Ingin belajar scalping? 5 indikator scalping terbaik ini bisa digunakan dengan strategi yang sederhana dan cocok untuk pemula.
Saat masuk ke dunia trading, Anda akan disuguhi berbagai strategi yang bisa dicoba, salah satunya adalah scalping. Teknik scalping adalah gaya trading yang biasanya dilakukan dalam waktu singkat; bisa dalam hitungan jam, menit, atau bahkan detik.
Sekilas, scalping memang mirip dengan day trading . Namun, scalping biasanya hanya dilakukan di waktu tertentu, sementara day trading biasa dilakukan setiap hari. Para scalper biasanya hanya memanfaatkan momen-momen tertentu untuk menganalisis pergerakan.
Gaya trading scalping tidak begitu cocok untuk pemula, karena dibutuhkan keterampilan analisa dan pengaturan strategi. Akan tetapi, bukan berarti teknik ini tidak bisa dipelajari.
Jika Anda masih tergolong pemula namun ingin mencoba teknik ini, bisa memanfaatkan indikator untuk membantu menyusun strategi agar bisa profit. Lantas, apa sih indikator scalping yang terbaik untuk pemula? Simak penjelasannya berikut ini.
1. Moving Average Untuk Scalping
Siapa yang tidak tahu indikator Moving Average (MA)? Indikator yang satu ini dianggap sebagai favorit di kalangan trader. Indikator MA didesain simpel atau sederhana sehingga para pemula pun tidak akan kesulitan dalam mengaplikasikannya.
Untuk menggunakan MA, pilih dulu timeframe yang sesuai. Master Trader Alan Farley contohnya, mengkombinasikan SMA 5-8-13 pada chart 3 menit untuk mengidentifikasi tren.
Garis SMA tersebut nantinya akan bergerak naik dan turun sesuai dengan chart yang terjadi. Apabila garis masih mendekati SMA 5 atau 8, tandanya tren masih kuat, namun jika mulai memasuki SMA 13, bersiaplah terjadi reversal.
Selalu ingat rumus klasik MA: jika MA yang rendah melintas ke yang MA tinggi atau bergerak ke atas, lakukan open buy; namun jika sebaliknya, lakukan open sell.
Di atas hanyalah contoh satu kombinasi Moving Average. Masih banyak contoh kombinasi lainnya seperti SMA-60 dengan Parabolic SAR, trio EMA-12, EMA-26, dan SMA-55, dan lain sebagainya.
Perlu diingat, indikator MA tidak selalu membawa profit karena rawan akan fake signal. Oleh karena itu, Anda harus selalu bersiap-siap jika harga tidak bergerak ke arah yang dikehendaki.
2. Scalping Dengan Bollinger Bands
Indikator populer lainnya untuk pemula adalah Bollinger Bands. Anda bisa menerapkan setting default dengan time frame 5 menit. Jika harga menyentuh lower band, lakukan buy, sementara jika harga mencapai upper band, maka lakukan sell. Di sini, Anda juga diminta untuk memasang nilai Stop Loss dan TP yang tipis, yakni 10:5 pip.
Berbeda dengan indikator MA, indikator BB cocok diaplikasikan di pasar yang ranging/sideaways, dan justru akan merugikan jika dipakai pada pasar yang sedang trending.
3. Stochastic
Penggunaan indikator yang satu ini sangat berbeda dengan kedua indikator sebelumnya. Stochastic seringkali digunakan untuk pelengkap indikator lainnya, seperti Moving Average atau Bollinger Bands.
Gambar di atas merupakan contoh pengaplikasian Stochastic dengan SMA-200. Kenapa menggunakan SMA-200? Alasannya, garis tersebut dianggap sebagai pembatas pasar bullish dan pasar bearish. Pengaturan indikatornya bisa diatur pada SMA-200 dengan time frame 5 menit dan Stochastic default (5, 3, 3).
Lalu bagaimana cara kita trading dengan kombinasi indikator di atas?
Jika pasar sedang bullish, lakukan buka posisi saat ada sinyal buy dari crossover Stochastic. Sebaliknya, jika pasar dirasa bearish, incarlah sinyal sell. Namun, Anda juga perlu memilih pair mata uang yang menguntungkan dan bergerak aktif untuk teknik scalping dengan indikator ini.
Simak Juga: Cara Membaca Indikator Stochastic Menurut 3 Macam Fungsinya
4. ADX
Indikator scalping terbaik lainnya yang bisa dicoba yaitu ADX. Sama seperti Stochastic, ADX ini bisa dikombinasikan dengan indikator lain, misalnya saja Moving Average.
ADX (Average Directional Index) merupakan indikator untuk mengukur kekuatan suatu tren. Anda bisa menggunakan ADX dikombinasikan dengan MA untuk analisa yang lebih efektif.
Untuk strateginya, pasang EMA-7 dan EMA-21 di time frame 15 menit, dan ADX DI+ serta ADX DI-. Hindari pasar sideways dan lebih baik trading dengan pair mayor.
Contoh penerapan strategi ADX dan Moving Average:
Anda bisa melakukan posisi buy jika EMA-7 naik ke EMA-21 dan ADX DI+ melintasi ADX DI- ke arah atas. Lakukan Exit buy jika dirasa sinyal sudah berbalik arah. Sebaliknya untuk melakukan sell, EMA-7 perlu menyeberangi EMA-21 dari atas dan ADX DI- juga melakukan pergerakan serupa terhadap ADX DI+.
