Anna
| 16 Nov 2015
Secara terminologi, memang mata uang "diperdagangkan", tetapi esensinya adalah, menukarkan satu mata uang dengan mata uang lain sedemikian hingga bisa mendapatkan keuntungan dari selisihnya.
Umpama hari ini Anda menukar Rupiah untuk mendapatkan 10 Dolar dengan kurs 13,500/Dolar, lalu menjual Dolar tersebut minggu depan dengan kurs 13,700/Dolar, maka disitu ada keuntungan 200/Dolar, atau secara total, 2000 Rupiah. Yah, itu sekedar contoh yang paling simpel saja, bagaimana orang bisa mendapat keuntungan dari mempertukarkan mata uang.
Sedangkan mengenai Amerika dapat mencetak uang sebanyak yang mereka inginkan, jika Anda memahami ekonomi moneter maka Anda akan tahu bahwa itu sama sekali tidak benar. Memang banyak conspiracy theory yang mengatakan begitu, tetapi realitanya tidak mungkin. Setiap negara harus mengendalikan jumlah uang yang beredar, agar perekonomiannya stabil.
Katakanlah ada terlalu banyak uang beredar, maka ekonomi akan terjadi chaos, seperti halnya terjadi di Zimbabwe beberapa tahun lalu saat presidennya mencetak uang besar-besaran guna membiayai kampanye, tetapi kemudian yang terjadi adalah hiperinflasi dan ekonominya hancur. Tak ada satu negara pun di dunia ini yang bisa mencetak uang seenaknya, biarpun memang sudah nyaris tidak ada lagi negara yang menggunakan standar emas.