Sejumlah dana yang harus diberikan kepada broker sebagai modal trading dan menikmati layanan yang diberikan (oleh broker tersebut).
Adalah Foreign Exchange atau pertukaran mata uang asing (valas). Sementara trading forex merujuk pada aktivitas perdagangan valas secara online untuk mendapatkan keuntungan.
Cara menganalisa pergerakan harga aset di pasar finansial berdasarkan data dan berita ekonomi tertentu. Dalam forex, analisa fundamental berkaitan dengan berita yang mempengaruhi nilai tukar mata uang.
Cara menganalisa pergerakan harga suatu aset di pasar finansial menggunakan perangkat statistik, seperti grafik (bar, line, atau candlestick) dan rumus matematis.
Adalah perusahaan, institusi, agen, ataupun individu yang bertugas mempertemukan pihak penjual dan pembeli. Broker forex secara khusus artinya perusahaan yang menghubungkan trader dengan pasar interbank untuk bertrading forex.
Lembaga yang berperan memantau operasional usaha dan menjaga ketaatan hukum broker forex di bawah naungan regulasinya. Karena perannya, regulator dianggap menyediakan jaminan perlindungan bagi trader.
Regulator seringkali adalah lembaga pemerintah bersifat otonom atau bisa juga berupa asosiasi swadaya. Regulator forex yang memiliki dasar hukum sebagai bentukan pemerintah contohnya Bappebti (Indonesia), ASIC (Australia), dan FCA (Inggris). Regulator seperti ini memiliki legitimasi lebih kuat daripada asosiasi swadaya.
Kalender yang memuat jadwal rilis berbagai data ekonomi maupun peristiwa penting terkait kebijakan moneter dan fiskal dari negara-negara yang mata uangnya diperdagangkan dalam pasar forex.
Apakah hasil analisa teknikal bisa mengalahkan hasil analisa fundamental ?
Terkadang saat tren turun, namun pada saat itu juga ada berita fundamental positif, harusnya mata uang tsb menguat, Tapi tetap hasilnya turun/negatif.
Untuk Kamal FM...
Pada dasarnya kedua teknik analisis ini hanya berbeda pada objek yang dianalisis. Analisis teknikal mengacu kepada analisis grafik yang dapat dilakukan melalui corat-coret chart, melihat signal indikator, atau memanfaatkan price action. Sedangkan analisis fundamental mengacu pada data-data perekonomian suatu negara.
Thanks.
@ Kamal FM:
Untuk data fundamental yang berdampak tinggi analisa teknikal tidak bisa mengalahkan dampak tersebut.
Misal saat pengumuman suku bunga RBNZ tanggal 10 Maret 2016 lalu, NZD/USD melemah hampir 180 pip meski sebelumnya cenderung bergerak bullish. Juga pada hari yang sama saat konperensi pers ECB, EUR/USD yang cenderung bearish mendadak melambung lebih dari 300 pip ketika Mario Draghi menyatakan tidak akan memotong suku bunga lagi.
Untuk data fundamental yang kurang berdampak atau yang biasanya tidak berdampak maka pergerakan pasar cenderung mengikuti analisa teknikal.
@ Meri:
Secara teknikal, saya pribadi menggunakan analisa trend dan momentum. Kalau sedang uptrend, antisipasinya buy, kalau sedang downtrend sell. Kapan saat untuk entry (buy atau sell) disesuaikan dengan momentum yang tepat.
Analisa trend menggunakan indikator trend, seperti moving average, MACD, ADX, Bollinger Bands, parabolic SAR. Analisa momentum menggunakan indikator oscillator seperti RSI atau stochastic.
Momentum entry bisa salah kalau misalnya saat harga bergerak uptrend, tetapi indikator oscillator menunjukkan divergensi bearish. Yang seperti ini harus dihindari.
Meski demikian, analisa teknikal hanya sebagai konfirmator dari kondisi pasar yang sedang terjadi, karena hampir semua indikator teknikal bersifat lagging atau terlambat dalam merespon pergerakan harga. Yang bersifat leading atau mendahului pergerakan harga adalah analisa sentimen pasar berdasarkan price action.
Intinya sbb:
1. Tentukan terlebih dahulu level-level resistance dan support. Kalau tidak jelas gunakan Fibonacci, baik retracement atau expansion.
