AUD/JPY masih berada di baawah level 104.00 setelah hasil beragam pada data Tiongkok, 1 hari, #Forex Teknikal   |   USD/CHF naik menuju level 0.9100 di tengah lebih rendahnya produksi industri Swiss, 1 hari, #Forex Teknikal   |   Pound Sterling mempertahankan kekuatan di dekat level 1.2700 meskipun dolar AS stabil, 1 hari, #Forex Teknikal   |   EUR/USDtetap bullish setelah koreksi hari Kamis, 1 hari, #Forex Teknikal   |   PT Total Bangun Persada Tbk (TOTL) bakal membagikan dividen kepada pemegang sahamnya senilai Rp136.4 miliar, 1 hari, #Saham Indonesia   |   PT Sepeda Bersama Indonesia Tbk (BIKE) akan membagikan dividen tunai sebesar Rp12.9 miliar dari laba bersih di tahun buku 2023. , 1 hari, #Saham Indonesia   |   Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) naik 0.42% ke level 7,277 pagi ini, 1 hari, #Saham Indonesia   |   PT Panca Budi Idaman Tbk (PBID) bakal membagikan dividen kepada pemegang sahamnya senilai Rp300 miliar. , 1 hari, #Saham Indonesia

Risiko Resesi Global Mencuat, Dolar AS Menguat

Crypholic 30 Jun 2022
Dibaca Normal 2 Menit
forex > berita >   #dolar   #dolar-as   #resesi
Dolar AS menguat signifikan karena didukung oleh sentimen penghindaran risiko. Saat ini, investor tengah mengkhawatirkan risiko resesi global.

Indeks Dolar AS (DXY) diperdagangkan pada kisaran 105.12 atau menguat 0.03 persen secara harian pada Kamis (30/Juni) pagi. Tangguhnya greenback sebagian besar didukung oleh meningkatnya permintaan safe haven di tengah ancaman resesi global.

Dolar AS menguat

Sebagai informasi, rilis data Keyakinan Konsumen AS terbaru menunjukkan kemerosotan hingga di 98.7. Patokan optimisme untuk data tersebut ada di level 100, sehingga pencapaian di bawah 100 mencerminkan sikap pesimisme. Kondisi suram semakin diperburuk oleh data bulan sebelumnya yang direvisi turun dari 106.4 menjadi 103.2.

Memburuknya tingkat kepercayaan konsumen AS bisa menjadi sinyal dini resesi di bulan-bulan mendatang. Di satu sisi, perlambatan ekonomi akan menghambat langkah The Fed melakukan rate hike dan menahan reli Dolar. Namun di sisi lain, kegelisahan pasar membuat sentimen risiko memudar dan memilih Dolar sebagai safe haven. Pertimbangan-pertimbangan tersebut membuat penguatan Dolar saat ini diliputi ketidakpastian.

 

Risiko Resesi Tak Hanya Membayangi The Fed

Terlepas dari risiko resesi terhadap pergerakan Dolar AS, The Fed bukanlah satu-satunya bank sentral yang prospek kenaikan suku bunganya terpengaruh oleh kekhawatiran pasar. ECB selaku bank sentral Eropa juga rentan terdampak oleh ancaman resesi, meski baru-baru ini menyatakan siap menaikkan suku bunga. Alhasil, pair EUR/USD pun rontok dari kisaran 1.06 menjadi 1.05.

Bank Sentral Eropa (ECB) telah berulang kali mengatakan rencana kenaikan suku bunga kemungkinan besar akan dilakukan pada bulan Juli dan September. Namun, pidato terbaru dari Christine Lagarde justru membuat pasar gamang. Pasalnya, Presiden ECB tersebut tidak memberikan petunjuk apapun perihal rencana rate hike ECB. Malahan, ia menegaskan jika kebijakan bank sentral selanjutnya akan sangat bergantung pada kondisi ekonomi kawasan terkini.

"... Kami menyakini sikap ECB ke depannya tetap akan lebih dovish dibanding bank sentral negara maju lainnya (G10) hingga mereka menyelesaikan masalah fragmentasi," kata Athanasios Vamvakidis, Kepala Strategi Forex Global di Bank of America Merrill Lynch.

Menurut Vamvakidis, Euro tahun ini akan berada pada kisaran 1.05 dan baru akan menguat ke 1.13 di tahun 2023. Sementara di tahun 2024, Euro ia proyeksikan dapat mencapai kisaran 1.20.

Terkait Lainnya
Kategori Terkait
 

Komentar[2]    
  Marta   |   30 Jun 2022

Kenapa inflasi dan buruknya data ekonomi Amerika malah bikin dollar menguat? Kenapa investor masih lebih memilih dolar daripada investasi lainnya? Bingung gue

  Aisha   |   3 Jul 2022

Dolar AS terkenal sebagai mata uang "safe haven". Itu artinya, investor cenderung memilih untuk menyimpan uang dalam bentuk dolar AS ketika terjadi gejolak keuangan atau krisis ekonomi. Dan ini berlaku baik saat negara lain yang mengalami krisis, maupun AS sendiri yang mengalami krisis.

Selain itu, perlu diperhatikan pula bahwa seburuk-buruknya kondisi AS sekarang, masih banyak negara lain yang bernasib lebih buruk. Alhasil, orang-orang dari negara-negara lain itu memilih untuk menyimpan uang mereka dalam dolar AS daripada mata uangnya sendiri.

Kenapa bukan dibelikan aset investasi lain? Masalahnya, dalam kondisi menjelang krisis, "cash is king" (uang tunai adalah raja). Pertanyaannya, uang tunai apa yang paling aman? Pilihannya jelas, dolar AS sebagai mata uang cadangan devisa global, diterima di negara mana pun.

Inilah beberapa alasan mengapa dolar AS menguat meskipun kondisi ekonomi Amerika sendiri gonjang-ganjing.