AUD/JPY masih berada di baawah level 104.00 setelah hasil beragam pada data Tiongkok, 1 hari, #Forex Teknikal   |   USD/CHF naik menuju level 0.9100 di tengah lebih rendahnya produksi industri Swiss, 1 hari, #Forex Teknikal   |   Pound Sterling mempertahankan kekuatan di dekat level 1.2700 meskipun dolar AS stabil, 1 hari, #Forex Teknikal   |   EUR/USDtetap bullish setelah koreksi hari Kamis, 1 hari, #Forex Teknikal   |   PT Total Bangun Persada Tbk (TOTL) bakal membagikan dividen kepada pemegang sahamnya senilai Rp136.4 miliar, 1 hari, #Saham Indonesia   |   PT Sepeda Bersama Indonesia Tbk (BIKE) akan membagikan dividen tunai sebesar Rp12.9 miliar dari laba bersih di tahun buku 2023. , 1 hari, #Saham Indonesia   |   Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) naik 0.42% ke level 7,277 pagi ini, 1 hari, #Saham Indonesia   |   PT Panca Budi Idaman Tbk (PBID) bakal membagikan dividen kepada pemegang sahamnya senilai Rp300 miliar. , 1 hari, #Saham Indonesia

Cara Membaca Stochastic Saham Untuk Pemula

Linlindua 30 Mar 2021
Dibaca Normal 10 Menit
bisnis > saham >   #saham   #stochastic   #trader-pemula
Indikator Stochastic merupakan alat bantu analisa yang sangat bermanfaat untuk memproyeksi harga saham secara teknikal. Bagaimana cara membaca stochastic saham yang ideal untuk pemula?

DI

Stochastic merupakan salah satu jenis indikator standar yang terdapat dalam aplikasi charting market. Indikator ini banyak difavoritkan dan sering digunakan oleh trader, tidak hanya untuk mencari keuntungan di pasar forex, tapi juga untuk mengenali peluang di pasar saham.

Cara membaca Stochastic saham

Namun sebelum melangkah lebih lanjut tentang cara membaca stochastic saham, terlebih dulu mari kita pelajari apa itu stochastic.

 

 

Mengenal Apa Itu Stochastic

Stochastic dibuat oleh George Lane, seorang trader komoditas yang berkarir sejak tahun 1950-an. Mulanya, ia mengamati keterkaitan antara harga penutupan terakhir, lalu ia bandingkan dengan harga tertinggi dan harga terendah dalam kurun waktu tertentu.

Apabila harga penutupan terakhir mendekati harga tertinggi secara konsisten, maka mengindikasikan dorongan beli. Akumulasi itulah yang nantinya akan menjadi sinyal bullish.

Sementara, apabila pengamatan menunjukkan harga penutupan terakhir mendekati harga terendah, maka menandakan adanya dorongan jual. Sinyal inilah yang akan menjadi bearish.

Indikator stochastic ini sekilas mirip dengan indikator momentum dan indikator RSI, terutama dalam hal pemberian sinyal divergensi, oversold, dan overbought.

Hanya saja, stochastic juga mampu menunjukkan mekanisme untuk mengaitkan tren jangka panjang dan tren jangka pendek, dengan cara membandingkan antara harga penutupan terakhir dengan total rentang pergerakan harga dalam kurun waktu tertentu; apabila stochastic tinggi, berarti menandakan harga penutupan dekat dengan harga terendah pada rentang perdagangan selama kurun waktu tertentu.

Baca juga: Teknik Trading Sesuai Arah Trend

Konsep mendasar cara membaca stochastic saham ini juga dilihat dari pergerakan harga pasarnya. Ketika harga pasar meningkat, maka harga penutupan yang dihasilkan cenderung berada di sekitar harga tertinggi rentang perdagangan. Sebaliknya, ketika pergerakan harga di pasar sedang menurun, maka harga cenderung berada di sekitar harga terendah.

 

Komponen dalam Indikator Stochastic

Berbeda dengan RSI yang memiliki satu garis sinyal, stochastic memiliki dua garis dinamis yang harus diamati, yakni %K dan %D.

Apa Itu Stochastic

Garis %K adalah garis stochastic mentah yang bersifat lebih sensitif dan cepat. Garis stochastic mentah ini menjadi garis utama dan digunakan sebagai signal line. Garis %K berfungsi untuk mengukur perubahan harga saat ini atau disebut fast stochastic. Untuk mendapatkan nilai %K, maka perlu dilakukan perhitungan berikut ini.

Misalnya, periode %K adalah 5, maka perhitungannya adalah:

100 x (harga penutupan 5 hari - harga terendah 5 hari) / (harga tertinggi 5 hari - harga terendah 5 hari)

Sementara itu, %D disebut juga sebagai %K yang diperhalus atau slow stochastic. Garis %D berfungsi menunjukkan nilai rata-rata (Moving Average) dari nilai %K. Cara mengetahuinya adalah dengan memberikan perhitungan Simple Moving Average pada nilai %K.

Baik %K dan %D berada pada rentang skala vertikal antara 0 sampai 100. Apabila garis stochastic berada di atas level 80, maka harga dikatakan dalam kondisi overbought. Sedangkan, apabila garis tersebut ternyata berada di bawah angka 20, maka dikatakan memasuki zona oversold.

Baca juga: Apa Fungsi Overbought dan Oversold?

Menurut George Lane, standar periode stochastic yang direkomendasikan ada pada angka 14. Akan tetapi, Anda bisa mengganti level tersebut sesuai keinginan. Selain 14, periode stochastic lain yang sering digunakan adalah 19 dan 24.

Berikut ini adalah rumus perhitungan Stochastic.

(close) - (low dari n) / (high dari n) - (low dari n) x 100 = %K

Keterangan

  • Close: harga penutupan pada saat ini.
  • Low dari n: harga terendah selama periode yang digunakan dalam rentang perdagangan.
  • High dari n: harga tertinggi selama periode yang digunakan dalam rentang perdangan.
  • Angka 100 untuk mengubah nilai menjadi persen.

Maka, apabila harga close sama dengan harga high dalam rentang waktu yang diamati pada hari ini, persentase %K yang diperoleh akan mencapai 100%.

 

Cara Menggunakan Stochastic Dalam Trading Saham

Bagi Anda yang ingin menambahkan stochastic dalam analisa, maka perlu mempelajari bagaimana cara membaca stochastic saham sekaligus menggunakannya untuk mencari peluang.

Nah, untuk memulainya, tambahkan indikator ini pada chart terlebih dulu. Stochastic akan tampil secara otomatis dalam kotak Oscillator, biasanya terletak pada bagian bawah chart atau terpisah dari chart harga utama.

Berikut ini adalah beberapa cara yang harus Anda perhatikan ketika menggunakan stochastic:

Baca juga: Cara Membaca Indikator Stochastic Menurut 3 Macam Fungsinya

 

1. Divergensi

Dalam trading, divergensi berarti perbedaan antara arah indikator dengan pergerakan harga. Divergensi menjadi salah satu cara membaca stochastic saham untuk memprediksi kapan tren akan berbalik arah.

Ketika posisi puncak (high) atau dasar (low) stochastic menurun, berarti momentum harga saham sedang lemah. Sebaliknya, ketika posisi high atau low stochastic meningkat, maka sedang terjadi peningkatan momentum.

Divergensi terjadi ketika harga naik tetapi garis stochastic tidak ikut naik. Maka, yang terjadi selanjutnya adalah penurunan karena stochastic bisa mengindikasikan momentum yang mendahului pergerakan harga. Begitupula sebaliknya. Apabila market turun tetapi garis stochastic tidak turun atau flat, maka yang terjadi berikutnya adalah kenaikan.

Divergensi Stochastic

Contoh chart di atas menunjukkan bagaimana divergensi terjadi antara stochastic dan pergerakan TLKM. Terlihat bahwa High 1 dan High 2 stochastic mulai melandai bersamaan dengan pergerakan harga yang High 1 dan High 2-nya justru menunjukkan kenaikan. Yang terjadi berikutnya adalah, harga justru melemah mengikuti indikasi dari stochastic.

 

2. Overbought dan Oversold

Cara membaca stochastic saham selanjutnya adalah dengan mengenali overbought dan oversold. Overbought menandakan bahwa harga saham sudah terlalu tinggi, sehingga menimbulkan potensi penurunan atau koreksi harga. Dikatakan sebagai zona overbought ketika stochastic berada di atas angka 80. Selain itu, garis stochastic %K memotong ke arah bawah garis %D yang menjadi sinyal terjadinya penurunan.

Kebalikan dari overbought, kondisi oversold menunjukkan nilai jual saham yang hampir mencapai titik terendah, sehingga memunculkan potensi kenaikan harga. Zona oversold terjadi apabila stochastic berada di bawah angka 20. Pergerakan naik setelah oversold ditandai dengan garis stochastic %K yang memotong ke arah atas garis %D.

Perlu Anda tahu, apabila persilangan antara kedua garis tersebut terjadi pada zona overbought atau oversold, maka sinyal entry trading akan lebih terkonfirmasi.

Overbought dan Oversold Stochastic

Meskipun sesederhana itu, Anda tidak dianjurkan untuk langsung melakukan entry trading begitu stochastic menunjukkan sinyal overbought dan oversold. Sebab, selalu ada kemungkinan harga pasar naik atau turun terus setelah mencapai level jenuh karena kondisi trending yang kuat.

 

Tips Penting Dalam Menggunakan Stochastic

Selain cara membaca stochastic saham di atas, masih ada beberapa tips dan trik khusus yang diperhatikan agar pembacaan sinyal indikator makin akurat. Apa sajakah itu?

 

1. Hindari Analisa di Satu Time Frame

Saat menggunakan indikator stochastic, Anda bisa memperoleh sinyal fake (palsu) karena perubahan kondisi pasar yang tidak mampu diantisipasi perhitungan indikator. Sinyal palsu tersebut bisa berakibat sangat fatal jika Anda tidak tanggap mengenalinya.

Nah, untuk meminimalisir fake signal tersebut, hindari analisa teknikal pada satu frame saja. Sebagai contoh, harga saat ini sedang berada pada pergerakan uptrend di time frame H4. Maka, yang perlu Anda lakukan adalah mengamati momen oversold pada time frame H1 sebelum dilakukan open buy.

