Hanya bermodalkan laptop atau smartphone serta SDM yang tak gagap teknologi, perusahaan pinjol sudah bisa beroperasi.

 

2. Big Data

Big Data dalam keuangan mengacu pada petabyte data terstruktur dan tidak terstruktur yang digunakan oleh industri keuangan untuk memprediksi perilaku konsumen. Sehingga, cara kerja dan fungsinya tidak jauh berbeda dengan AI.

Data terstruktur adalah data yang disimpan untuk memberikan wawasan pengambilan keputusan penting. Di sisi lain, data tidak terstruktur adalah data dari berbagai sumber yang akan terus meningkat.

Tentunya, bank dengan big data ini akan menjadi saingan bank-bank konvensional. Big Data membuat bank mampu memberikan penilaian yang lebih baik dan personal akan kebutuhan konsumen.

 

3. Blockchain

Begitu mendengar istilah blockchain, Anda pasti langsung mengkaitkannya dengan mata uang kripto. Padahal, sistem blockchain tidak hanya berfungsi mempermudah transaksi kripto, tapi juga layanan Fintech seperti pinjaman online dan crowdfunding.

Blockchain dalam Fintech banyak memberikan dampak positif, seperti transaksi aman dan efisien tanpa persyaratan rumit yang biasa dilakukan pihak bank konvensional, kemampuan mencatat detail transaksi (general ledger), dan jaminan kerahasiaan data peminjam dan pemberi pinjaman. Salah satu perusahaan Fintech yang menggunakan blockchain adalah Alumnia.

 

4. Keamanan Data (Data Security)

Belakangan ini, kabar kebocoran data selalu kita temui di berita setiap harinya. Hal itu karena data dan informasi seseorang adalah komoditas untuk melakukan eksploitasi. Sayangnya, cukup banyak masyarakat yang menganggap data pribadi tidak penting. Padahal, data tersebut bisa saja disalahgunakan oleh pihak-pihak tak bertanggung jawab.

Baca juga: Awas, Ini 5 Cara Hacker Mencuri Uang Kripto

Fenomena ini membula peluang baru bagi startup Fintech yang menawarkan jasa cybersecurity untuk mengawasi keamanan siber perusahaan-perusahaan agar terhindar dari peretasan.

 

5. Microservices

Microservices merupakan sebuah layanan yang membantu perusahaan rintisan agar bisa tumbuh dan berkembang pesat. Microservices dalam Fintech akan mengurangi biaya operasional, mengembangkan fitur aplikasi lebih cepat dan ringan, serta memenuhi compliance dan ekspektasi pengguna aplikasi. Perusahaan besar seperti Grab, Gojek, Netflix, Alibaba, dan sebagainya sudah memanfaatkan microservices dalam layanan mereka.

 

Trend Bisnis Startup Fintech Paling Populer Saat Ini

Membuka usaha Fintech memang menjanjikan, apalagi era saat ini menuntut penggunaan teknologi dalam melakukan kegiatan finansial. Buktinya, aktivitas pembayaran, penyimpanan, hingga pinjaman kredit bisa dilakukan secara online lewat aplikasi. Maka tak heran bila bisnis Fintech menjadi sangat menggiurkan.

Baca juga: Mengulik 10 Start Up Keren Garapan Generasi Milenial

Sebelum merintis usaha Fintech, beberapa hal harus dipertimbangkan supaya bisnis berkembang dan tidak berhenti di tengah jalan. Anda sebaiknya menciptakan aplikasi unik sesuai dengan kebutuhan dan tentunya mudah dipahami konsumen. Namun, yang terpenting dari semua itu adalah sistem keamanan canggih agar mampu melindungi data pribadi konsumen.

Bila Anda tertarik terjun ke industri ini, berikut adalah trend bisnis Fintech yang layak dicoba:

 

1. Aplikasi Pinjaman Online

Sudah tak dapat dipungkiri, aplikasi pinjaman online tumbuh menjamur dari hari ke hari. Orang-orang yang kehilangan mata pencahariannya karena pandemi mau tak mau harus beralih ke pinjaman online, karena selain instan, prosesnya pun tidak ribet seperti bank. Orang dengan mudah melakukan pengajuan pinjaman tanpa adanya jaminan. Tenor pinjamannya pun singkat dengan proses pengajuan cepat dan praktis. Akulaku, Kredivo, Kredit Pintar, Tunaiku adalah contoh usaha aplikasi pinjaman online legal.

