@Thia, mungkin yang dimaksud kebingungan dan rentan salah paham dalam artikel di atas adalah, penggunaan Self-Custody cukup rumit terutama bagi para pemula. Karena Self-Custody ibarat Anda menyimpan uang tunai di dalam dompet.
Sehingga ketika Anda hendak bertransaksi, Anda harus repot menghitung dan mengeluarkan uang tersebut dari dalam dompet kemudian baru bisa melakukan transaksi, tapi tanpa ada potongan biaya apa pun.
Sedangkan dalam cara penyimpanan custody, Anda seperti menggunakan m-banking atau internet banking. Karena Anda sudah mempercayakan aset kripto kepada pihak ketiga atau busa pertukaran terpusat (CEX).
Sehingga Anda tinggal pencet saja ketika hendak bertransaksi, tapi Anda harus rela sebagian aset dipotong untuk berbagai biaya seperti biaya penyimpanan dan biaya per transaksi.
Dengan berbagai kerumitan yang ada dalam Self-Custody, mungkin aset Anda lebih aman, tapi ketika terjadi penipuan dan pencurian data, dompet yang Anda gunakan bisa kebobolan. Dan hal itu menjadi tanggung jawab penuh diri Anda sendiri, Anda tidak bisa menyalahkan siapa pun, dan hal itu menjadi rentan kesalahpahaman bagi para pemula.
Itu saja penjelasan dari saya, mungkin penulis bisa menjelaskan dengan lebih detail.