2. Amati price action yang terbentuk, baik single candle maupun beberapa candle (chart pattern).
3. Amati indikator trend, apakah mengkonfirmasi price action yang terjadi.
4. Amati indikator oscillator, terjadi divergensi atat tidak. Kalau tidak, tentukan momentum entry yang tepat.
5. Kalau indikator trend tidak menunjukkan sedang trending, berarti harga sedang bergerak sideways. Ketika sideways, amati area overbought / oversold indikator oscillator, kalau overbought maka sell, dan kalau oversold buy.
@Octa Widodo: Sama saja.
Trading hanya menggunakan fundamental tidak menjamin hasilnya bisa diandalkan.
Trading menggunakan fundamental + teknikal juga tidak menjamin hasilnya bisa diandalkan.
Kenapa? Karena mengukur performa harus berdasarkan statistik, bukan kira-kira atau karena pakai metode apa.
Kalau secara statistik analisa teknikal tersebut mempunyai nilai ekspektasi profit, maka jawabannya profitable.
Kalau nilai ekspektasinya 0 apalagi minus, artinya metode tersebut tidak profitable. Baik itu fundamental ataupun menggabungkan keduanya.
Bagaimana mengukur nilai ekspektasi?
Nilai ekspektasi = (winrate x average profit) - (lossrate x average loss)
Untuk mengetahui winrate, lossrate, average profit dan average loss maka Anda harus menguji metode tersebut dengan sampel yang cukup.
Baru bisa kita simpulkan metode yang kita gunakan bisa profitable di market atau tidak. Semuanya berdasarkan data.
Siang pak, sy newbie di forex gold, mau nanya pak analisa teknikal apa ya yg bapak pakai untuk menganalisa gerakan gold ini? mohon share yaa pak,, thankyou pak
bilamana trading hanya menggunakan analisa teknikal saja tanpa menggunakan analisa fundamental, apakah hasilnya bisa diandalkan?
pak, kalau murni menggunakan analisa fundamental sendiri kira-kira bagaimana ya cara menguji strategi tersebut. saya tertarik sekali mendalami cara trading dengan fundamental ini, jika ada literatur yang bisa saya dalami mohon infonya. terima kasih
Setahuku kok nggak ada ya trader yang bisa sukses pakai analisa fundamental thok. Soalnya analisa fundamental kan nggak bisa dipakai buat milih level entry, TP, dan SL.
Udah baca banyak buku tentang cerita sukses invetsor/trader indonesia dan inggris, nggak ada tuh yang ngaku bisa sukses dengan fundamental thok
@Rara:
Trading pakai fundamental thok, ya, bisa sih. Tapi jangan di forex atau kripto.
Coba aja pakai fundamental di saham. Caranya, beli saham berkualitas yang punya valuasi murah.
Kriterianya:
Ketika ketemu saham yang masuk semua kriteria itu, nggak usah analisis teknikal lagi, langsung beli.
Data-data PBV, PER, dan lain-lain bisa di aplikasi RTI Business. Kalau bingung istilah-istilahnya, silakan cek artikel online atau buku-buku seputar analisa saham dengan fundamental.
Jawaban untuk Meri:
Saya pribadi menggunakan price action dalam menganalisa pergerakan harga.
Price action ini saya gunakan untuk 3 hal penting.
1. Menentukan arah tren
2. Menentukan level (area entry)
3. Menentukan signal/trigger entry
Untuk time frame ketiga poin di atas, gunakan sesuai tipe trading Anda.
Menentukan arah trend menggunakan harga tertinggi dan harga terendah (high dan low).
Menentukan level penting menggunakan support/resisten dan supply/demand
Menentukan trigger entry menggunakan pola grafik atau pola candlestick.
Apakah pergerakan market Gold berkorelasi dengan saham S&P 500?
@ Januzaj:
Setahu saya tidak. Memang saat ada isu resesi global indeks S&P 500 turun dan XAU/USD naik, tetapi tidak selalu begitu karena status emas sebagai aset safe haven.
@Octa Widodo:
Justru di dunia ini, lebih banyak trader pakai teknikal thok daripada fundamental thok.
Cuma, pakai teknikal thok itu gak berarti persetan sama fundamental.
Trader yang sukses itu biasanya ngerti teknikal & fundamental, trus baru milih fokus satu.
Terima kasih atas saran-sarannya mastah.
Tapi kalau untuk pemula, lebih baik direkomendasikan belajar teknikal dulu atau fundamental dulu?
@ Mardani:
Belajar analisa teknikal, fundamental dan analisa sentimen pasar dilakukan secara bersamaan, tidak ada mana yang harus didahulukan karena pada saat trader ingin membuka posisi harus mempertimbangkan ketiga faktor tersebut.
