Sar

Pulihnya laju pertumbuhan pasar tenaga kerja AS periode bulan April 2015 berdampak pada penguatan indeks dollar AS pada perdagangan akhir pekan kemarin. Data Non-Farm Payrolls AS dirilis naik menjadi 223.000 dari data bulan sebelumnya yang direvisi menjadi 85.000, Data Unemployment Rate AS mengalami penurunan dari 5.5% menjadi 5.4%, sedangkan untuk data Average Hourly Earning AS dirilis melemah 0.1% dari sebelumnya 0.2%.

Seperti yang sudah diperkirakan sebelumnya, FOMC Meeting Minutes periode bulan April ini tidak terlalu banyak berubah dari sidang-sidang regular sebelumnya. Buruknya data ekonomi AS terakhir ini menjadi pertimbangan bagi The Fed untuk tidak segera menaikkan suku bunga AS. Namun, indeks dollar AS drop dari level 96.000 menuju level 94.400 semalam sebagai reaksi kekecewaan pasar.

Pekan ini pasar disibukkan untuk memperhatikan big event, sidang regular bank-bank sentral dunia, yang dapat menjadi penentu pergerakan pasar mata uang, komoditi, ataupun saham. Terdapat 4 bank sentral dunia yang akan merilis hasil pertemuan sidang regularnya di pekan ini, namun diantara keempatnya, FOMC Minutes (sidang regular The Fed) menjadi fokus utama perhatian pasar.

Keyakinan Janet Yellen menunjukkan keputusan The Fed untuk menaikkan suku bunga tidak akan terlalu bergantung pada tingkat inflasi yang rendah.

Pergerakan mata uang major currencies terpantau tidak banyak bergerak dalam range tang sempit. Semua mata tertuju pada testimoni Pimpinan The Fed, Janet Yellen, nanti malam Pk. 22.00 WIB. Pasar mengharapkan Janet Yellen dapat memberikan clue mengenai wacana dan kapan waktu yang akan dipilih The Fed untuk mulai melakukan kenaikan suku bunga Amerika Serikat (AS).

Pasar kecewa dengan sikap Yunani tersebut, namun secara umum tidak banyak berpengaruh, karena pasar Amerika Serikat libur. Performa mata uang tunggal Zona Eropa melemah seiring kekecewaan keputusan Yunani tersebut. Penembusan pola symmetrical triangle melemahkan Euro sekitar 750 pips hingga menyentuh level 1.13180.

Penguatan USD berlanjut pasca FOMC Meeting Kamis dini hari lalu. Kemungkinan pemicu sentimen terhadap USD adalah perkiraan kenaikan suku bunga hingga akhir tahun 2015.

Isu rencana kenaikan suku bunga The Fed membuat indeks S&P 500 merosot. Apakah ini mencerminkan kekhawatiran pelaku pasar? Untuk itu kita mesti tahu mengapa terjadi penjualan saham-saham, bagaimana earning perusahaan dan sampai sejauh mana pengaruh rencana The Fed terhadap pasar saham.

Saham-saham dengan PER rendah akan lebih menarik karena laba per saham yang relatif tinggi dibandingkan dengan harga sahamnya.

Di penghujung tahun ini kita telah melihat perbedaan kebijakan moneter antar bank sentral. Sementara bank The Fed telah memulai pengurangan stimulus, ECB dan BoJ malah melakukan pendekatan yang dovish atau cenderung pada suku bunga yang rendah. ECB malah sedang mempertimbangkan kebijakan moneter lanjutan yang lebih dovish. Perbedaan kebijakan moneter antar bank sentral negara-negara mata uang utama tersebut akan berperan penting dalam menentukan trend pergerakan pasar forex tahun 2014.