Strategi di atas cukup simpel, bukan? Jika Anda mengetahui pasti fungsi indikator ADX dan MA, bukan tidak mungkin trading yang dimainkan akan profitable dan peluang Entry-nya menjadi lebih teruji.
5. MACD
Indikator MACD ini juga seringnya dikombinasikan dengan Moving Average oleh para scalper. MACD banyak digunakan karena bisa berjalan di semua time frame.
Untuk strategi scalping ini, ada dua time frame yang digunakan:
- Acuan melakukan entry: time frame lebih rendah, bisa 1-jam, 30-menit, atau 15-menit;
- Acuan arah trend: bisa 1-jam, 4-jam, atau harian.
Lalu bagaimana cara tradingnya? Pertama, kita ikuti panduannya terlebih dahulu, yakni dengan mencari arah trennya. Untuk mendeteksi tren, aturannya dijelaskan sebagai berikut.
- Saat kurva bergerak naik di atas indikator EMA-55, artinya harga bergerak dalam uptrend dan trader bisa mencari peluang buy.
- Saat kurva bergerak turun di bawah kurva EMA-55, artinya harga sedang downtrend dan trader perlu mencari peluang sell.
Langkah kedua, kita mesti menentukan momentum Entry. Time frame yang digunakan dalam penentuan ini tidak ada aturannya, semua tergantung pada kenyamanan trader. Entry buy dilakukan saat kurva MACD memotong garis sinyal dari bawah ke atas dan histogram bergerak di atas level 0.00. Bisa disimpulkan bahwa uptrend kuat.
Kemudian lakukan exit saat kurva MACD memotong garis sinyal dari atas ke bawah dan OsMA bergerak di bawah level 0.00. Saat itu, momentum tren sudah melemah dan kemungkinan harga bisa berbalik arah.
Tahukah Anda? ada juga juga scalper yang tidak memakai indikator sama sekali untuk meraup keuntungan di pasar forex, karena mereka bisa mengamati price action dan pola candlestick-nya. Bagaimana tips sukses trading scalping tanpa indikator? Simak di 3 Strategi Naked Trading Simpel Untuk Pemula.
FAQ Indikator untuk Scalping
Masih kesulitan melakukan teknik scalping trading? Pertanyaan dan jawaban di bawah ini berisi rangkuman cara melakukan trading scalping dengan beberapa indikator berbeda.
Bagaimana Cara Scalping dengan Moving Average?
Untuk scalping menggunakan indikator Moving Average, Anda perlu ingat rumus klasik MA yaitu jika MA rendah melintas ke MA tinggi atau bergerak ke atas, lakukan open buy; namun jika sebaliknya, lakukan open sell. Dalam penggunaanya, ada beberepa kombinasi MA yang bisa dipilih, misalnya SMA 5-8-13, EMA-12-26-50, dll.
Bagaimana Cara Scalping dengan Bollinger Bands?
Indikator Bolliger Bands dapat digunakan untuk scalping dengan menerapkan setting default pada time frame 5 menit. Jika harga menyentuh lower band, lakukan buy, sementara jika harga mencapai upper band, maka lakukan sell. Di sini, Anda juga diminta untuk memasang nilai Stop Loss dan TP yang tipis, yakni 10:5 pip.
Bagaimana Cara Scalping dengan Stochastic?
Untuk scalping dengan indikator Stochastic tentu sangat mudah. Jika pasar sedang bullish, lakukan open posisi saat ada sinyal buy dari crossover Stochastic. Sebaliknya, sedang bearish, incarlah sinyal sell. Namun, Anda juga perlu memilih pair mata uang yang menguntungkan dan bergerak aktif.
Bagaimana Cara Scalping dengan ADX?
Cara terbaik scalping dengan indikator ADX adalah dengan mengkombinasikannya dengan Moving Averaga. Misalnya, Anda bisa mengkombinasikan dengan EMA-7 dan EMA-21 di time frame 15 menit, dan ADX DI+ serta ADX DI-. Anda bisa melakukan posisi buy jika EMA-7 naik ke EMA-21 dan ADX DI+ melintasi ADX DI- ke arah atas. Lakukan Exit buy jika dirasa sinyal sudah berbalik arah. Sebaliknya, untuk sell, EMA-7 perlu menyeberangi EMA-21 dari atas dan ADX DI- juga melakukan pergerakan serupa terhadap ADX DI+.
Bagaimana Cara Scalping dengan MACD?
Untuk bisa Scalping dengan MACD Anda perlu mengikuti dua acuan penting, yaitu: acuan entry dengan menggunakan time frame lebih rendah, bisa 1-jam, 30-menit, atau 15-menit. Sedangkan untuk trend bisa 1-jam, 4-jam, atau harian. Saat kurva bergerak naik di atas indikator EMA-55, artinya harga bergerak dalam uptrend dan trader bisa mencari peluang buy. Sebaliknya, saat kurva turun di bawah kurva EMA-55, artinya harga sedang downtrend dan trader perlu mencari peluang sell.