Meski memudahkan masyarakat, banyak orang malah terjerat pinjaman online bodong tanpa izin resmi. Oleh sebab itu, apabila Anda berencana membuka aplikasi pinjaman online, sebaiknya daftarkan perusahaan agar mendapat perizinan OJK. Jika tidak memiliki landasan hukum resmi, nantinya tak hanya merugikan masyakat tapi juga perusahaan Anda sendiri.

Sebelum merintis pinjaman online, ada baiknya Anda membentuk perusahaan perseroan terbatas terlebih dahulu yang harus berorientasi pada laba. Jangan lupa untuk melakukan pemisahaan aset pribadi dan perusahaan untuk mengantisipasi ketika perusahaan mengalami kerugian.

 

2. Aplikasi Crowdfunding

Istilah crowdfunding sebenarnya sudah ada sejak tahun 1700-an. Crowdfunding awalnya hanyalah suatu usaha memberi pendanaan kepada keluarga miskin untuk membuka usaha tanpa memikirkan pinjaman. Seiring berjalannya waktu, crowdfunding lebih mudah dilakukan dengan menggunakan teknologi digital.

Membuka aplikasi crowdfunding bisa menjadi ide bisnis startup Anda, mengingat teknologi digital kini sudah merambah ke bidang sosial. Aplikasi crowdfunding biasanya menyediakan layanan penggalanangan dana yang akan disalurkan kepada orang yang membutuhkan, seperti korban bencana, korban perang, dan sebagainya.

Dengan aplikasi crowdfunding, kegiatan sosial seperti penggalangan dana akan lebih mudah diakses banyak orang, membutuhkan waktu relatif singkat, jumlah donasi besar, serta dapat menjangkau sasaran luas. Lewat aplikasi crowdfunding, donatur juga tidak perlu memikirkan usaha ataupun jaminan pinjaman. Tertarik merintis usaha crowdfunding? Mulailah dengan membuka setoran terjangkau bagi para donatur.

Baca Juga: Bisnis Peer To Peer Vs Crowdfunding, Mana Yang Menguntungkan?

 

3. Pembayaran Digital

Fenomena ekonomi yang saat ini sedang ramai adalah peralihan pembayaran tunai ke pembayaran non tunai. Namun, pembayaran non tunai sering terkendala bagi seseorang yang tidak memiliki akses bank. Akhirnya, muncul solusi pembayaran non tunai tanpa harus memiliki rekening bank. Layanan ini juga memungkinkan masyarakat untuk lebih untuk membayar tagihan setiap bulannya, seperti pulsa, kartu kredit, token listrik, tagihan air, dan sebagainya.

mobile payment

 

4. Aplikasi Trading Dan Investasi

Dengan semakin meleknya masyarakat akan investasi, aplikasi trading dan investasi pun ikut menjamur. Kesempatan ini bisa Anda pergunakan untuk membuka aplikasi trading dan investasi. Beberapa di antaranya yang sudah populer yaitu investasi reksadana dan saham.

Baca juga: 5 Marketplace Reksadana Yang Cocok Untuk Investor Milenial

Aplikasi trading dan investasi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu berbentuk website dan aplikasi Android/iOS. Aplikasi website dapat diakses menggunakan browser di berbagai perangkan. Sedangkan aplikasi Android hanya perlu instalasi di smartphone.

Langkah pertama saat terjun ke bisnis ini, Anda perlu mempersiapkan biaya pembuatan aplikasi. Tak dapat dipungkiri, pembuatan sebuah aplikasi membutuhkan biaya tidak sedikit. Untuk aplikasi sederhana saja butuh ratusan juta, lho. Semakin rumit aplikasi, tentu biayanya akan semakin membengkak. Jadi ada baiknya, komunikasikan biaya pengeluaran dengan developer aplikasi yang Anda gunakan, ya.

