Pola-pola tersebut adalah perkembangan dari indikator MA = Moving Average. Merupakan indikator yang paling sering digunakan dan paling standar. Jika di-Indonesiakan artinya kira-kira adalah rerata pergerakan. Moving average sendiri memiliki aplikasi yang sangat luas meskipun sederhana
SMA, Simple Moving Avarage. Ada beberapa kegunaan dari SMA. Secara garis besar dapat digunakan untuk hal-hal berikut:
1. Menentukan trend yang akan terjadi.
2. Menentukan titik support dan resistance.
3. Memuluskan indikator lain yang terlalu bergerigi.
WMA = Weighted Moving Average Secara keseluruhan, peraturan pada WMA adalah sama seperti pada SMA hanya memiliki perbedaan pada pembobotan nilai saja. Pembobotan nilai pada WMA akan tergantung pada panjang periode yang kita tetapkan. Semakin panjang periode yang ditetapkan, maka semakin besar pula pembobotan yang diberikan pada data terbaru.
Namun pada kenyataannya Hasil dari perhitungan akan mengakibatkan perhitungan yang sangat rendah. padahal hal tersebut hanya terjadi karena adanya berita yang keluar. Kadang-kadang simple moving average mungkin terlalu sederhana. Kalau saja ada cara yang Anda bisa menyaring spike lonjakan harga tersebut sehingga Anda tidak akan mendapatkan sinyal yang salah. Ini disebut Exponential Moving Average
Anda bisa perhatikan, Contoh diatas adalah menggunakan Gabungan dari 3 Indikator diatas. Dengan Periode 100. Anda bisa perhatikan jika harga dibawah ketiga Indikator tersebut menunjukan tren turun. Perbedaannya hanya beberapa pips dalam menunjukan Sinyal Sell.