Kerap mengalami kerugian saat trading kripto? Waspadai aktivitas Stop Hunting yang biasanya dilakukan para Whale kripto untuk menjebak trader.
Dalam dunia kripto, istilah Whale mungkin kerap kali diperbincangkan. Whale sebenarnya adalah sebutan untuk trader yang memegang aset kripto dalam jumlah besar. Dengan kata lain, segala aktivitas Whale di pasar kripto umumnya dapat mempengaruhi harga koin secara signifikan.
Dengan kemampuan tersebut, Whale dianggap kerap mempermainkan harga pasar dengan cara Pump and Dump atau membeli aset kripto di saat harga rendah dan menjualnya di harga tinggi. Selain itu, ada cara lain yang juga biasa digunakan oleh Whale kripto dalam mempermainkan harga pasar, yaitu dengan cara Stop Hunting.
Nah, pada pembahasan kali ini, penulis akan membahas seluk-beluk Stop Hunting kripto beserta cara menghindarinya.
DI
|
Daftar Isi |
Apa Itu Stop Hunting Kripto?
Secara definisi, Stop Hunting adalah cara Whale kripto mempermainkan harga dengan tujuan memaksa trader-trader ritel kecil segera keluar dari posisi mereka. Lazimnya, para Whale akan mendorong harga sampai ke area-area yang biasanya digunakan para trader ritel kecil untuk memasang stop loss. Setelahnya, harga kemudian akan didorong ke arah yang berlawanan dengan stop loss tersebut.
Whale kripto biasanya melakukan pembelian (Buy) atau penjualan (Sell) aset kripto dalam jumlah besar dalam rentang waktu singkat. Perubahan drastis seperti itu tentu saja dapat menyebabkan volatilitas yang cukup besar di pasar sehingga membuat sebagian besar area stop loss trader ritel terpicu.
Metode ini sangat efektif bila dilakukan di pasar leverage, di mana trader dapat melakukan trading dengan dana pinjaman. Selama melakukan metode ini, biasanya trader dengan leverage akan melakukan likuidasi.
Baca Juga: Indodax Listing ETHBEAR, Peluang Trading Kripto dengan Leverage
Bagaimana Whale Melakukan Skema Stop Hunting Kripto?
Sama halnya dengan trader ritel, Whale juga biasanya akan memperhatikan level-level penting sebelum melakukan Stop Hunting kripto. Lazimnya, Whale akan mengamati level-level Support Resistance yang cenderung digunakan oleh para trader ritel sebagai acuan dalam membuka posisi ataupun memasang stop loss.
Whale kripto biasanya juga akan mengamati daftar order book untuk mengamati posisi trader ritel. Kemudian, pada saat harga bergerak mendekati level yang menjadi incaran stop loss para trader ritel, Whale mulai melancarkan aksinya dengan membeli ataupun menjual aset dalam skala besar secara short-term, sehingga memicu fluktuasi pergerakan ke area stop loss trader ritel.
Untuk lebih jelasnya silahkah lihat contoh gambar di bawah ini.
Apakah Stop Hunting Kripto Ilegal?
Dengan kekuatan modal yang besar, para Whale kripto memang dapat menggerakkan harga seperti yang mereka inginkan. Tentu hal ini merupakan bentuk manipulasi pasar yang sangat merugikan, khususnya untuk para trader ritel.
Namun yang menjadi pertanyaan adalah, apakah aktivitas Stop Hunting kripto ini termasuk ilegal sehingga pelakunya akan mendapat sanksi hukum? Sayangnya, hingga saat ini belum ada kepastian hukum perihal aktivitas Stop Hunting di pasar kripto. Sulitnya mencari bukti serta oknum-oknum dibalik Whale kripto menjadi salah satu kendala untuk membuktikannya. Apalagi, pasar kripto sendiri merupakan pasar yang sangat bebas sehingga siapapun bisa masuk untuk trading.
Yang bisa dipastikan dari sini adalah Stop Hunting kripto adalah cara yang tidak etis karena mengakibatkan banyak orang mengalami kerugian. Namun mirisnya, masih banyak Whale kripto yang masih menerapkan cara ini sampai sekarang untuk memanipulasi pasar dan meraup keuntungan sebesar mungkin.