Yang pertama adalah faktor sentimen pasar dengan mengamati price action, kedua faktor fundamental dan ketiga adalah analisa teknikal sebagai alat untuk konfirmasi.
Menurut aku sendiri, analisa teknikal lebih mudah digunakan dan dipahami kalau mau dipelajari dengan niat. Semua teknik indikator menurut saya itu adalah ilmu pasti. Pasti dalam menganalisa dan mengandalkan ilmu praktek matematika.
Sedangkan analisa fundamental sepertinya lebih ke intuisi seseorang dengan menggunakan data-data yang ada. Tetapi tidak di "matematika kan". Jadi analisa fundamental tidak bisa diajarkan tetapi bisa dijadikan dasar pengembangan analisa untuk orang lain.
Ini hanya pendapat saya saja mengenai kedua teknik analisa ini dan sejauh ini saya memang lebih menemukan banyak pengetahuan tentang analisa teknikal dibanding fundamental.
Jawaban untuk Mardani:
Dua-duanya seimbang kok, tidak harus teknikal dulu atau fundamental dulu.
Kebanyakan trader biasanya akan belajar teknikal dulu karena materi tentang analisa teknikal lebih banyak tersedia di internet dibandingkan materi tentang analisa fundamental.
Sensei, pertanyaan saya
1. berdampak apa stochastic dan rsi terhadap harga?
2. Terkadang kenapa RSI atau stochastic posisi oversold tapi harga belum mampu naik dan harga menunjukkan tren menurun terus?
Itu yang ingin saya ingin mengerti.
Mohon bantuannnya...
@ andhy kusyanto:
1. Stochastics dan RSI adalah indikator oscillator yang mengukur pergerakan harga, jadi tidak mempengaruhi atau berdampak pada pergerakan harga. Yang mempengaruhi pergerakan harga terutama adalah sentimen para pelaku pasar.
2. Itu karena pergerakan harga sedang trending, dan kondisi ekstrem (overbought atau oversold) indikator oscillator seperti RSI dan stochastics memang tidak bisa diterapkan pada pasar yang trending. Pada keadaan pasar yang trending kita hanya bisa melihat adanya kemungkinan divergensi antara indikator oscillator dan pergerakan harga, sedang kondisi overbought dan oversold akan valid untuk kondisi pasar yang sideways (ranging).
Agar tidak terjebak Anda bisa menggunakan indikator kekuatan trend disamping indikator oscillator, biasanya moving averages atau ADX. Jika trend sedang kuat, abaikan overbought atau oversold dan amati kemungkinan divergensi.
Untuk keterangan lebih lanjut bisa baca:
Untuk Michael,
Yang di sebut Short Term ada trading jangka pendek, dalam satu hari perdagangan. Artinya tidak melebihi satu hari. Jika 3 – 5 hari sudah masuk katagori Long Term.
Demikin pun saat pengambilan data / analisa , time frame yang digunakan adalah berbeda. Untuk Short term biasanya menggunakan M5 – H1, sementara untuk Long Term menggunakan H4 keatas.
Untuk indicator Stoch dan RSI bisa di gunakan baik di Short atau Long Term.
Terima Kasih.
@ Anggoro:
Indikator RSI termasuk oscillator yang bisa mengamati keadaan overbought dan oversold saat pasar dalam keadaan sideways, dan mengamati keadaan terjadinya divergensi saat pasar dalam keadaan trending. Saat pasar trending maka overbought dan oversold tidak berlaku. Selan divergensi, amati juga posisi kurva pada level 50 (center line).
Untuk mengetahui cara trading dengan indikator RSI, silahkan baca: 3 Tips Trading Dengan Indikator RSI
@ Narin Adiyaman:
Indikator stochastic termasuk oscillator, sehingga efektif digunakan ketika pergerakan harga sideways. Ketika pergerakan harga sedang sideways, amati area overbought dan oversold. Sell ketika harga berada di area overbought, dan buy ketika harga berada di area oversold. Konfirmasi saat buy atau sell diamati dari perpotongan kurva %K dan %D.
Ketika pergerakan harga sedang trending (uptrend maupun downtrend) maka keadaan overbought dan oversold tidak berlaku dan bisa diabaikan. Ketika sedang trending, yang penting diperhatikan adalah apakah terjadi keadaan divergensi atau tidak.
