AUD/JPY masih berada di baawah level 104.00 setelah hasil beragam pada data Tiongkok, 1 hari, #Forex Teknikal   |   USD/CHF naik menuju level 0.9100 di tengah lebih rendahnya produksi industri Swiss, 1 hari, #Forex Teknikal   |   Pound Sterling mempertahankan kekuatan di dekat level 1.2700 meskipun dolar AS stabil, 1 hari, #Forex Teknikal   |   EUR/USDtetap bullish setelah koreksi hari Kamis, 1 hari, #Forex Teknikal   |   PT Total Bangun Persada Tbk (TOTL) bakal membagikan dividen kepada pemegang sahamnya senilai Rp136.4 miliar, 1 hari, #Saham Indonesia   |   PT Sepeda Bersama Indonesia Tbk (BIKE) akan membagikan dividen tunai sebesar Rp12.9 miliar dari laba bersih di tahun buku 2023. , 1 hari, #Saham Indonesia   |   Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) naik 0.42% ke level 7,277 pagi ini, 1 hari, #Saham Indonesia   |   PT Panca Budi Idaman Tbk (PBID) bakal membagikan dividen kepada pemegang sahamnya senilai Rp300 miliar. , 1 hari, #Saham Indonesia

Setelah Fed Rate Hike, Dolar AS Tumbang Karena Komentar Powell

Crypholic 2 Feb 2023
Dibaca Normal 2 Menit
forex > berita >   #dolar   #dolar-as   #powell   #rate-hike
Pada statement terbarunya, ketua The Fed Jerome Powell mengatakan disinflasi telah dimulai dan merupakan tanda bahwa trend tekanan harga mulai melandai yang membuat dolar AS terperosok.

Indeks Dolar AS (DXY) merosot nyaris 1 persen hingga menyentuh kisaran terendah sembilan bulan pada 101.00-an. Euro dan Sterling yang terapresiasi lebih dari 1 persen, sedangkan USD/JPY tergelincir hingga 128.40-an. Kondisi ini dipicu oleh pernyataan Ketua The Fed Jerome Powell yang menyinggung adanya disinflasi.

Komentar Powell Lemahkan Dolar

Dalam pengumuman kebijakannya dini hari tadi (2/Februari), FOMC sepakat untuk menaikkan suku bunga sebesar 25 bps atau sesuai dengan ekspektasi pasar. Anggota komite The Fed juga menegaskan bahwa mereka kemungkinan bakal melakukan beberapa kali rate hike lagi demi menekan laju inflasi.

Keputusan FOMC secara garis besar masih berada di jalur hawkish dan sesuai dengan konsensus pasar. Namun, komentar Jerome Powell dalam konferensi pers menjadi katalis yang lebih disorot dan berdampak pada pergerakan Dolar.

Powell mengatakan bahwa saat ini telah terjadi disinflasi pada perekonomian AS sehingga bank sentral akan terus melakukan evaluasi berdasarkan data ekonomi terkini di setiap pertemuan kebijakan. Meski ia membantah rumor tentang pemangkasan suku bunga pada pertengahan tahun, komentar mengenai disinflasi tetap memantik spekulasi yang membebani Dolar AS.

Perlu diketahui, disinflasi adalah suatu kondisi yang ditandai dengan penurunan tingkat inflasi. Fenomena disinflasi sejatinya sudah terlihat sejak akhir tahun lalu saat terjadi perlambatan kenaikan harga barang, normalisasi rantai pasokan pasca pandemi, dan penurunan harga energi dunia.

Baca juga: Euro Ditopang Prospek ECB, Krisis Energi Mulai Reda

Edward Moya, analis senior OANDA, mengatakan bahwa statement Powell merefleksikan keyakinan The Fed akan penurunan trend inflasi.

"Mereka (The Fed) masih punya dua laporan inflasi lagi menjelang rapat bulan Maret mendatang. Kedua data inflasi ini akan dijadikan bahan evaluasi dan menilai apakah trend penurunan inflasi benar-benar terjadi. Jika tekanan harga terus menurun, maka kemungkinan The Fed hanya akan menaikkan suku bunga satu kali lagi tahun ini dan menjadi kabar baik bagi aset-aset beresiko," ucap Moya.

Terkait Lainnya
Kategori Terkait
 

Kirim Komentar Baru