Santoso: Jika mengacu pada jam trading dunia yang lebih luas, waktu terburuk trading yaitu pada awal pekan dan akhir pekan. Merujuk pada hari aktif trading, waktu ini bisa artikan sebagai hari Senin dan Jumat. Tapi tak semua hari Senin dan Jumat merupakan waktu terburuk untuk trading atau jam trading berbahaya.
Hari Senin misalnya, hanya sesi pembukaan yang bisa dianggap sebagai waktu kurang produktif untuk trading. Alasannya, market forex baru terbuka kembali sehingga terjadi gap harga antara sesi penutupan di hari Jumat dan sesi pembukaan di hari Senin.
Sementara untuk hari Jumat, waktu terburuk untuk trading yaitu saat menjelang sesi penutupan. Sebabnya, trader sudah mulai bersiap akhir pekan sehingga tak bisa konsentrasi lagi ke market. Daripada kalah karena kurang konsentrasi, banyak partisipan market yang keluar saat sesi kedua di hari Jumat.
Jika tanpa menyebut hari, jam trading dunia yang juga dianggap buruk yaitu saat market besar di area tertentu sudah tutup. Misalnya pada sesi Australia yang hanya menyisakan market Selandia Baru yang seringnya dianggap sebagai market kecil dan tak mampu menyediakan volatilitas yang baik.
Periode waktu tersebut dianggap kurang baik sehingga nilai spread bisa melebar secara signifikan. Pada dasarnya, trading pada market yang kurang likuiditas tapi volatilitas sedang tinggi bisa menghemat modal trader dalam arti posisi trading dan besaran spread saat transaksi.
Nah, ini pembahasan yang bisa membantu Anda para trader agar lebih mudah dalam melakukan trading namun jangan jadikan waktu di atas sebagai patokan keberhasilan Anda, karena keberhasilan dalam trading bisa kapanpun terjadi jadi menurut kami waktu terbaik untuk trading adalah terus mencobanya. ebenarnya tidak ada jam trading forex khusus yang bisa memberikan kepastian kapan harga murah dan mahal saat trading forex. Kita perlu analisis subjektif yang mendalam untuk mengetahuinya. Oleh karena itu kamu mendapatkan rekomendasi untuk terus menambah wawasan terkait trading sembari praktik.