Meredanya ketegangan politik di Italia membuka jalan bagi penguatan Euro. Berikut bahasan fundamental dan teknikalnya.
Pemerintahan baru di Italia akhirnya terbentuk Jumat lalu setelah gejolak politik berbulan-bulan yang menciptakan vakum kekuasaan. Dua partai populis Five Star Movement dan League, akhirnya menyepakati koalisi untuk menjalankan pemerintahan. Kedua partai mulai melepas dua janji kampanye eksplosifnya, yaitu menggelar referendum agar Italia keluar dari zona euro, atau bahkan Uni Eropa.
Dengan terbentuknya pemerintahan, maka tidak perlu lagi menggelar pemilu ulang. Hal ini meredakan kekhawatiran pasar mengenai potensi pecahnya Zona Euro. Namun, masalah tidak selesai di sini, kondisi fiskal Italia agak memprihatinkan. Apalagi pemerintahan baru, yang dimotori kedua partai tersebut, berencana memotong pajak dan mengeluarkan stimulus anggaran yang bisa menjadi benih krisis baru.
Italia adalah salah satu negara pendiri Uni Eropa dan Zona Euro. Akan tetapi, stagnasi ekonomi bertahun-tahun dan kurangnya pembenahan menyebabkan utang membengkak, hingga kini sudah mencapai 132% PDB, yang merupakan terbesar kedua di Eropa setelah Yunani. Pemotongan pajak ditakutkan dapat memperburuk kondisi fiskal. Detailnya masih belum jelas, tetapi kedua partai ingin memberlakukan pajak baru antara 15-20%.
Dengan meredanya gejolak politik di Italia, paling tidak mengurangi tekanan pada euro untuk sementara. Euro sudah tergelincir selama tujuh minggu terakhir, membawanya ke level terendah sejak Nopember 2017. Sejak pertengahan April, Euro sudah anjlok lebih dari 5%. Selain karena gejolak politik Italia, Euro juga terjun karena kekecewaan pasar pada arah kebijakan ECB. Penguatan dollar, yang didukung oleh prospek kenaikan suku bunga the Fed, menambah tekanan ke Euro.
Dengan kondisi jenuh jual, euro seharusnya punya peluang untuk bisa rehat atau retrace. Namun, hal itu bisa terjadi bila dollar juga terkoreksi. Dengan posisi jenuh beli, dollar bisa memasuki fase penyesuaian. Apalagi kini muncul kembali isu perang dagang. GKINVEST menilai fokus minggu ini adalah pidato Presiden ECB Mario Draghi di Frankfurt yang diharapkan dapat memberi petunjuk soal arah kebijakan.
Ulasan Teknikal
Minggu lalu, Euro turun hingga mencapai level terendah 7 bulan, pada kisaran 1.1509. Harga kemudian rebound dari level tersebut, dan mampu bertahan di atas area Fibonacci 23.6%. Menurut GKINVEST, kondisi ini memungkinkan rebound jangka pendek Euro berlanjut, dengan level resistance selanjutnya berada di kisaran 1.1725, yang juga merupakan area dari Fibonacci retracement 38.2% (Penarikan garis dari high 1.1995 dan low 1.1509).
Trend bearish jangka pendek bisa saja berakhir jika ternyata minggu ini harga bertahan di atas resistance tersebut 1.1725, untuk fokus pada kenaikan selanjutnya menuju area Fibonacci Retracement 50% di kisaran 1.1762 dan area Fibonacci Retracement 61.8% di kisaran 1.1821.
Namun, jika masih gagal menembus resistance tersebut, harga kemungkinan akan cenderung mengalami konsolidasi di kisaran 1.1616 - 1.1725. Sementara itu, trend bearish akan berlanjut jika ternyata area konsolidasi ditembus, untuk fokus pada penurunan lanjutan menuju support 1.1509.
Untuk minggu ini, pergerakan euro kemungkinan akan bergerak di rentang:
- Support : 1.1616, 1.1509.
- Resistance : 1.1725, 1.1821.
GKInvest adalah broker Indonesia yang terdaftar di BAPPEBTI. Selain legal, GKInvest menawarkan biaya transaksi yang paling murah di Indonesia serta beragam fasilitas yang dapat mempermudah transaksi Anda seperti MT4 Booster, VPS dan Signal Trading gratis. Pelajari tentang GKInvest.
