Geopolitik sekali lagi menjadi pusat perhatian, karena penjualan ritel Inggris loyo, 16 jam lalu, #Forex Fundamental   |   USD/JPY bertahan saat Iran tidak berencana melakukan pembalasan langsung terhadap serangan udara Israel, 16 jam lalu, #Forex Fundamental   |   Forex hari ini: Investor mencari perlindungan di tengah laporan Israel menyerang Iran, 17 jam lalu, #Forex Fundamental   |   Penjualan ritel Inggris mencetak 0% MoM di bulan Maret versus 0.3% yang diharapkan, 17 jam lalu, #Forex Fundamental   |   Saham-saham top losers lQ45: PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) -3.85%, PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) -3.36%, PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) -2.77%, 22 jam lalu, #Saham Indonesia   |   IHSG dibuka terkoreksi mengekor bursa regional pada Jumat (19/April), turun 0.91% ke level 7,101, 22 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT Royaltama Mulia Kontraktorindo Tbk. (RMKO) mencatatkan peningkatan pendapatan usaha sebesar 47.4% YoY, mencapai Rp272.4 miliar, 22 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Laba bersih PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) turun di kuartal I/2024, membukukan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 6.05 triliun per Maret 2024. , 22 jam lalu, #Saham Indonesia

Utang Produktif Dan Konsumtif, Apa Bedanya?

Wahyudi 25 Nov 2019
Dibaca Normal 4 Menit
bisnis > kredit >   #utang
Dalam terminologi keuangan, utang dibedakan menjadi utang produktif dan utang konsumtif. Ketahui perbedaannya agar lebih baik mengatur keuangan.

Banyak orang beranggapan bahwa cara mengatur uang yang paling baik adalah dengan menghindari utang. Hindari utang sejauh mungkin agar hidup Anda tenang. Anggapan itu sebenarnya tidak salah. Namun perlu kita ingat, banyak hal yang susah dibeli bila tidak lewat utang atau kredit. Misalnya rumah atau mobil.

Dalam terminologi keuangan, utang dibedakan menjadi dua yakni utang produktif dan utang konsumtif. Utang produktif adalah pinjaman untuk mendapatkan barang-barang yang nilainya bisa bertambah atau membantu produktivitas kita. Contoh utang yang tergolong produktif misalnya, utang untuk membeli laptop yang digunakan untuk bekerja. Contoh lain, utang untuk membeli properti untuk kemudian disewakan.

Beda utang produktif dan utang konsumtif

Sementara utang konsumtif adalah pinjaman untuk membeli barang-barang yang nilainya akan turun alias terdepresiasi. Utang jenis ini yang harus dihindari. Ingin tahu lebih jauh perbedaan utang produktif dan konsumtif? Simak penjelasan berikut.

 

Utang Produktif adalah Utang yang Baik

Utang produktif bekerja layaknya pepatah lama, "dibutuhkan uang untuk menghasilkan uang." Jika utang yang Anda ambil membantu Anda menghasilkan pendapatan dan meningkatkan kekayaan bersih Anda, utang itu bisa termasuk kategori utang produktif. Dengan begitu bisa dibilang utang produktif adalah utang yang baik.

Satu hal penting yang patut diperhatikan terkait utang produktif adalah peningkatan jumlah aset. Setelah mengambil utang, aset Anda seharusnya bertambah atau mendukung pertumbuhan bisnis Anda. Contoh gampangnya adalah ketika Anda membeli properti untuk dijadikan kantor. Selain harga properti selalu naik, adanya kantor baru juga mendorong usaha untuk bertumbuh.

Membeli rumah termasuk utang produktif

Contoh lain adalah utang untuk membayar biaya pendidikan. Umumnya, pendidikan akan memberi seseorang peluang untuk memperlancar karir. Semakin bagus kualitas pendidikan kita, semakin besar pula peluang untuk mendapat pekerjaan dengan gaji yang tinggi. Dengan begitu, utang untuk biaya pendidikan akan membantu Anda menambah aset sehingga bisa digolongkan sebagai utang produktif.

 

Sebaliknya, Utang Konsumtif adalah Utang yang Buruk

Bila utang produktif membuka peluang untuk menambah aset, utang konsumtif bekerja sebaliknya. Suatu kredit dikatakan utang konsumtif bila nilai barang itu terdepresiasi. Jadi bisa disimpulkan bahwa utang konsumtif adalah utang yang buruk.