 

5. Peer-2-Peer Payment

Jangan salah, P2P Payment berbeda lho dengan P2P Lending. P2P Payment lebih fokus pada pembayaran atau transfer dana lewat gadget ke rekening yang disambungkan. Contoh produknya adalah Paypal, Venmo, Cash App.

Cara kerja aplikasi ini mirip aplikasi mobile banking yang biasa Anda gunakan, di mana transaksi dana umumnya diverifikasi dalam hitungan detik hingga tiga hari kerja. Beberapa aplikasi mungkin sedikit merepotkan Anda karena butuh verifikasi dan kata sandi demi keamanan.

 

6. Aplikasi Keuangan Pribadi

Sebelum ada layanan Fintech, ingatkah ketika Anda harus antri di bank demi membuat tabungan, rekening, atau melakukan pembayaran? Bagi orang super sibuk, mengantri lama di bank tentu akan menyita waktu produktif.

Untungnya, bank-bank besar kini sudah mulai mengadopsi teknologi digital, sehingga nasabah tak perlu jauh-jauh datang ke bank untuk menyelesaikan urusan keuangannya.

Namun, kemudahan kegiatan perbankan ini menimbulkan sifat boros sehingga muncul masalah pengelolaan keuangan, di mana kegiatan berbelanja jadi tak terkontrol.

Muncullah aplikasi keuangan pribadi sebagai solusi permasalahan pengaturan keuangan yang tak terkendali.

Untuk merintis bisnis ini, Anda harus merancang terlebih dahulu bagaimana aplikasi akan bekerja, layanan seperti apa yang akan diberikan dan keamanan seperti apa yang harus ada di sistem. Misalnya, apakah aplikasi Anda dirancang mencatat pengeluaran harian, bertujuan mengingat tagihan yang harus dibayar, melacak pendapatan pengeluran dan tujuan tabungan, atau mempermudah aktivitas menabung Anda.

Baca juga: 7 Aplikasi yang Bikin Menabung Jadi Lebih Mudah

 

Tawarkan Fitur Aplikasi Fintech

Setiap aplikasi pasti memberikan layanan atau fitur yang memudahkan penggunanya. Selain mempermudah, adanya fitur akan memberikan kesan tersendiri dalam penggunaannya. Nah, trend bisnis Fintech di atas bisa sukses berkat adanya fitur-fitur berikut, sehingga ini bisa menjadi pertimbangan Anda jika ingin mengembangkan bisni Fintech:

  • Quick-scan feature: Fitur layanan pemindaian data cepat.
  • Custom notification: Fitur ini memudahkan Anda mengatur notifikasi sesuai keinginan. Artinya, setiap pengguna memiliki notifikasi berbeda berdasarkan pengaturannya masing-masing.
  • Cashback: Siapa tidak suka cashback? Cashback adalah pengembalian sejumlah dana setelah melakukan suatu transaksi. Biasanya, fitur ini dimanfaatkan untuk memberikan bonus karena pelanggan telah menggunakan aplikasi Anda.
  • Bots Asisten: Fitur ini bisa berupa chat atau virtual assistant, dan biasa ditemukan dalam bentuk pop-up chat.
  • Layanan Pihak Ketiga: Pihak ketiga didefinisikan sebagai orang atau perusahaan eksternal yang menyediakan layanan atau teknologi tambahan yang digunakan klien.

 

Tertarik Mengikuti Trend Bisnis Fintech?

Inovasi keuangan akan selalu ada seiring perkembangan teknologi, mengingat tuntutan masyarakat yang selalu ingin hidup serba praktis juga semakin tinggi. Di masa depan, diperkirakan industri perbankan bakal terancam lantaran semua sudah bisa teratasi lewat Fintech.

Melihat banyaknya manfaat yang dirasakan dan tingginya minat masyarakat, ada 5 tips yang tidak boleh Anda abaikan jika berencana memulai bisnis Fintech: fokus pada layanan pelanggan, bangun kultur kerja yang baik, cari mitra dan investor terpercaya, pastikan arus kas lancar, dan berinvestasilah pada teknologi yang mendukung.

