Sekilas, pergerakan indikator Ifast MA tampak seperti indikator RSI. Namun, indikator ini terbuat dari dasar Moving Average (MA). Keunggulan dari indikator Ifast MA adalah bisa mendeteksi trend lebih akurat dengan mengikuti arah trend saat ini. Sayangnya, indikator Ifast MA bisa jadi kurang valid ketika dihadapkan dengan kondisi sideways.Perhatikan gambar chart berikut ini.Indikator Ifast MA tergolong leading karena terbentuk dari oscillator dan benar-benar menunjukkan signal harga lebih awal. Semua indikator diberi warna merah secara default dan terdiri dari 2 EMA dan 2 SMA. Seperti yang terlihat pada gambar di atas, total ada 4 indikator sekaligus dalam satu chart.Rekomendasi penggunaan:
Gunakan indikator Ifast MA saat harga mengalami trend.
Pengaturan time frame bebas sesuai preferensi trader.
Indikator bisa digunakan untuk mendeteksi overbought dan oversold karena sudah didesain untuk oscillator, seperti RSI.
Scalper dapat memanfaatkan indikator ini untuk mempertajam strategi.
Jika semua signal berada di bawah, sedangkan trend masih naik, open buy bisa dilakukan. Sebaliknya, jika semua signal berada di atas, sedangkan trend masih turun, segera lakukan open sell.
SuperScalper merupakan gabungan dari beberapa sinyal trading yang terdiri dari crossover EMA, garis sinyal untuk menandakan perubahan trend jangka pendek, serta histogram untuk mengindikasikan momentum pergerakan harga. Sesuai namanya, indikator ini cocok digunakan untuk scalping sehingga sebaiknya diterapkan di time frame rendah (M1 atau M5).
Open buy apabila:
Garis sinyal Super Scalper berwarna biru
EMA 49 memotong EMA 100 dari bawah ke atas
Open sell apabila:
Garis sinyal Super Scalper berwarna kuning
EMA 49 memotong EMA 100 dari arah atas ke bawah
Jangan entry apabila harga bergerak di antara dua garis EMA. Indikator Fisher di bagian bawah tidak mempengaruhi pengambilan sinyal entry karena penggunaannya opsional. Trader bisa memanfaatkan sinyal Fisher sebagai konfirmator untuk memperkirakan target Stop Loss berdasarkan volatilitas harga. Apabila Fisher berwarna hijau dan cenderung naik, sebaiknya hindari Stop Loss yang terlalu sempit pada posisi BUY, begitu pula sebaliknya.
Indikator RSI SIG adalah salah satu variasi dari RSI. Keunggulan indikator ini adalah dapat menentukan support dan resistance serta mampu mendeteksi trend dengan divergence. Selain itu, indikator RSI SIG juga bisa memberikan arah informasi trend menggunakan trendline secara otomatis. Inilah keistimewaan yang hanya dimiliki oleh indikator RSI SIG. Perhatikan chart EUR/USD berikut ini.Indikator RSI SIG bersifat leading, sama seperti RSI pada umumnya. Tampak pada chart di atas, garis RSI-nya berwarna hijau cerah dengan titik support berwarna merah dan titik resistance berwarna biru.Cara menggunakan indikator ini cukup mudah. Anda tinggal memastikan titik support indikator sudah muncul saat terjadi trend naik maupun turun. Gunakan titik support tersebut sebagai patokan.Untuk mendeteksi trend, Anda akan disuguhkan dengan garis trendline yang mengindikasikan trend bullish atau bearish. Hal ini akan sangat membantu Anda untuk melihat apakah trend masih berlanjut atau tidak saat terjadi pelemahan. Garis trendline akan bergerak dan memprediksi arah market sesuai kondisi saat ini. Meskipun demikian, indikator RSI SIG juga dapat digunakan untuk kondisi market yang sedang sideways dengan melihat keadaan titik support dan resistance pada indikatornya.Pada chart di atas, time frame yang digunakan adalah H1. Anda bebas mengaturnya menjadi time frame kecil, sekitar M5, atau time frame sedang seperti H1. Jika ingin melihat trend besar, maka atur menjadi Daily. Dengan kata lain, tidak ada batasan tertentu terkait penggunaan time frame saat memanfaatkan indikator RSI SIG.
Anda ingin mengetahui apakah harga bakal bergerak jenuh dan seberapa kuat momentumnya? Coba gunakan indikator ICWRA. Bisa dimanfaatkan di pair apapun maupun time frame manapun. Memiliki ciri khas garis yang sama persis seperti Fibonacci Retracement. Karena menyerupai Fibonacci Retracement, maka cara membacanya pun hampir sama. Garis-garis horizontal kuning di pojok kanan atas bisa diibaratkan sebagai titik-titik retracement:
Apabila harga memotong garis horizontal bagian atas, maka trend-nya semakin kuat.
Namun, apabila harga memotong garis horizontal di tengah, maka kekuatan trend-nya sedang.
Jika memotong garis horizontal bawah, maka kekuatan trend-nya lemah.
Jika harga memotong garis horizontal paling bawah, ada kemungkinan trend mengalami reversal.
Indikator Pivot Line dapat menghasilkan sinyal dan daerah yang potensial. Dengan membaca sinyal yang dikirimkan indikator, secara tidak langsung Anda sudah membaca arah pergerakan market.Indikator Pivot Line termasuk tool indikator. Sifat alaminya adalah memberikan informasi mengenai area tahanan yang kuat. Cermati gambar penggunaan Pivot Line berikut ini.Rekomendasi Penggunaan:
Gunakan saat harga sedang bergelombang kecil.
Pembalikan harga bisa dideteksi dengan cara market tidak mampu melampaui level berikutnya (R0.5).
Untuk menghindari false signal, perhatikan saat titik breakout atau harga melewati garis. Jika harga mampu melewatinya, kemungkinan besar harga akan sampai ke level berikutnya. Jadi, hindari OP di hold berlawanan dengan arah market sekarang karena jika harga sudah melewati garis biasanya akan lama untuk kembali lagi selama satu hari.
Indikator Fractal Canel berfungsi untuk mengidentifikasi trend hingga area konsolidasi. Sama seperti indikator Bollinger Band, Fractal Canel juga memiliki upper dan lower yang dapat menunjukkan trend market.Saat terjadi perubahan trend, garis upper dan lower indikator Fractal Canel akan mengikuti pergerakan harganya saja. Namun, sinyal yang dihasilkan Fractal Canel jauh lebih cepat daripada Bollinger Band.Perhatikan gambar chart berikut ini.Indikator Fractal Canel bersifat leading. Sifatnya memberikan informasi sinyal setelah harga berjalan sehingga trader bisa memprediksi kondisi market lebih awal sebelum buka posisi. Seperti yang terlihat dari chart di atas, indikator Fractal Canel tersusun dari garis berwarna biru muda yang berbentuk seperti lorong. Di tengah lorong tersebut, ada garis putus-putus.Saat ada trend panjang dan Anda melihat harga telah melewati garis putus-putus tersebut, maka secara teoretis akan menggambarkan Uptrend. Jika harga melewati garis putus-putus lalu mengarah ke bawah, maka artinya adalah Downtrend.Time frame bisa diatur sesuai strategi atau preferensi masing-masing. Pada chart di atas, percobaan dilakukan dengan menggunakan H1. Hasilnya pun masih nyaman. Jika time frame-nya lebih besar lagi, sinyal yang dihasilkan cukup lambat. Maka dari itu, time frame kecil lebih direkomendasikan.