Contoh paling gampang dari utang konsumtif adalah utang kartu kredit untuk membeli baju. Bila baju itu dipakai untuk bekerja, masih bisa dibenarkan, karena mendukung aktivitas Anda untuk menambah aset. Namun bila baju yang Anda beli adalah pakaian untuk hang out, membayarnya dengan kartu kredit, artinya termasuk utang konsumtif.

 

Cara Bijak Mengurangi Utang Konsumtif

Tentu tak ada orang yang ingin terjerat ke dalam utang konsumtif. Apalagi jika untuk membayar utang ini, Anda harus menggunakan porsi besar dari penghasilan Anda tiap bulan. Berbeda dengan orang yang punya utang produktif, mereka punya penghasilan tambahan untuk membayar angsuran utang yang tersisa.

Sebenarnya sah-sah saja memiliki utang konsumtif. Membatasi utang konsumtif bukan berarti Anda tidak boleh berbelanja dengan kartu kredit. Hanya saja, hitung lagi, apakah belanjaan Anda sudah masuk anggaran bulan ini? Apakah tagihan utang Anda tidak lebih dari 30 persen penghasilan bulanan? Yang perlu Anda ingat, selalu bayar lunas tagihan kartu kredit bulanan Anda agar tidak terjerat bunga utang.

Cara menghindari utang konsumtif

Nah, sekarang Anda sudah mengerti perbedaan antara utang konsumtif dan utang kredit. Bijaklah mengambil utang produktif dan utang konsumtif dengan menimbang antara kebutuhan dan keinginan. Hanya Anda yang mampu mengukur skala prioritas pengeluaran Anda pendapatan, itu akan berubah menjadi sesuatu yang produktif.

  • Menghindari Tanda Bahaya Keuangan
  • Berbicara soal utang, tentu tak lepas dari manajemen keuangan. Jika tanda berikut ini Anda temukan dalam keseharian Anda mengatur keuangan, artinya Anda berada dalam fase bahaya keuangan. Berikut di antaranya:
  • Pembayaran tagihan sering terlambat
  • Tidak tahu jumlah persis utang saat ini
  • Total utang terus meningkat dari tahun ke tahun
  • Kurangnya perencanaan dan penetapan tujuan jangka pendek dan panjang
  • Sering menggunakan berbagai macam kredit untuk mempertahankan gaya hidup
  • Kredit dianggap sebagai uang tambahan, bukan utang
  • Tidak mampu mengatakan "TIDAK" kepada permintaan pasangan, anak-anak, dan orang lain
  • Komunikasi yang buruk dengan anggota keluarga tentang masalah keuangan
  • Menambah utang baru untuk membayar utang lama (konsolidasi)
  • Penghasilan tidak teratur; pengurangan pendapatan
  • Pembelian impulsif dan tidak direncanakan
  • Tidak ada penyisihan atau dana darurat pengeluaran tidak teratur seperti liburan, asuransi, perbaikan aset yang rusak, perawatan rumah, hadiah liburan, biaya pengobatan dan sebagainya.

Jika ada tanda-tanda bahaya tersebut di atas hadir dalam situasi finansial Anda, mintalah saran dari seseorang yang telah berpengalaman untuk membantu menyelesaikannya. Tak ada salahnya untuk meminta bantuan professional seperti financial advisor untuk menghentikan kebiasaan Anda dalam berhutang dan memperbaiki manajemen keuangan.

Terkait Lainnya
 
Geopolitik sekali lagi menjadi pusat perhatian, karena penjualan ritel Inggris loyo, 16 jam lalu, #Forex Fundamental

USD/JPY bertahan saat Iran tidak berencana melakukan pembalasan langsung terhadap serangan udara Israel, 16 jam lalu, #Forex Fundamental

Forex hari ini: Investor mencari perlindungan di tengah laporan Israel menyerang Iran, 17 jam lalu, #Forex Fundamental

Penjualan ritel Inggris mencetak 0% MoM di bulan Maret versus 0.3% yang diharapkan, 17 jam lalu, #Forex Fundamental

Saham-saham top losers lQ45: PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) -3.85%, PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) -3.36%, PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) -2.77%, 22 jam lalu, #Saham Indonesia

IHSG dibuka terkoreksi mengekor bursa regional pada Jumat (19/April), turun 0.91% ke level 7,101, 22 jam lalu, #Saham Indonesia

PT Royaltama Mulia Kontraktorindo Tbk. (RMKO) mencatatkan peningkatan pendapatan usaha sebesar 47.4% YoY, mencapai Rp272.4 miliar, 22 jam lalu, #Saham Indonesia