 

2. Gunakan Indikator atau Metode Analisa Teknikal Lain

Memang, metode trading dengan stochastic sangat mudah dilakukan. Namun sebaiknya, jangan hanya mengandalkan satu metode untuk mengambil keputusan trading. Sebaiknya, gunakan pula indikator atau metode analisa teknikal lain sebagai pendukung sinyal trading. Misalnya, gunakan teknik price action, chart pattern, atau Moving Average agar pembacaan sinyal makin akurat. Apalagi dalam saham, metode analisa fundamental juga sebaiknya diterapkan sebelum mencari peluang entry dengan indikator stochastic.

 

3. Tambahkan Level 50

Saat menerapkan stochastic indicator, Anda bisa menambahkan level 50 sebagai filter. Mengapa hal ini disarankan?

Sebagai contoh, posisi buy ditunjukkan ketika stochastic naik dari level oversold, lalu didukung oleh crossing %K dan %D yang mengisyaratkan pembalikan dari kemerosotan sebelumnya. Akan tetapi, hal itu tak mengeliminasi kesalahan sinyal ketika harga ternyata cuma melakukan koreksi. Kalau Anda sudah terlanjur open buy dari sinyal ini, maka posisi trading justru akan merugi karena harga bertendensi melanjutkan penurunan setelah terkoreksi sejenak.

Baca juga: 3 Teknik Paling Ampuh Untuk Mengukur Kekuatan Trend

Itulah mengapa, tambahan level 50 di sini penting untuk diterapkan sebagai filter sinyal. Dalam penggunaannya, posisi buy baru boleh dibuka ketika penurunan harga dari zona oversold telah benar-benar naik menembus level 50.

Level 50 Stochastic

Bisa dikatakan, stochastic mampu memfilter sinyal palsu yang dikhawatirkan oleh banyak trader. Hanya saja, perlu lebih banyak waktu untuk mengkonfirmasi entry trading. Apabila Anda termasuk trader konservatif, maka tambahan level 50 bisa jadi solusi yang tepat untuk meminimalisir risiko ini. Akan tetapi, jika gaya trading Anda cenderung agresif, maka konfirmasi sinyal dari oversold, overbought, dan crossing line saja sebenarnya sudah cukup.

 

Kesimpulan

Secara garis besar, stochastic indicator ini merupakan indikator yang menunjukkan sinyal jual beli saham melalui dua garis stochastic yaitu %K dan %D yang saling berpotongan. Namun, sebaiknya perhatikan pula fungsi stochastic yang lain seperti divergensi dan overbought/oversold agar pemanfaatannya semakin optimal.

 

Jika Anda tertarik menyimak tips analisa teknikal lain dalam trading saham, rekomendasi indikator selain stochastic bisa Anda temukan dalam artikel Indikator Teknikal Terbaik Untuk Trading Saham.

 

FAQ Indikator Stochastic Saham

Penggunaan indikator stochastic tak melulu hanya bisa diterapkan pada trading forex saja, namun juga bisa untuk saham. Agar Anda lebih dapat memahaminya, berikut adalah kumpulan pertanyaan yang paling sering muncul.

 

Apa itu Stochastic dalam saham?

Indikator oscillator yang memberikan sinyal jual dan beli melalui dua garis yang berpotongan. Kedua garis tersebut memberikan petunjuk mengenai entry trading, kondisi overbought dan oversold, serta divergensi.

 

Bagaimana cara menggunakan Stochastic pada saham?

Ada dua cara, yaitu mengenali kondisi overbought dan oversold, serta terjadinya divergensi.

 

Apa yang dimaksud dengan overbought dan oversold?

Overbought adalah kondisi di mana harga saham dianggap terlalu mahal dan akhirnya mencapai titik jenuh beli, sehingga ada potensi harga akan turun atau koreksi. Sebaliknya, oversold merupakan kondisi di mana harga saham sudah dianggap terlalu murah dan mencapai titik jenuh jual, sehingga ada potensi harga akan naik atau koreksi.

 

Apa yang dimaksud divergensi?

Divergensi adalah salah satu cara membaca stochastic saham untuk memprediksi kapan tren akan berbalik arah melalui perbedaan antara arah indikator dengan pergerakan harga.

 

Apa saja tips menggunakan Stochastic dalam saham?

Ada tiga cara, yaitu:

  • Gunakan analisa multi time frame untuk meminimalisir fake sinyal. Sebagai contoh, apabila pada time frame H4 harga sedang bergerak uptrend. Maka, tunggulah momen oversold pada time frame H1 sebelum membuka posisi beli.
  • Gunakan indikator atau metode analisa teknikal yang lainnya. Anda bisa mencoba menggabungkannya dengan Price Action, Relative Strength Index, Moving Average, ataupun chart pattern.
  • Tambahkan level 50. Anda dapat menggunakan level 50 ini sebagai konfirmator sinyal. Entry-lah ketika kedua garis komponen Stochastic telah berhasil menembus level 50.

Terkait Lainnya
 

Forum Terkait

 Reno Leonardo |  20 Jan 2015

Saya mau tanya.. apakah ketika kita beli suatu saham emiten, akan langsung terbeli? dan apakah ketika kita menjualnya akan langsung terjual? dan bagaimana saja cara untuk mendapatkan keuntungan dari investasi saham tersebut.. terimakasih..

Lihat Reply [34]

Trading online memungkinkan seseorang saat dia melakukan transaksi akan terjadi aktivitas jual beli. Ketika anda BUY misalnya, maka akan terlihat dalam platform trading anda nilai beli yang anda beli, begitupun saat melakukan jual.

Thanks.

Basir   27 Jan 2015
yang bisa langsung terbeli itu khusus untuk trading online sajakah atau untuk semua model trading saham bisa?
saya juga penasaran sama cara mendapatkan keuntungan dari investasi saham..
mohon dijelaskan lebih lanjut....
Faris Wijaya   4 Feb 2015

@ reno leonardo, @ faris wijaya :
- apakah ketika kita beli suatu saham emiten, akan langsung terbeli???

setahu saya tidak Pak, baik trading on-line maupun via pialang saham. Tergantung dari ada tidaknya yang mau menjual sesuai dengan harga yang Anda inginkan. Kalaupun ada, belum tentu jumlah yang Anda inginkan terpenuhi semuanya. Misalkan Anda ingin membeli saham ABCD sebanyak 10 lot, tetapi yang tersedia dengan harga beli Anda hanya 5 lot maka yang Anda inginkan hanya terpenuhi sebagian. Untuk itulah Anda mesti antri dan menunggu hingga ada yang menjual sesuai dengan harga yang Anda inginkan, karena mungkin yang ingin membeli saham ABCD dengan harga tersebut tidak hanya Anda, jadi mana yang duluan.

Demikian juga jika Anda menjual saham. Tergantung dari ada tidaknya yang mau membeli sesuai dengan harga yang Anda inginkan.
Persedian saham itu jauh lebih terbatas jika dibandingkan dengan mata uang.

 

- dan bagaimana saja cara untuk mendapatkan keuntungan dari investasi saham tersebut..

untuk trading di pasar saham, Anda hanya bisa membeli (buy), dan jika harga telah naik Anda bisa menjualnya. Keuntungan yang Anda peroleh biasanya akan dipotong biaya transaksi oleh pialang Anda. Jadi Anda tidak bisa open posisi sell seperti trafing forex, kecuali Anda telah punya barangnya (saham yang akan Anda jual).
Keuntungan lain adalah pembagian dividen dari perusahaan yang Anda beli sahamnya (biasanya dibagikan tiap tahun).

M Singgih   6 Feb 2015

Cara untuk mendapatkan keuntungan dari saham ada dua: dari dividen dan dari capital gain.

Dividen biasanya dibagikan setiap tahun untuk pemegang saham per cum date. Jadwal dividen dan besarnya berbeda-beda untuk setiap emiten, tetapi umumnya asalkan Anda membeli sebelum hari H cum date saja, maka Anda berhak mendapatkan dividen tersebut. Namun, harga saham biasanya bergolak di sekitar tanggal cum date dan ex date, sehingga bisa menjebak investor untuk membeli di harga tinggi sebelum cum date, kemudian jatuh setelah lewat ex date.

Capital gain diperoleh dari selisih harga jual dan harga beli saham. Setiap transaksi beli maupun jual akan dikenakan fee oleh broker, yang menjadi biaya trading bagi investor saham sendiri. Kunci untuk mendapatkan profit dari Capital Gain adalah membeli saham di harga tertentu, untuk dijual kembali di tingkat harga lebih tinggi hingga mampu meng-cover biaya trading tadi plus ada kelebihan sebagai profit.

Transaksi jual-beli saham bisa dilakukan secara online. Di platform trading saham, akan muncul penampilan seperti ini:

gambar jual beli saham

Bisa dilihat di sana, ada kolom Bid dan kolom Offer. Kolom Bid merupakan daftar harga dimana para investor ingin membeli saham BBNI. Jadi, misal Anda punya saham BBNI, dan ingin menjualnya pada harga 5400, maka Anda akan langsung mendapatkan pembeli. Namun, bila Anda ingin menjualnya pada harga 5450, maka akan masuk sebagai antrian baru di daftar Offer, dan baru tereksekusi jika ada investor yang setuju membeli di harga 5450.

Demikian pula, di kolom Offer merupakan daftar harga dimana para investor yang memiliki saham BBNI ingin menjual sahamnya. Apabila Anda sedang mencari saham BBNI, dan setuju untuk membeli di harga 5425, maka saham BBNI yang dipesan akan langsung terbeli. Namun, jika Anda ingin membeli di tingkat harga berbeda, misalnya 5400, maka akan masuk antrian di kolom Bid, dan baru tereksekusi jika ada investor yang menurunkan harga jual sahamnya.

Perlu diperhatikan juga angka lot di sebelah Bid/Offer, yang menunjukkan seberapa banyak volume saham yang ditawarkan/akan dibeli pada tingkat harga Bid/Offer terkait. Jika ingin membeli saham BBNI di harga 5425 sebanyak 1000 lot, misalnya, maka yang akan tereksekusi hanya 583 lot saja, karena yang tersedia di pasar pada harga itu hanya segitu. Sedangkan sisa pesanan sebanyak 417 lot akan masuk antrian.

Anna   29 Dec 2016
Terus ketika kita memesan saham it harus menyesuaikan dep uang nya ap ,uang bisa menyusul
Faiz   27 Jun 2018

@ Faiz:

Setahu saya disesuaikan dengan dana yang ada di saldo akun Anda, tidak bisa menyusul (bayar belakangan) alias ngutang.

