EUR/USD terus melemah, dan analis memperkirakan pelemahan masih akan berlanjut. Secara fundamental ada 3 hal yang menekan EUR: 1. Turunnya indeks Manufacturing PMI kawasan Euro. 2. Yield spread antara bond Jerman dan AS. 3. CPI kawasan Euro yang diperkirakan kembali turun.
US Dollar menjadi penggerak utama pasar forex minggu lalu dengan menguat terhadap hampir semua mata uang utama. Setelah pidato Yellen di Jackson Hole akhir pekan lalu diperkirakan sentimen terhadap USD minggu ini masih positif. Salah satu sebab mengapa USD akan bisa bertahan bullish adalah lemahnya mata uang Euro. Volume trading harian pasangan EUR/USD mengambil porsi hampir 30% dari total volume pasar forex dunia, maka melemahnya pasangan ini akan menyebabkan USD cenderung menguat.
Mata uang tunggal tersebut kembali melemah minggu lalu, dan meskipun EUR/USD terus melemah selama 6 minggu berturut-turut, analis memperkirakan pelemahan masih akan berlanjut baik ditinjau dari teknikal maupun fundamental. Secara teknikal kemungkinan EUR/USD akan bisa menembus level support 1.3200, dan dari tinjauan fundamental ada 3 hal yang menyebabkan kemungkinan EUR melemah.
Pertama, turunnya indeks Manufacturing PMI kawasan Euro bulan Agustus. Hasil survey Markit tersebut tentu didasarkan atas pertumbuhan ekonomi kawasan Euro kwartal kedua tahun ini yang lemah (0.0%) dan menurunnya output produksi sektor manufaktur karena berkurangnya permintaan. Indeks kepercayaan konsumen kawasan (dirilis oleh Eurostat) bulan Juli juga turun ke angka -10, yang memungkinkan ECB menurunkan proyeksi pertumbuhan kawasan untuk paruh kedua tahun ini. Hal ini akan menyebabkan investor melirik negara yang pertumbuhannya sedang naik termasuk AS yang GDP-nya rebound setelah mengalami kontraksi pada kwartal pertama tahun ini, dan ini akan semakin menekan EUR/USD.
Kedua, yield spread atau perbedaan yield bond antara Jerman dan AS yang telah mencapai -0.46 basis point, dan diperkirakan akan cenderung melebar. Ketika yield spread antara kedua negara melebar, mata uang negara dengan yield bond yang lebih tinggi (dalam hal ini USD) akan menguat terhadap mata uang negara yang yield bond-nya lebih rendah (EUR). Jika ECB akan menjalankan program stimulusnya tahun depan, yield bond akan cenderung turun, sementara The Fed diperkirakan menaikkan suku bunga tahun depan.
Ketiga, data CPI kawasan Euro bulan Agustus yang akan dirilis Jum’at minggu ini. Data inflasi ini adalah yang terpenting untuk EUR minggu ini. Perkiraan pasar tingkat inflasi tahunan kawasan Euro bulan Agustus 2014 akan turun ke angka 0.3% dari sebelumnya 0.4%. Jika ini terjadi maka kemungkinan ECB akan terpaksa bertindak pada meeting-nya bulan depan, termasuk kemungkinan program stimulus yang dipercepat.
Sumber : www.forex.com : FX Focus: The EUR Takes a Turn for the Worst