Laba bersih PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) turun di kuartal I/2024, membukukan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 6.05 triliun per Maret 2024. , 22 jam lalu, #Saham Indonesia


Komentar @inbizia

Ketika bicara soal memilih leverage, menurutku itu tergantung pada kebutuhan masing-masing trader. Aku sendiri masih pemula, dan saat ini aku menggunakan leverage sebesar 1:500. Menurutku, semakin tinggi leverage-nya, semakin nyaman, karena tidak banyak modal yang terikis untuk margin, dan margin level-nya juga jadi besar. Prinsipku dalam trading adalah tidak menggunakan lebih dari 2% dari total saldo sebagai margin, dan aku selalu menjaga margin level di sekitar 30.000%, jauh dari risiko margin call.

Apa yang perlu aku sampaikan di sini adalah bahwa leverage bukanlah semacam hutang. Leverage meningkatkan modal secara proporsional. Misalnya, jika kita trading dengan leverage 1:100, maka kita bisa bertransaksi seolah-olah memiliki modal 10 ribu dolar, meskipun laba dan rugi yang kita alami juga akan disesuaikan dengan rasio 1:100 itu. Jadi, jika kita mendapatkan keuntungan sebesar 100 dolar dalam trading, maka yang bisa kita ambil pulang hanyalah 1 dolar (karena sesuai dengan rasio 1:100).

Leverage diungkapkan dalam bentuk rasio perbandingan, seperti 1:1, 1:100, 1:500, dan lain sebagainya. Artinya, jika kita memiliki dana sebesar $100 dengan leverage 1:100, maka $100 itu memiliki kekuatan setara dengan $10.000. Jika menggunakan leverage 1:500, maka $100 tersebut bisa melakukan transaksi setara dengan $50.000 atau 500 kali lipat lebih besar dari jumlah dana yang kita miliki.

Baca Juga: Trader Berpengalaman Pakai Leverage Kecil?

 Diyan |  20 Aug 2023
Halaman: Perbandingan Aplikasi Trading Maxco Vs Dcfx

Kalau bicara soal pilihan leverage, menurutku tergantung dari kebutuhan masing-masing trader. Aku masih pemula, saat ini aku menggunakan leverage 1:500. Menurutku, semakin tinggi leverage, semakin nyaman, karena saldo tak tergerus banyak untuk margin, dan margin level juga besar. Aturan pribadiku adalah hanya menggunakan margin kurang dari 2% dari total saldo saat trading, dan menjaga margin level di sekitar 30.000%, jauh dari risiko Margin Call.

Harus diingat, bahwa MEKANISME LEVERAGE bukanlah MEKANISME HUTANG. Leverage hanya meningkatkan modal dengan proporsional. Misalnya, jika kita trading dengan leverage 1:100, maka modal $100 kita seakan-akan menjadi $10.000. Namun, keuntungan atau kerugian yang kita dapatkan juga akan disesuaikan dengan rasio 1:100 itu. Jadi, jika kita mendapatkan keuntungan $100 saat trading, yang bisa kita ambil pulang hanya $1 (karena disesuaikan dengan rasio 1:100).

Leverage dinyatakan dalam bentuk rasio, seperti 1:50, 1:100, 1:500, dan seterusnya. Artinya, jika kita memiliki $100 dengan leverage 1:100, maka $100 tersebut memiliki kekuatan setara $10.000. Dengan leverage 1:500, $100 kita bisa melakukan transaksi hingga $50.000 atau 500 kali lipat lebih besar dari jumlah modal awal kita.

Baca Juga: Apa Itu Leverage Dalam Trading Forex?

 Saito |  10 Aug 2023
Halaman: Meninjau Perbandingan Akun Standard Hfx Vs Gkinvest

Kalo masalah memilih leverage yang tinggi atau yang rendah, menurut ku tergantung kebutuhan trader masing masing. saya pemula, saat ini saya pake leverage 1:500. menurut saya leverage makin tinggi makin enak, karena balance tidak tergerus banyak untuk kebutuhan margin, dan margin level juga jadi besar banget. aturan saya setiap trading total margin yang kepake tidak lebih dari 2% dari total balance. dan menjaga margin level saya di kisaran 30.000% jadi jauh dari MC.

Ada yang perlu saya tekankan disini kalo MEKANISME LEVERAGE BUKAN MEKANISME HUTANG. Leverage itu kan meningkatkan modal secara proposional.