M Singgih   29 Jun 2018

Mau tanya misal kita punya saham 100 lot ,bisakah jualnya sebgian aja misal cuma 50 lot aja? Untuk investasi dgn mengharapkan dividen untuk hasil yg optimal setidaknya keep berapa lama ? Dan skrg 1 lot ada berapa lembar saham (juni 2019) 

Sonny   16 Jun 2019

Untuk Sonny,

“...misal kita punya saham 100 lot ,bisakah jualnya sebgian aja misal cuma 50 lot aja?...”

Bisa. Hal itu tergantung dari platform trading yang digunakan dan juga dari ketentuan broker yang bersangkutan.

“...Untuk investasi dgn mengharapkan dividen untuk hasil yg optimal setidaknya keep berapa lama ?...”

Semua itu tergantung dari keputusan Anda sendiri. Karena hasil pembagian dividen selalu berbeda-beda untuk tiap tahunnya. Sehingga, tidak ada acuan baku mengenai berapa lama sebaiknya menyimpan saham tersebut.

“...Dan skrg 1 lot ada berapa lembar saham…”

Data terakhir yang kami terima, 1 lot masih berjumlah sebesar 100 lembar saham.

Semoga bisa membantu.

Argo Gold Spotter   17 Jun 2019
Bagaimana cara mendapatkan antrian pertama di jual/beli saham,karna harga saham yg di tembok oleh bandar berjuta2 lot?
Edo   11 Nov 2019

@ Edo: Setahu saya kalau ingin antrian yang cepat, kalau Anda ingin beli harganya harus lebih tinggi dari harga pasaran saat itu, dan kalau Anda ingin jual, harganya harus lebih rendah dari harga pasaran.

Baca juga: Apa Itu Saham dan Bagaimana Cara Mendapatkannya?

M Singgih   26 Nov 2019
Maaf pemula,kalau investasi saham,misalnya dalam kurun waktu 5 tahun ingin berinvestasi saham,ternyata dalam tahun ke tiga tidak dapat melanjutkan ,itu gimana ya?

pernah sy baca misalnya,setiap bulan nya berinvestasi 1 juta setiap bulan nya berarti 1 Thn 12 juta .
tetapi di tahun ke 3 stop karna problem yang ada. Dana kita itu bagaimana dan selanjutnya gimna.

terimakasih maaf pemula sekali.
Radit   20 Jan 2021

Keren sekali penjelasan nya suhu..

Trimakaih

Bajam ID   26 Nov 2020

@ Radit:

Menurut saya itu tergantung dari isi perjanjian (agreement) antara Anda sebagai nasabah dan perusahaan pialang saham (broker), apakah ada kesepakatan bahwa setiap bulan harus menyetorkan dana. Setahu saya normalnya nasabah bebas (tidak terikat) apakah akan beli saham setiap bulan atau tidak. Biasanya tidak ada ikatan, kecuali ada perjanjian tertentu.

 

M Singgih   22 Jan 2021

Trading adalah transaksi jual beli. Barang murah lebih cepat laku, karena banyak yg mau beli murah. Seperti ketika jual aset diberi embel "BUTUH DUIT, JUAL MURAH".

Ada sederetan orang yg sudah antri membeli dengan harga murah. Jika anda jual dengan harga yang diminta, maka langsung terjual. Kemungkinan anda jual rugi. Tapi yang anda tanyakan apakah bisa langsung terjual, bukan soal untung atau ruginya. Dalam praktiknya juga kadang trader harus jual sahamnya dalam waktu cepat walau jual rugi untuk menghindari kerugian yang lebih besar.

 

Arang   6 May 2021

Karena anda sepertinya awam sekali mengenai bursa saham, sebaiknya anda anggap saja trading/invest saham hanya via online. Karena itu yg paling mudah dan memungkinkan untuk diakses anda. Untuk transaksi non reguler dan non online, itu tidak bisa diakses oleh semua orang. 

Keuntungan trading saham adalah selisih harga beli dengan harga jual. Anda beli cabe 5000 sekilo, besok naik jadi 6000 sekilo. Anda untung 1000 perkilo. 

Keuntungan dari invest saham juga sama, ditambah karena invest berarti menyimpan saham dalam jangka waktu lama, kemungkinan mendapat dividen dari perusahaan yg sahamnya anda beli tersebut.

 

Arang   6 May 2021

Apakah di trading saham akan terdapat Margin Call seperti pada trading forex?

Rispo   25 May 2022

Apabila kamu trading saham menggunakan modal yang sudah kamu punya saja, maka kamu tidak akan mengalami Margin Call.

Tapi kalau kamu menggunakan fasilitas rekening Margin dari sekuritas, itu berarti kamu menggunakan dana pinjaman dari sekuritas, sehingga kamu bisa saja mengalami Margin Call. 

Tidak semua orang dapat menggunakan fasilitas rekening Margin dari sekuritas. Biasanya, rekening itu hanya dapat dibuka oleh orang yang sudah punya pengalaman trading saham dan mempunyai modal minimal Rp200 juta.

Aisha   26 May 2022

Saya pernah dengar soal saham2 yang sudah tidak bisa ditransaksikan oleh ritel karena delisting atau berkasus, masih bisa dibeli lewat private trading atau pasar sekunder.

1. Seperti apa gambaran private trading dan pasar sekunder itu?

2. Kenapa masih ada yang mau membeli saham-saham seperti itu? 

3. Apakah saham yang delisting bisa balik ke bursa lagi? 

terima kasih jika ada yang menjawab rasa penasaran saya. 

Safitri Anisah   3 Jun 2022

1. Seperti apa gambaran private trading dan pasar sekunder itu?

Ada kesalahapahaman dalam pertanyaan kamu. Istilah "pasar sekunder" itu berbeda dengan "private trading". Pasar sekunder adalah bursa saham di mana saham diperdagangkan setelah IPO. Ketika saham sudah delisting, maka tidak bisa diperdagangkan pada pasar sekunder lagi (tapi masih bisa lewat private trading).

Private Trading itu jual-beli saham secara langsung antara penjual dan pembeli, alias bukan melalui bursa. Gambaran simpelnya: saya punya saham ABCD yang sudah delisting, sedangkan kamu ingin punya saham ABCD. Saya bertemu denganmu, kita sepakat, maka jual-beli terjadi.

2. Kenapa masih ada yang mau membeli saham-saham seperti itu?

Pembeli saham yang sudah delisting biasanya adalah pebisnis. Mereka membeli saham untuk tujuan usaha, bukan untuk berinvestasi online biasa. Mungkin mereka ingin mengambil alih pabrik, lahan, atau paten yang dimiliki oleh perusahaan yang delisting itu. Mungkin juga mereka ingin melakukan merger atau akuisisi perusahaan. Ada banyak sebab yang tidak bisa dipukul rata.

Perlu diperhatikan pula bahwa tak semua saham delisting itu jelek. Ada pula saham yang melaksanakan delisting sukarela karena pemilik saham pengendalinya ingin mendominasi perusahaan, contohnya delisting saham AQUA lantaran instruksi Danone sebagai pemilik saham mayoritasnya. Saham yang delisting sukarela seperti ini punya kualitas yang sangat bagus, sehingga tentu saja banyak dicari orang (tapi biasanya pemilik mayoritas tidak mau menjual).

3. Apakah saham yang delisting bisa balik ke bursa lagi?

Saham yang delisting bisa balik ke bursa lagi, melalui aksi korporasi yang disebut "relisting". Beberapa contoh saham relisting di Bursa Efek Indonesia antara lain Sekar Bumi (SKBM) dan Bukaka Teknik Utama (BUKK).

Aisha   8 Jun 2022

Apakah jual beli saham sudah terkena pajak? Dan bagaimana cara membayar pajaknya?

Sally   10 Jun 2022

Transaksi saham sudah kena pajak secara otomatis. Saat kamu membeli/menjual saham, platform trading secara otomatis akan menghitung pajaknya dan memotong jumlah yang sesuai dari saldo kamu.

Setelah itu, kamu tak perlu pusing menghitung pajak saham sendiri. Dalam pelaporan SPT tahunan, kamu cukup mencatat portofolio saham akhir tahunmu dalam bagian aset yang sudah dikenai pajak (tidak dihitung sebagai aset kena pajak lagi).

Aisha   10 Jun 2022

Short selling saham di Indonesia sudah diperbolehkan atau masing dilarang ya kak?

Willy   1 Jul 2022

Short selling saham sampai saat ini masih dilarang oleh otoritas BEI. Untuk mengetahui perkembangan peraturan bursa, silakan pantau situs web dan media sosial resmi IDX.

Aisha   3 Jul 2022

Mohon pencerahannya kakak...maaf kalo agak melenceng pertanyaan saya. 

Saya membeli saham TLKM 1 lot sebesar 3340. kalo saya mau beli saham lagi di TLKM itu pakai harganya sama atau harga mengikuti pergerakan harga saham? atau kita beli sesuai nominal semisal mau invest 1jt di saham TLKM tsb. mohon bimbingannya

Siswanto   11 Jul 2022

Min kalo misal jual di ARB 48 lot (offer), yang mau beli 20. Itu yg transaksi 20 itu apakah udah kelepas walaupun belum matched 48 lot? Thanks  

Kevin Sailly   11 Jul 2022

Pertanyaannya, apakah offer 48 lot dan bid 20 lot itu punya harga yang cocok?

Kalau harganya cocok, maka dari offer 48 lot akan segera tereksekusi 20 lot, sedangkan 28 lot sisanya akan masuk antrian dalam order book.

Kalau harganya tidak cocok, maka tidak ada transaksi yang terjadi dan kedua order itu sama-sama masuk antrian dalam order book.

Aisha   12 Jul 2022

Beli saham posisi buy waktu bursa habis dan kita tidak sampe pada antrian, bagaimana status order kita? Apakah order cancel otomatis dan dana kembali kedeposit atau seperti apa? Mohon informasinya  

Om Juju   14 Jul 2022

Untuk membeli saham TLKM lagi, kamu harus mengikuti harga pasar yang sedang berlaku. Jika harga pasar saat ini adalah 3340 (sama dengan saat kamu membeli dulu), maka kamu bisa beli pada harga 3340. Jika harga pasar saat ini 4000, maka kamu bisa beli pada harga 4000an. 

Berapa banyak saham TLKM yang bisa kamu beli lagi? Ini tergantung berapa banyak modal yang kamu punya dan berapa harga saham saat ini.

Umpamanya, dengan harga Rp4000 per lembar, maka 1 lot TLKM = Rp400ribu. Kalau kamu hanya punya modal Rp1 juta, maka kamu bisa beli 2 lot saham TLKM sekarang dengan total nilai Rp800ribu, lalu sisa Rp200ribu dapat ditabung untuk membeli saham lagi di lain waktu.