Untuk penjelasan yang lebih lengkap mengenai penggunaan indikator stochastic, silahkan baca: Cara Membaca Indikator Stochastic Menurut 3 Macam Fungsinya
@ Ardhy Wiraatmaja:
Indikator stochastic termasuk oscillator, sehingga efektif digunakan ketika pergerakan harga sideways. Ketika pergerakan harga sedang sideways, amati area overbought dan oversold. Sell ketika harga berada di area overbought, dan buy ketika harga berada di area oversold. Konfirmasi saat buy atau sell diamati dari perpotongan kurva %K dan %D.
Ketika pergerakan harga sedang trending (uptrend maupun downtrend) maka keadaan overbought dan oversold tidak berlaku dan bisa diabaikan. Ketika sedang trending, yang penting diperhatikan adalah apakah terjadi keadaan divergensi atau tidak.
Untuk penjelasan yang lebih lengkap mengenai penggunaan indikator stochastic, silahkan baca: Cara Membaca Indikator Stochastic Menurut 3 Macam Fungsinya
saya mau tanya untuk strategi trading yang short term sekitar 3-5 hari open order itu pake stochastic atau rsi yang lebih baik dan periodenya berapa ya?
Bagaimana cara membaca dang menggunakan indikator RSI yang benar?
bagaimana cara mudah menggunakan indikator stochastic oscillator?
bagaimana cara membaca indikator stochastic untuk menemukan signal entry?
Ciri chart akan terjadi uptrend gimana pak tandanya? Makasih
@ Eko Adi:
Tidak ada isyarat yang pasti akan terjadinya uptrend ataupun downtrend.
Pergerakan reversal uptrend atau downtrend akan terjadi jika harga telah menembus level 50% Fibonacci retracement. Pengamatan juga dikombinasikan dengan pola chart tertentu yang mengisyaratkan pembalikan arah trend dan dikonfirmasikan dengan indikator teknikal serta level 50% Fibonacci retracement.
Misal pola head and shoulders yang telah terkonfirmasi mengisyaratkan pembalikan arah dari uptrend menjadi downtrend, dan pola inverse head and shoulders yang telah terkonfirmasi mengisyaratkan pembalikan arah dari downtrend menjadi uptrend.
selamat pagi pak, ini caranya menjadikan rsi dan stoch jadi satu jendela indikator bagaimana ya pak? saya pernah liat di youtube, tp tidak dijelaskan caranya.
@Usman Farid: Indikator yang Anda maksud mungkin adalah Stoch-RSI (stochastic RSI).
Kalau menggunakan platform tradingview, Anda bisa langsung masukkan indikator Stoch-RSI.
Sedangkan di platform MT4, indikator stoch-RSI bukanlah indikator bawaan sehingga Anda perlu import terlebih dahulu file indikatornya.
Kalau RSI dibuat swing trading, bagaimana baca sinyal entrynya kak?
@Ardhian: Caranya sama kok antara RSI buat swing trading maupun buat day trading.
Fungsi dari RSI adalah sebagai penunjuk level overbought (jenuh beli) dan oversold (jenuh jual).
RSI mempunyai batas atas angka 70 (penanda overbought) dan batas bawah angka 30 (oversold).
Ketika indikator RSI menunjukkan angka di atas 70 artinya overbought sehingga bisa menjadi sinyal entry sell.
Sebaliknya, ketika indikator RSI menunjukkan angka di bawah 30 artinya oversold dan bisa menjadi sinyal entry buy.
Namun, pada penerapannya tidak bisa sesederhana ini.
Anda harus menentukan arah terlebih dahulu dengan melihat struktur harga saat ini.
Apakah harga sedang trending atau sideways?
Kalau trending, tren naik atau tren turun?
Ketika tren naik, maka Anda menggunakan RSI sebagai tanda entry buy ketika indikator RSI berada di angka 30.
Sedangkan ketika tren turun, gunakan RSI sebagai sinyal entry sell ketika indikator RSI di atas angka 70.
Pagi pak..
Mohon berkenan utk buat analisa tentang JPY terbaru
Terima kasih
@ Trader Endry,
Saya pribadi masih sedang mengupayakan agar dapat memberikan ulasan analisa forex, khususnya pair forex mayor. Sehingga dalam hal ini, silakan Anda bookmark halaman analisa forex agar tidak ketinggalan update dari analisa teknikal atau peluang trading terbaru dari kami.
@Peppy Popo: Minggu ini sepertinya harga cenderung bergerak sideways atau agak melemah.
Lebih baik menunggu harga pullback ke sekitar 123-124 untuk mempertimbangkan posisi sell.
Analisa USD/JPY untuk minggu ini master. Tx