Contoh: Ketika trading dengan leverage 1:100, maka kamu yang punya modal 100 dolar saja bisa trading seolah-olah punya modal 10 ribu dolar. Tapi hasil laba dan rugi kamu juga akan disesuaikan dengan rasio 1:100 tadi. Umpama kamu dapat untung 100 dolar saat trading, maka realisasinya nanti kamu cuma bisa bawa pulang keuntungan 1 dolar (karena disesuaikan dengan rasio 1:100).

Kesimpulannya, kalau ada dana $100 di leverage 1:100 maka $100 tersebut memiliki kekuatan setara $10.000. Jika leverage 1:500, maka dana $100 tadi memiliki kemampuan untuk melakukan transaksi setara $50.000 atau 500x lipat lebih besar dari nominal dana itu sendiri.

Baca Juga: Cara Memilih Leverage Bagi Trader Pemula

 Victory |  21 Aug 2023
Halaman: Cara Jitu Trading Dengan Modal Kecil Ala Didimax

Pagi mimin, artikelnya cukup menarik dan nambah2 informasi terkait investasi syariah yg emang gw sndiri blm tau banyak. gw emang agak tertrik sih dg investasi sukuk ritel negara atau surat utang negara. Nah yg gw mau tanyakan gmna caranya klo gw mo investasi sukuk ritel? apakah bs langsung dtg ke bank syariah atau gimna?

trus gw jg pengen tau nih cara penghitungan keuntungan klo gw mo investasi sukuk ritel dg dana investasi sbesar 10 juta, dan berapa lama jangka waktunya klo gw investasi ke sukuk ritel ini? soalnya gw sndiri blm tau bnyk nih ttg pnghitungan investasi sukuk ritel. Mksh bnyk sblnya.

 Syifa |  5 Sep 2023
Halaman: Investasi Syariah Dengan Budget Murah Apa Sajakah

Halo selamat pagi gan, aku mau nanya, terkait Fitur Negative Balance Protection. seperti yang kita ketahui, setiap pasar forex itu memiliki volalitas, dan itu tidak bisa diprediksi kan. saya kurang yakin jika suatu broker tidak memiliki perlindungan ini. Bagaiamana jika terjadi volalitas yang tiba tiba yang menyebabkan saldo akun aku menjadi negatif? Apakah gara gara hal tersebut saya harus memiliki hutang ke broker hanya karena broker tidak memfasilitasi kami dengan Fitur Negative Balance Protection? Tolong penjelasannya gan, karena hal ini membuat saya khawatir akan keamanan dana saya di kedua broker ini.

 Damian |  14 Sep 2023
Halaman: Tips Memilih Finex Vs Asiapro Untuk Day Trading

Menurut aku, fitur negative balance protection itu diciptakan guna melindungi akun nasabah ketika di pasar sedang terjadi volalitas tinggi dan dinilai akan membahayakan pelanggan atau klien. Fitur ini dapat memastikan bahwa ketika perdagangan berada pada posisi kalah maka tidak akan berakhir pada sado negatif. Perlindungan saldo negatif ini juga akan membantu dalam pengelolaan volalitas dan memanfaatkan perdagangan pada volume tinggi tanpa khawatir terlilit hutang.

Namun, kita tidak bisa mengatakan broker tersebut tidak aman hanya karena tidak menawarkan fitur itu. memang, Dilema juga ya kalau terjadi situasi pasar dengan tingkat volatilitas tinggi. Dimana serba salah juga sih bagi broker, kalau tidak memberikan perlindungan saldo negatif broker ya bisa dibilang cuannya dikit. Kalau tidak diberikan broker yang kena minusnya. Kemana lagi mau tagih uangnya sedangkan tradernya aja rasanya sih dah tekor banget. Apalagi kalau tingkat fluktuatif tinggi, stop loss juga ga berfungsi dengan semestinya.

Tapi kurasa kita ga perlu sih pusingin hal-hal yang aku sebutin diatas. Asalkan kita bisa mengetahui risk kita, ga serakah, trading sesuai kemampuan modal dan leverage diusahakan ga tinggi. Mungkin kita bisa terhindar dari resiko saldo negatif dan tentunya kita pilih broker yang ada jaminan anti saldo negatif supaya ya kita gak terjebak dengan utang.

 Daniel |  15 Sep 2023
Halaman: Tips Memilih Finex Vs Asiapro Untuk Day Trading

Kirim Komentar Baru