Aisha   18 Jul 2022

Apabila kamu pasang order saat jam bursa sudah ditutup, maka ordermu akan ditolak otomatis (rejected). Dana kamu tidak akan berkurang dan tidak ada dana yang kembali, karena ordernya saja tidak akan terpasang.

Coba saja pasang order saat pasar tutup, nantinya kamu akan langsung dapat pesan gagal pasang order pada aplikasi trading saham kamu. Contohnya terlihat seperti ini:

Order Ditolak

Bagaimana kalau kita ingin pasang order di luar jam bursa?

Ada beberapa aplikasi trading saham yang menyediakan fitur Automatic Order. Fitur ini memungkinkan kamu untuk pasang order di luar jam bursa. Nantinya order kamu akan tersimpan oleh sistem sampai dengan pembukaan bursa esok harinya. Ketika bursa dibuka, barulah sistem akan mengirim order kamu untuk dicatat oleh bursa. 

Tapi, tak semua aplikasi trading saham punya fitur Automatic Order. Silakan buka buku panduan atau tanya ke CS sekuritas kamu untuk mengetahui lebih jelas.

Aisha   18 Jul 2022

Di forum lain ada yang mengupload gambar seperti ini:

data sahamUntuk PBV (Kali), PER (kali), dan Return YTD (%) itu maksutnya apa ya kak? Dan bagaimana menggunakan informasi-informasi yang terdapat pada gambar tersebut? Terima kasih

Yujin   4 Aug 2022

Return YTD (%) menunjukkan persentase kinerja saham tersebut sejak pembukaan hari perdagangan pertama awal tahun hingga saat ini.

Umpamanya sekarang tanggal 3 Agustus 2022, terlihat ITMG memiliki return YTD (%)  sebesar 119,66%. itu berarti harga saham ITMG sejak tanggal 3 Januari 2022 (tanggal 1 dan 2 Januari merupakan hari libur, sehingga hari perdagangan pertama tahun 2022 adalah tanggal 3) sampai 3 Agustus 2022 telah meningkat sebesar 119,66%.

PER (kali) adalah Price-to-Earning Ratio, atau rasio yang mengukur harga saham per lembar dibandingkan dengan laba per lembar saham. Nilai PER semakin besar, berarti saham itu semakin mahal. 

Umpamanya ITMG memiliki PER sebesar 4,62x, berarti harga saham ITMG saat ini adalah 4,62 kali dari nilai laba per sahamnya.

PBV (kali) adalah Price-to-book Value, atau rasio harga saham dibandingkan dengan nilai buku perusahaan. Nilai PBV semakin besar, berarti harga saham itu semakin mahal.

Umpamanya ITMG memiliki PBV sebesar 2,47x, berarti untuk mendapatkan saham ITMG sekarang, kamu harus membayar senilai 2,47 kali lipat dari nilai perusahaan yang sesungguhnya.

Untuk memahami lebih lanjut tentang rasio-rasio ini, silakan simak artikel berikut.

Aisha   5 Aug 2022

Ketika transaksi saham, apakah tersedia format pending order kayak di forex? Terus juga posisinya apakah bisa dihold berhari2 sampai ketemu harga yang cocok? Atau kalau transaksi hari itu, ya harus diselesaikan di hari yang sama??

Rony   9 Feb 2023

@ Rony:

Saat ini saya tidak trading saham, tetapi setahu saya tidak ada format khusus pending order seperti pada platform trading forex. Pada perdagangan saham, biasanya investor atau trader akan membeli suatu saham dengan harga yang paling murah dan menjual dengan harga yang paling mahal dari harga beli atau harga jual yang ditawarkan saat ini. Dengan demikian investor / trader akan antri untuk mendapatkan harga tsb. Kalau sudah dapat harganya order akan langsung tereksekusi (done). Kalaupun investor / trader akan beli atau jual pada harga saat ini, dia juga harus antri.

Kalau belum tereksekusi (done) sampai akhir hari perdagangan, secara otomatis order akan dibatalkan (withdrawn), tetapi ada juga broker yang menyediakan fitur GTC Order (Good till cancel) yang mana order buy / sell apabila belum done, order akan terus disimpan dan diteruskan ke bursa hingga batas waktu tertentu, ada yang maksimal 7 hari, ada yang maksimal 30 hari, bahkan ada yang tidak ada batas waktunya, jadi order tersebut akan tetap aktif selama belum match (done), atau sampai investor secara manual membatalkan orderan tersebut.

M Singgih   13 Feb 2023

Rony:

Dalam trading saham, ada fitur AUTO ORDER yang mirip dengan pending order dalam forex. 

Auto Order memungkinkan kita untuk pasang instruksi jual ataupun beli di luar jam bursa, pada titik harga tertentu yang kita inginkan. Kita juga bisa menentukan sampai kapan instruksi Auto Order itu akan berlaku. Bisa jadi hanya berlaku untuk satu sesi, satu hari perdagangan, ataupun sampai instruksi tereksekusi (Good Till Cancelled).

Akan tetapi, tidak semua platform trading saham menyediakan fitur Auto Order. Auto Order sejauh ini yang kita tahu ada dalam MOST (Mandiri Sekuritas), Ajaib, BIONS (BNI Sekuritas), dan HOTS (Mirae). Mungkin masih ada sekuritas lain yang punya fitur ini, bisa ditanyakan kepada CS masing-masing.

Aisha   13 Feb 2023
 Andhy Kusyanto |  23 Apr 2016

Sensei, pertanyaan saya
1. berdampak apa stochastic dan rsi terhadap harga?
2. Terkadang kenapa RSI atau stochastic posisi oversold tapi harga belum mampu naik dan harga menunjukkan tren menurun terus?
Itu yang ingin saya ingin mengerti.
Mohon bantuannnya...

Lihat Reply [15]

@ andhy kusyanto:

1. Stochastics dan RSI adalah indikator oscillator yang mengukur pergerakan harga, jadi tidak mempengaruhi atau berdampak pada pergerakan harga. Yang mempengaruhi pergerakan harga terutama adalah sentimen para pelaku pasar.
2. Itu karena pergerakan harga sedang trending, dan kondisi ekstrem (overbought atau oversold) indikator oscillator seperti RSI dan stochastics memang tidak bisa diterapkan pada pasar yang trending. Pada keadaan pasar yang trending kita hanya bisa melihat adanya kemungkinan divergensi antara indikator oscillator dan pergerakan harga, sedang kondisi overbought dan oversold akan valid untuk kondisi pasar yang sideways (ranging).

Agar tidak terjebak Anda bisa menggunakan indikator kekuatan trend disamping indikator oscillator, biasanya moving averages atau ADX. Jika trend sedang kuat, abaikan overbought atau oversold dan amati kemungkinan divergensi.

Untuk keterangan lebih lanjut bisa baca:

M Singgih   25 Apr 2016

Untuk Michael,

Yang di sebut Short Term ada trading jangka pendek, dalam satu hari perdagangan. Artinya tidak melebihi satu hari. Jika 3 – 5 hari sudah masuk katagori Long Term.

Demikin pun saat pengambilan data / analisa , time frame yang digunakan adalah berbeda. Untuk Short term biasanya menggunakan M5 – H1, sementara untuk Long Term menggunakan H4 keatas.

Untuk indicator Stoch dan RSI bisa di gunakan baik di Short atau Long Term.

Terima Kasih.

Basir   20 Apr 2018

@ Anggoro:

Indikator RSI termasuk oscillator yang bisa mengamati keadaan overbought dan oversold saat pasar dalam keadaan sideways, dan mengamati keadaan terjadinya divergensi saat pasar dalam keadaan trending. Saat pasar trending maka overbought dan oversold tidak berlaku. Selan divergensi, amati juga posisi kurva pada level 50 (center line).

Untuk mengetahui cara trading dengan indikator RSI, silahkan baca: 3 Tips Trading Dengan Indikator RSI

M Singgih   3 Apr 2022

@ Narin Adiyaman:

Indikator stochastic termasuk oscillator, sehingga efektif digunakan ketika pergerakan harga sideways. Ketika pergerakan harga sedang sideways, amati area overbought dan oversold. Sell ketika harga berada di area overbought, dan buy ketika harga berada di area oversold. Konfirmasi saat buy atau sell diamati dari perpotongan kurva %K dan %D.

Ketika pergerakan harga sedang trending (uptrend maupun downtrend) maka keadaan overbought dan oversold tidak berlaku dan bisa diabaikan. Ketika sedang trending, yang penting diperhatikan adalah apakah terjadi keadaan divergensi atau tidak.

Untuk penjelasan yang lebih lengkap mengenai penggunaan indikator stochastic, silahkan baca: Cara Membaca Indikator Stochastic Menurut 3 Macam Fungsinya

M Singgih   24 Apr 2022

@ Ardhy Wiraatmaja:

Indikator stochastic termasuk oscillator, sehingga efektif digunakan ketika pergerakan harga sideways. Ketika pergerakan harga sedang sideways, amati area overbought dan oversold. Sell ketika harga berada di area overbought, dan buy ketika harga berada di area oversold. Konfirmasi saat buy atau sell diamati dari perpotongan kurva %K dan %D.

Ketika pergerakan harga sedang trending (uptrend maupun downtrend) maka keadaan overbought dan oversold tidak berlaku dan bisa diabaikan. Ketika sedang trending, yang penting diperhatikan adalah apakah terjadi keadaan divergensi atau tidak.

Untuk penjelasan yang lebih lengkap mengenai penggunaan indikator stochastic, silahkan baca: Cara Membaca Indikator Stochastic Menurut 3 Macam Fungsinya

M Singgih   25 Apr 2022

saya mau tanya untuk strategi trading yang short term sekitar 3-5 hari open order itu pake stochastic atau rsi yang lebih baik dan periodenya berapa ya?

Michael   18 Apr 2018

Bagaimana cara membaca dang menggunakan indikator RSI yang benar?

Anggoro   31 Mar 2022

bagaimana cara mudah menggunakan indikator stochastic oscillator?

Narin Adiyaman   21 Apr 2022

bagaimana cara membaca indikator stochastic untuk menemukan signal entry?

Ardhy Wiraatmaja   22 Apr 2022

Ciri chart akan terjadi uptrend gimana pak tandanya? Makasih

Eko Adi   8 Jun 2022

@ Eko Adi:

Tidak ada isyarat yang pasti akan terjadinya uptrend ataupun downtrend.
Pergerakan reversal uptrend atau downtrend akan terjadi jika harga telah menembus level 50% Fibonacci retracement. Pengamatan juga dikombinasikan dengan pola chart tertentu yang mengisyaratkan pembalikan arah trend dan dikonfirmasikan dengan indikator teknikal serta level 50% Fibonacci retracement.

