AUD/JPY masih berada di baawah level 104.00 setelah hasil beragam pada data Tiongkok, 1 hari, #Forex Teknikal   |   USD/CHF naik menuju level 0.9100 di tengah lebih rendahnya produksi industri Swiss, 1 hari, #Forex Teknikal   |   Pound Sterling mempertahankan kekuatan di dekat level 1.2700 meskipun dolar AS stabil, 1 hari, #Forex Teknikal   |   EUR/USDtetap bullish setelah koreksi hari Kamis, 1 hari, #Forex Teknikal   |   PT Total Bangun Persada Tbk (TOTL) bakal membagikan dividen kepada pemegang sahamnya senilai Rp136.4 miliar, 1 hari, #Saham Indonesia   |   PT Sepeda Bersama Indonesia Tbk (BIKE) akan membagikan dividen tunai sebesar Rp12.9 miliar dari laba bersih di tahun buku 2023. , 1 hari, #Saham Indonesia   |   Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) naik 0.42% ke level 7,277 pagi ini, 1 hari, #Saham Indonesia   |   PT Panca Budi Idaman Tbk (PBID) bakal membagikan dividen kepada pemegang sahamnya senilai Rp300 miliar. , 1 hari, #Saham Indonesia

Cloud Vs Hardware Mining, Mana yang Lebih Cuan?

Nadila D 24 Aug 2022
Dibaca Normal 5 Menit
kripto > uang >   #cuan   #mining
Setiap penambang kripto pasti ingin menggunakan metode paling efisien untuk menghasilkan untung. Nah, manakah yang lebih baik antara cloud dan hardware mining?

Selain membeli secara langsung melalui exchange, mata uang kripto juga dapat diperoleh melalui proses penambangan (crypto mining). Berbeda dengan penambangan emas atau logam mulia lainnya, penambangan dalam dunia kripto tidak melibatkan proses penggalian secara harfiah.

Sebenarnya, istilah crypto mining merujuk pada proses verifikasi kripto di sebuah blockchain yang dapat dilakukan dengan seperangkat komputer dan jaringan internet. Sebagai imbalannya, para penambang akan mendapat sejumlah kripto untuk setiap transaksi yang berhasil diverifikasi.

Ilustrasi crypto mining

Sayangnya, penambangan kripto ternyata tidak semudah itu. Proses penambangan kripto membutuhkan ketelitian dan kecepatan yang tinggi.

Selain itu, semakin banyak penambang yang bergabung, semakin ketat pula kompetisinya. Inilah mengapa penting bagi para penambang untuk bisa menemukan cara yang paling efektif dan menguntungkan.

Secara umum, terdapat dua metode utama yang dapat digunakan untuk menambang kripto: Cloud Mining dan Hardware Mining. Keduanya cukup populer dan masing-masing memiliki kelebihan serta kekurangan. Mari kita telusuri satu per satu dan lihat pilihan mana yang terbaik.

 

Mengenal Hardware Mining

Hardware Mining dapat dikatakan sebagai cara tradisional untuk menambang mata uang kripto. Pada awalnya, penambangan kripto hanya dilakukan oleh mereka yang memang benar-benar tertarik dengan dunia kripto dan blockchain.

Mereka menggunakan perangkat pribadi dan melakukan semua prosesnya sendiri, termasuk menanggung semua biaya penambangan seperti biaya servis, internet, listrik, dan lain-lain.

Baca juga: 10 Rekomendasi Software Mining Bitcoin Terbaik

Perlu diketahui bahwa proses penambangan kripto membutuhkan energi besar dan perangkat komputer canggih yang tentunya tidak murah. Perangkat semacam ini juga tidak selalu bisa ditemukan dengan mudah, sehingga dibutuhkan waktu dan biaya tambahan untuk mempersiapkan semuanya.

Ditambah lagi, para penambang harus memiliki pengetahuan mendalam tentang verifikasi data kripto di blockchain untuk dapat menambang dengan sukses.

Agar dapat bekerja dengan lebih efisien, biasanya para penambang individu memilih untuk bergabung ke dalam sebuah mining pool. Hal ini berarti mereka menggabungkan sumber daya yang dimiliki dan bergerak sebagai satu entitas. Dengan begitu, mereka memiliki kesempatan yang lebih besar untuk mendapat keuntungan.

 

Kelebihan dan Kekurangan Hardware Mining

Hardware Mining mungkin terdengar menarik bagi para pecinta teknologi kripto. Dalam hal ini, mereka tidak keberatan menggunakan perangkatnya sendiri untuk menghasilkan keuntungan sebanyak-banyaknya.

Melalui Hardware Mining, para penambang memiliki otoritas penuh terhadap semua aktivitas yang dilakukan dan reward yang diperoleh. Identitas penambang juga lebih aman karena tidak ada campur tangan dari pihak ketiga.

Akan tetapi, banyak penambang mengatakan bahwa mereka baru bisa mendapat untung setelah beberapa bulan bekerja karena banyaknya faktor yang harus dipikirkan. Hal ini meliputi harga kripto yang naik turun, biaya listrik, perawatan perangkat, dan sebagainya. Belum lagi, mereka harus menyusun strategi yang kuat untuk bersaing dengan para penambang lain.