 

Suburnya pertumbuhan bisnis Fintech membuat saham perusahaan-perusahaan Fintech jadi incaran para investor. Temukan cara menganalisa dan investasi di saham Fintech di sini.

Terkait Lainnya
Kategori Terkait
 
USD/CAD: Area Support di level 1.3600 memegang kunci menjelang PDB kuartal pertama AS, 13 jam lalu, #Forex Teknikal

Schnabel, ECB: Bank sentral paling mengkhawatirkan upah dan jasa, 13 jam lalu, #Forex Fundamental

XAU/USD turun efek meredanya konflik timur tengah, 13 jam lalu, #Emas Fundamental

EUR/USD bergerak lebih tinggi karena data AS mengecewakan, 13 jam lalu, #Forex Fundamental

Pound Sterling bergerak lebih tinggi di tengah optimisnya prospek Inggris dan penurunan dolar As, 13 jam lalu, #Forex Fundamental

Pertumbuhan Ekonomi akan tetap kuat, meskipun melambat dari kuartal IV, 13 jam lalu, #Forex Fundamental

EUR/JPY terus naik di atas level 166.50 di tengah kondisi jenuh beli, 13 jam lalu, #Forex Teknikal

PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) membukukan penjualan bersih sebesar Rp10.07 triliun, turun 4.95% YoY, 19 jam lalu, #Saham Indonesia

Top losers LQ45 terdiri dari: PT Mitra Pack Tbk (PTMP) -10%, PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK) -2.16%, PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA) -1.77%, 19 jam lalu, #Saham Indonesia

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah di awal perdagangan hari ini, turun 0.33% ke 7,151, 19 jam lalu, #Saham Indonesia

PT Menthobi Karyatama Raya Tbk (MKTR) mengungkapkan proyeksi pertumbuhan pendapatan sebesar 51% untuk tahun 2024, 19 jam lalu, #Saham Indonesia


Komentar @inbizia

Kenapa harus merasa terancam hanya karena status atau istilah ITSK (Fintech) yang akan disematkan ke kripto? Lha padahal kalau kripto mau difungsikan sebagai alat pembayaran sah, istilah semacam itu kan wajar. Belum lagi kalau nanti e-Rupiah mau dibikin pakai teknologi blockchain yang sama kayak kripto. Jadi, kenapa harus diributkan?

 Lidia |  7 Nov 2022
Halaman: Status Kripto Terancam Aspakrindo Ruu Psk Wajib Dikawal

Trading Central setau gw itu adalah penyedia layanan analisis teknikal. Jadi Trading Central adalah perusahaan Fintech jasa trading yang memang menyediakan jasa layanan teknikal dan fundamental pasar.

Mengenai keakuratan, Trading Central setau gw lebih terjamin karena memang memakai analisa para ahli didalam perusahaan serta dukungan software mereka. udah banyak broker yang bekerja sama dengan mereka lho.

Itu pendapat gw ya, bisa aja berbeda dengan trader lainnya mengenai keakuratan trading central.

 Yudha |  10 Jan 2023
Halaman: Perbandingan Akun Standard Monex Dan Gkinvest

Pluang itu adalah aplikasi FIntech dan Aplikasi tidak mendapatkan izin dari baik dari Bappebti maupun OJK. Tetapi, perusahaan perusahaan investasi yang mengembangkan Pluang ini mendapatkan Izin dari Bappebti maupun OJK. Bila anda melihat di website Pluang pada bagian paling bawah website maka akan ada beberapa perusahaan dengan izinnya. Perusahaan itu diantaranya :

  • PT PG Berjangka yang sudah terlisensi oleh Bappebti dimana semua transaksi yang berkaitan dengan Index Futures, Micro E mini dan Saham Amerika sudah ada izin dan legal.
  • Kemudian Perusahaan PT Pluang Emas Sejahtera sudah mendapatkan izin sebagai pedagang Emas oleh Bappebti .
  • PT Bumi Santosa Cemerlang juga terdaftar di Bappebti sebagai pedagang fisik aset kripto.
  • Serta PT Saranaa Santosa Sejati dengan produk reksadana sudah diawasi dan terijin oleh OJK