Misal pola head and shoulders yang telah terkonfirmasi mengisyaratkan pembalikan arah dari uptrend menjadi downtrend, dan pola inverse head and shoulders yang telah terkonfirmasi mengisyaratkan pembalikan arah dari downtrend menjadi uptrend.

 

M Singgih   10 Jun 2022

selamat pagi pak, ini caranya menjadikan rsi dan stoch jadi satu jendela indikator bagaimana ya pak? saya pernah liat di youtube, tp tidak dijelaskan caranya. 

Usman Farid   10 Aug 2022

@Usman Farid: Indikator yang Anda maksud mungkin adalah Stoch-RSI (stochastic RSI).

Kalau menggunakan platform tradingview, Anda bisa langsung masukkan indikator Stoch-RSI.

Sedangkan di platform MT4, indikator stoch-RSI bukanlah indikator bawaan sehingga Anda perlu import terlebih dahulu file indikatornya.

Kiki R   10 Aug 2022

Kalau RSI dibuat swing trading, bagaimana baca sinyal entrynya kak?

Ardhian   19 Aug 2022

@Ardhian: Caranya sama kok antara RSI buat swing trading maupun buat day trading.

Fungsi dari RSI adalah sebagai penunjuk level overbought (jenuh beli) dan oversold (jenuh jual).

RSI mempunyai batas atas angka 70 (penanda overbought) dan batas bawah angka 30 (oversold).

Ketika indikator RSI menunjukkan angka di atas 70 artinya overbought sehingga bisa menjadi sinyal entry sell.

Sebaliknya, ketika indikator RSI menunjukkan angka di bawah 30 artinya oversold dan bisa menjadi sinyal entry buy.

Namun, pada penerapannya tidak bisa sesederhana ini.

Anda harus menentukan arah terlebih dahulu dengan melihat struktur harga saat ini.

Apakah harga sedang trending atau sideways?

Kalau trending, tren naik atau tren turun?

Ketika tren naik, maka Anda menggunakan RSI sebagai tanda entry buy ketika indikator RSI berada di angka 30.

Sedangkan ketika tren turun, gunakan RSI sebagai sinyal entry sell ketika indikator RSI di atas angka 70.

Kiki R   20 Aug 2022
 Gatoot |  17 Feb 2021

Mana yang lebih akurat antara settingan close-close dan high-low pada Stochastic? karena tampilannya sangat beda sehingga beda interpretasinya.

Mohon arahannya dan sebaiknya untuk trading forex dan gold pakai yang mana?

Tks banyak sebelumnya atas arahannya.

Lihat Reply [31]

Untuk Gatoot..

Hal ini tergantung dari TF yang digunakan. Anda bisa menggunakan default, atau bawaan dari MT4 sendiri.

Thanks.

Basir   14 Oct 2016

@ Gatoot:
Yang lebih akurat adalah dengan price field yang Low / High, sesuai dengan teori dasar stochastic yang dijabarkan oleh penemunya yaitu Geoge Lane.

Dengan price field Close / Close maka Anda tidak mengukur range harga yang sebenarnya. Bentuk tampilannya sama tetapi level overbought dan oversold-nya jelas berbeda karena untuk price field yang Close / Close dibatasi hanya pada level Close terendah dan Close tertinggi, tidak pada harga terendah dan tertinggi yang sebenarnya.

Perhatikan penerapannya pada Gold (XAU/USD) berikut ini:

Secara matematis penjabarannya adalah sebagai berikut:

%K = 100 x (Harga sekarang - Low n) / (High n - Low n)
dimana : n adalah periode waktu pengukuran.

Jika Anda menggunakan price field Low / High, maka:
%K = 100 x (Harga sekarang - Lowest Low)/ (Highest High - Lowest Low)
Highest High dan Lowest Low adalah harga High tertinggi dan harga Low terendah pada periode waktu pengukuran.

Jika Anda menggunakan price field Close / Close, maka:
Close/Close: 100 x (Recent Close-Lowest Close)/ (Highest Close - Lowest Close)

Highest Close dan Lowest Close adalah harga Close tertinggi dan harga Close terendah pada periode waktu pengukuran.
Jadi secara matematis keduanya jelas berbeda.
Semoga bisa membantu.

M Singgih   17 Oct 2016

Terimakasih banyak atas pencerahannya.

Oh ya kemudian untuk  settingan berapakah yang akurat dan safe untuk trading ?? 5 3 3; 7 3 3; 9 3 3 atau ada yang lainnya.

Mohon arahannya.
Terimakasih banyak atas perhatian dan bantuannya.
salam
gatoot
Gatoot   18 Oct 2016

@ Gatoot:
Parameter pada indikator stochastic adalah: (%K, %D, fast/slow stochastic). Untuk %D default-nya diset 3 (periode moving average untuk %K), dan fast/slow diset 3 yang menunjukkan slow stochastic.
Dari penjabaran sebelumnya %K menunjukkan persentase perbandingan harga terukur sekarang dengan range harga periode waktu yang ditentukan.

Jadi pemilihan parameter %K sepenuhnya tergantung dari periode waktu pengukuran. Semakin kecil periode waktu pengukuran akan semakin cepat respons-nya tetapi kurang akurat karena range harga yang diperbandingkan lebih kecil.
Jika Anda trading pada time frame daily, H4 atau minimal H1, periode waktu yang direkomendasikan adalah 14, jadi menggunakan parameter (14,3,3).

Jika trading dibawah time frame H1, periode waktu yang biasa digunakan adalah 5 (lebih kecil) karena dengan trading pada time frame rendah Anda tentu menginginkan respons secepatnya untuk mengambil keputusan. Tetapi trading pada time frame rendah akurasi pergerakan harganya juga lebih rendah dibandingkan dengan time frame tinggi karena pada time frame rendah sering terjadi noise.

Kesimpulannya: jika Anda trading pada time frame daily, H4 atau H1 maka gunakan parameter (14,3,3), dan jika trading pada M30, M15, M5 atau M1 gunakan parameter (5,3,3).

M Singgih   19 Oct 2016
Wah terima kasih sama yang tanya dan juga yang jawab saya sampai enggak kepikiran kalau pengaplikasian bisa merubah perhitungan indikator. Sama saya juga mau tanya kalau untuk pengaplikasian rsi disetting yang mana ya
TerimaKasih
Dyah   19 Dec 2016

@ Dyah:



RSI = 100 - ( 100 / (1+U/D) )
dimana U adalah jumlah rata-rata perubahan harga yang positif dan D adalah jumlah rata-rata perubahan harga yang negatif.

Untuk applikasi normal dalam trading digunakan harga penutupan (Apply to close), karena kita mengukur perbandingan perubahan harga penutupan (closed price) yang positif dan negatif, mana yang lebih kuat (strength index-nya). Harga penutupan adalah harga terakhir yang kita ukur.

Kalau disetting di High berarti hanya mengukur strength index harga tertinggi dalam suatu periode, kalau disetting di Low hanya mengukur strength index harga terendah, dan kalau diset di Typical Price hanya mengukur strength index level pivot pada periode tersebut. Hasilnya bisa berbeda sehingga interpretasi terhadap pergerakan harga bisa salah.

Sebagai contoh RSI (14) untuk applikasi closed price dan high price pada EUR/USD daily berikut ini:



Yang normal (apply to close) pada ‘A’ interpretasinya masih sell karena harga bergerak dibawah center line (level 50.0), tetapi untuk yang apply to high interpretasinya buy karena harga telah bergerak diatas center line.

M Singgih   22 Dec 2016
dear All
saya pemula @dan mulai belajar lebih kuat, trimakasih pak Gatot telah mewakili pertanyaan saya.  Nah sy mau bertanya, dimana nih di kolom ini apa kolom pertanyaan. pertanyaannya Boleh kenal dgn Pak Martin mau ikut kursus, private kalau boleh. trimakasih Yunzil
Yunzil   9 May 2020
Kalau settingan indikator stoch 9,3,3 itu cocoknya trading di time frame brp??? H1 atau H4 atau brp??? Metode MAnya lebih baik simple atau explonenstial atau berat linier???
Aang   23 May 2020

@ Gatoot:

Yang lebih akurat adalah dengan price field yang Low / High, sesuai dengan teori dasar stochastic yang dijabarkan oleh penemunya yaitu Geoge Lane.

Dengan price field Close / Close maka Anda tidak mengukur range harga yang sebenarnya. Bentuk tampilannya sama tetapi level overbought dan oversold-nya jelas berbeda karena untuk price field yang Close / Close dibatasi hanya pada level Close terendah dan Close tertinggi, tidak pada harga terendah dan tertinggi yang sebenarnya.


Perhatikan penerapannya pada Gold (XAU/USD) berikut ini:

Secara matematis penjabarannya adalah sebagai berikut:
%K = 100 x (Harga sekarang - Low n) / (High n - Low n), dimana : n adalah periode waktu pengukuran.

Jika Anda menggunakan price field Low / High, maka:

%K = 100 x (Harga sekarang - Lowest Low)/ (Highest High - Lowest Low)

Highest High dan Lowest Low adalah harga High tertinggi dan harga Low terendah pada periode waktu pengukuran.

Jika Anda menggunakan price field Close / Close, maka:

Close/Close: 100 x (Recent Close-Lowest Close)/ (Highest Close - Lowest Close)

Highest Close dan Lowest Close adalah harga Close tertinggi dan harga Close terendah pada periode waktu pengukuran.

Jadi secara matematis keduanya jelas berbeda.

Dengan demikian untuk trading baik forex, gold dan lainnya, gunakan setting dengan price field = Low / High.

 

M Singgih   20 Feb 2021

Stochastic ini lemah kalau digunakan di tf 5 menit ya pak? Kok entry saya sering salah pake indikator ini.

Febrian   3 May 2021

@ Febrian:

Indikator stochastic termasuk dalam jenis indikator oscillator, yang mana di-design untuk perhitungan level high dan level low yang sudah fix. Dengan demikian akan akurat jika diterapkan pada kondisi pasar yang sideways atau ranging. Sebaliknya kalau kondidi pasar sedang trending, semua jenis indikator oscillator seperti stochastic, RSI dan juga CCI tidak akurat dan penunjukan overbought dan oversold bisa diabaikan, kecuali penunjukan divergensinya.