 

Mengenal Cloud Mining

Berbeda dengan Hardware Mining, penambang yang menggunakan Cloud Mining tidak perlu membeli semua perangkatnya sendiri. Pada dasarnya, Cloud Mining menggunakan pusat data jarak jauh dan kekuatan pemrosesan bersama.

Metode ini menawarkan solusi untuk orang-orang yang tidak memiliki waktu maupun modal untuk menyiapkan Hardware Mining.

Baca juga: Mengenal Scrypt Mining dalam Cryptocurrency

Lebih lanjut, semua proses dalam Cloud Mining dilakukan secara online. Untuk memulai, para penambang hanya perlu mendaftarkan diri di penyedia jasa Cloud Mining dan membeli kontrak dengan menaruh sejumlah uang. Kemudian, mereka akan mendapatkan fasilitas yang diperlukan untuk mulai menambang kripto. Keuntungan yang diperoleh akan dikirimkan ke akun penambang dan dapat ditarik secara daring, biasanya melalui aplikasi atau website.

Sebagai tambahan, perusahaan Cloud Mining dapat menarik biaya harian ekstra untuk listrik dan perawatan perangkat. Pengguna dapat memilih untuk membayar tagihan ini secara langsung atau mengambil porsi keuntungan yang dihasilkan.

Beberapa perusahaan bisa menawarkan kontrak seumur hidup yang sekilas terdengar menguntungkan, namun hal ini sebenarnya juga memiliki risikonya sendiri.

 

Kelebihan dan Kekurangan Cloud Mining

Pertama-tama, Cloud Mining menawarkan biaya yang jauh lebih terjangkau dibandingkan dengan Hardware Mining. Tidak semua orang mampu membeli semua perangkat Mining dan mengoperasikan semuanya sendiri. Dengan Cloud Mining, penambang hanya perlu membeli kontrak dan menyerahkan bagian-bagian rumit pada penyedia jasa. Metode ini dianggap sangat efektif karena hemat dari segi tempat, biaya, waktu, dan tidak membutuhkan perawatan intensif.

Kedua, Cloud Mining menawarkan aksesibilitas yang tinggi. Karena semua tahap penambangan dilakukan secara daring, maka siapa pun dapat mengakses dan mengambil keuntungan dengan mudah. Metode ini mematahkan pandangan bahwa hanya orang-orang kaya saja yang dapat menjadi penambang kripto sukses.

Terakhir, Cloud Mining juga dapat menghasilkan keuntungan yang lebih konsisten. Perusahaan penyedia Cloud Mining biasanya memiliki hash rate yang lebih stabil dan tidak akan menurun akibat penurunan efisiensi perangkat keras atau faktor lingkungan. Oleh karenanya, penambang dapat memeroleh keuntungan harian baik secara manual maupun otomatis.

Kekurangan terbesar dari Cloud Mining adalah banyaknya scam. Cloud Mining lebih rentan terhadap penipuan karena prosesnya dilakukan secara daring. Mau tidak mau, para penambang harus sangat teliti agar tidak tertipu sebuah pihak ketiga yang menawarkan kontrak bodong.

Baca juga: 5 Kasus Penipuan Kripto Terbesar

 

Penutup

Pada dasarnya, Cloud Mining dan Hardware Mining memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Sebelum memilih, sebaiknya Anda melakukan evaluasi diri terlebih dahulu dan menentukan apa yang Anda butuhkan.

Jika Anda merasa tidak punya banyak waktu, modal, ataupun pengetahuan yang cukup tentang cara kerja blockchain dan kripto, Cloud Mining adalah pilihan tepat. Akan tetapi, jika Anda ingin memiliki otoritas penuh terhadap proses penambangan dan menghindari penipuan, maka Hardware Mining adalah solusinya.

Kedua metode mining di atas dapat menjadi ladang penghasil cuan yang menguntungkan jika Anda mengerti cara kerjanya. Tentukan metode menambang kripto yang paling sesuai dengan kebutuhan pribadi, serta pertimbangkan risiko dan potensi keuntungan jangka panjangnya sebelum memulai.

Terkait Lainnya
 

Komentar @inbizia

Ga juga gan, menurut saya asalkan ada kripto mau sekecil apapun itu juga bisa ikut karena kan udah dijelasin bahwa DpoS ini dapat diikuti oleh semua kalangan dan verifikasi berdasarkan hasil voting juga dilakukan oleh peserta tanpa melihat dia modal besar atau kecil.

Akan lebih tidak adil lagi kalau sistem PoW sebenarnya. Hanya orang yang memiliki keuangan yang cukup serta wilayah dimana dia tinggal akan mendukung keberhasilan mining crypto. Dan selain itu juga mining crypto punya dampak lingkungan yang besar karena alatnya sangat boros listrik. Dibandingkan dengan PoS dan DPoS yang hanya perlu validasi di komputer bukan disuruh mining jadi spek yang rendah juga uda bisa ikut serta.