Baca Juga: 5 Kasus Penipuan Kripto Terbesar
Tips-Tips Menghindari Stop Hunting Kripto
Berikut adalah beberapa tips penting yang perlu diketahui trader kripto guna menghindari jebakan Stop Hunting yang dilakukan oleh para Whale kripto, antara lain:
1. Jangan Memasang Stop Loss Terlalu Sempit
Stop loss memang dianggap krusial bagi trader kripto yang bertujuan untuk membatasi kerugian. Namun, memasang stop loss terlalu sempit juga sangat berisiko membuat trader terjebak dalam permainan para Whale kripto. Lazimnya, Whale kripto akan mengincar level-level penting yang sudah umum dan mencoba menciptakan dorongan harga yang mengakibatkan False Breakout untuk memicu stop loss. Pada saat stop loss sudah terpicu, artinya trader sudah keluar dari posisinya. Padahal, harga kemudian bergerak kembali ke arah yang menguntungkan tidak lama setelahnya.
Untuk menghindari hal tersebut, gunakan stop loss yang cukup lebar untuk mengantisipasi False Breakout. Selain itu, hindari juga menempatkan stop loss tepat di level-level kunci yang umum (level psikologis, Pivot Point, Fibonacci, level high atau low, dsb.). Pada dasarnya, level-level tersebut memang incaran para Whale Kripto.
2. Gunakan Exchange Kripto yang Jelas
Manipulasi harga pada chart tidak hanya dilakukan oleh para Whale kripto, melainkan juga bisa dilakukan oleh exchange kripto yang curang. Biasanya, exchange kripto seperti itu tidak memiliki regulasi yang jelas dan memberikan iming-iming bonus ataupun lainnya yang sangat tidak masuk akal.
Excahange kripto yang curang tentu juga memiliki data stop loss para kliennya. Hal ini memungkinkan mereka memanipulasi chart hingga menyentuh area stop loss tersebut untuk mengeluarkan trader dari posisinya. Selain itu, exchange kripto curang juga akan memiliki chart yang jauh berbeda dengan yang ada di exchange lainnya. Untuk meminilsir kejadian tersebut, alangkah baiknya jika trader selalu menggunakan exchange kripto yang sudah teregulasi dengan jelas.
Baca Juga: 5 Risiko Trading di Exchanger Kripto Tidak Berizin
3. Trading pada Aset Kripto yang Sudah Jelas
Saat ini, jumlah koin kripto yang beredar sangat banyak. Namun, ada beberapa diantaranya yang juga perlu diwaspadai. Untuk pemula, sangat direkomendasikan trading pada aset kripto yang memiliki fundamental serta market cap besar seperti: Bitcoin, Etehreum, BNB, dll guna meminimalisir terjebak dalam Stop Hunting kripto.
Akan sangat kurang bijak bila pemula langsung trading pada koin-koin micin yang memang memiliki volatilitas ekstrem serta jumlah market cap kecil. Meski menawarkan keuntungan tinggi, koin micin juga sangat mudah dimanipulasi oleh Whale kripto.
4. Konfirmasi False Break dengan Bantuan Analisa Teknikal
Salah satu pertanda aktivitas manipulasi oleh Whale kripto adalah munculnya False Break pada level-level penting, seperti level Support Resistance, Supply Demand, psikologis, dll. Tujuan dari False Break ini adalah untuk memicu order-order stop loss yang dipasang di area penting.
Untuk itu, trader perlu mewaspadai False Break dengan menunggu konfirmasi lebih lanjut. Jangan terburu-buru mengambil keputusan saat sinyal price action menunjukkan ketidakpastian pasar. Selain itu, trader juga bisa menggunakan lebih dari satu indikator teknikal guna mendapatkan konfirmasi lebih valid. Gegabah saat mengambil keputusan akan membuat Whale kripto semakin mudah menjebak trader.
Stop Hunting kripto memang menjadi salah satu cara licik yang digunakan oleh para Whale untuk menipu para trader ritel. Selain itu, investor kripto pemula juga perlu mewaspadai skema Rug Pull yang tak kalah mengerikannya.