Jadi jika Anda trading dengan indikator oscillator termasuk stochastic, perhatikan kondisi pergerakan harga saat itu sedang trending atau sideways. Untuk mengetahui kondisi trend pergerakan harga bisa diamati dari indikator ADX. Selain itu, sebaiknya menggunakan kombinasi indikator trend juga, seperti moving average dan MACD, sehingga kalau kondisi sedang trending, abaikan stochastic dan fokus ke moving average dan MACD.

M Singgih   4 May 2021

untuk indikator stochastic baiknya di kombinasikan dg indikator apa ya pak untuk lebih maksimalnya?

Gandy Gunaji   17 May 2022

bagaimana cara trading di pasar yang sedang sideways? mungkinkah baiknya stop trading dulu?

Syahril Romdhon   17 May 2022

untuk teknik trading scalping baiknya menggunakan indikator apa ya?

Muhaimin   17 May 2022

Indikator yang digunakan untuk analisa cryptocurrency apa ya masta?

Raditya Oktha   17 May 2022

@Gandy Gunaji: Dikombinasikan dengan indikator berjenis trend dan level.

Indikator berjenis trend untuk melihat trend yang sedang terjadi sehingga jelas posisi sell/buy yang akan diambil.

Kedua, indikator level untuk menentukan area sell/buy. Untuk level, bisa menggunakan level support/resisten atau suply/demand

Terakhir baru stochastic untuk masuk market pada saat persilangan garis stochastic diatas angka 80 atau dibawah 20.

Jadi jelas prosesnya, tentukan arah entry terlebih dahulu, lalu area entry, terakhir baru ke timing entry.

@Syahril Romdhon: Kalau strategi trading Anda optimal di market trending, maka sebaiknya stop trading dulu apabila market sedang sideways. Alternatif lainnya, Anda bisa mencari pair lain yang sedang trending.

Namun, kalau strategi trading Anda optimal di market sideways, tentu sideways adalah makanan Anda. Sebaliknya, kalau sedang trending, Anda sebaiknya keluar dari market dulu.

Jadi, jawabannya kembali pada strategi trading yang Anda gunakan.

@Muhaimin: Gunakan indikator sederhana yang mudah dipahami seperti moving average (MA), bollinger bands (BB), Relative stregth Index (RSI), atau stochastic.

Keeempat indikator ini sering digunakan oleh para scalper dalam trading.

Kiki R   2 Jun 2022

@Raditya Oktha:

Secara umum semua indikator yang biasa digunakan pada Forex ataupun saham juga bisa digunakan untuk kripto pak. Terutama indikator-indikator seperti Moving Average, Bollinger Bands, Stoch, RSI, dll. Lengkapnya bisa dibaca pada artikel kami 5 Indikator pilihan untuk kripto berikut. Di sana sudah dijelaskan 5 macam indikator serta cara penggunaannya untuk analisa kripto.

Nur Salim   3 Jun 2022

Apakah stochastic bisa dikombinasikan dengan indikator MA? Bagaimana caranya?

Jaenudin   24 Jun 2022

@Jaenudin: Bisa, caranya dengan menggunakan MA untuk melihat arah harga atau trend dan stochastic untuk timing entry.

Gunakan MA untuk melihat trend yang sedang berlangsung, lalu ketika harga pullback ke Support/resisten, gunakan stochastic (persilangan garisnya) untuk entry sell/buy.

Kiki R   30 Jun 2022

Parameter Slowing yang ada di Stochastics ini melambangkan apa ya pak?

Ocha   21 Jul 2022

@Ocha: Slowing pada indikator stochastic adalah periode yang digunakan untuk menghaluskan kurva% K, membuatnya lebih mengalir tanpa gangguan pasar.

Kiki R   21 Jul 2022

Terima kasih pak penjelasannya. ini saya coba sendiri dengan mengganti slowing-nya menjadi 20, grafiknya jadi lebih halus dan tidak banyak kenaikan-penurunan di stochasticnya. Izin melanjutkan pertanyaan pak. Pada nilai default serta artikel-artikel yang sering saya baca, kebanyakan nilai slowingnya lebih kecil dari nilai K serta sama dengan D. Di salah satu artikel yang saya baca nilai yg direkomendasikan adalah 14,3,3 sedangkan defaultnya 5,3,3. Apakah memang baiknya seperti ini pak? Nilai Slowing harus sama dengan nilai yang ditengah? Terima kasih banyak pak atas penjelasannya

Ocha   24 Aug 2022

@Ocha: Benar, nilai slowing dan %D sebaiknya sama.

Kiki R   25 Aug 2022

malam pak, perbedaan menggunakan level overbought dan oversold sendiri yang 20/80 atau 30/70 apa ya pak? di beberapa artikel diajarkan pakai yg 30/70 tp dari sumber lain jg saya dapat ada yg 20/80.

Fathan   4 Oct 2022

Angka level overbought dan oversold di RSI menggunakan 30/70.

Sedangkan untuk stochastic menggunakan angka 20/80.

Kiki R   6 Oct 2022

@ Jaenudin:

Semua indikator bisa dikombinasikan, terutama jika jenis indikatornya berlainan. Dalam hal ini moving average adalah indikator trend dan stochastic adalah indikator oscillator untuk melihat momentum entry.

Jika keadaan pergerakan harga sedang sideways, perhatikan posisi harga terhadap kurva MA dan posisi kurva stochastic yaitu perpotongan %K dan %D. Jika harga berada di atas kurva MA dan kurva stochastic berada di area oversold, maka keadaan tsb adalah sinyal untuk buy. Sebaliknya jika harga berada di bawah kurva MA dan kurva stochastic berada di area overbought, maka keadaan tsb adalah sinyal untuk sell.
Dalam hal ini kurva MA adalah konfirmator untuk indikator stochastic.

Jika pergerakan harga sedang trending, baik uptrend maupun downtrend, maka abaikan penunjukan overbought dan oversold indikator stochastic, amati apakah terjadi divergensi atau tidak. Untuk indikator trend termasuk MA (moving average), baik SMA atau EMA, tetap digunakan untuk melkihat arah trend yang sedang terjadi.

M Singgih   12 Dec 2022

Untuk Stochastic apakah lebih baik open posisi saat cross antara K dan D atau saat masuk area overbought dan oversoldnya saja ya master? 

Hilmi Hakim   24 Dec 2022

@Hilmi Hakim:

Keduanya benar dan baik serta bisa menjadi sama-sama profitable. Di satu sisi,  menunggu nilai K dan D cross terlebih dahulu akan mereduksi sinyal-sinyal palsu yang muncul dari Stoch. Hanya saja posisi entry yang didapat akan sedikit terlambat jika dibandingkan dengan menunggu harga masuk ke daerah Oversold dan Overbought. Begitu pula sebaliknya, akan banyak sinyal-sinyal palsu yang muncul jika bapak masuk saat harga memasuki daerah OS dan OB, namun level harga yang didapat lebih baik jika harga memang bereaksi di sana.

Keduanya bisa sama-sama menjadi profitable jika digunakan dengan disiplin dan konsisten. Saya pribadi lebih condong menggunakan varian yang tidak perlu menunggu terjadinya Cross terlebih dahulu. Hanya saja perlu ditambahkan Technical Tools lain yang berfungsi sebagai Key Level harga. Jadi posisi dibuka hanya saat harga berada di sekitaran Key Level serta nilai Stoch memasuki daerah OS dan OB.

Nur Salim   23 Jan 2023

@Fathan:

Yang ditanyakan ini setting default (bawaan Metatrader), atau setting yang disesuaikan sendiri?

Kalau setting default: RSI 30/70 dan Stochastic 20/80. Setting default ini juga jadi konsensus (kesepakatan tidak tertulis) di antara para trader sedunia yang direkomendasikan untuk pair paling populer, seperti EUR/USD, GBP/USD, dst.

Tapi pada prakteknya, tiap trader bisa menentukan sendiri ambang overbought/oversold masing-masing. Ambang RSI digeser ke 20/80 itu sah-sah saja. Ambang Stochastic juga bisa digeser ke 30/70. Yang terpenting asalkan cocok dengan sistem trading yang dipakai, serta cocok juga dengan pair yang ditradingkan.

Aisha   23 Jan 2023

@ Hilmi Hakim:

Keduanya. Indikator stochastic akan akurat jika digunakan pada kondisi pergerakan harga yang sideways. Ketika kurva %K dan %D telah memasuki area overbought atau oversold, maka entry ketika kurva %K telah memotong kurva %D.

Jadi ketika kurva %K dan %D telah memasuki area overbought, maka saat yang tepat untuk entry adalah ketika kurva %K memotong kurva %D dari arah atas ke bawah.

Sebaliknya ketika kurva %K dan %D telah memasuki area oversold, maka saat yang tepat untuk entry adalah ketika kurva %K memotong kurva %D dari arah bawah ke atas.

Ketika pergerakan harga sedang trending, overbought dan oversold tidak berlaku, tetapi amati apakah terjadi divergensi.

M Singgih   23 Jan 2023

@ Ocha:

Slow %K adalah nilai rata-rata dari %K untuk memperhalus %K agar tidak terlalu osilasi. %K adalah nilai rata-rata dari stochastic yang masih kasar (raw stochastic). Jika tidak dihitung rata-ratanya, maka %K = 1 atau disebut fast %K. Agar tidak terlalu osilasi dan penampilannya lebih halus hingga mudah dibaca, maka %K perlu dihitung rata-ratanya yang disebut dengan slow %K.

 

M Singgih   25 Jan 2023
 Hendi |  17 Jun 2017

Cara membaca indikator macd dan stochastic ketika berbeda arah karena apakah yang di utamakan stochastik atau macd terutama pada tf4 karena saya sering salah posisi pada saat transaksi mohon penjelasanya terimakasih.

Lihat Reply [20]

@ Hendi:

Perbedaan yang sering terjadi adalah kondisi overbought / oversold pada stochastics dan pergerakan kurva MACD terhadap kurva sinyal, sedangkan pergerakan %K terhadap %D dan pergerakan kurva MACD terhadap kurva sinyal relatif hampir sama.

Kondisi overbought / oversold stochastics oscillator akan akurat pada keadaan sideways, dan MACD akan akurat pada keadaan trending (uptrend maupun downtrend). Ketika sideways fokus pada stochastics dan ketika trending fokus pada MACD.

Untuk mengetahui kondisi sideways atau trending bisa dipantau dari indikator Bollinger Bands dan ADX, yaitu sideways jika harga bergerak disekitar middle bands indikator Bollinger Bands dan ADX dibawah level 25. Keadaan trending jika ADX diatas 25 dan harga bergerak sekitar upper / lower band indikator BB, juga dari indikator parabolic SAR.