 Kerry Chan |  7 Dec 2022
Halaman: Proof Of Stake Pos Vs Delegated Proof Of Stake Dpos Apa Bedanya

Menurut saya penambangan bitcoin sendiri sepertinya harus dipikirkan ulang lagi oleh developer dan saya juga tidak tau apakah developer masih aktif atau tidak terutama Satoshi. Soalnya koin kripto lainnya sudah mulai menggaungkan energi efisien, jadi entah itu dari sumber diesel maupun SDA yang terbarui, mereka berusaha mengalihkan teknik mining ini dengan teknik stake dalam menghasilkan koin kripto, terutama Ethereum 2.0 yang mengusung penghapusan mining menjadi stake (PoW ke PoS).

Tapi menilik dari tulisan author tentunya dengan hanya bitcoin yang mungkin masih memakai mining, dan berdasarkan info jumlah bitcoin sendiri sudah sedikit serta penambang juga beralih ke energi bersih saya rasa bitcoin lebih bersih daripada penambangan lain yang secara langsung merusak lingkungan sekitar.

 Sandy |  9 Dec 2022
Halaman: Mitos Mining Bitcoin Yang Masih Banyak Dipercaya

Sampai saat ini kripto masih banyak pertentangan soal halal dan haram-nya, itu berarti likuiditas mining juga masih diperdebatkan. MUI juga hingga sekarang baru mengharamkan kripto sebagai alat transaksi, namun halal sebagai investasi.

 Inbizia Support |  12 Dec 2022
Halaman: Liquidity Mining Dan Cara Kerjanya Untuk Pemula

Benar bang, dari segi penggunaan energi memang lebih hemat kalao makai sistem staking, ga perlu alat mining lagi asalkan ada ETH udah bisa coba staking dan bisa berbunga tuh. Kalau aku nya kurang setuju dengan mitos gas fee bakal sama sih soalnya gas fee setau aku itu memang dari energi listrik yang digunakan selama proses validasi transaksi. Kalau emang energi listriknya hemat seharusnya gas fee nya bisa diredam juga.

 Ahmad Taufan |  24 Dec 2022
Halaman: Mitos Dan Fakta Seputar The Merge Ethereum

Halo gan saya jelaskan singkat saja . Beda staking dan mining itu terletak dari cara untuk mendapatkan kripto, kalau stake berdasarkan seberapa banyak kripto yang di pegang. Semakin banyak maka semakin mudah memvalidasi kripto . Saya contohkan saja misalkan agan punya nih 2 ETH di stake, entar setelah tervalidasi bisa agan dapat tambahan 1 ETH lagi.

Nah lain beda dengan mining dimana perlu yang namanya hardware khusus buat PC. Daya listrik pun pasti diperlukan dalam jumlah yang banyak. Semakin semakin kencang hardware, maka semakin cepat memvalidasi transaksi yang menghasilkan kripto.

Nah jadi perbedaan utama kalau stake lebih hemat energi dan validasi transaksi juga lebih hemat soalnya benaran ga butuh daya listrik yang besar. Gas Fee sebenarnya biaya yang dihasilkan dari setiap transaksi kripto dan setiap transaksi untuk saat ini memang menggunakan banyak daya listrik.

 Hermanto |  26 Dec 2022
Halaman: Mitos Dan Fakta Seputar The Merge Ethereum

Dikatkaan bahwa ketika mengenali pola three white soldier ini, kita bsa melihat bahwa candle harus dalam volume yg meningkat, dalam arti candle memiliki tubuh yg cukup panjang. Misalkan volume miningkat gini, artinya apa ya di pola 3 white soldier ini?

Dan kmudian misalkan muncul candle lainnya gitu, apakah candel dngn badan tersebut harus setara panjangnya ato bsa berkurang dikit ato pun lebih panjang dri candle sblmnya? Soalnya mnrt aku aja nih, pola 3 white soldier ato 3 candle bullish gitu emang srng mncul tetapi terkadang badannya ada yg panjang dan ada yg pendek, shngga aku agak ragu bilang bahwa itu merupakan pola 3 white soldier.

 Antonius |  30 Jun 2023
Halaman: Cara Mengenali Pola Three White Soldiers Ala Broker Hsb

Komentar[1]    
  William   |   7 Nov 2022

Kakak kelas saya saat ini masih menambang sendiri dan pernah menawarkan ke gw mau ga nambang bitcoin sama-sama. Gw sih ogah mau join soalnya apa yang penulis sampaikan itu benar. Benar-benar kalau mau nambang sendiri mesti nombok uang listrik, modal PC yang speknya tinggi, belum lagi perawatannya. Yang saat itu bikin berat tu listrik, benar-benar boros banget saat nambang dan hasilnya dapatnya juga lama banget. Usut punya usut, nambang bitcoin udah susah soalnya udah tersisa belasan juta unit kalau ga salah jadi butuh ekstra lah untuk crypto yang dah langka tapi yang belum langka banyak juga sih.

Ya ini pendapat gw ya, kalau yang punya sumber daya mencukupi ya monggo.