Nah bila kita misalkan berinvestasi di Pluang, misahnya saham AS, maka sebenarnya kita ga berinvestasi di Pluang tetapi di PT PG Berjangka dengan dijembatani oleh Pluang

 Wilson |  27 Jan 2023
Halaman: Maxco Vs Pluang Mana Yang Terbaik Untuk Trading Saham

Yudha: Trading Central itu perusahaan jasa Fintech yang menawarkan fitur analisis trading. Dikarenakan perusahaan, maka untuk mendapatkan Trading Central, anda harus membayar. Dan bila broker menyediakan Trading Central difiturnya maka dengan kata lain, broker membayar mereka.

Cakupan dari trading central itu meliputi bukan hanya analisis teknikal saja tetapi dari analisis fundamental, berita/sentimen pasar, analisis ekonomi, hingga penelitian ahli yang digabungkan dalam satu produk yang bernama Trading Central.

Sedangkan Autochartist adalah fitur premium yang juga perlu dibeli, yang dikhususkan untuk menganalisa chart, dan membantu trader menemukan pola chart yang bahkan trader sendiri belum menemukan. Bagi aku, autochartist seperti fitur analisa teknikal khusus chart saja.

 Lenny |  7 Feb 2023
Halaman: Daftar Broker Lokal Penyedia Sinyal Trading Central

Thomas: Halo bantu jawab ya. Untuk tools yg ditawarkan MIFX sbnrnya cukup beragam apalagi krna menggunakan Metatrader 4 shgga fitur tools yg di MIFX sangat2 lengkap, dan salahsatunya adalah fitur Autocharist dan jga Trading Central.

Nah, dluar fitur di metatrader, MIFX menawarkan trading sinyal yg jga bersumber dari kedua fintech tsb ditambah dngn signal centre jga. SElain itu MIFX terutama di MIFX Mobile itu menawarkan pandangan pasar yg lumayan dlam dngn fitur top mover dan jga top volume yg bsa ngeliat pergrakan aset pling besar hr ini dimana serta volume aset yg paling bnyk ditransakiskan di MIFX jga diperlihatkan disitu.

Nah tools2 tsb bsa didapatkan di MIFX mobile, utk lbh jelasnya kta bsa ngebaca di artikle ini ya : MIFX Mobile: Trading Anti Ribet Dalam Genggaman.

 Joseph |  28 May 2023
Halaman: Trading Anda Bermasalah Di Mifx Ikuti Panduan Ini

Moon maaf nihh, sekedar bertanya aja. Dikatakan diartikel bahwa aplikasi trading HSB itu dikembangkan oleh perusahaan Fintech terkemuka. Nah, bukankah ada aplikasi trading misalkan sprti Metatrader yg dikembangkan ama si metaquotes. Nha utk HSB sndiri bisa dikasih tau ga aplikasi trading yg dikemabngkan ama Finetech tsb?

Kmudian mengenai HSB sndiri bila mana broker memiliki fitur2 kyk misalkan traidng platform ato misalkan ada beberpa fitur promosi gitu apakah ada pengawasan dari BAPPEBTI itu sndiri? Dan apakah trading platform yg dimaksudkan di HSB ini terbukti aman? dalam arti, klu pengmbangan aplikasi oleh broker sndiri ato fintech sndiri kan terkadang kita jga takut bakalan apabila broker melakukan kecurangan gitu

 Andre |  9 Jun 2023
Halaman: Review Broker Hsb
Suku Bunga Kredit
BANK Korporasi Ritel KPR
BRI 8.00% 8.25% 7.25%
BNI 8.05% 8.30% 7.30%
BCA 7.90% 8.10% 7.20%
Mandiri 8.05% 8.30% 7.30%
BTN 8.05% 8.30% 7.30%
OCBC NISP 8.25% 8.75% 8.00%
BTPN 7.64% 10.36% -
Danamon 8.50% 9.00% 8.00%
CIMB Niaga 8.00% 8.75% 7.30%
HSBC Indonesia 7.00% 8.75% 8.00%
Lihat Bank Lain

Kirim Komentar Baru