Berikut ini contohnya pada EUR/USD H4:



Tampak overbought / oversold pada stochastics tidak berpengaruh pada pergerakan harga saat downtrend maupun uptrend, tetapi pergerakan kurva MACD terhadap kurva sinyal sangat berpengaruh, yang dikonfirmasi oleh perpindahan letak titik parabolic SAR.

Sedangkan overbought / oversold dan %K dan %D stochastics berpengaruh pada kondisi sideways sementara penunjukkan kurva MACD terhadap sinyal pada kondisi sideways false (tidak akurat).

M Singgih   19 Jun 2017

Terima kasih atas penjelasannya pak m singgih dan untuk indikator adx yang di contohkan apakah sama pungsinya dengan adx yang menggunakan persilangan D+ karena saya tida menemukan adx di metatrader saya pake terimakasih sebelumnya atas jawabanya pak m singgih.

Hendy   20 Jun 2017

@ Hendi:

Sama persis Pak, hanya tampilan ADX pada contoh tsb lebih mudah diamati dan dicerna. ADX pada contoh yang kami gunakan disebut juga dengan Advanced ADX yaitu indikator ADX yang versi histogram.

Pada ADX histogram Anda tidak perlu pusing mengamati crossing +DI dan -DI untuk menentukan trend yang dominan, cukup melihat warna bar histogramnya saja. Jika bar histogram berwarna hijau berarti uptrend dominan, sedang jika berwarna merah berarti downtrend yang dominan. Crossing +DI dan -DI ditampilkan dengan pergantian warna bar histogram.

Berikut contohnya pada GBP/USD H4 kemarin:


Pada ADX versi histogram: warna merah adalah ketika -DI yang dominan (downtrend), sedang warna hijau adalah ketika +DI yang dominan (uptrend). -DI yang dominan adalah ketika berada diatas +DI, dan +DI yang dominan adalah ketika berada diatas -DI.

Untuk keterangan ADX standard versi Metatrader bisa dibaca di: Cara Menggunakan Indikator ADX untuk Mengetahui Kekuatan Trend

M Singgih   22 Jun 2017

Kalau dicompare master, mana yg lebih baik antara macd dg stochastic? ada pnggunaan khsus kah utk indi2 tsb? Tks.

Ardianto   21 Oct 2020

@ Ardianto:

Peruntukannya berbeda. MACD biasa digunakan untuk kondisi pasar yang sedang trending, sementara stochastic untuk kondisi yang sedang sideways dengan mengamati level overbought dan oversold. Untuk mengetahui pasar sedang trending atau sideways bisa diamati dengan indikator ADX.

Kedua indikator tsb bisa digabungkan untuk saling mengkonfirmasi. Misal ketika pasar sedang trending, maka momentum entry bisa ditentukan dari indikator stochastic, yaitu ketika kurva %K dan %D saling berpotongan.

M Singgih   22 Oct 2020

Kalau untuk melihat divergensi sendiri akurat yang mana ya pak? Stoch atau MACD? atau justru bisa digabungkan keduanya?

Riza Parenta   3 Jun 2022

@Riza Parenta: Membandingkan akurasi divergensi dari dua indikator yang berbeda harus melalui pengujian dengan aturan tertentu.

Dengan demikian, membandingkan kedua indikator ini secara bebas atau tanpa aturan/rules yang jelas seperti kriteria entry dan exit tidak bisa dilakukan.

Saya berikan gambarannya seperti apa.

  • Kedua indikator disetting pada periode berapa? Apakah setinggan default saja?
  • Time frame apa yang digunakan?
  • Kriteria entry dari kedua indikator seperti apa?
  • Kriteria exit dari kedua indikator seperti apa?

Jadi, apabila Anda ingin mengetahui jawaban seperti ini, Anda harus lebih detail dengan menjelaskan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan di atas.

Selanjutnya tinggal melakukan backtest pada grafik yang sudah lampau untuk melihat perbandingan performa akurasi keduanya.

Kiki R   4 Jun 2022

terima kasih pak atas masukannya, saya akan coba untuk melihat perbandingan keduanya. Untuk tf saya saat ini masih menggunakan tf H1 dengan settingan default. Entry sendiri dilakukan dalam kondisi divergensi biasa, saat harga dan oscillator menunjukkan hal yang berbeda. yang saya bingungkan saat ini untuk backtest, gimana cara menentukan metode atau level stop dan exit yang pas pak dari strategi divergensi ? apakah harus dicoba satu-satu metode penentuan SL dan TP saat backtest untuk melihat mana yang terbaik? atau ada metode-metode khusus yang cocok untuk satu strategi tertentu seperti divergensi ini

Riza Parenta   7 Jun 2022

Kan di dalam indikator MACD juga terdapat Moving Average ya....itu untuk setting periodenya bagaimana ya kak? Dan Moving Average jenis apa yang digunakan? Makasih

Sinyo   10 Jun 2022

@Sinyo: Jenis moving average yang digunakan dalam MACD ada 2 yaitu EMA (Fast/slow line) dan SMA.

Untuk setting periodenya, klik kanan pada indikator, lalu pilih MACD properties.

Setelah itu akan muncul kotak pilihan periode indikator MACD-nya. Silakan ubah sesuai dengan yang Anda inginkan.

Kiki R   13 Jun 2022

Di indikator Stochastic standar memiliki pengaturan seperti ini:

%K Period: 14
%D period: 3

Lantas, jika diubah apakah akan mempengaruhi tingkat akurasinya?

Firman   5 Jul 2022

@Firman: Lebih tepatnya yang berubah adalah tingkat sensitifitasnya.

Akurasi indikator ini ditentukan seperti apa metode trading tersebut, bisa jadi akurasi naik atau bisa jadi turun.

Sedangkan berbicara sensitifitas adalah hal yang sudah pasti, semakin besar periodenya semakin tidak sensitif indikator stochastic tersebut.

Kiki R   5 Jul 2022

Siang pak, untuk strategi yang pake overbought oversold stochastic sebaiknya stoplos ditaruh dimana ya pak?

Agus Pratama   11 Jul 2022

@Agus Pratama: Bisa menggunakan dua cara.

1. Stoploss (SL) dberada dibawah/diatas support/resisten.

2. Stoploss menggunakan indikator average true range (ATR) sebesar 2xATR.

Kiki R   11 Jul 2022

Untuk strategi harian, timeframe berapa yang ideal digunakan untuk mendapatkan sinyal trading akurat dengan indikator MACD?

Subakti   3 Aug 2022

@Subakti: Time frame indikator MACD yang sering digunakan untuk trading harian adalah H1.

Dalam kondisi trending, indikator MACD yang dipasang pada time frame H1 memberikan sinyal yang cukup akurat.

Kiki R   4 Aug 2022

Maaf mgkn agak melenceng. apa pengaruhnya pak jika saya mengganti periode2 yg ada pada indikator MACD bawaan mt4? apakah tingkat akurasinya akan berubah2 sesuai dengan nilainya? sama selain yg bawaan, adakah rekomendasi nilai MACD lain yang bisa saya gunakan untuk perbandingan? thx

Febrina R   29 Aug 2022

@Febrina R: Jika Anda mengubah periode pada indikator MACD bawaan MT4, maka hal ini akan berpengaruh pada tingkat sentifititas indikator terhadap perubahan harga.

Sebagai contoh, semakin besar periode dalam suatu indikator, maka semakin tidak sensitif terhadap perubahan harga terakhir dan sebaliknya.

Tentang akurasi, tentu akan berubah karena tingkat sensitifitas indikator tersebut berubah.

Terakhir, saya mohon maaf untuk rekomendasi nilai MACD sebagai perbandingan saya tidak tahu dan saya coba cari di internet pun tidak ada yang mengulas tentang hal ini.

Kiki R   31 Aug 2022

Untuk divergence lebih bagus mana ya antara macd dan stoch ini? 

Yanto Sudrajat   7 Nov 2022

Sama-sama bagus. Jika diplot pada grafik, indikator MACD dan stochastic memberikan sinyal yang hampir sama.

Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar berikut ini.

Cara Membaca Indikator Macd Dan Stochastic

Pada gambar di atas, tiga buah indikator (Stochastic, MACD dan RSI) yang diplot pada grafik EURUSD Daily terlihat memberikan sinyal yang hampir sama.

Kiki R   9 Nov 2022
 Ahong |  1 Apr 2021

Pak, misalkan saya punya uang 50 juta, dan pingin investasi saham jangka panjang minimal 10 tahun. Antara saham option dan index bagusan mana pak? Makasih

Lihat Reply [7]

@ Ahong:

Baik saham option maupun indeks saham merupakan produk derivatif (turunan) dari pasar saham. Keduanya tidak merepresentasikan kepemilikan dalam bentuk apapun atas saham suatu perusahaan.

Jika Anda trading saham option, maka Anda harus bisa memprediksi harga suatu saham akan naik atau turun dalam jangka waktu tertentu. Jika harga saham diprediksi akan naik, maka trader akan membuka opsi Call, dan jika diprediksi turun, trader akan membuka opsi Put. Untuk penjelasan lebih lanjut, silahkan baca: Apa Itu Option Saham (Stock Options) Dan Bagaimana Contohnya?

Jika Anda trading indeks saham, maka Anda harus bisa memprediksi indeks suatu bursa saham akan naik atau turun. Yang ditradingkan biasanya adalah indeks Hang Seng, Nikkei, Kospi, Dow Jones, S&P 500 dan Nasdaq. Baca juga: Mengenal Apa Itu Indeks Saham Dan Beragam Manfaatnya

Menurut kami, jika Anda ingin berinvestasi di pasar saham, sebaiknya investasi sahamnya (beli saham perusahaan yang prospeknya bagus). Tetapi kalau ingin trading di produk derivatif saham, menurut kami trading di indeks saham lebih mudah, karena naik turunnya indeks saham suatu bursa lebih mudah diprediksi atau dianalisa dibandingkan dengan prediksi akan naik atau turunnya suatu saham dalam jangka waktu tertentu.

M Singgih   3 Apr 2021

Kalau beli saham perusahaannya langsung, risiko paling bahayanya apa pak?

Kata orang di forum, kalau main saham itu katanya lebih berisiko ya dibanding forex, apakah benar pak?

Dan satu lagi pak, kalau untuk orang Indo, apakah saham perusahaan yang bisa dibeli itu perusahaan orang Indo saja?

Terima kasih atas jawabannya🙏

Ahong   5 Apr 2021

@ Ahong:

- Kalau beli saham perusahaannya langsung, risiko paling bahayanya apa pak?

Risikonya tentu saja kalau harga saham yang Anda beli turun, sehingga mengalami kerugian. Risiko yang lebih besar adalah kalau saham yang Anda beli di-delisting dari bursa. Oleh sebab itu sebelum membeli sebuah saham pelajari dulu fundamental perusahaannya.

- Kata orang di forum, kalau main saham itu katanya lebih berisiko ya dibanding forex, apakah benar pak?

Tidak juga. Menurut kami trading forex risikonya lebih besar karena menggunakan leverage tinggi dan juga fluktuasi pergerakan harganya lebih besar.

- kalau untuk orang Indo, apakah saham perusahaan yang bisa dibeli itu perusahaan orang Indo saja?

Kalau Anda trading di Bursa Efek Indonesia (BEI), maka Anda hanya bisa trading saham-saham perusahaan yang listing di BEI saja, yaitu perusahaan-perusahaan dari Indonesia saja. Tetapi jika Anda trading di bursa New York, maka Anda bisa trading saham-saham perusahaan yang listing di New York Stock Exchange (NYSE). Untuk trading di NYSE Anda harus mencari perusahaan pialang yang menawarkan trading di NYSE.

 

M Singgih   7 Apr 2021

Untuk mahasiswa rekomendasi Saham yang seperti apa pak? Daripada uang buat jajan ga jelas mending buat beli saham..haha

Oddie   12 Apr 2021

@ Oddie:

Kalau Anda pemain baru, kami sarankan untuk masuk pada saham-saham lapis pertama atau saham-saham blue chips seperti TLKM, BBCA, UNVR, dsb.
Penjelasan mengenai saham-saham blue chips, silahkan baca:

M Singgih   13 Apr 2021

Kalau dengan saham yang di reksadana itu pak, apakah sama? Dan bagus mana dengan membeli saham perusahaan dengan beli saham di reksadana?

Nur Salim   13 Apr 2021

@ Nur Salim: Saham-saham yang ada pada portofolio produk reksadana saham adalah saham-saham pilihan hasil analisa dari manager investasi perusahaan yang menerbitkan reksadana tersebut, jadi tentu merupakan saham-saham pilihan yang prospeknya bagus.

Kalau Anda belum berpengalaman di saham, menurut kami lebih aman membeli produk reksadana, dalam hal ini reksadana saham. Mengenai reksadana, silahkan baca:

M Singgih   14 Apr 2021
 

Komentar @inbizia

Iya! Sbnrnya penggunaan kombinasi antara trendline dan stochastic oscillator dalam trading bisa memberikan indikasi yang berguna serta mudah dipahami terutama untuk trader pemula, tetapi perlu diingat bahwa tidak ada metode yang 100% akurat dalam trading dan itu sudah diperingatkan oleh penulis. Keduanya adalah alat analisis teknikal yang dapat membantu memberikan gambaran tentang pergerakan harga, tetapi tetap memerlukan pemahaman dan penggunaan yang tepat.

Perlu diketahui bahwa Stochastic oscillator adalah indikator momentum yang memberikan gambaran tentang kekuatan tren dan kondisi jenuh beli (overbought) atau jenuh jual (oversold) pada suatu aset. Ketika garis stochastic oscillator bergerak di atas angka 80 dan kemudian turun di bawah angka 80, itu menunjukkan kemungkinan adanya potensi pembalikan harga atau penurunan. Begitu juga ketika garis stochastic oscillator bergerak di bawah angka 20 dan kemudian naik di atas angka 20, itu menunjukkan potensi pembalikan harga naik atau kenaikan.

 Fred |  24 Jul 2023
Halaman: Cara Deteksi Peluang Trading Dengan Trendline Ala Mifx

RSI dan Stochastic Oscillator ini adalah dua indikator yang bantu kita lihat apakah harga sudah terlalu tinggi (overbought) atau terlalu rendah (oversold).

  • RSI mengukur kekuatan atau kelemahan harga dengan membandingkan kenaikan dan penurunan harga dalam periode tertentu. Nilainya dari 0 hingga 100. Kalau nilainya di atas 70, artinya harga sudah overbought dan mungkin turun. Kalau nilainya di bawah 30, artinya harga oversold dan mungkin naik.
  • Stochastic Oscillator juga bantu lihat kondisi overbought dan oversold dengan membandingkan harga penutupan terakhir dengan kisaran harga dalam periode tertentu. Nilainya juga dari 0 hingga 100. Kalau nilainya di atas 80, artinya harga sudah overbought dan mungkin turun. Kalau nilainya di bawah 20, artinya harga oversold dan mungkin naik.

Intinya, mereka beda cara hitung tapi sama-sama nunjukin kondisi harga yang ekstrem. Dua-duanya bisa dipake barengan dan dikombinasikan dengan analisis lain buat bantu ambil keputusan trading yang lebih baik. Ingat, indikator ini gak selalu sempurna, jadi tetap gunakan dengan bijaksana dan atur manajemen risiko dengan baik, ya! Semoga membantu, Bro!

 Leon |  27 Jul 2023
Halaman: Cara Mudah Deteksi Kondisi Jenuh Pasar Ala Broker Monex

Sonny: Setuju, bro! Jadi, dasar-dasar trading ini tuh dasarnya penting banget, kayak dasar-dasar dalam hidup. Gak cuma satu aja yang penting, tapi semuanya saling berkaitan dan ngaruh ke kesuksesan trading kamu.

Misalnya, analisis teknikal dan fundamental tuh kayak alat yang kamu gunain buat liat arah pergerakan harga dan ngertiin apa yang bikin harga naik turun. Tapi, kalau kamu gak tau cara atur risiko, bisa-bisa duitmu bisa abis karena terlalu banyak rugi.

Terus, soal psikologi trading itu juga gak bisa dianggep enteng. Kalo kamu gak bisa kendaliin emosi pas trading, bisa-bisa keputusan kamu jadi terganggu.

Nggak kalah pentingnya, tahu jenis order dan gimana cara pakenya juga perlu. Ini kayak tau cara ngatur permainan di lapangan. Tanpa itu, bisa aja tradingan kamu kacau.

Buku-buku yang direkomendasiin Finex emang pada dasarnya nge-cover dasar-dasar ini. Tapi, nggak masalah kalo kamu ngerasa overwhelmed, karena gak harus semua dikuasai sekaligus. Kamu bisa fokus dulu di satu aspek, misalnya gimana caranya mengelola risiko, sebelum ke analisis teknikal yang lebih rumit.

Intinya, trading itu emang nggak gampang dan banyak aspek yang harus dipelajari. Tapi, terus belajar dan ngembangin pengetahuanmu itu penting banget, bro!

Baca Juga:

 Nadeo |  29 Aug 2023
Halaman: Rekomendasi Buku Trading Terbaik Versi Finex

Yang gw pahami dalam penjelasan ini bahwa tidak semua signal yang diterima itu benar, terkadang menerima sinyal palsu. Bagaiman ane sebegai trader pemula dapat mengenali Sinyal Palsu Dari kondisi ini dan apa yang harus dilakukan ketika menerima fake signal?

 Xavier |  24 Sep 2023
Halaman: Kiat Sukses Memahami Breakout Ala Broker Finex

Memang berbeda jika seorang trader pro dengan trader pemula membaca sebuah artikel. seperti saya, waktu pertama kali saya membaca, saya kaget tentang penjelasan biaya trading Variabel dan fix dalam Memilih Broker MAXCO atau GKInvest. Namun tidak ada salahnya untuk bertanya bukan? walapun saya yakin ini pertanyaan cukup simple untuk trader, tapi saya sungguh belom tau tentang spraed yang memiliki beberapa type atau jenis.

Yang ada dibenak saya hanya broker yang menawarkan trading dengan spread ketat dan rendah. Mana saya tau kalo spread memiliki beberapa jenis, seperti Spread variable yang sebutkan dalam artikel ini. Bisakah kalian para trader pembaca bantu jelaskan Apakah spread Varibale dan FIx itu? sebenarnya ada berapa jenis spread dalam trading, dan manakah yang lebih menguntungkan untuk trading? Terima kasih sebelumnya...

 Olan |  18 Sep 2023
Halaman: Perbandingan Biaya Trading Broker Maxco Vs Gkinvest

Lala:Sbnrnya utk urusan grafik harga, mnrt gue antara MT4 dan MT5 hmpir ga ada perbedaan berarti sihh. Emang bnr klo MT4 itu, warna utk candlestick secara default itu adalah biru ama mrah, sedangkan klo MT5 itu defaultnya hitam dan putih dmana hitam itu nunjukin kenaikan harga dan putih itu nunjukkin penurunan hrga.

Perlu dicatat aja nih klo MT5 itu ada fitur gnti grafik jg. Jd kita bsa ngaturin wrna dri background dan candle. Jd klo emang terbiasa ngeliat ala MT4 yg background ptih, serta candle biru merah, monggo ubah aja kewrna tsb.

Utk perihal fungsi2, mnrt gue klu elo nya emang trader yg ga gitu ngandelin tools teknikal yg rumit, MT4 dan MT5 itu ga ada bedanya. Klo sekedar pake misalkan EMA dan Stochastic misalnya, ya ga ada bedanya kok antra MT4 dan MT5. Cman klo yg agak spesifik dan lengkap, maka trader lbh memilih MT5.

Ya overall, klo elo pindah dri MT4 dke MT5 ga bakaalan sesulit pertama klali elo memakai platform trading lahh. Ibarat kita pindah OS di smartphone dri Android versi 10 ke versi 11 gitu

 Juan |  18 Oct 2023
Halaman: Pilih Broker Gkinvest Atau Sagafx
Saham Untung
Kode Saham Last Change  
NETV 87 8.75%
HRUM 1,395 7.31%
INCO 4,790 6.92%
KLBF 1,510 4.50%
SMMA 15,100 6.15%
TRUS 430 3.86%
SILO 2,590 3.60%
MIKA 3,170 3.26%
SKRN 330 3.13%
BBKP 67 3.08%

Kamus Forex

Saham

Surat berharga yang mewakili kepemilikan atas ekuitas suatu perusahaan. Saham dapat diperjualbelikan secara langsung antara penjual dan pembeli maupun di bursa efek. Seorang pemilik saham dapat memperoleh imbal hasil berupa Dividen dan Capital Gain.

Indeks Saham

Indikator yang menggambarkan performa pasar saham pada periode tertentu. Dengan adanya indeks, tren harga saham saat ini dapat dipantau. Kenaikan sebagian besar harga saham yang tergabung dalam suatu indeks bisa mendongkrak nilai indeks tersebut.


Kirim Komentar Baru